Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village

dokumen-dokumen yang mirip
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

Lesy Lailatul Hikmati 1) Siti Novianti dan Andik Setiyono 2)

HUBUNGAN KOMPONEN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS NIKI-NIKI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Tahun 2014

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU IBU TERHADAP TINGGINY A ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALIT A DI PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG TAHUN 2002

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

HUBUNGAN KEPADATAN LALAT, PERSONAL HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan salah satu dari gangguan kesehatan yang lazim. dan Indonesia (Ramaiah, 2007:11). Penyakit diare merupakan masalah

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

ABSTRACT. Keywords: Diarrhea, PHBS indicators

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Purbo Tahun 2014 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat


BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

HUBUNGAN PERILAKU HIGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA SISWA SD NEGERI 01 TRANGSAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM TYPOID PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TMC TASIKMALAYA TAHUN Heti Damayanti 1) Nur Lina dan Sri Maywati 2)

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS KADER DENGAN KINERJA POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG TAHUN 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE FAMILY BEHAVIOR IN THE USAGE OF CLEAN WATER WITH THE DIARRHEA IN CHILDREN BELOW FIVE IN THE BARENG VILLAGE JOMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SIALANG BUAH KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2012

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA FACTORS INFLUENCES WITH DIARHEA IN THE CHILDREN UNDER FIVE

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

Faktor Lingkungan Berhubungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Muaradua Kabupaten Oku Selatan

FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGMUNDU SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE KANTIN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA PENJAMAH MAKANAN PT. X DI KARANGANYAR

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Kejadian Diare Dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi Umur 0-1 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2013

Nama pewawancara :. Tanggal wawancara :./../

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI TERJADINYA DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAJAH I KABUPATEN DEMAK

ANALISIS FAKTOR PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS CIMANDALA KABUPATEN BOGOR

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Dewiarti AN, Wahyuni A, Dewi AM Faculty of Medicine Lampung University. Keywords: Diarrhea, education, knowledge, mother, prevention

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN KUNINGAN KECAMATAN SEMARANG UTARA TAHUN 2016 (STUDI KASUS DI RT 01 RW III KELURAHAN KUNINGAN) Zulfrianingtias Cahyani Putri*), Supriyono Asfawi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula 1 No. 5 11 Semarang Email : zulfrianingtias@gmail.com ABSTRACT Background: Diarrhea is still a one important problems public health because it is first major contributor of morbidity and child mortality in various countries including Indonesia. From the preliminary survey in October 2015 at PHC of Bandarharjo, the number of patients diarrhea with age more than 15 years were high. In 2014, it was recorded 251 cases while in 2015 it was recorded 112 cases. This study aimed to analyze factors affecting the incidence of diarrhea in Kuningan village, North Semarang Sub-District in 2016 (a case study in RT 01 RW III Kuningan village). Methods: The study was explanatory research used cross sectional design. Methods used for data collection is interviews and observation. Respondents were 85 respondents with techniques of sampling accidental sampling. Variables used in this study were knowledge, clean water facilities, defecate behavior, trash processing, and washing hand behavior where variable was tested by test chi square. Results: Characteristics of respondents including aged between 41-50 years, female with the education level junior high school and housewives. From the analysis univariat, about 85 respondents knowledge causes of diarrhea less than good (82.4%), clean water facilities less than good (78.8%), defecate behavior less than good (54,1%), trash processing less than good (81,2%), and good washing hand behavior (77,6%). Test chi square for the knowledge variable (p=0,003), clean water facilities variable (p=0,606), defecate behavior variable (p=0,053), trash processing variable (p=1,000), washing hand behavior variable (p=0,064). Conclusion: Conclusions from the research was factor that correlated to the incidence of diarrhea in RT 01 RW III Kuningan village was knowledge, while clean water facilities, defecate behavior, trash processing, and washing hand behavior there was no correlation. Suggested of health workers in PHC of Bandarharjo to gives information about diarrhea so that the information that is provided increases knowledge for the community as well as expected to the local community to make it more able to increase the clean and healthy. Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village

ABSTRAK Latar Belakang: Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara termasuk Indonesia. Dari hasil survey awal pada bulan Oktober 2015 di Puskesmas Bandarharjo, pasien yang mengalami diare dengan jumlah yang cukup tinggi adalah pasien dengan usia lebih dari 15 tahun. Pada tahun 2014, tercatat sebanyak 251 kasus sedangkan untuk tahun 2015 tercatat sebanyak 112 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare di Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara Tahun 2016 (Studi Kasus di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan). Metode: Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Metode pengumpulan data adalah wawancara dan observasi. Responden dalam penelitian ini adalah 85 orang dengan teknik sampling accidental sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sarana air bersih, perilaku BAB, pengolahan sampah, dan perilaku cuci tangan dimana variabel tersebut diuji dengan uji chi square. Hasil: Karakteristik responden meliputi usia antara 41-50 tahun, jenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan SMP dan berstatus ibu rumah tangga. Dari analisis univariat, sebanyak 85 responden memiliki pengetahuan penyebab diare kurang baik (82,4%), sarana air bersih kurang baik (78,8%), perilaku BAB kurang baik (54,1%), pengolahan sampah kurang baik (81,2%), dan perilaku cuci tangan baik (77,6%). Hasil uji chi square untuk variabel pengetahuan (p=0,003), variabel sarana air bersih (p=0,606), variabel perilaku BAB (p=0,053), variabel pengolahan sampah (p=1,000), dan variabel perilaku cuci tangan (p=0,064). Simpulan dan Saran: Simpulan dari penelitian ini adalah faktor yang berhubungan dengan kejadian diare di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan adalah pengetahuan, sedangkan sarana air bersih, perilaku BAB, pengolahan sampah, dan perilaku cuci tangan tidak ada hubungan. Disarankan tenaga kesehatan di Puskesmas Bandarharjo untuk menyampaikan informasi tentang diare sehingga dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat serta diharapkan kepada masyarakat setempat agar lebih dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat. Kata Kunci : Diare, Buang Air Besar, Kelurahan Kuningan PENDAHULUAN Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting karena merupakan penyumbang utama angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara termasuk Indonesia. Diare dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain keadaan lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan masyarakat, gizi, kependudukan, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi. (1)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Amin Rahman Hardi di wilayah kerja Puskesmas Baranglompo Kecamatan Ujung Tanah tahun 2012, dari uji statistik diperoleh nilai p value 0,021 < 0,05 yang bisa disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna antara faktor sanitasi lingkungan dengan kejadian diare. (2) Dari hasil survey awal pada bulan Oktober 2015 di Puskesmas Bandarharjo, angka kejadian diare pada tiga tahun terakhir di Kelurahan Kuningan menunjukkan angka yang cukup tinggi. Pada tahun 2013, jumlah angka kejadian diare sebanyak 504 kasus. Kemudian pada tahun 2014 terdapat penurunan jumlah kasus diare yang signifikan yaitu 436 kasus dan tahun 2015 sebanyak 253 kasus. Bahkan angka kejadian diare di Kelurahan Kuningan merupakan tertinggi kedua setelah Kelurahan Bandarharjo. Sampai bulan Oktober 2015, pasien yang mengalami diare dengan jumlah yang cukup tinggi adalah pasien dengan usia lebih dari 15 tahun. Pada tahun 2014, tercatat sebanyak 251 kasus sedangkan untuk tahun 2015 tercatat sebanyak 112 kasus. Jumlah kasus tersebut menunjukkan bahwa trend kasus diare menurun setiap tahunnya, walaupun angkanya masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada usia > 15 tahun (studi kasus di RT 01 RW III) di Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara. METODE Jenis penelitian ini merupakan explanatory research dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu pengetahuan, sarana air bersih, perilaku buang air besar (BAB), pengolahan sampah, serta perilaku cuci tangan dengan variabel terikat yaitu kejadian diare di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara dan observasi, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling karena pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia pada saat penelitian dilakukan.

HASIL 1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Kejadian Diare Frekuensi Persentase Tidak diare 31 36,5% Diare 54 63,5% Total 85 100% Hasil penelitian diperoleh hasil responden yang mengalami kejadian diare dalam kurun waktu 3 bulan terakhir sebanyak 54 responden dengan persentase sebesar 63,5%. Dari responden yang diwawancara, rata-rata diare yang dialami oleh responden lebih dari tiga kali dalam sehari dan berbentuk lembek sampai cair. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Variabel Mean Modus Min Max SD Usia 41.26 50 16 61 11.46 Jenis Kelamin 1.60 2 1 2 0.493 Pendidikan 1.86 2 1 4 0.774 Pekerjaan 5.12 6 2 7 1.475 Berdasarkan tabel 2 rata-rata usia responden adalah 50 tahun, dimana paling banyak berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan SMP dan berstatus ibu rumah tangga. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Pengetahuan Frekuensi Persentase Kurang baik 70 82,4% Baik 15 17,6% Total 85 100% Dari 85 responden sebanyak 70 responden memiliki pengetahuan penyebab diare yang kurang baik (82,4%). Karena rata-rata tingkat pendidikan responden yang rendah ikut berpengaruh terhadap sosial ekonomi sehingga mempengaruhi tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit diare.

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sarana Air Bersih Sarana Air Bersih Frekuensi Persentase Kurang baik 67 78,8% Baik 18 21,2% Total 85 100% Tabel 4 menunjukkan bahwa sebanyak 67 responden (78,8%) dari 85 responden memiliki sarana air bersih yang kurang baik. Hal tersebut dikarenakan warga RT 01 RW III lebih banyak mengkonsumsi air galon daripada air matang, dimana air yang dikonsumsi lebih berpotensi menyebabkan diare karena langsung masuk ke dalam saluran pencernaan. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku BAB Perilaku BAB Frekuensi Persentase Kurang baik 46 54,1% Baik 39 45,9% Total 85 100% Dari tabel 5 sebanyak 46 responden (54,1%) dari 85 responden memiliki perilaku BAB yang kurang baik. Dari perilaku yang kurang baik tersebut disebabkan masih banyak warga yang belum memiliki jamban. Warga yang sudah memiliki jamban pun kurang memperhatikan kebersihan jamban dirumahnya. Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengolahan Sampah Pengolahan Sampah Frekuensi Persentase Kurang baik 69 81,2% Baik 16 18,8% Total 85 100% Tabel 6 menunjukkan bahwa dari pengolahan sampah yang dilakukan oleh 85 responden kurang baik yaitu sebanyak 69 responden (81,2%). Banyak dari warga yang mempunyai tempat sampah tetapi tidak tertutup serta beberapa warga ada yang membuang sampah langsung ke sungai di sekitar tempat tinggal, sehingga hal tersebut dapat memicu adanya lalat yang hinggap di makanan sehingga dapat menularkan penyakit diare.

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku Cuci Tangan Perilaku Cuci Tangan Frekuensi Persentase Kurang baik 19 22,4% Baik 66 77,6% Total 85 100% Berdasarkan tabel 7 sebanyak 66 dari 85 responden memiliki perilaku cuci tangan yang baik yaitu sebesar 77,6%.Hal tersebut dikarenakan banyak dari warga RT 01 RW III sudah memiliki kesadaran untuk mencuci tangan, akan tetapi masih ada warga yang mencuci tangan tidak memakai sabun. Mereka beranggapan bahwa jika sudah mencuci tangan menggunakan air dirasa sudah bersih. 2. Analisis Bivariat Tabel 8 Tabel Silang Variabel Pengetahuan dengan Kejadian Diare Pengetahuan Tidak Diare Kejadian Diare Diare Total n % n % n % Kurang baik 20 28,6% 50 71,4% 70 100 Baik 11 73,3% 4 26,7% 15 100 31 36,5% 54 63,5% 85 100 Hasil tabel silang antara variabel pengetahuan dengan kejadian diare diperoleh responden dengan pengetahuan yang kurang baik yang paling banyak menderita diare yaitu sebanyak 50 responden (71,4%), sedangkan yang tidak diare sebanyak 20 responden (28,6%). Tabel 9 Tabel Silang Variabel Sarana Air Bersih dengan Kejadian Diare Sarana Air Bersih Tidak Diare Kejadian Diare Diare Total n % n % n % Kurang baik 23 34,3% 44 65,7% 67 100 Baik 8 44,4% 10 55,6% 18 100 31 36,5% 54 63,5% 85 100

Tabel silang antara variabel sarana air bersih dengan kejadian diare menunjukkan bahwa responden dengan sarana air bersih yang kurang baik menderita diare sebanyak 44 responden (65,7%) dibandingkan dengan yang tidak diare yaitu sebanyak 23 responden (34,3%). Tabel 10 Tabel Silang Variabel Perilaku BAB dengan Kejadian Diare Perilaku BAB Tidak Diare Kejadian Diare Diare Total n % n % n % Kurang baik 12 26,1% 34 73,9% 46 100 Baik 19 48,7% 20 51,3% 39 100 31 36,5% 54 63,5% 85 100 Tabel silang antara variabel perilaku BAB dengan kejadian diare menunjukkan bahwa responden dengan perilaku BAB yang kurang baik yang banyak menderita diare sebanyak 34 responden (73,9%) dibandingkan dengan yang tidak diare yaitu sebanyak 12 responden (26,1%). Tabel 11 Tabel Silang Variabel Pengolahan Sampah dengan Kejadian Diare Pengolahan Sampah Tidak Diare Kejadian Diare Diare Total n % n % n % Kurang baik 25 36,2% 44 63,8% 69 100 Baik 6 37,5% 10 62,5% 16 100 31 36,5% 54 63,5% 85 100 Hasil tabel silang antara variabel pengolahan sampah dengan kejadian diare diperoleh responden dengan pengolahan sampah kurang baik yang banyak menderita diare sebanyak 44 responden (63,8%) dibandingkan dengan responden yang tidak diare yaitu sebanyak 25 responden (36,2%).

