BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia berdampak pada peningkatan jumlah anak. Hal ini memberi konsekuensi pada masalah kesehatan anak antara lain masalah penyakit. Adanya penyakit ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain perkembangan fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual. Untuk mengatasi masalah penyakit ini maka diperlukan hospitalisasi. Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan darurat atau berencana mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali ke rumah. (Supartini, 2004) Selama proses tersebut anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang ditunjukkan dengan pengalamanyang sangat traumatik dan penuh dengan stres.bagi anak yang dirawat di rumah sakit, lingkungan, peralatan, tindakan dan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit dapat menimbulkan rasa cemas. Kecemasan karena perpisahan, kehilangan kontrol, ketakutan atas tubuh yang disakiti dan nyeri merupakan penyebab utama dari reaksi perilaku dari anak yang mengalami hospitalisasi, usia menunjukkan manifestasi khusus. Perilaku kehilangan kontrol menjadi lebih jelas pada todler dan pra sekolah (Wong, 2003). Reaksi terhadap penyakit atau masalah diri yang dialami anak pra sekolah seperti perpisahan, tidak mengenal lingkungan atau lingkungan asing, hilangnya kasih sayang, bodi image maka akan bereaksi seperti regresi yaitu hilangnya kontrol, displacemen, peka dan pasif seperti menolak makan dan lain- lain. Terapi bermain merupakan terapi pada anak yang menjalani hospitalisasi. Pada saat dirawat di rumah sakit anak akan mengalami berbagai perasaan tidak menyenangkan seperti marah, takut, cemas dan nyeri. Dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stres yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
anak karena bermain sangat diperlukan untuk perkembangan anak (Supartini, 2004). Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, emosional dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak akan berkatakata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan dengan mengenal waktu, jarak dan suara (Wong, 2003). Untuk anak, bermain adalah pekerjaan mereka. Hal ini dapat menjadi alat yang paling efektif untuk menangani anak yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Bermain di rumah sakit membuat normal sesuatu yang asing dan kadang kondisi lingkungan yang tidak ramah dan memberi jalan untuk menurunkan tekanan. Mainan pengalih memungkinkan anak berfokus pada perhatian mereka pada pengalaman yang menyenangkan dan untuk memainkan situasi yang terjadi pada saat anak menggabungkan antara kenyataan dan imajinasi. Bermain membantu anak memahami ketegangan dan tekanan, mengembangkan kapasitas mereka dan menguatkan pertahan-an mereka(potter Perry 2006). Perawat sebagai orang yang memberi asuhan keperawatan dan berhubungan langsung selama 24 jam menentukan pengaruh hospitalisasi. Untuk mengurangi kecemasan maupun ketakutan akibat hospitalisasi maka perlu dilakukan terapi bermain. Anak usia pra sekolah sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif dalam melakukan permainan. Selain itu kemampuan motorik usia pra sekolah sudah lebih matang dibandingkan dengan todler. Karena itulah anak usia pra sekolah bisa diberikan permainan yang lebih bervariasai dibandingkan usia todler. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bermain dapat digunakan sebagai tindakan teraupetik seperti bermain puzzle, mewarnai, menggambar dan origami. Bermain origami merupakan permainan yang dapat merangsang aktifitas dan khayalan pada anak usia pra sekolah. Berkaitan dengan upaya mengatasi masalah yang timbul baik pada anak maupun orang tua selama anaknya dalam perawatan di rumah sakit, fokus intervensi keperawatan adalah meminimalkan stressor, memaksimalkan manfaat hospitalisasi, memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga dan mempersiapkan anak sebelum dirawat di rumah sakit ( Supartini 2004 ). Adapun data anak usia pra sekolah yang dirawat di ruang mawar RSUD Kraton Pekalongan pada bulan mei 2012 sebanyak 35 orang, juni 2012 sebanyak 25 orang dan juli 2012 sebanyak 23 orang. Banyaknya anak yang menangis dan menolak
jika akan dilakukan tindakan keperawatan, belum adanya mainan di ruang mawar, dan belum pernah dilakukannya penelitian mengenai pengaruh bermain origami terhadap kecemasan anak di ruang mawar itulah yang mendasari penulis ingin mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi dengan menggabungkan tehnik bermain dan kegiatan pengalih kedalam kegiatan sehari hari dengan mengambil judul Pengaruh bermain origami terhadap kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi di ruang mawar RSUD Kraton Pekalongan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas di rumuskan permasalahan sebagai berikut 1. Seberapa berat tingkat kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi. 2. Apakah ada pengaruh antara bermain origami terhadap kecemasan pada anak usia pra sekolah. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhbermain origami terhadap kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi di ruang mawar RSUD Kraton Pekalongan. 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi sebelum dilakukan terapi bermain dan sesudah dilakukan terapi bermain. b. Menganalisa pengaruh terapi bermain origami terhadap kecemasan anak usia pra sekolah. D. Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagi penderita Dapat mengurangi kecemasan pada pasien anak khususnya usia pra sekolah akibat hospitalisasi dengan menggunakan terapi bermain. 2. Bagi peneliti Menambah pengetahuan yang nantinya dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan anak khususnya usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi.
3. Bagi institusi Dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan dengan memberikan fasilitas bermain di ruang anak sesuai perkembangan anak. 4. Bagi pendidikan Memberi masukan pentingnya terapi bermain bagi anak yang mengalami hospitalisasi dalam asuhan keperawatan. E. Bidang ilmu Dalam penyusunan dan penulisan proposal ini peneliti menggunakan pendekatan ilmu kaperawatan anak. F. Originalitas penelitian Tabel 1.1. No Judul penelitian Nama peneliti dan tahun Variabel yang diteliti Metode penelitian Hasil penelitian Beda Penelitian 1. Pengaruh terapi Yuli Dependen Quasi Ada pengaruh Jenis permainan nya bermain terhadap Kurniawati, Kecemasan eksperimen terapi bermain tidak spesifik dan tingkat kecemasan 24/11/ 2009 usia todler terhadap dilakukan pada anak anak usia todler Independen tingkat usia todler, akibat Terapi kecemasan anak sedangkan hospitalisasi di bermain usia todler penelitian yang Rumah Sakit akibat dilakukan oleh Umum Daerah hospitalisasi peneliti permainan Tugurejo bersifat spesifik Semarang berfokus pada origami dan dilakukan pada usia pra sekolah. 2. Pengaruh terapi Siti Dependen Quasi Ada pengaruh Jenis permainan nya bermain terhadap Masruroh, Kecemasan eksperimen terapi bermain tidak spesifik dan tingkat kecemasan 30/12/2009 usia sekolah terhadap tingkat dilakukan pada anak anak usia sekolah Independen kecemasan anak usia sekolah, yang menjalani Terapi usia sekolah sedangkan rawat inap di bermain penelitian yang Rumah Sakit dilakukan oleh Roemani peneliti permainan
bersifat spesifik berfokus pada origami dan dilakukan pada usia pra sekolah.