BAB I PENDAHULUAN. Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin. meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia yang serius. World Health Organization (WHO) merupakan yang tertinggi di dunia (Wild, et al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. (DM) merupakan salah satu penyakit Non-Communicable Disease

BAB I PENDAHULUAN. Kaki diabetik merupakan komplikasi dari diabetes melitus (DM) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. degeneratif dan salah satu penyakit tidak menular yang meningkat jumlahnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak dapat


BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

HUBUNGAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PERSADIA CABANG KOTA SURAKARTA PUBLIKASI ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes saat ini menjadi masalah besar di seluruh. dunia dengan insidensi yang diperkirakan akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Prevalensi penyakit diabetes mellitus terus meningkat tiap tahunnya.

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB 1 I. PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya ( American Diabetes Association, 2013). Pasien DM

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevelensi Diabetes Melitus (DM) setiap tahunnya semakin meningkat, berdasarkan data dari World Health Organization / WHO (2012) penderita DM dunia di tahun 2000 berjumlah 171 juta dan diperkirakan meningkat menjadi tiga kali lipatnya, yaitu sekitar 366 juta penderita di tahun 2030. Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai 8.4 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21.2 juta pada tahun 2030 (WHO, 2012). Di jawa tengah angka penderita yang terkena diabetes mencapai 125 ribu (Dinkes Jawa Tengah, 2011). Angka kejadian diabetes melitus pada tahun 2014 di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta mencapai jumlah 251.584 pasien rawat jalan dan 45.074 pasien rawat inap (Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta, 2015). Diabetes Melitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolic yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa di dalam darah (hiperglikemi) yang terjadi akibat gangguan sekresi insulin, penurunan kerja insulin, atau akibat dari keduanya (American Diabetes Association/ADA, 2011). Berdasarkan klasifikasinya DM dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu tipe 1 DM tergantung insulin, tipe 2 DM tidak tergantung insulin, DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya (diabetes sekunder) 1

2 dan DM gestasional (ADA, 2003 ; Black & Hawks, 2009). DM tipe 2 merupakan tipe yang paling sering ditemukan dibandingkan dengan tipe lainnya, pusat pengendalian penyakit departemen kesehatan Amerika Serikat tahun 2005 melaporkan bahwa 90% dari seluruh penderita DM merupakan DM tipe 2 dan sering terjadi pada usia 40 tahun (Black & Hawks, 2009) Penderita DM tipe 2 memiliki resiko komplikasi yang tidak jauh berbeda dengan DM tipe 1 (Smeltzer & Bare, 2002 ; Maulana 2012) komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita DM sangat komplek karena dapat menyerang organ-organ vital tubuh. Komplikasi DM secara umum di bagi menjadi 2 (dua), yaitu komplikasi akut (hipoglikemi, hiperglikemia ketoasidosis dan hperglikemia hyperosmolar nonketotik) serta komplikasi kronis (PJK, penyakit serebrovaskular, hipertensi, infeksi, penyakit vaskular parifer, penyakit arteri parifer, neuropati, retinopati, dan ulkus kaki diabetik) (Black & Hawks, 2009). Komplikasi terjadi dalam kurun waktu 5-10 tahun setelah diagnosis di tegakkan (Smaltzer dan Bare, 2010). Sedangkan menurut penelitian Yuhelma, Hasneli & Nauli (2014), akibat tingginya glukosa darah dalam jangka waktu yang lama akan mempercepat terjadinya komplikasi sehingga banyak penderita DM mengalami komplikasi kurang dari 5 tahun.

3 Menurut Kirsner (2010), akibat dari lama menderita penyakit DM dan tingginya hiperglikemia dapat menimbulkan efek samping neurologis yang dapat mempengaruhi sistem saraf perifer. Salah satu komplikasi dari diabetes melitus tipe 2 yang mempengaruhi sistem saraf parifer yaitu Paripheral Arthery Disease (PAD) merupakan suatu kondisi dimana terdapat lesi di pembuluh darah sehingga menyebabkan aliran darah dalam arteri yang mensuplai darah ke ekstremitas menjadi terbatas dan penyakit ini juga sangat ditakuti karena mempengaruhi kualitas hidup dan fungsi sosial penderitanya (Williams & Wilkins, 2011). Price & Wilson (2005) mengatakan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara lama menderita DM dan gangguan sirkulasi perifer, kadar gula di dalam darah yang tinggi secara terus menerus dapat merubah dan merusak jaringan pembuluh darah. Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan pada kecurigaan adanya PAD adalah pengukuran Ankle brachial index (ABI) yang merupakan rasio tekanan darah pada ankle dan lengan. Nilai ABI dianggap normal apabila 1.0 sedangkan nilai ABI 0.9 dapat membantu menegakkan diagnosis PAD (Williams & Wilkins, 2011). Semakin rendah nilai ABI maka akan meningkatkan risiko tinggi penyakit vaskular (Kirsner, 2010). Pada kondisi tersebut pasien seringkali mengeluhkan klaudikasio (nyeri pada ekstremitas), sementara

4 itu jika indeks sudah mencapai <0.5, penderita biasanya sudah mengalami klaudikasio pada saat istirahat (Williams & Wilkins, 2011). Peningkatan enzim seperti reduktase aldose dan sorbitol redehidrogenase yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah, mengakibatkan perubahan glukosa menjadi sorbitol dan fruktosa sehingga gula menumpuk pada pembuluh darah (Singh, Pai, & Yuhhui, 2013). Kondisi tersebut akan menyebabkan pembuluh darah perifer menjadi lebih mudah mengalami penebalan dan sklerotik yang memicu terjadinya penyakit pembuluh darah perifer. Hal tersebut dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan nilai ankle brachial index (ABI) (Azwaldi, 2012). Lama seseorang yang menderita diabetes melitus lebih dari 20 tahun dapat mempengaruhi nilai ABI yaitu kurang dari 0,9 dengan nilai OR=1,54 yang berarti lama seseorang menderita diabetes melitus dapat berpengaruh terhadap nilai ABI sebesar 1,54 kali, dengan tingkat kepercayaan 95% (Escobedo, Rana, Lombardero, et al, 2010). Namun hal tersebut tidak sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh Azwaldi (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara lama responden menderita diabetes melitus dengan nilai ABI responden, dengan nilap p value = 0,366.

