BAB III METODELOGI PENELITIAN. dengan puskesmas campus dan berdampingan dengan Jl. Abri.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Mei semester genap TA. 2011/2012 yang berlokasi di SDN No. 33 Kota Selatan

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research),

BAB III METODE PENELITIAN

beberapa kali, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan pada pembelajaran

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 9 Metro Barat. Penelitian dilaksanakan di kelas IVA semester ganjil Tahun. pelaksanaan sampai dengan tahap penyimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digambarkan sebagai berikut : Perencanaan I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi 2 siklus, setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan classroom action risech (Kemiss;

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. pengamatan, dan refleksi (Aunurrahman, dkk., 2009: 3-7).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODE PENELITIAN. kelas IV SD Negeri 3 Metro Pusat Semester I tahun pelajaran 2009/2010.

BAB III METODE PENELITIAN. hasil yang diinginkan dapat tercapai. Dalam penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 17 anak yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas ( Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII A SMPN. 1 Waway Karya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat bagi peneliti maupun pihak lain yang berkepentingan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SDN2 Labuhan Ratu Kecamatan Kedaton. Bandar lampung pada semester II tahun 2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( classroom. bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam mencapai suatu tujuan diperlukan metode atau cara. Metode merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Pesawahan kecamatan Teluk

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Selatan dengan berjumlah siswa 30 orang, terdiri dari laki-laki. berjumlah 13 orang dan perempuan berjumlah 17 orang.

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode penelitian tindakan karena

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 4 RSBI SMPN 1 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. memecahkan masalah pembelajaran dikelasnya. Menurut suharsimi (2002)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

Transkripsi:

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD negeri 2 Metro Timur, yang terletak di Jl. Ki Hajar Dewantara No. 94 15A Kec. Metro Timur berhadapan dengan puskesmas campus dan berdampingan dengan Jl. Abri. 3.2 Faktor yang di Observasi 3.6.1 Faktor Siswa Dengan melihat kemampuan siswa kelas IV B SD Negeri 2 Metro Timur melalui pendekatan Cooperative Learning tipe jigsaw, apakah aktivitas dan hasil belajar mereka akan mengalami peningkatan. 3.6.2 Faktor Guru Melihat cara guru merencanakan pembelajaran serta bagaimana penerapan pendekatan Cooperative Learning tipe jigsaw di dalam kelas apakah sudah sesuai dengan tujuan. 3.3 Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan subyek peneliti adalah siswa kelas IV B semester II SD Negeri 2 Metro Timur dengan jumlah siswa 28 orang, 18 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan.

23 3.4 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research (penelitian tindakan kelas). Penelitian tindakan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks penelitian kelas lebih ditekankan pada bagaimana keteranpilan teknik yang dimiliki guru bias menggali informasi untuk perbaikan pembelajaran. 3.5 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus atau lebih. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat melihat hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika, maka diberikan tes diagnosis yang berfungsi sebagai evaluasi awal. Observasi awal ini dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka peningkatan hasil belajar matematika. Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi akan ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV B adalah melalui pendekatan Cooperative Learning tipe jigsaw. Berdasarkan pada refleksi awal, maka PTK ini dilakukan dengan prosedur pokok yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dalam tiap siklus. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil yang dibagi menjadi 2 siklus, dan setiap siklus terdiri dari beberapa indikator dan setiap siklus diadakan tes formatif, rencana penelitian ini dapat dilihat dalam gambar berikut:

24 Orientasi Lapangan Rencana Analisis Refleksi 2 dst Tindakan 1 Observasi 2 Observasi Tindakan 2 Analisia Refleksi Perbaikan Rencana 2 Gambar 1. Siklus penelitian tindakan kelas mengacu pada Elliot s (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2007 : 67). 3.6 Alur Penelitian 3.6.1 Siklus I Pada siklus pertama materi pembelajarannya adalah kesetaraan satuan. Secara rinci pelaksanaan pembelajaran penelitian tindakan kelas ini meliputi : 3.6.1.1 Tahap Perencanaan a. Mengidentifikasi masalah. b. Merumuskan dan menganalisis masalah. c. Merancang pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning tipe jigsaw dengan materi pelajarannya adalah kesetaraan satuan. d. Mendiskusikan penerapan pendekatan Cooperative Learning tipe jigsaw.

25 e. Menyiapkan instrumen penilaian. f. Menyusun kelompok belajar siswa. g. Merencanakan tugas kelompok. 3.6.1.2 Tahap Tindakan a. Melaksakan langkah-langkah sesuai dengan perencanaan. Guru memasuki kelas, memberikan salam dan perkenalan. Setelah itu guru menjelaskan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Cooperatif. Siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil. Jumlah siswa yang bekerja sama dalam masing-masing kelompok harus dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat bekerja sama secara efektif, karena suatu ukuran kelompok mempengaruhi kemampuan produktivitasnya. Masing-masing perwakilan kelompok tersebut dapat menguasai materi yang ditugaskannya, kemudian masingmasing perwakilan tersebut kembali ke kelompok asalnya. Selanjutnya siswa diberikan tes/kuis. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah siswa sudah dapat memahami suatu materi. b. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai dengan rencana. c. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang dilaksanakan.

