PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kimparswil Propinsi Bengkulu,1998). Penyebab terjadinya abrasi pantai selain disebabkan faktor alamiah, dikarenakan adanya kegiatan penambangan pasir

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar didunia. Memiliki potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. membentang dari Sabang sampai Merauke yang kesemuanya itu memiliki potensi

I. PENDAHULUAN. keterbelakangan ekonomi, yang lebih dikenal dengan istilah kemiskinan, maka

BAB I PENDAHULUAN. potensial untuk pembangunan apabila dikelola dengan baik. Salah satu modal

PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN WISATA PENGGARON KABUPATEN SEMARANG SEBAGAI KAWASAN EKOWISATA TUGAS AKHIR

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN LAHAN YANG BERKELANJUTAN DI PULAU BUNAKEN MANADO

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

ANALISIS SUMBERDAYA PESISIR YANG BERPOTENSI SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BENGKULU

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

dan ~erkembangnya berbagai ekosistem alami seperti hutan mangrove, terumbu

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

92 pulau terluar. overfishing. 12 bioekoregion 11 WPP. Ancaman kerusakan sumberdaya ISU PERMASALAHAN SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

PENDAHULUAN. karena Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai mencapai

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

PENDAHULUAN. Kawasan pesisir Indonesia, disarnping kaya akan potensi sumberdaya. alamnya, juga mempunyai potensi untuk dikernbangkan rnenjadi obyek

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dari ketiga

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

BAB I PENDAHULUAN. alam yang luar biasa yang sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata dengan

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. sepanjang km (Meika, 2010). Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan konservasi di Indonesia baik darat maupun laut memiliki luas

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH AKTIVITAS PARIWISATA TERHADAP KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA WISATA PADA OBYEK WISATA PAI KOTA TEGAL TUGAS AKHIR Oleh: MULIANI CHAERUN NISA L2D 305 137 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2008 i

