Economic Education Analysis Journal

dokumen-dokumen yang mirip
Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

Linda Syarif 1, Zulfa Amrina 1, Syafni Gustina Sari 1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Economic Education Analysis Journal

Economic Education Analysis Journal

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Joyful Learning Journal

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

Yuanis et al., Penerapan Model Quantum Learning...

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI SDN 17 PINTI KAYU KETEK SOLOK SELATAN

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA MATERI SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 KISARAN T.P.

Journal of Elementary Education

catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

Rahayu et al., Peningkatan Aktivitas Belajar...

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Journal of Physical Education, Health and Sport

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

ABSTRACT. Keywords: Cooperative, Two Stay Two Stray, Learning Outcomes.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V DENGAN MEDIA GRAFIS KARTU DI SDN 01 LASUNG BATU PAUH DUO KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH DI SDN 04 KAMPUNG OLO NANGGALO PADANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN EDMODO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PEMASARAN DI SMK NEGERI 1 JEMBER TAHUN AJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MELALUI STAD

PENGGUNAAN STRATEGI INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII A DI SMPN I GENENG NGAWI TAHUN AJARAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode Pembelajaran Gallery Walk, proses belajar, hasil belajar.

ABSTRAK. Kata Kunci : Kooperatif, Make A Match, dan Hasil Belajar Bahasa Inggris,.

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

Economic Education Analysis Journal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

Machthumah et al., Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing...

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Dina Safitri, Masjudin, Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

INCREASED INTEREST IN STUDYING GRADE IIIA IN LEARNING SOCIAL STUDIES THROUGH THE TECHNIQUES OF ICE BREAKER IN SD KARTIKA 1-10 PADANG

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Disusun Oleh : I Gede Surata,SPd. NIP : Guru Praktek Tata Boga PEMERINTAH KOTA PALEMBANG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

Penerapan Model Pembelajaran Guided Note Taking

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

ABSTRACT. Keywords: Cooperative, Jigsaw, Cultural History of Islam. implementation of model cooperative learning type of jigsaw on the subjects of

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

Abstrak. Kata Kunci : menyimak wawancara, model think pair share, penerapan model think pair share, peningkatan kemampuan menyimak wawancara.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

Transkripsi:

EEAJ 2 (3) (2014) Economic Education Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TERBENTUKNYA HARGA PASAR DENGAN PENERAPAN MODEL CORE PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 UNGARAN Lala Sakuntala Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel SejarahArtikel: Diterima Februari 2014 Disetujui Februari 2014 Dipublikasikan Maret 2014 Keywords: Achievement; Learning Activities; Learning Model CORE. Abstrak Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran di SMP N 2 Ungaran berawal dari penggunan metode dan model pembelajaran yang digunakan guru pada saat pembelajaran. Dalam pembalajaran guru cenderung masih menggunakan ceramah, sehingga menyebabkan kurangnya interaksi dan motivasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi awal di SMP N 2 Ungaran, diperoleh data bahwa 53,12% siswa belum tuntas dalam pembelajaran materi harga keseimbangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada peningkatan menggunakan model pembelajaran CORE terhadap aktivitas dan hasil belajar pokok bahasan pembentukan harga pasar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Ungaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP N 2 Ungaran dengan menerapkan model pembelajaran CORE. Rancangan penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian siklus I menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,2 dengan ketuntasn klasikal 72%. Untuk hasil penelitian siklus II menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 78.9 dengan ketuntasan klasikal 88%. Hasil aktivitas siswa dan guru meningkat dengan diterapkannya model pembelajaran CORE. Terlihat pada hasil aktivitas siswa siklus I sebesar 70% meningkat menjadi 87.5% pad siklus II. Sedangkan aktivitas guru pada siklus II sebesar 75% meningkat menjadi 95% pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran CORE pada materi harga keseimbangan. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian adalah perlu adanya kesiapan guru sebelum memulai pelajaran, guru hendaknya mampu menguasai kelas dengan baik, dan memilih metode yang tepat untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar. Abstract The problems that arise in learning in SMP 2 Ungaran originated from the use of learning methods and models used by teachers during lessons. In lessons teachers tend to still use the lecture, thus causing a lack of interaction and student motivation during the learning takes place. Based on the results of preliminary observations in SMP N 2 Ungaran, data showed that 53.12% of students have not been completed in a matter of learning the equilibrium price. The purpose of the study is to determine whether there is an increased use of the CORE model of activity and student achievement subject of market price in SMP N 2 Ungaran. The subjects were VIII D grade students of SMP N 2 Ungaran by applying the CORE learning model. The design of this study is a class action consisting of two cycles, each cycle includes planning, implementation, observation, and reflection. Results of first cycle studies showed an average of 74.2 student learning outcomes with classical completeness 72%. For the second cycle study results showed an average of 78.9 student learning outcomes with classical completeness 88%. Results of student and teacher activity increased with the implementation of the CORE learning model. Seen in the results of the first cycle of student activity by 70% increasing to 87.5% pad the second cycle. While the activities of teachers in the second cycle of 75% increased to 95% in the second cycle. Based on the above results it can be concluded that an increase in activity and student learning outcomes using CORE learning model at the price of the material balance. Suggestions related to the research is the need for readiness teacher before starting the lesson, the teacher should be able to master classes with well, and choosing the appropriate method to be applied in teaching and learning. 2014UniversitasNegeri Semarang Alamatkorespondensi: GedungC6Lantai1 FEUnnes KampusSekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: lalasakuntala05@yahoo.com ISSN 2252-6544 164

PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu faktor penunjang perkembangan dan kemajuan dari suatu bangsa. Maka dari hasil belajarnya. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi itu, pembangunan dalam bidang melakukan kegiatan. Tidak ada belajar pendidikan mendapat perhatian yang besar dari pemerintah. Tingginya perhatian pemerintah terhadap pembangunan dalam bidang pendidikan dianggap wajar karena untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa indonesia yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencerdaskan kehidupan masyarakat, serta mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan memungkinkan masyarakatnya dalam mengembangkan diri dari segi rohani dan jasmani sesuai dengan dasar negara indonesia yaitu pancasila. Aktivitas siswa dalam proses kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas siswa disini dimaksudkan dalam keaktifan siswa dalam menganggapi masalah yang terjadi dalam proses belajar. Dari Hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Ungaran diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas VIII pada materi terbentuknya harga pasar mendapatkan hasil yang kurang memuaskan dengan nilai evaluasi yang dilakukan oleh guru masih banyak dijumpai beberapa nilai yang berada dibawah batas minimal ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu 75. pembelajaran akan mempengaruhi No Kelas Tabel 1.1 Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VIII UH KD 7.1 UH KD 7.2 UH KD 7.3 UH KD 7.4 Tidak Tidak 165 Tidak Tidak 1. VIII A 84.37 15.63 78.12 21.88 84.37 15.63 78.12 21.88 2. VIII B 75 25 71.87 28.13 78.12 21.88 75 25 3. VIIIC 78.12 21.88 78.12 21.88 71.87 28.13 68.75 31.25 4. VIIID 78.12 21.88 87.5 12.5 78.12 21.88 53.12 46.88 5. VIII E 75 25 71.87 28.13 78.12 21.88 68.75 31.25 6. VIII F 87.5 12.5 78.12 21.88 68.75 31.25 84.37 15.63

Sumber : SMP Negeri 2 Ungaran Tahun 2012 Keterangan: KD 7.1 :Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya. KD 7.2 :Mendeskripsikan pelaku-pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia KD 7.3 : Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional KD 7.4 : Mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta terbentuknya harga pasar Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa prosentase nilai ulangan harian mendeskripsikan permintaan dan penawaran serta terbentuknya harga pasar adalah yang paling rendah. Adapun kelas yang memperoleh nilai paling rendah adalah kelas VIII D dengan prosentase nilai kelulusan nilai ulangan harian sebesar 53.12 %. Hal ini menunjukkan masih rendahnya penguasaan siswa terhadap materi tersebut, selain itu keaktifan siswa yang masih rendah juga menyebabkan perolehan nilai yang rendah juga. Berdasarkan observasi, diantara kelas VIII A sampai VIII F, dipilih kelas VIII D sebagai kelas yang ingin diteliti karena kelas tersebut memperoleh nilai rata rata ketuntasan yang paling rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan siswa belum mampu menguasai materi terbentuknya harga pasar, yaitu pembelajaran saat ini suasana kelas cenderung teacheredcentered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian, guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan bahan praktik, cukup dengan menjelaskan konsep konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir,dan memotifasi dirinya sendiri. Salah satu model pembelajaran yang akan digunakan oleh peniliti untuk meningkatkan hasil belajar harga keseimbangan adalah dengan model CORE (connecting, organizing, reflecting, dan extending). Harmsen (2005) menyatakan bahwa elemenelemen tersebut digunakan untuk 166