26 d. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat melakukan tahap tindakan. 3.6.1.3 Tahap Mengamati a. Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala sekolah untuk rencana observasi. b. Melakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan Cooperative Learning tipe jigsaw yang dilakukan guru kelas IV B bidang studi matematika. c. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan pendekatan pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw. Kelemahannya: siswa masih kesulitan memahami cara kerja metode jigsaw. Kelebihannya: siswa merasa senang dengan adanya metode pembelajaran yang baru, siswa menjadi aktif dalam belajar. d. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan dan kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran. e. Perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. 3.6.1.4 Tahap Refleksi a. Menganalisis temuan saat melakukan observasi. Masalah yang ditemukan pada saat pembelajaran yaitu siswa masih suka ribut di dalam kelas, siswa belum mengerti materi yang akan diberikan, siswa masih binggung dengan metode

27 pembelajaran Cooperatif. Pada awal pembelajaran guru mengalami kesulitan untuk mengatur siswa, di karenakan siswa masih belum mengerti metode pembelajaran yang akan diajarkan. b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pendekatan Cooperative Learning tipe jigsaw dengan memperhatikan langkah selanjutnya. c. Melakukan refleksi terhadap pendekatan pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw. d. Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan materi pelajaran kesetaraan satuan. e. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa. 3.6.2 Siklus II Berdasarkan hasil temuan kesulitan dan kelemahan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus I, maka dilakukan perbaikan dan pengembangan tindakan pada siklus II. Materi pembelajaran pada siklus II adalah luas dan keliling. 3.6.2.1 Tahap Perencanaan a. Hasil refleksi di evaluasi, didiskusikan dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. b. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran. c. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.

28 3.6.2.2 Tahap Melakukan Tindakan a. Melakukan analisis pemecahan masalah. b. Melakukan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan pendekatan Cooperative learning tipe jigsaw dengan materi pelajarannya adalah keliling dan luas. 3.6.2.3 Tahap Mengamati a. Melakukan pengamatan terhadap penerapan pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw. b. Mencatat perubahan yang terjadi. c. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan balikan. 3.6.2.4 Tahap Refleksi a. Menganalisi temuan saat melakukan observasi. Masalah yang muncul pada saat pembelajaran siklus II adalah siswa masih suka bermain, siswa ribut di dalam kelas. b. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pendekatan Cooperative Learning tipe jigsaw. Keberhasilan yang dicapai pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw yaitu hasil belajar siswa meningkat, siswa senang dengan model pembelajaran yang digunakan. c. Melakukan refleksi terhadap pendekatan pembelajaran Cooperative Learning tipe jigsaw.

29 d. Melakukan refleksi terhadap keaktivan siswa dalam pembelajaran matematika. e. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa. 3.7 Data dan Sumber Data Untuk lebih menjamin keakuratan data penelitian dilakukan perekaman data dalam pengambilan gambar. Data yang diperoleh dianalisis dan di deskripsikan sesuai permasalahan yang ada dalam bentuk laporan hasil penelitian. Rancangan pembelajaran melalui pendekatan Cooperative Learning tipe jigsaw dilakukan oleh teman sejawat dan guru mata pelajaran matematika. Untuk hasil belajar siswa digunakan deskripsi data kuantitatif. Selama mengadakan pengamatan digunakan beberapa perlengkapan instrumen yaitu : 3.7.1 Lembar observasi terfokus yang digunakan untuk mencatat tindakan guru selama pembelajaran dilakukan oleh guru mitra. 3.7.2 Tes hasil belajar disusun berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran khusus, perangkat tes tersebut digunakan pada uji terakhir yang dilaksanakan setelah selesai kegiatan pembelajaran setiap siklus. 3.8 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif. Analisis untuk data kuantitatif akan digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kualitas hasil belajar siswa. Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata, ini dapat dirumuskan :

30 X = x n Keterangan : X = Nilai rata-rata x = Jumlah semua nilai hasil n = Jumlah siswa 3.9 Indikator Keberhasilan Sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan penelitian kelas ini, dapat dilihat dari adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya dan kriteria ketuntasan maksimum untuk mata pelajaran matematika kelas IV B di SD Negeri 2 Metro Timur. Kriteria ketuntasan maksimum untuk pelajaran matematika adalah 5,1. Seorang siswa dianggap tuntas belajar jika siswa tersebut menyelesaikan sekurang-kurangnya mendapat nilai 5,1 dan suatu kelas dianggap tuntas dalam belajar apabila mencapai angka 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai sekurang-kurangnya 5,1.