HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan hiperglikemia kronis akibat gangguan metabolisme karbohidrat, lemak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lemak, dan protein. World health organization (WHO) memperkirakan prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang muncul ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup

HUBUNGAN RIWAYAT GARIS KETURUNAN DENGAN WAKTU TERDIAGNOSIS DIABETES MELITUS DI RSUD. PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

Hubungan Usia Penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan Disfungsi Ereksi

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kenaikan jumlah lansia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

GAMBARAN KADAR GULA DARAH DAN DERAJAT KEPARAHAN STROKE PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK TROMBOTIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 I. PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

NASKAH PUBLIKASI. HUBUNGAN ASUPAN SERAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR

Kata Kunci: Gangguan fungsi Kognitif, Durasi Diabetes mellitus tipe 2, manado

PENGARUH STATUS GIZI DAN FREKUENSI SENAM DIABETES TERHADAP PROFIL LIPID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 TESIS

Kedokteran Universitas Lampung

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HIPERTENSI SKRIPSI. Persyaratan. Diajukan Oleh J

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PENGARUH KADAR GLUKOSA DARAH TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI GRHA DIABETIKA SURAKARTA

KORELASI HBA1C DENGAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DM TIPE 2 DI RSUP H. ADAM MALIK PADA TAHUN Oleh: PAHYOKI WARDANA

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

PENGARUH KADAR GLUKOSA DARAH TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI GRHA DIABETIKA SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

GAMBARAN GLUKOSA DALAM DARAH DAN KADAR HbA1c PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 1 DAN TIPE 2 YANG RAWAT INAP DI RSUP.H.

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya atau tersumbatnya pembuluh darah otak oleh gumpalan darah. 1

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN HIPERTENSI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit. kronis yang disebabkan oleh gula darah tinggi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ini, penyakit ini banyak berhubungan dengan penyakit-penyakit kronis di dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. resiko terjadinya komplikasi akibat DM (Agustina, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), Diabetes Melitus (DM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B

BAB 1 PENDAHULUAN. kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. (Awad,

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab. mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia.

Transkripsi:

HUBUNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran Diajukan oleh : Mirza Nuchalida J500110104 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ABSTRAK HUBUNNGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF Mirza Nuchalida 1, Sumardjo 2, Listiana Masyita Dewi 2, 2015 Latar belakang : Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit kronik yang prevalensinya tinggi di Indonesia. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa Indonesia berada di posisi keempat dunia. Secara patofisiologis, DM dapat memperparah gangguan pembuluh darah, terutama di otak sehingga dalam jangka waktu tertentu dapat meningkatkan risiko tejadinya penurunan fungsi kognitif. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lamanya menderita DM tipe 2 dengan penurunan fungsi kognitif. Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 yang berusia 45 tahun di GRHA Diabetika Surakarta. Sampel ditentukan secara purposive sampling sebanyak 58 orang. Mini Mental State Examination (MMSE) digunakan sebagai instrumen mengumpulkan data. Data diuji dengan uji statistik chi square dengan program SPSS 17. 0 for Windows. Hasil : Hasil uji korelasi chi square pada skor MMSE menunjukan nilai signifikansi 0,001 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara lamanya menderita DM tipe 2 dengan penurunan fungsi kognitif. Nilai OR sebesar 6,891 dapat diinterpretasikan bahwa probabilitas pasien DM tipe 2 yang mengalami penurunan fungsi kognitif adalah sebesar 87 %. Simpulan : Terdapat hubungan antara lamanya menderita DM tipe 2 dengan penurunan fungsi kognitif, artinya bahwa semakin lama seseorang menderita DM tipe 2, maka akan semakin besar risiko terjadinya penurunan fungsi kognitif. Kata Kunci : lamanya menderita diabetes melitus tipe 2, penurunan fungsi kognitif, MMSE 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta 3 Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT THE RELATIONSHIP BETWEEN DURATION OF TYPE 2 DIABETES MELLITUS AND CONGNITIVE FUNCTION IMPAIRMENT Mirza Nuchalida 1, Sumardjo 2, Listiana Masyita Dewi 2, 2015 Background: Diabetes mellitus (DM) is a group of metabolic diseases with characterised of hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action, or both. Type 2 diabetes mellitus is a chronic disease that is highly prevalent in Indonesia. WHO report in 2004 showed that Indonesia was the world's fourth position. Pathophysiologically, DM can exacerbate vascular disorders, especially in the brain, in a certain period of time it can increase the risk of cognitive impairment. Objective: This study aimed to determine the relationship of the duration of type 2 diabetes mellitus with cognitive impairment. Methods: This research design methode is observational study with cross sectional approach. The subjects of this study were patients with type 2 diabetes mellitus by aged 45 years old in GRHA Diabetic Surakarta. The sample was determined by purposive sampling as many as 58 people. The Mini Mental State Examination (MMSE) was used as instrument to collect data. Data were tested by chi-square test with SPSS 17. 0 for Windows. Results: The results of correlation study by chi square on MMSE scores shows significant value of 0.001, which means that there is a relationship between duration of type 2 diabetes mellitus with cognitive impairment. OR value of 6,891 can be interpreted that the probability of type 2 diabetes patients who experience cognitive imparment amounted to 87%. Conclusion: There is a relationship between duration of type 2 diabetes mellitus with cognitive impairment, which means that the longer a person suffering type 2 diabetes, the biger risk of cognitive impairment. Keywords: duration of diabetes mellitus type 2, cognitive function impairment, MMSE 1 Student of Medical Faculty at Muhammadiyah University of Surakarta 2 Lecture of Medical Faculty at Muhammadiyah University of Surakarta 3 Lecture of Medical Faculty at Muhammadiyah University of Surakarta

PENDAHULUAN Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes melitus berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan dari berbagai organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah ( American Diabetes Association, 2005). Studi populasi yang dilakukan World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah penderita DM di Indonesia berada di posisi keempat di bawah India 3,1 juta orang, sedangkan di Cina 42,3 juta orang, AS 30,3 juta orang dan Indonesia 21,3 juta orang (WHO, 2004). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 persen. Tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), Kalimantan Timur (2,3%) dan di Jawa Tengah (1,6%) (RISKESDAS, 2013). Fungsi kognitif merupakan kemampuan melakukan atensi, registrasi, memori, kalkulasi, mengingat kembali ( recall), bahasa, pertimbangan, membaca dan menulis serta kemampuan visuospasial (Saunderajen, 2010). DM tipe 2 menyebabkan aterosklerosis oleh karena apolipoprotein E (ApoE) sebagai transport kolesterol meningkat sehingga menyebabkan plak neuritik di hipokampus sehingga mengganggu fungsi kognitif. Hiperglikemia dapat menyebabkan efek toksik langsung oleh karena stres oksidatif dan akumulasi advanced glycation end products (AGEs) yang merusak jaringan otak di hipokampus (Duron dan Hanon, 2008). DM menyebabkan penurunan fungsi kognitif akibat gangguan pembuluh darah, terutama di otak. Gangguan tersebut menyebabkan iskemi di otak yang menghasilkan lesi subkortikal di substansia alba pada daerah hipokampus (Manschot et al., 2005).

Mini Mental State Examination adalah instrumen pemeriksaan yang digunakan untuk menilai fungsi kognitif dalam konsensus nasional secara luas oleh para klinisi untuk praktek klinik maupun penelitian (Suryadi, 2004). Lamanya menderita DM tipe 2 mempengaruhi penurunan fungsi kognitif. Pasien DM tipe 2 yang tidak mengkonsumsi obat memiliki resiko penurunan fungsi kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan penderita yang mengkonsumsi obat seperti hipoglikemik oral dengan durasi < 10 tahun (Logroscino et al., 2004). Penelitian di Indonesia oleh Saunderajen, menyatakan bahwa sindroma metabolik adalah kumpulan faktor risiko yang terdiri atas diabetes, obesitas abdominal, dislipidemia dan hipertensi. Sindroma metabolik berkontribusi terhadap respon inflamasi dengan mekanisme aterosklerosis yang dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif (Saunderajen, 2010). Penelitian dari Shuba dan Karan tahun 2012 menyatakan bahwa hubungan umur, jenis kelamin, lamanya menderita DM dan HBA1C dengan penurunan fungsi kognitif tidak signifikan. Penelitian dari Heider Gorji tahun 2012 menyatakan tidak terdapat hubungan lamanya DM dengan penurunan fungsi kognitif, namun dipengaruhi oleh kontrol glukosa (Shuba dan Karan, 2012; Heidariet al., 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lamanya menderita diabetes melitus tipe 2 dengan penurunan fungsi kognitif. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dengan pendekatan cross sectional sering disebut dengan penelitian transversal karena variabel bebas dan variabel terikat diobservasi sekaligus pada saat bersamaan (Ar ief, 2010). Penelitian ini dilakukan di GRHA Diabetika Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014-Desember 2014. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah penderita DM tipe 2, sedangkan untuk sempel yang digunakan adalah Penderita DM Tipe 2 yang bergabung di GRHA Diabetika Surakarta

dengan usia 45 tahun. Penderita DM tipe 2 dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 29 orang dengan lama menderita 8 tahun dan 29 orang dengan lama menderita < 8 tahun. Lamanya menderita DM Tipe 2 adalah onset atau mulainya terjadinya hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja dari insulin maupun keduanya yang berlangsung 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sampai terjadinya komplikasi mikrovaskular yang timbul 15 tahun sesudah awitan diabetes melitus. Lamanya menderita DM tipe 2 menyebabkan terjadinya penurunan fungsi kognitif adalah 8 tahun (Purnamasari, 2009; Schteingart, 2005). Penurunan fungsi kognitif adalah gangguan yang menyebabkan penurunan kemampuan melakukan atensi, memori, pertimbangan, berfikir abstrak, pemecahan masalah serta fungsi eksekutif (Saunderajen, 2010). Penurunan fungsi kognitif dapat diukur dengan MMSE dengan metode cut off score dengan hasil pengukuran fungsi kognitif normal apabila nilai > 27 dan bernilai abnormal apabila < 27. Penelitian ini menggunakan uji Chi Square (Dahlan, 2013). HASIL PENELITIAN Jumlah sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi adalah 58 orang. Sampel tersebut terdiri atas 29 orang yang menderita DM tipe 2 dengan lamanya menderita 8 tahun dan 29 orang yang menderita DM tipe 2 dengan lamanya menderita < 8 tahun. Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi- Square 11.655 a 1.001

Pada tabel di atas menunjukan hasil uji Chi Square. Nilai yang digunakan adalah nilai pada Pearson Chi Square. Nilai signifikansinya adalah 0,001 yang berarti bahwa terdapat hubungan antara lamanya menderita DM tipe 2 dengan penurunan fungsi kognitif. PEMBAHASAN Onset atau mulai terjadinya DM tipe 2 adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan. Hal ini dapat terdiagnosis secara pasti setelah memenuhi kriteria DM tipe 2 seperti keluhan khas (polifagi, polidipsi, poliuri). Keluhan khas tersebut bila disertai dengan pemeriksaan glukosa darah (Purnamasari, 2009). Awitan komplikasi mikrovaskular biasanya baru timbul 15 tahun sesudah awitan diabetes. Mikroangiopati yang terjadi menyebabkan aterosklerosis. Lamanya menderita DM tipe 2 hingga menyebabkan penurunan fungsi kognitif adalah 8 tahun setelah diagnosis ditegakkan (Schteingart, 2005). Distribusi sampel berdasarkan usia menunjukan bahwa usia 44-55 tahun sebanyak 20 orang (69%), 56-65 tahun sebanyak 6 orang (21%) sedangkan usia 66-75 tahun sebanyak 3 orang (10%), sedangkan lamanya menderita < 8 tahun pada kategori usia didapatkan hasil bahwa usia 45-55 tahun sebanyak 25 orang (86%), 56-65 tahun sebanyak 3 orang (11%). sedangkan usia 66-75 tahun sebanyak 1 orang (3%). Hal ini dikarena kan responden yang bergabung dalam penelitian ini adalah responden dengan usia 45 tahun. Hasil penelitian serupa dilakukan oleh Zahtamal dkk di Indonesia pada tahun 2007 tentang faktor resiko penyakit diabetes melitus menyatakan bahwa seseorang dengan usia 45 tahun beresiko menderita DM, sehingga DM akan meningkat kasusnya sejalan dengan adanya pertambahan usia (Zahtamal et al., 2007). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryadi di Indonesia pada tahun 2004 tentang hubungan antara tingkat gangguan kognitif dengan stadium retinopati diabetika pada DM tipe 2 yang