5 B. Rumusan Masalah Diabetes melitus dikenal memiliki banyak komplikasi, salah satunya adalah PAD, biasanya komplikasi akan muncul pada 5-10 tahun. Akibat dari lama menderita panyakit diabetes melitus dapat mengakibatkan penebalan pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan aliran darah mudah tersumbat hingga mengakibatkan kematian. Hal tersebut dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan nilai Ankle brachial index (ABI). Adanya perbedaan durasi pada penderita diabetes melitus mengakibatkan nilai ABI pada setiap penderita diabetes melitus berbeda-beda. Meskipun lama seseorang menderita diabetes melitus dapat mempengaruhi nilai ABI, namun pada kenyataannya beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda, ada yang menunjukkan hasil bahwa semakin lama menderita diabetes melitus maka semakin rendah nilai ABI dan ada yang menunjukkan hasil bahwa semakin lama menderita diabetes maka semakin tinggi nilai ABI. Hal ini dikarenakaan masih jarangnya penelitian yang mencoba menghubungkan antara lama menderita diabetes melitus dengan nilai ABI. Berdasarkan latar belakang diatas, didapati rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apakah ada hubungan antara lama menderita diabetes melitus dengan nilai ankle brachial index pada penderita diabetes melitus tipe 2?.

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui adanya hubungan antara lama menderita diabetes melitus dengan nilai ankle brachial index pada penderita diabetes melitus tipe 2. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui lama menderita diabetes melitus pada penderita diabetes melitus tipe 2. b. Untuk mengetahui nilai ankle brachial index pada penderita diabetes melitus tipe 2. c. Untuk menganalisa adanya hubungan antara lama menderita diabetes melitus dengan nilai ankle brachial index pada penderita diabetes melitus tipe 2. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat seperti berikut : 1. Bagi penderita diabetes melitus Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi penderita diabetes melitus untuk mengindentifikasi lebih dini adanya komplikasi diabetes melitus tipe 2, seperti Peripheral Arterial Disease (PAD), Coronary Artery Desease (CAD), ulkus dan

7 penyakit cardiovaskular lainnya dengan cara melakukan pemeriksaan ABI. 2. Bagi institusi pelayanan kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk pelayanan kesehatan dalam upaya pencegahan komplikasi, seperti PAD, CAD, ulkus dan penyakit kardiovaskular lainnya pada penderita DM secara dini dengan melakukan pemeriksaan ABI. 3. Bagi institusi pendidikan Memberikan gambaran dan menyediakan data dasar yang dapat di gunakan penelitian selanjutnya yang terkait dengan kasus diabetes melitus. 4. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah informasi bagi peneliti terkait dengan hubungan lama menderita diabetes melitus dengan nilai ABI serta turut melakukan upaya pencegahan terjadinya komplikasi, seperti PAD, CAD, ulkus dan penyakit kardiovaskular lainnya pada penderita diabetes melitus tipe 2. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Khairani (2011) dengan judul Korelasi antara Nilai Brachial Index dengan Status Kognitif pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Lanjut Usia. Jenis penelitian ini

8 adalah kuantitatif dan dengan metode cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang positif antara nilai ABI dengan MMSE. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel penelitian, yaitu pada penelitian ini menggunakan variabel bebas Ankle brachial index dan pada variabel terikatnya menggunakan status kognitif. Sedangkan pada peneltian yang akan dilakukan menggunakan variabel bebas lama menderita dan variabel terikat ankle brachial index. Selain itu perbedaan juga terdapat pada tempat dan waktu penelitian serta kriteria responden. Penelitian ini dilakukan di poliklinik geriatric RSUP Dr. Kariadi pada bulan April-Juli 2011 dengan responden lansia yang menderita DM tipe 2. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan di Bangsal Melati 1 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan November-Desember 2015 dengan responden semua penderita DM tipe 2 yang ada di Bangsal Melati 1 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Delang (2006) dengan judul Hubungan Kadar Gula Darah dan Lama Menderita Diabetes Melitus Derajat Retinoati Diabetika di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan retrospektif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan belum

9 adanya hubungan antara kadar glukosa darah terhadap derajat Retinopati Diabetika, sedangkan lama menderita diabetes mempunyai hubungan yang bermakna terhadap derajat Retinopati Diabetika. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel penelitian, yaitu pada penelitian ini menggunakan variabel bebas kadar glukosa darah dan lama menderita diabetes, dan variabel terikat derajat retinopati diabetika. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel bebas lama menderita dan variabel terikat ankle brachial index. Selain itu perbedaan juga terdapat pada jenis penelitian dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan rancangan retrospektif. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis penelitian deskriptif koleratif dengan rancangan cross sectional. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari- Desember 2006 di instalasi rawat jalan dan rawat inap bagian penyakit dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan di Bangsal Melati 1 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan November-Desember 2015 dengan responden semua penderita DM tipe 2 yang ada di Bangsal Melati 1 dan Melati 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta