BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam lingkaran gunung api (ring of fire). Posisi tersebut menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, Hal ini berarti

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. wisata pendakian Gunung Sinabung yang memberikan pesona alam tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

BAB I PENDAHULUAN. negara yang rawan bencana karena alam negeri kita ini berdiri di atas pertemuan

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Penelitian ini berangkat dari kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Karo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

BAB I PENDAHULUAN. hidrologis serta demografis. Dampak dari terjadinya suatu bencana akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB I PENDAHULUAN. geografis Indonesia yang demikian menempatkan Indonesia di posisi silang,

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng. menjadi negara yang rawan terhadap bencana alam.

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari 30 gunung api aktif terdapat di Indonesia dengan lereng-lerengnya dipadati

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Sinabung tidak pernah meletus sejak 400 tahun yang lalu yaitu tahun

BAB I PENDAHULUAN. Australia dan Lempeng Pasifik (gambar 1.1). Pertemuan dan pergerakan 3

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang sosial, kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal, dan kekacauan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini

BAB I PENDAHULUAN. berhenti mengganggu salah satu wilayah Indonesia, yakni daerah Kabupaten Karo. Gunung

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya kabar mengenai negara-negara maupun daerah-daerah yang terkena bencana

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga. harta benda, dan dampak psikologis (BNPB, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1 Gambar 1.1 Peta sebaran gunungapi aktif di Indonesia (dokumen USGS).

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

SUSUNAN PERTANYAAN WAWANCARA PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA INFORMAN KUNCI. Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

Jenis Bahaya Geologi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Merapi ditingkatkan dari normal menjadi waspada, dan selanjutnya di tingkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia meliputi subsektor tanaman, bahan makanan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

2015 KONDISI MASYARAKAT KORBAN BENCANA GERAKAN TANAH SEBELUM DAN SETELAH RELOKASI PEMUKIMAN DI KECAMATAN MALAUSMA KABUPATEN MAJALENGKA

Telepon: , , Faksimili: ,

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

B U P A T I K A R O PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lahan (land use) diartikan sebagai setiap bentuk intervensi

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Letusan Gunung Agung bisa menghasilkan tanah tersubur

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA. SABANA (Desa Mandiri Bencana) Gunungapi Indonesia Berdasar Tata Wilayah Morfologi Erupsi Vulkanik dan Awan Panas

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN pulau, terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan di antara dua

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia. a. Banjir dan Kekeringan

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. grup di media sosial (Facebook)yaitu Bapak Usaha Bangun Barus akan gagalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. tidak memperhitungkan segala kemungkinan atas ulahnya tersebut. 3-lempeng-tektonik-besar.html diakses pada 24 Januari 2016)

BAB I PENDAHULUAN. (Ring of fire) dan diapit oleh pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan tempat dimana tiga lempeng besar dunia

BAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta merupakan kota dengan wilayah yang berbatasan dengan

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sekitar kaki Gunung Sinabung, terutama Desa Guru Kinayan,

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. serta hilangnya pekerjaan masyarakat. Aset natural, finansial, fisik, manusia, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

UJI KOMPETENSI SEMESTER I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. mendadak kembali aktif pada tahun 2010 setelah 400 tahun tidak meletus. Hingga

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Definisi dan Jenis Bencana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Ratusan bahkan ribuan peristiwa bencana selama lima dekade terakhir menunjukkan betapa hebat dan luasnya tingkat kerugian dan kehancuran yang di timbulkan oleh bencana. Misalnya, hilangnya harta benda dan mata pencaharian, hancurnya fasilitas publik dan memburuknya fasilitas sosial, kehilangan nyawa, semakin meruaknya jurang kemiskinan dari waktu ke waktu, merosotnya kualitas lingkungan, kesehatan dan kehidupan. Indonesia memiliki wilayah yang luas dengan banyak pulau, terletak pada jalur gempa bumi dan gunung berapi. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam. Selain itu dengan kompleksitas kondisi demografi, sosial dan ekonomi di Indonesia yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan masyarakat terhadap ancaman bencana, serta minimnya kapasitas masyarakat dalam menangani bencana menyebabkan risiko bencana di Indonesia menjadi tinggi. Tahun 2005, Indonesia menempati peringkat ke-7 dari sejumlah negara yang paling banyak dilanda bencana alam ( ISDR 2006-2011, Word Disaster Reduction Campaign, UNESCO). 16