menyatakan bahwa MCI terjadi pada golongan usia diatas 60 tahun, hal ini disebabkan oleh penurunan masa sel otot, sel-sel tubuh dan penyakit degeneratif (Suryadi, 2004). Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa lakilaki lebih banyak dibandingkan perempuan. Hal ini disebabkan karena responden yang terlibat dalam penelitian ini lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan. Penelitian serupa dilakukan oleh Suryadi yang menyatakan bahwa DM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan fungsi kognitif sebesar 18% pada perempuan dan 20 % pada lakilaki dengan usia 65 tahun. Hal ini disebabkan karena jumlah sampel yang diteliti sedikit serta kebiasaan merokok yang menjadi faktor yang berpengaruh menyebabkan penurunan fungsi kognitif (Suryadi, 2004). Hasil berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Logroscino dkk pada tahun 2004 tentang DM tipe 2 dan penurunan fungsi kognitif pada wanita usia 70-80 tahun hal ini disebabkan karena penggunaan obat DM berpengaruh dalam kontrol glukosa darah, dimana wanita yang tidak menggunakan obat DM beresiko tinggi mengalami penurunan fungsi kognitif baik lamanya menderita < 10 tahun maupun 10 tahun (Logroscino et al, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Irawan tahun 2010 menyatakan bahwa wanita berisiko lebih besar terkena DM dibandingkan laki-laki hal ini disebabkan karena LDL, trigliserid, aktivitas sehari-hari, menopause dan indeks tubuh pada wanita lebih tinggi dibanding laki-laki (Irawan, 2010). Berdasarkan tabel penurunan fungsi kognitif terhadap penderita DM tipe 2 dapat dijelaskan bahwa penurunan fungsi kognitif pada penderita DM tipe 2 yang lamanya menderita 8 tahun sebanyak 21 orang (72,4) lebih tinggi dibandingkan yang lamanya menderita < 8 tahun sebanyak 8 orang (27%). Hal ini sesuai dengan penelitian Robert dkk pada tahun 2008 tentang lama dan keparahan diabetes melitus berhubungan dengan gangguan kognitif ringan, hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa penderita DM tipe 2 yang menderita 10 tahun berhubungan dengan penurunan fungsi kognitif dengan

nilai p 0,008, hal ini disebabkan karena pengaruh kontrol glukosa, pemberian obat oral hipoglikemik dan insulin yang tidak teratur. (Roberts, 2009). Hasil penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh Shuba dan Karan yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan lamanya menderita DM dengan gangguan kognitif dengan p=0.526, hal ini disebabkan instrumen pengukuran fungsi kognitif menggunakan 3MS (Shuba dan Karan, 2012). Berdasarkan tabel hubungan lamanya menderita DM dengan penurunan fungsi kognitif didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara lamanya menderita DM tipe 2 dengan penurunan fungsi kognitif, dengan nilai signifikansinya adalah 0,001. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lamanya menderita diabetes melitus tipe 2 dengan penurunan fungsi kognitif. Hasil penelitian serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Morren dkk tahun 2014 tentang lamanya menderita DM tipe 2 dan VLDL berhubungan dengan fungsi kognitif pada sindrom metabolik dan diidapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara lamanya menderita DM tipe 2 dengan penurunan fungsi kognitif (p < 0,05) (Morren et al., 2014). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Robert dkk tentang lamanya dan keparahan DM berhubungan dengan Mild Cognitive Impairment (MCI) menyatakan bahwa lamanya DM tipe 2 berhubungan dengan penyakit makrovaskular serebral, infark serebral dan gangguan kognitif (Robbert et al., 2008). Penelitian yang hasilnya berbeda yang dilakukan oleh Gorji dkk pada tahun 2012 tentang perbedaan gangguan memori pada kedua kelompok yang berbeda durasinya pada DM, hasil didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan gangguan memori pada kedua kelompok diakibatkan faktor perancu yang tidak terkendali dengan nilai p > 0,005. Hal ini disebabkan karena faktor perancu yang dikendalikan seperti kebiasaan merokok, tidak menggunakan obat hipoglikemik serta jenjang pendidikan rendah yaitu sekolah dasar, halhal tersebut berpengaruh dalam penurunan fungsi kognitif (Gorji et al, 2012).