ABSTRAK Konsep pembangunan berkelanjutan pertama kali dikenalkan oleh WCED dalam laporan Our Common Future. Konsep ini menitikberatkan pada pembangunan ekonomi yang berwawasan lingkungan sekaligus mengusahakan pemerataan yang adil. Oleh karena itu, sampai saat ini konsep tersebut dianggap sebagai alternatif pembangunan terbaik, termasuk pembangunan pariwisata. Salah satu jenis wisata yang berkembang di Indonesia adalah jenis wisata bahari/pesisir, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Kawasan wisata pesisir yang cukup potensial di Kota Tegal adalah kawasan Pantai Alam Indah (PAI). Obyek wisata PAI mempunyai luas ± 14 Ha dan terletak di Kelurahan Mintaragen Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal. Obyek wisata ini mengandalkan keindahan alam khususnya laut dan pantai sebagai aset wisata. Obyek wisata ini dikelola oleh Pemerintah Kota Tegal yaitu Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Seni Budaya Kota Tegal. Sedangkan wisatawan yang mengunjungi obyek wisata PAI umumnya wisatawan lokal yang berasal dari Kota Tegal dan daerah-daerah sekitarnya. Adapun jumlah wisatawan PAI pada tahun 2006 mencapai 242.269 wisatawan dengan pendapatan mencapai Rp. 282.611.350,00 (Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Seni Budaya Kota Tegal, 2006). Semakin meningkatnya pasar pariwisata pesisir dan pantai pada obyek wisata PAI, tantangan/kendala untuk keberlanjutan pariwisata pesisir dan pantai semakin berat karena adanya degradasi kawasan wisata. Penyebabnya adalah tekanan terhadap persediaan sumber-sumber alam yang terdapat pada obyek wisata, tuntutan kebutuhan wisatawan akan fasilitas yang semakin lengkap, keterbatasan lahan yang menyebabkan tidak tertariknya pihak swasta untuk mengembangkan PAI serta tingkat pendidikan masyarakat lokal yang tergolong rendah sehingga akan mempengaruhi kesiapan tenaga kerja lokal dalam menghadapi persaingan di bidang pariwisata. Kondisi ini menunjukkan bahwa aktivitas pariwisata pada obyek wisata PAI menimbulkan pengaruh, baik yang sifatnya positif maupun negatif, terutama terhadap keberlanjutan sumberdaya wisatanya. Terkait dengan permasalahan penelitian maka muncul suatu pertanyaan penelitian yaitu Pengaruh apa sajakah yang timbul akibat adanya aktivitas pariwisata di obyek wisata PAI dan seberapa besar pengaruh tersebut mengancam keberlanjutan sumberdaya wisata obyek wisata PAI?. Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka perlu dilakukan studi pengaruh aktivitas pariwisata terhadap keberlanjutan sumberdaya wisata pada obyek wisata PAI Kota Tegal. Adapun tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas pariwisata terhadap keberlanjutan sumberdaya wisata pada obyek wisata PAI Kota Tegal.Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang dilakukan antara lain identifikasi kondisi eksisting obyek wisata PAI; penyusunan kriteria-kriteria pariwisata yang berkelanjutan; analisis karakteristik komponen wisata; analisis pengaruh aktivitas pariwisata dari aspek ekonomi, sosial budaya dan lingkungan; serta analisis tingkat keberlanjutan sumberdaya wisata pada obyek wisata PAI Kota Tegal. Metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan, menggambarkan serta mengeksplorasi fenomena yang terjadi dalam pengembangan obyek wisata PAI Kota Tegal. Sedangkan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa tingkat keberlanjutan sumberdaya wisata di obyek wisata PAI Kota Tegal tergolong tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan komparasi antara kriteria pariwisata berkelanjutan dengan pengaruh aktivitas pariwisata di obyek wisata PAI yang sebagian besar bersifat positif. Hanya saja masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain yang berhubungan dengan kegiatan pelatihan/pendidikan untuk peningkatan keterampilan masyarakat, peraturan/kebijakan yang diterapkan serta kegiatan promosi. Tidak adanya kegiatan pelatihan/pendidikan bagi masyarakat serta peraturan/kebijakan khususnya yang menyangkut penyerapan tenaga kerja dan penanaman modal masyarakat lokal akan berpengaruh pada semakin sulitnya usaha untuk mewujudkan salah satu prinsip pariwisata berkelanjutan yaitu kepemilikan lokal. Sedangkan kegiatan promosi, bukan hanya memperkenalkan produk pariwisata, namun juga perlu memperkenalkan dan menyosialisasikan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran pelaku wisata atas pengaruhpengaruh yang mungkin ditimbulkan baik terhadap lingkungan, sosial budaya maupun ekonomi. Dengan mengetahui tingkat keberlanjutan sumberdaya wisata di obyek wisata PAI ini maka diharapkan dapat mempertahankan keberlanjutan sumberdaya wisata dalam pengelolaan obyek wisata PAI pada masa yang akan datang. Keyword: pariwisata, keberlanjutan dan sumberdaya wisata. iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama bertahun-tahun Indonesia telah menempatkan pembangunan ekonomi sebagai indikator keberhasilan pembangunan. Semua aspek kehidupan dirancang hanya untuk memenuhi kepentingan ekonomi tersebut, yaitu dengan mengejar pertumbuhan ekonomi setinggi mungkin. Dengan demikian, aspek-aspek lain seperti lingkungan dan sosial budaya dikorbankan demi kepentingan ekonomi. Sumberdaya alam atau lingkungan hidup dieksploitasi secara besar-besaran tanpa memperhatikan kaidah konservasi demi mengejar laju pertumbuhan ekonomi, akibatnya terjadi degradasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang serius. Padahal penurunan sumberdaya alam akan berpengaruh dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi. Selain berdampak negatif pada aspek lingkungan hidup, eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan juga mempengaruhi aspek sosial seperti meningkatnya kemiskinan serta penurunan tingkat kualitas hidup. Kondisi ini semakin memburuk sejak tahun 1997, ketika Indonesia mengalami krisis moneter, saat itu bukan hanya perekonomian Indonesia saja yang runtuh melainkan juga krisis sosio-politik. Oleh karena itu, paradigma pembangunan yang hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi perlu diganti dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang sudah menjadi kesepakatan seluruh bangsa-bangsa di dunia sejak ditandatanganinya kesepakatan Agenda 21 Global dalam Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brazil pada tahun 1992. Pembangunan berkelanjutan mempunyai definisi yang berbeda-beda, salah satunya yang dikutip dari laporan Our Common Future (Brundtland Report), pembangunan berkelanjutan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka (WCED dalam Mitchell, 2000). Dalam Deklarasi Johanesburg, juga disebutkan bahwa pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga pilar utama yaitu ekonomi, lingkungan hidup dan sosial. Jadi dapat dikatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan ekonomi yang harus berwawasan lingkungan dan sekaligus mengusahakan pemerataan yang adil. Pembangunan pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan juga tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sesuai dengan tujuan pembangunan nasional. Penerapan pariwisata yang berkelanjutan ini diperkuat dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan (1995), dalam piagam ini disebutkan bahwa pembangunan pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa 1