Berbagai macam bencana telah terjadi di Indonesia seperti,tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, banjir dan longsor. Bencana alam ini telah menimbulkan ribuan korban jiwa, kerugian materil, dan meninggalkan banyak orang untuk berjuang membangun kembali tempat tinggal dan mata pencahariannya. Di Indonesia terdapat 129 gunung berapi aktif, 70 diantaranya digolongkan sangat berbahaya. Keberadaan gunung berapi membawa dampak kesuburan bagi tanah di sekitar, sehingga banyak penduduk yang bermukim. Namun dibalik itu terdapat bahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa, kerusakan alam dan kehancuran lingkungan apabila terjadi bencana gunung meletus.(sumber: Badan nasional penanggulangan bencana. (2008). Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tercatat 22 gunung berapi yang berstatus di atas normal. Selain Kelud yang sedang menggeliat dan Sinabung yang terus menerus bererupsi, 20 gunung harus diwaspadai. Dari seluruh gunung api yang berada di atas kondisi normal di Indonesia, Gunung Sinabung satusatunya yang memiliki status Awas (level IV). Data PVMBG menyebutkan, ada tiga gunung api yang memiliki status Siaga (level III) di Indonesia, seperti Gunung Karangetang, Gunung Rokatenda dan Gunung Lokong. Sedangkan gunung api yang memiliki status Waspada (level II) sebanyak 17 gunung tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. (http://www.koran-sindo.com/node/3526160) diakses pada 21 Mei 2014, pukul 12.00 Wib. 17

Serangkaian erupsi Gunung Sinabung diawali pada tahun 2010, letusan Gunung Sinabung pada 27 Agustus dikategorikan tipe letusan freatik ( letusan yang terjadi karena tekanan gas) yang diikuti jatuhan abu vulkanik Gunung Sinabung hingga menutupi desa Sukameriah, Gungpintu, Singgarang-garang, Sukandebi, Bekerah dan Simacem. Tanggal 27-28 Agustus abu atau freatik dari kawah puncak. Pada 29-30 Agustus letusan abu dari puncak disertai dentuman dan kolom abu berkisar 1500-2000 meter. Pada 3-7 September letusan abu dengan tinggi kolom berkisar 2000-5000 meter. (http://www.ini riwayat erupsi dan letusan gunung sinabung_merdeka.com.htm) diakses pada25 April 2014, pukul 13.45 wib. Serangkaian aktivitas Gunung Sinabung menunjukkan akifitas signifikannya pada pertengan September 2013 hal tersebut ditandai dengan getaran-getaran yang cukup intensif. Disusul dengan setiap 20 menit terjadi gempa dimana puncaknya yaitu pertengan Desember 2013. Kepala Pusat data Informasi Dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutpo Purwo Nugroho membenarkan adanya peningkatan aktivitas Gunung Sinabung. Tanggal 12 Desember 2013 perkembangan aktivitas Gunung Sinabung terjadi 2 kali gempa vulkanik 1 kali gempa vulkanik dangkal, 41 kali gempa frekuensi rendah, 187 kali gempa hybrid, 8 kali gempa hembusan dan terus menerus dengan amplitude maksimum 22 mm, longsoran materil yang mengarah ke tiga desa seperti desa Bekerah, Mardinding dan Simacem, tercatat pengungsi mencapai 17.844 jiwa yang terdiri dari 5.513 kepala keluarga yang tersebar di 31 titik posko pengungsian. 18

Dengan pola kegempaan vulkanik seperti itu, diramalkan Gunung Sinabung bisa saja meletus dengan frekuensi yang besar sekali. Bisa dibuktikan berapa hari tanda-tanda seperti meluncurnya awan panas dan abu vulkanik yang mengganggu jarak pandang serta pernapasan warga di desa sekitar Gunung Sinabung mengakibatkan pengungsi kian bertambah menjadi 18.186 jiwa. (http://www.koran-sindo.com/node/351882) diakses pada 15 Maret 2014, pukul 11.24 Wib. Meletusnya Gunung Sinabung memberikan dampak besar pada beberapa aspek kehidupan masyarakat khususnya yang berada di sekitar gunung tersebut. Hingga saat ini efek tersebut telah dirasakan masyarakatnya sejak September 2013 silam. Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Sinabung kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian berupa gagal panen, tanah terkontaminasi belerang, yang jumlah kerugiannya belum bisa ditaksir hingga sekarang ini. Banyak masyarakat gagal panen karena tanaman mereka rusak akibat tertutup debu vulkanik yang mencapai 1 inc di beberapa tempat, belum lagi lahar dingin yang juga merusak tanaman dan sumber-sumber air, serta memutuskan jalan desa. (http://salamhutan.blogspot.com/2013/11/efek-domino-meletusnyasinabung.html)diakses pada 22 mei 2014,pukul 10.48 wib. Rusaknya pemukiman dan tempat tinggal masyarakat yang tinggal di kawasan Gunung Sinabung membuat mereka harus tinggal di posko-posko pengungsian. Kondisi pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, masih sangat memprihatinkan. Lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah tidak membuat nyaman buat pengungsi. Pengungsi yang berada di dalam gedung saling himpit-himpitan. Kondisi ini membuat udara 19