Lamanya menderita DM tipe 2 yang 8 tahun berisiko 87 % terjadi penurunan fungsi kognitif. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Manschot juga menyatakan terdapat DM tipe 2 beresiko menyebabkan gangguan kognitif yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah yang menyebabkan iskemi di otak (Manschot et al., 2007). Hasil penelitian serupa oleh Duron dan Hanon menyatakan bahwa DM tipe 2 menyebabkan aterosklerosis yang dapat menimbulkan plak di hipokampus sehingga mengganggu hipokampus (Duron dan Hanon, 2008). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik simpulan bahwa terdapat hubungan antara lamanya menderita DM tipe 2 dengan penurunan fungsi kognitif, artinya bahwa semakin lama seseorang menderita DM tipe 2, maka akan semakin besar risiko terjadinya penurunan fungsi kognitif. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terimakasih kepada dr. Sumardjo, Sp.PD dan dr. Listiana Masyita Dewi yang telah membimbing dan membantu dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA American Diabetes Association. 2010. Diagnosis and Classification of diabetes mellitus. http://www. American Diabetes Association.org/presenter(Juni, 2014) Dahlan, M. Sopiyudin. 2013. Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi V, Salemba Medika. Jakarta. p: 129-138 Duron, E and Olivier, H. 2008. Vascular Risk Factor, Cognitive Decline and Dementia.4(2):369-81

Irawan, Dedi. 2010. Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 di Daerah Urban Indonesia (Analisa Data Sekunder Riskesdas 2007). Thesis Universitas Indonesia. Gorji, M. A. H., et. al., 2012.Comparison of Memory Impairment Among Two Groups of Patients With Diabetes With Different Disease Durations.BioMed Central Research Notes. 5:2-4 Logroscino, G., Kang, J. H., Grodstein, F. 2004. Prospective study of type 2 diabetes and cognitive decline in women aged 70-81 years. British Medical Journal. 129: 22-6 Manschot S.M., et. al. 2007. Metabolic and Vascular Determinants of Impaird Cognitive Performance and Abnormalities on Brain Magnetic Resonance Imaging In Patient With Type 2 Diabetes. Diabetologia 2007. 50:2388-97 Morren D.Y., et. al. 2014. Duration of Type 2 Diabetes and Very Low Density Lipoprotein Levels Are Associated with Cognitive Dysfunction in Metabolic Syndrome. Hindawi Publishing Corporation Cardiovascular Psychiatry and Neurology : USA. Vol : 2014. pp: 1-6 Purnamasari D. Diagnosis dan klasifikasi diabetes melitus. Dalam: Alwi I, Setiati S, Setiyohadi B, Simadibrata M, Sudoyo AW, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III. Ed ke-5. Jakarta: Interna Publishing; 2009. pp 1880-3 RISKESDAS. 2013. Riset Kesehatan Dasar. http://www.riskesdas2013.pdf.diakses tanggal 23 April 2014 Roberts,R.O., et al. 2008. Duration and Severity of Diabetes Are Associated with Mild Cognitive Impairment. National Institutes of Health : Olmsted. Vol : 2008. Pp: 1-7 Saunderajen, 2010. Pengaruh Sindroma Metabolik Terhadap Gangguan Fungsi Kognitif. Pp 2-4. Tesis

Schteingart, D. E, 2005. Pankreas Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus : Patofisiologi Konsep Konsep Proses-Proses Penyakit Edisi VI vol. VI. Jakarta : EGC, pp 1259-70 Shuba, N., Karan. 2012. Assessment of Cognitive in the Diabetes Melitus. Journal of Clinical and Diagnostic Research. 6(10): 1658-62 Suryadi, 2004. Hubungan Antara Tingkat Gangguan Kognitif dengan Stadium Retinopati Diabetika pada Diabetes Melitus Tipe 2. Pp 6-22. Tesis Taufiqurrahman, A. M. 2010. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press). Surakarta. pp: 63-71 Zahtamal, Fifia Chandra, Suyanto, Tutirestuastuti, 2007. Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Melitus. Berita Kedokteran Masyarakat. Riau. 23(3).pp 142-7