menghubungkan informasi lama dengan informasi baru, mengorganisasikan sejumlah materi yang bervariasi, merefleksikan segala sesuatu yang siswa pelajari dan mengembangkan lingkungan belajar. Model ini akan sangat cocok jika diterapkan dalam materi harga keseimbangan karena di dalam model CORE terdapat 4 aspek yang sangat mendukung dalam pembelajaran materi harga keseimbangan, contohnya yaitu aspek connecting yang berarti menghubungkan konsep lama dengan konsep baru, ini akan sangat membantu dalam materi harga keseimbangan karena di dalam materi harga keseimbangan erat kaitanya dengan permintaan dan penawaran, sedangkan materi permintaan dan penawaran dipelajari lebih dulu, sehingga guru harus menghubungkan materi yang lalu dengan materi yang akan diajarkan sekarang. Model pembelajaran CORE yaitu model pembelajaran yang mencakup empat aspek kegiatan yaitu connecting, organizing, reflecting, dan extending. Adapun keempat aspek tersebut adalah : 1. Connecting (C) 167 Merupakan kegiatan mengoneksikan informasi lama dan informasi baru danantar konsep.proses ini juga membuat siswa memaknai keterkaitan materi lebih mendalam sehingga siswa mampu menarik kesimpulan dan memahami materi yang diberikan dalam setiap pertemuan. 2. Organizing (O) Pengorganisasian ide-ide untuk memahami materi yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Proses Organizing dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas mampu membuat siswa terbiasa menyampaikan ide-ide atau pendapat mengenai strategi pemecahan masalah yang ada di pikirannya dan menerima pendapat orang lain, proses ini membuat siswa berpikir lebih terbuka. 3. Reflecting (R) Merupakan kegiatan memikirkan kembali, mendalami, dan menggali informasiyang sudah

didapat.proses Reflecting dimana siswa diberi kesempatan untuk mengkaji ulang strategi pemecahan masalah yang telah dilakukan, memahami materi yang telah didapatkan dalam proses diskusi, mempelajari strategi orang lain dan memikirkan strategi yang tepat membuat siswa mampu menyadari kekeliruan saat mengerjakan soal dan berusaha memperbaikinya. 4. Extending (E) Merupakan kegiatan untuk mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan. Menurut Anisa Wijayanti dalam jurnal Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta dimana dengan menggunakan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII dalam pokok bahasan permintaan dan penawaran uang. Menunjukkan bahwa keaktifan siswa dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini terbukti dengan keaktifan siswa pada saat siklus I sebesar 57,82% (cukup aktif) ketuntasan klasikal hasil belajar sebesar 68,18%. Pada saat siklus II keaktifan siswa meningkat menjadi 78,9% (aktif) hasil belajar siklus II juga terjadi peningkatan yaitu ketuntasan klasikal sebesar 95,45%. Secara keseluruhan dari siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah dilakuakan pembelajaran CORE, peningkatan hasil belajar ini dikarenakan pada pembelajaran CORE menekankan pada keaktifan siswa, jadi dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk selalu aktif dan merespon dengan baik setiap aktifitas selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran CORE dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pemaparan tersebut diatas, peneliti akan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Terbentuknya Harga Pasar Dengan Penerapan Model CORE Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Ungaran 168

METODE PENELITIAN Dalam penelitian tindakan kelas peneliti sebagai observer, sedangkan guru mata pelajaran ekonomi menjadi pengajar. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Proses yang mencakup 4 tahap ini disebut dengan satu siklus. Untuk siklus kedua dilakukan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pada siklus pertama dengan sub konsep yang sama yang belum tertuntaskan. Perbaikan terhadap rancangan selanjutnya dapat dilakukan pada siklus ketiga, akan tetapi jika sudah dianggap berhasil atau menunjukan peningkatan kinerja, maka penelitian dihentikan pada siklus kedua. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasaran penelitian dua siklus, masing-masing mengalami peningkatan baik dari aktivitas maupun hasil belajarnya, dapat dilihat berikut ini : a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Observasi pada aktivitas ini dilakukan oleh peneliti dengan mengamati aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dan mencatatnya dalam lembar pengamatan yang telah disediakan. Hasil pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut: 169