di dalam gedung tidak sehat. Bahkan sampah di dalam gedung lokasi pengungsian banyak berserakan. Pemerintah luar negeri maupun dalam negeri telah meningkatkan jumlah bantuan yang akan di berikan kepada pengungsi korban erupsi sinabung, baik itu bantuan berupa selimut, pakaian, dan obat-obatan. Saat ini pemerintah bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) telah memberikan bantuan program pemulihan tempat tinggal bagi Korban Erupsi Gunung Sinabung. Bantuan ini berupa pembangunan kembali tempat tinggal masyarakat yang sudah hancur, memperbaiki sarana umum seperti perbaikan jalan, listrik, sekolah dan tempat ibadah. Bantuan ini di berikan dengan tujuan supaya masyarakat bisa kembali ke desa masing-masing dan menjalankan kehidupannya seperti sebelum terkena bencana Gunung Sinabung. Pemulihan tempat tinggal ini di lakukan di beberapa desa yang mengalami kerusakan parah akibat Erupsi Gunung Sinabung. Desa Sigarang-garang Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo merupakan salah satu desa yang mengalami kerusakan parah karena letaknya berada di radius 3 km dari kaki Gunung Sinabung. Seluruh tempat tinggal seperti rumah, fasilitas umum, sekolah, tempat ibadah, dan sarana air bersih semuanya rusak akibat Erupsi Gunung Sinabung. Meskipun berada di radius 3 km desa ini tidak direlokasikan seperti desa-desa lainnya, Desa Bekerah, Simacen dan Suka Meriah merupakan desa yang direlokasikan oleh pemerintah karena desa ini merupakan desa yang mengalami kerusakan terparah dimana seluruh desa tertutupi bebatuan yang keluar dari perut Gunung Sinabung sehingga tidak bisa di perbaiki dan di huni kembali. 20

Disisi lain desa yang ikut terkena dampak Erupsi Gunung Sinabung adalah Desa Kuta Rakyat, Desa Gugung, Sukanalu, Berastepu, Sukadebi, Kuta Tonggal, Sukatepu, Kuta Tengah, Gambir, Deskati, Gung Pinto dan Desa Kuta Belin. Meskipun terkena dampak Erupsi Gunung Sinabung desa-desa tersebut tidak ikut direlokasikan karena kerusakan yang terjadi masih bisa diperbaiki, sehingga pemerintah hanya memberikan bantuan berupa perbaikan rumah dan sarana lainnya melalui program pemulihan tempat tinggal bagi korban erupsi Gunung Sinabung. Desa Sigarang-garang merupakan salah satu desa sasaran BNPB dalam pemberian bantuan berupa pemulihan tempat tinggal bagi Korban Erupsi Gunung Sinabung tersebut. Hal ini dilakukan agar Desa Sigarang-garang bisa kembali ke kondisi semula, masyarakatnya pun bisa memulai kehidupan yang baru seperti sedia kala. Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang maka peneliti tertarik untuk mengetahui respon masyarakat Desa Sigarang-garang Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo terhadap program pemulihan tempat tinggal bagi korban Erupsi Gunung Sinabung, yang dituangkan dalam penelitian yang berjudul Respon Masyarakat Terhadap Program Pemulihan Tempat Tinggal Bagi Korban Erupsi Gunung Sinabung Oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Di Desa Sigarang-garang Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan langkah yang penting, karena langkah ini menentukan kemana suatu penelitian diarahkan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan 21

sebagai berikut Bagaimana Respon Masyarakat Terhadap Program Pemulihan Tempat Tinggal Bagi Korban Erupsi Gunung Sinabung Oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Di Desa Sigarang-garang Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program Pemulihan Tempat Tinggal Bagi Korban Erupsi Gunung Sinabung oleh Badan Nasional Penaggulangan Bencana ( BNPB) Di Desa Sigarang-garang Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo. 1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam rangka: a. Bagi penulis, dapat mempertajam kemampuan menulis dalam penulisan karya ilmiah, menambah pengetahuan dan mengasa kemampuan berpikir penulis dalam menyikapi dan menganalisis permasalahan sosial yang terjadi dalam masyarakat khususnya dalam permasalahan pemberian bantuan bagi korban bencana alam seperti korban erupsi gunung berapi. b. Bagi fakultas, memberikan masukan yang bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial, terutama mengenai bencana alam. 22

c. Memberikan masukan kepustakaan serta menjadi sumber masukan kepada instansi terkait. 1.4 Sitematika Penulisan Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkanung dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika penulisan secara garis besarnya di kelompokkan dalam enam bab, dengan urutan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang di teliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan define operasional. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data. BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitan dan data-data lain, dimana penulis mengadakan penelitian. 23

BAB V : ANALISIS DATA Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya. BAB VI : PENUTUP Bab ini berisiskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian sehubunhan dengan penelitian yang dilakukan. 24