2 pembangunan yang didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Hal tersebut hanya akan tercapai dengan adanya sistem kepemerintahan (good governance) yang baik yaitu yang melibatkan partisipasi aktif antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan demikian pembangunan berkelanjutan tidak hanya terkait dengan isu-isu lingkungan, tetapi juga isu demokrasi, hak asasi manusia dan isu lain yang lebih luas. Oleh karena itu, sampai saat ini pembangunan berkelanjutan tersebut dianggap sebagai alternatif pembangunan terbaik, termasuk pembangunan pariwisata. Pemerintah Indonesia menanggapi pembangunan pariwisata Indonesia dengan harapan bahwa aktivitas ini dapat menggantikan sektor migas yang selama ini selalu diandalkan dalam penerimaan devisa negara. Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan cadangan devisa dan juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. WTO memprediksikan bahwa tahun 2010 industri pariwisata Indonesia akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, berdasarkan data yang diperoleh dari BPS melalui data-data dari Neraca Satelit Pariwisata Nasional (NESPARNAS) diketahui bahwa sektor pariwisata telah mampu menghasilkan devisa langsung pada tahun 2004 sebesar US$ 4,8 milyar. Selanjutnya diketahui juga dampak pariwisata terhadap lapangan kerja pada tahun 2002 sebesar 2,3 juta kesempatan kerja atau 2,5% dari lapangan kerja nasional. Salah satu jenis wisata yang berkembang di Indonesia adalah jenis wisata bahari. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.000 km serta memiliki potensi sumberdaya pesisir dan lautan yang sangat besar (Bengen dalam Aryanto, 2003). Sumberdaya pesisir dan lautan yang dapat ditemui di Indonesia antara lain populasi ikan hias yang diperkirakan mencapai sekitar 263 jenis, terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan berbagai bentang alam pesisir atau coastal landscape yang unik (Syah, 2003). Kondisi pemandangan alamiah tersebutlah yang menjadi daya tarik yang sangat besar bagi wisatawan. Adapun daerah-daerah yang memiliki potensi wisata bahari di Indonesia adalah pantai barat Sumatera, Pulau Simeuleu, Pulau Bali dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, Pulau Lombok, Pulau Seribu di Teluk Jakarta, taman laut di Kepulauan Maluku dan sebagainya (Pendit, 1999 dan Syah, 2003). Dengan demikian, bagi daerah khususnya daerah yang memiliki potensi pesisir dan pantai, pengembangan pariwisata pantai atau bahari merupakan suatu tantangan yang menjanjikan, mengingat pariwisata merupakan sektor yang mampu memberikan kontribusi tinggi bagi perekonomian daerah. Demikian juga halnya pada Kota Tegal yang memiliki garis pantai sepanjang ± 8,5 km dari Kali Gangsa di barat sampai Sungai Ketiwon di timur, Kota Tegal memiliki peluang untuk mengembangkan pariwisata pantai dan pesisirnya. Kawasan wisata bahari yang cukup potensial

3 untuk dikembangkan di Kota Tegal adalah kawasan obyek wisata PAI (Pantai Alam Indah) yang terletak di daerah pesisir Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, bagian utara Kota Tegal. Obyek wisata ini dikelola oleh pemerintah Kota Tegal yaitu Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Seni Budaya Kota Tegal. PAI mempunyai luas ± 14 Ha serta mempunyai kondisi pantai yang relatif stabil dan kemiringannya landai. Keadaan pantai yang alami inilah yang menjadi daya tarik wisata yang dapat dikembangkan sebagai aset wisata. Selain untuk berekreasi, biasanya ditempat ini sering diadakan perkumpulan seperti wushu, olahraga bagi lansia dan lain-lain. Di PAI ini juga sering digelar acara musik yang dimeriahkan oleh artis lokal maupun ibukota (Bappeda Kota Tegal, 2002). Meningkatnya pemanfaatan kawasan PAI sebagai obyek wisata menyebabkan semakin banyak arus wisatawan yang datang untuk menikmati daya tarik alamiah kawasan pesisir dan pantai yang terdapat pada kawasan ini. Wisatawan yang mengunjungi obyek wisata PAI umumnya wisatawan lokal yang berasal dari Kota Tegal dan daerah-daerah sekitarnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Seni Budaya Kota Tegal, jumlah wisatawan PAI pada tahun 2006 mencapai 242.269 wisatawan dengan pendapatan mencapai Rp. 282.611.350,00. Hal ini menunjukkan bahwa PAI merupakan obyek wisata yang diminati masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya serta merupakan sektor unggulan yang berpotensi untuk menambah pendapatan daerah. Dengan meningkatnya pasar pariwisata pesisir dan pantai pada obyek wisata PAI, tantangan/kendala untuk keberlanjutan pariwisata pesisir dan pantai semakin berat karena adanya degradasi atau destruksi kawasan wisata. Salah satu penyebabnya adalah tekanan terhadap persediaan sumber-sumber alam yang terdapat pada obyek wisata. Wisatawan yang datang pada obyek wisata PAI menuntut kebutuhan fasilitas yang semakin lengkap. Permintaan dari sisi wisatawan tersebut akan menekan persediaan sumber-sumber alam yang terdapat di obyek wisata PAI. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak jumlah wisatawan yang datang maka akan semakin besar pula pemanfaatan terhadap sumber-sumber alam. Kondisi ini semakin diperburuk dengan masih adanya wisatawan yang kurang peduli terhadap kelestarian lingkungan. Sampahsampah yang sebagian besar bersifat anorganik seperti plastik pembungkus makanan atau minuman dibuang secara sembarangan oleh beberapa wisatawan yang datang. Selain sampah yang berasal dari aktivitas pariwisata, dampak lingkungan dari darat juga dapat merusak pantai/laut, misalnya sampah rumah tangga di muara sungai. Hal-hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya ekosistem alami laut/pantai dan masyarakat sekitar serta dapat merusak daya tarik laut/pantai sebagai aset wisata sehingga akhirnya akan berdampak pula pada penurunan jumlah wisatawan yang datang.