DINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Komnas Perlindungan Anak, yaitu Arist Merdeka Sirait dalam wawancara dengan

Kriminalitas Sebagai Masalah Sosial

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA EGOSENTRISME DAN KECENDERUNGAN MENCARI SENSASI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA. Skripsi

RASA BERSALAH PADA REMAJA NAKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan yang dilakukan oleh geng motor sering terjadi di Kota-Kota Besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KOMUNIKASI KELOMPOK DENGAN RESOLUSI KONFLIK PADA SISWA SLTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA KETERGANTUNGAN TERHADAP TEMAN SEBAYA DENGAN PERILAKU ANTISOSIAL PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada berbagai kalangan, baik orang dewasa, remaja maupun anak-anak.

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

KEPRIBADIAN TANGGUH PADA SISWA KORBAN KEKERASAN TEMAN SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN. sampai pelanggaran status hingga tindak kriminal (Kartono, 2013:6).

FAJAR DWI ATMOKO F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. melanggar peraturan hukum dan perundangan berdasarkan perspektif

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keberadaan orang lain dalam hidupnya. Dorongan atau motif sosial pada manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan berbagai aktivitas yang rutin dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. indah itu adalah masa remaja, karena pada saat remaja manusia banyak

BAB I PENDAHULUAN. budaya di negara kita sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat. Menurut Kartini Kartono (2010: 21) pada umumnya bentuk perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang ada pada dirinya. Tuhan telah memberikan kekurangan dan

Kenakalan Remaja Ditinjau dari Tempat Tinggal Padat Penduduk. : Andri Sudjiyanto

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan mereka telah dilukai dengan senjata. Guru-guru banyak mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

NILAI MUHASABAH (STUDI BIOGRAFI PADA SESEORANG YANG MENGALAMI EVALUASI DIRI POSITIF)

MAKALAH PANCASILA OLEH : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) DOSEN. : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

BABI PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, fenomena pernikahan dini kian lama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan dewasa Sulistyawati (2014). fisik, psikis dan lingkungan Willis (2014). Tuntutan-tuntutan inilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERNIKAHAN AWAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. Carok bukan lagi sebagai suatu pertarungan tanding yang ideal, yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berjalannya waktu, dengan perubahan teknologi dan perubahan pergaulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA PGRI 2 KAYEN TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB III METODE PENELITIAN

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN Laporan Penelitian Skripsi S-1 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BENTUK-BENTUK DISTORSI KOGNITIF NARAPIDANA WANITA YANG MENGALAMI DEPRESI DI LAPAS SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi pemberitaan terorisme tidak pernah hilang menghiasi

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

yang mendorong terjadinya KDRT dalam masyarakat Minangkabau perkotaan? Apakah Ada Hubungan antara pergeseran peran keluarga luas dan mamak dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan perilaku hidup serta perwujudannya yang khas pada suatu masyarakat. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, hubungan sosial mengambil peran yang penting. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan narkoba ataupun dalam penyalahgunaanya merupakan masalah. perkembangan tingkat peradaban umat manusia serta mempengaruhi

Kepada H. Soesilo Arienanjaya selaku sekretaris redaksi Harian Pos Kota. 1. Bagaimana tanggapan bapak dengan hasil penelitian yang penulis teliti?

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon

2015 PENYESUAIAN SOSIAL MANTAN ANGGOTA GENG MOTOR

Bab 4. Simpulan dan Saran. suka berkelompok, dan sebagainya. Orang Jepang pada umumnya cenderung kuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. harus diselesaikan atas hukum yang berlaku. Hukum diartikan sebagai

Bab 5. Ringkasan. suka berkelompok, dan sebagainya. Kehidupan berkelompok dalam masyarakat Jepang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

PERBEDAAN PERILAKU ASERTIF ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS DAYAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang diposting salah satu situs berita di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. Proses timbulnya perilaku tersebut ialah ketika seseorang dalam suatu titik. perilaku yang dinamakan perilaku agresif.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pers mempunyai beberapa fungsi yang saling berhubungan satu

BAB I PENDAHULUAN. akademik, bahkan menjadi rumah kedua bagi anak. Namun, kenyataannya justru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selain sebagai makhluk pribadi, juga merupakan makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. juga media-media lainnya, yaitu video game, internet, dan film bioskop. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

Transkripsi:

0 DINAMIKA PSIKOLOGIS PERILAKU MEMBUNUH (Study Kasus pada Seorang Pelaku Pembunuhan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Guna Memenuhi Persyaratan Sebagian Tugas Akhir untuk Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun Oleh : ISNENTI PRIANI F. 100. 030. 111 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku agresi yang termanifestasi dalam bentuk pembunuhan, perampokan, kerusuhan, bahkan peperangan merupakan realitas yang terjadi di belahan bumi ini sejak dahulu kala. Jika diamati berita-berita di media massa, berita-berita mengenai kriminalitas dan tindak kekerasan selalu mewarnai dan dalam porsi yang semakin meningkat (Helmi dan Soedardjo, 1998). Pembunuhan merupakan salah satu berita kriminal yang menarik untuk disimak. Berbagai macam kasus pembunuhan masih terus bermunculan. Berita seputar pembunuhan tidak pernah abstain dari acara televisi maupun surat kabar. Beberapa diantaranya memuat berita pembunuhan yang dilakukan seorang guru terhadap muritnya, ibu terhadap anaknya, seorang anak sekolah dasar terhadap teman bermainnya maupun pembunuhan oleh pacar sendiri (Harian Surat kabar Meteor, 2007-2008). Berita pembunuhan lain datang dari Madura dengan sebutan Carok (Wiyata,2002). Sementara Yoyo Hambali dalam jurnal penelitiannya mengungkapkan tentang pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh agama dan biasanya dari kalangan fundamentalis. Pembunuhan-pembunuhan ini memiliki motif yang beragam. Motif pembunuhan mulai dari perampokan, pemerkosaan, perselisihan, perebutan harta warisan, balas dendam hingga kecemburuan masih terus terjadi (Harian Surat 1

2 Kabar Meteor, 2007-2008). Selain motif tersebut, harga diri dan agama juga dijadikan motif untuk membunuh (Wiyata, 2002). Berkaitan dengan menariknya kasus-kasus pembunuhan, peneliti merasa tertarik pada seorang mantan preman yang pernah melakukan pembunuhan. Subjek adalah seorang pria berusia 26 tahun dan merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Keluarga subjek bisa dikatakan tidak harmonis, orang tuanya pernah pisah ranjang. Ayah subjek adalah seorang sopir yang sudah terbiasa dengan minuman keras, main perempuan, dan berjudi. Subjek tidak menamatkan pendidikannya di SMA, ia bersekolah hanya sampai kelas 1 caturwulan 1. Dengan alasan sudah tidak ada minat untuk bersekolah, subjek kemudian keluar dari sekolahnya. Setelah keluar dari sekolah pergaulan subjek semakin terjerumus. Disinilah subjek memulai kehidupannya sebagai seorang preman. Berdasarkan data preliminary peneliti, preman tersebut pernah membunuh lebih dari satu kali tanpa pernah dipenjara. Pembunuhan pertama dilakukan pada tahun 2002 di daerah Sukoharjo. Pada tengah malam di pinggir jalan, subjek menjambret seorang wanita dan membunuhnya dengan motif penghilangan jejak. Perilaku membunuh tersebut terulang lagi beberapa bulan kemudian. Subjek dan teman-temannya mengeroyok seorang pria dan mencabik-cabiknya dengan senjata tajam hingga meninggal. Pembunuhan yang kedua ini terjadi di daerah Karanganyar pada malam hari. Subjek adalah seorang penganut ilmu hitam. Dalam melakukan setiap pembunuhan, subjek memiliki ritual yang unik. Setiap selesai membunuh, subjek

3 selalu menelan beberapa tetes darah korbannya. Subjek juga melakukan ritualritual lain yang menurutnya dapat melindunginya dari kejaran polisi. Melalui berbagai kisah tersebut, peneliti berusaha mengangkatnya menjadi suatu penelitian karena ada hal-hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Hal tersebut adalah perilaku membunuh subyek lebih dari satu kali yang tidak pernah mendapat hukuman. Subyek belum pernah dipenjara ataupun berurusan dengan pihak berwajib, padahal perilaku subyek jelas melanggar hukum. Apakah hal tersebut berkaitan dengan ilmu hitam yang dimiliki subyek dan keyakinannya untuk meminum darah korban usai membunuh, sehingga bisa mengelabuhi polisi dan menghilangkan jejak. Hal tersebut nampaknya berbeda dari kasus pembunuhan yang selama ini banyak diberitakan atau dikupas dalam berbagai berita dan penelitian. Setiap perilaku didasari oleh banyak faktor yang menentukannya. Pembunuhan yang terjadi juga dilandasi oleh berbagai motif dan keinginan si pelaku. Terdapat dinamika yang dapat menjelaskan perilaku membunuh yang dilakukan subjek tersebut. Menurut Chaplin (1995), dinamika merupakan suatu hal yang menyinggung sistem psikologi yang menekankan masalah motif, menyinggung perubahan akan hal-hal menimbulkan perubahan, menyinggung psikologi dalam atau sistem-sistem yang menekankan perubahan penyebab tingkah laku yang tidak disadari. Sementara Hariman (1995) menyatakan bahwa dinamika psikologi merupakan teori sistematis tentang psikologis yang menekankan pengendalian, keinginan, motif dan sejenisnya baik sadar atau tidak sebagai faktor penentu utama terhadap tingkah laku. Dalam hal ini, maka

4 dinamika psikologis sangat penting dalam menentukan dan menginterprestasikan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan kondisi-kondisi pelaku pembunuhan. Berdasarkan uraian tersebut, terdapat hal-hal menarik untuk diteliti. Hal tersebut adalah alasan subyek melakukan berbagai pembunuhan dan faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku membunuhnya, mengapa perilaku membunuh subyek tidak diketahui oleh pihak berwajib?, mengapa subyek harus meminum darah korbannya dan keyakinan apakah yang dianutnya, dan konflik-konflik apa sajakah yang dialami subyek dalam kehidupan sosial sebelum dan setelah membunuh? Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dinamika psikologi pada perilaku pembunuhan dengan judul Dinamika Psikologis Perilaku Membunuh. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dinamika psikologis perilaku membunuh pada subjek penelitian. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : a. Disiplin ilmu khususnya psikologi dan ilmu sosial; secara teoritis penelitian ini ditujukan untuk memberi sumbangan kepada disiplin ilmu tersebut. b. Subjek penelitian; mampu memahami dinamika psikologi yang terjadi dalam diri dan kehidupannya. Hal tersebut sangat bermanfaat dalam mengatasi segala

5 bentuk konflik yang ada dalam diri dan kehidupan pelaku serta membantu dalam mengarahkan kepada kehidupn psikologis yang lebih baik. c. Peneliti lain; agar penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan referensi dalam melakukan penelitian sejenis.