Tabel 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I No Aspek yang dinilai Skor 1 2 3 4 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru Aktivitas siswa dalam menuliskan informasi penting penjelasan meteri dari guru Kemampuan siswa dalam mengajukan pendapat Aktivitas siswa dalam menjawabpertanyaan dari guru Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil pekerjaannya Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan Keikutsertaansiswadalamdiskusikelompok Kamampuan siswa dalam menerima materi pelajaran Kemampuan siswa dalam mendengarkan pendapat orang lain Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan Jumlah 2 2 2 4 Jumlah Skor 2 4 6 16 Jumlah skor maksimal 40 Sumber: Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I tahun 2013 Kriteria Penilaian: Skor 1 jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 25% Skor 2 jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 26% - 50% Skor 3 jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 51% - 75% Skor 4 jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 76% - 100% Penilaian =x 100% = x 100% = 70% Berdasarkan tabel 4.2. diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CORE sedangkan sisanya 30% belum aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. b.hasil Belajar Siswa 170

Tabel 4.4 Hasil Post Test Siklus I No. Keterangan Siklus I Nilai tertinggi 95 Nilai terendah 50 Rata-rata nilai tes 74,2 Siswa tuntas 24 Siswa tidak tuntas 8 Persentase ketuntasan klasikal 72% Indikator Ketercapaian 75% Sumber: Data perhitungan hasil post test siklus I Dari hasil post test siklus I, nilai tertinggi yaitu 95 dan nilai terendah yaitu 50. Nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 74,2 dengan persentase ketuntasan klasikal yaitu sebesar 72%. Hasil analisa evaluasi menunjukkan 24 siswa mencapai ketuntasan belajar dan 8 siswa belum tuntas. Dari hasil analisa, siswa yang aktivitas selama proses pembelajaran buruk cenderung memiliki nilai yang kurang baik atau tidak mencapai KKM. Penelitian pada siklus I ketuntasan klasikal belum memenuhi indicator ketercapaian yang ditetapkan sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. a. Hasil observasi aktivitas siswa Hasil observasi aktiitas siswa dengan model pembelajaran CORE pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: 171

No Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II Skor Aspek yang dinilai 1 2 3 4 Perhatian siswa terhadap penjelasan guru Aktivitas siswa dalam menuliskan informasi penting penjelasan meteri dari guru Kemampuan siswa dalam mengajukan pendapat Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru Kemampuan siswa dalam menyampaikan hasil pekerjaannya Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan Keikutsertaan siswa dalam diskusi kelompok Kamampuan siswa dalam menerima materi pelajaran Kemampuan siswa dalam mendengarkan pendapat orang lain Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan Jumlah 0 1 3 6 Jumlah Skor 0 2 9 24 Jumlah skor maksimal 40 Sumber: Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II Kriteria Penilaian: Skor 1 jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 25% Skor 2 jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 26% - 50% Skor 3 jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 51% - 75% Skor 4 jika jumlah siswa yang melakukan sebesar 76% - 100% Penilaian =x 100% = x 100% = 87.5% Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa 87.5% siswa aktifdalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CORE sedangkan sisanya 12.5% kegiatan pembelajaran. b.hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus II dengan model pembelajaran CORE dapat dilihat pada tabel berikut: siswa belum aktif mengikuti 172

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II No. Keterangan Siklus II Nilai tertinggi 95 Nilai terendah 65 Rata-rata nilai tes 78.9 Siswa tuntas 28 Siswa tidak tuntas 4 Persentase ketuntasan klasikal 88 Sumber: Data perhitungan hasil belajar siswa siklus II Dari hasil belajar siswa siklus II, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 95 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 65. Nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 78.9 dengan persentase ketuntasan klasikal adalah 88%. Dari jumlah siswa 32, terlihat bahwa 28 siswa mencapai ketuntasan belajar dan 4 siswa masih belum tuntas. Pada penelitian siklus II ini ketuntasan klasikal sudah memenuhi indikator ketercapaian yang ditetapkan, sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Ungaran, menunjukkan bahwa pada observasi awal diperoleh data nilai rata-rata ulangan harian sebelum diadakan penelitian sebesar 71,8 dengan ketuntasan klasikal 42,86%. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran CORE diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus I sebesar 74,2 dengan ketuntasna klasikal 72%. Hasil belajar siswa siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 78.9 dengan ketuntasan klasikal 88%. Berdasarkan hasil penelitian siklus I maupun siklus II, hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran COREmengalami peningkatan. Besarnya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini: 173

Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II No Keterangan Siklus I Siklus II 1. Nilai tertinggi 95 95 2. Nilai terendah 45 65 3. Rata-rata nilai tes 74,2 78.9 4. Ketuntasan belajar siswa 72 88 Sumber: Data hasil belajar siklus I, dan siklus II Hasil belajar siswa berupa nilai pertanyaan dari guru, dan dalam rata-rata dan persentase ketuntasan dengan menggunakan model pembelajaran CORE mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang terencana dengan baik. Model pembelajaran CORE memiliki kerangka rancangan pembelajaran yang meliputi Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending yang menciptakan konsep motivasi. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran memiliki dampak positif untuk siswa, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian siklus I diketahui bahwa pelaksanaan model pembelajaran CORE sudah baik, tetapi masih ada beberapa aspek yang harus diperbaiki. Dalam pembelajaran siswa belum sepenuhnya aktif dalam mangikutinya, hal ini disebabkan siswa kurang aktif dalam menjawab 174 menyampaikan hasil diskusi di depan kelas siswa masih belum berani dan malu. Dalam mengajukan pertanyaan, siswa juga belum berani untuk mengungkapkannya. Hasil observasi siklus I terlihat bahwa keaktifan siswa mencapai 70%, ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa sudah mulai ada dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CORE. Siswa mampu menyelesaikan soal dan tugas yang diberikan oleh guru. Selain aktivitas siswa, peneliti juga meneliti aktivitas guru dalam proses pemebalajaran. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CORE sudah baik, terlihat dari hasil observasi terhadap guru pada siklus I mencapai 75%. Pelaksanaan siklus II juga mengalami peningkatan, dapat dilihat dari hasil refleksi pada siklus II

keaktifan siswa dalam proses juga sudah mampu mengelola kelas pembelajaran menggunakan model dengan baik sehingga suasana kelas pembelajaran CORE semakin aktif. bisa lebih tenang dan tertib saat proses Soal yang diberikan guru dapat pembelajaran berlangsung. Secara diselesaikan siswa dengan baik, selain keseluruhan, guru sudah mampu itu siswa juga sudah berani untuk melaksanakan pembelajaran sesuai menunjukkan hasil diskusinya di depan dengan kriteria yang telah ditentukan. kelas. Siswa juga sudah mulai berani Pembelajaran materi harga untuk mengajukan pertanyaan tentang keseimbangan dengan model apa yang mereka belum pahami. Hal pembelajaran CORE siswa kelas VIIID ini disebabkan karena adanya SMP N 2 Ungaran dapat perubahan pola tingkah laku baik dari siswa maupun guru, dapat dilihat pada saat guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas. mengembangkan dan melatih sikap, nilai dan keterampilan siswa. Siswa tidak hanya menghafal materi yang diberikan guru, namun siswa dapat memahami yang dipelajari dan mampu Pada siklus II aktivitas siswa menjawab serta menyelesaikan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I, yaitu dari 70% pertanyaan dengan baik. Pada proses pembelajaran, kesempatan siswa untuk menjadi 87.5%. Sedangkan hasil bekerjasama dengan temannya akan pengamatan aktivitas guru pada siklus lebih meningkatkan kamampuan II juga mengalami peningkatan memahami materi pelajaran, sehingga dibandingkan dengan siklus I, yaitu hasil belajar yang dicapai dapat dari 75% menjadi 95%. Sebelum meningkat. Dilihat dari ketuntasan melaksanakan pembelajaran siklus II klasikal hasil belajar siswa guru merencanakan pembelajaran yang menunjukkan peningkatan dari 72% lebih maksimal agar hasil yang menjadi 88%, dengan demikian diperoleh bisa lebih baik dari siklus I. Dalam pembelajaran siklus II, guru sudah mampu menerapkan kerangka indikator keberhasilan telah tercapai dengan baik, sehingga tidak perlu dilakukan siklus selanjutnya. pembelajaran CORE dengan baik, guru 175

SIMPULAN Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran CORE terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada nilai hasil belajar siswa mulai dari siklus I sampai dengan siklus II yang mengalami peningkatan. Adapun pencapaian rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 74,2 dan pada siklus II meningkat menjadi 78.9. Ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 72% dan pada siklus II meningkat menjadi 88%. Lembar pengamatan aktivitas belajar siswa dan lembar pengamatan aktivitas guru juga mengalami peningkatan dari siklus I hingga siklus II. Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 70% dan pada siklus II meningkat menjadi 85%. Sedangkan aktivitas guru pada siklus I mencapai 75% dan siklus II mencapai 87.5%. DAFTAR PUSTAKA Harmsen, D. (2005).Journal Critique#2. Tersedia :www.\\tsclient\a\daniel Harmsen.html [9 Maret 2011] Wijayanti, A. 2012. Penerapan Model Pembelajaran CORE dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Puyuh. Skripsi Jakarta : Fakultas Ekonomi. 176