Tabel 12 Tabel Silang Variabel Perilaku Cuci Tangan dengan Kejadian Diare Perilaku Cuci Tangan Tidak Diare Kejadian Diare Diare Total n % n % n % Kurang baik 3 15,8% 16 84,2% 19 100 Baik 28 42,4% 38 57,6% 66 100 31 36,5% 54 63,5% 85 100 Hasil tabel silang antara variabel perilaku cuci tangan dengan kejadian diare diperoleh responden dengan perilaku cuci tangan baik yang paling banyak menderita diare sebanyak 38 responden (57,6%) dibandingkan yang tidak diare sebanyak 28 responden (42,4%). Tabel 13 Hasil Uji Chi Square Variabel bebas Pengetahuan Variabel terikat Kejadian diare p value α Hasil 0,003 0,05 Ada hubungan Sarana Air Bersih Kejadian diare 0,606 0,05 Tidak ada hubungan Perilaku BAB Kejadian diare 0,053 0,05 Tidak ada hubungan Pengolahan Sampah Kejadian diare 1,000 0,05 Tidak ada hubungan Perilaku Cuci Tangan Kejadian diare 0,064 0,05 Tidak ada hubungan Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara variabel sarana air bersih, perilaku BAB, pengolahan sampah, dan perilaku cuci tangan serta ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan kejadian diare di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan Kecamatan Semarang Utara.

PEMBAHASAN 1. Kejadian Diare Dari hasil penelitian diperoleh hasil responden yang mengalami kejadian diare dalam kurun waktu 3 bulan terakhir sebanyak 54 responden dengan persentase sebesar 63,5%, sedangkan 31 lainnya (36,5%) tidak diare. Diare yang dialami oleh responden rata-rata lebih dari tiga kali dalam sehari dan berbentuk lembek sampai cair. Banyaknya responden yang menderita diare menunjukkan bahwa tidak hanya balita dan anak-anak saja yang dapat menderita diare, melainkan semua golongan usia berisiko menderita diare apabila kurang adanya kesadaran masyarakat mengenai kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka dan dampak yang akan ditimbulkan menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat, salah satunya yaitu diare. Diare itu sendiri dapat ditularkan melalui air yang tercemar, tinja yang terinfeksi dimana terdapat serangga yang hinggap di tinja terinfeksi tadi lalu hinggap ke makanan yang dimakan oleh manusia. Selain faktor tersebut, kebiasaan perorangan yang kurang baik juga berhubungan dengan penularan kuman penyebab diare, diantaranya adalah kebiasaan mencuci tangan dan perilaku buang air besar. 2. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Diare Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang, berpengaruh terhadap praktik baik secara langsung maupun tidak langsung melalui perantara sikap. Pengetahuan sebagai parameter keadaan sosial dapat sangat menentukan kesehatan masyarakat. Masyarakat dapat terhindar dari penyakit asalkan pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan, sehingga perilaku dan keadaan lingkungan sosialnya menjadi sehat. (3) Dari hasil analisis hubungan antara pengetahuan responden dengan kejadian diare, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian diare dimana 70 responden memiliki pengetahuan penyebab diare yang kurang baik (82,4%). Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Hajar, dkk tentang analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Desa Mattiro Dolangeng wilayah Puskesmas Liukang Tupabbiring

Kabupaten Pangkep yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare. (4) Faktor pengetahuan bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, karena semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi. 3. Hubungan Antara Sarana Air Bersih dengan Kejadian Diare Salah satu faktor lingkungan yang dominan menyebabkan diare yaitu air bersih. Sarana air bersih dan sumber air minum yang kurang baik memungkinkan terjadinya kontaminasi dengan kuman penyebab diare sehingga meningkatkan risiko terjadinya diare. Hasil analisis hubungan antara sarana air bersih dengan kejadian diare menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sarana air bersih dengan kejadian diare dimana sebanyak 44 responden (65,7%) sarana air bersihnya kurang baik. Dari hasil wawancara yang dilakukan, sebanyak 43 responden (50,6%) menggunakan sarana air bersih yaitu air sumur. Sedangkan untuk air yang dikonsumsi, sebanyak 57 responden (67,1%) menggunakan air galon dibandingkan dengan air matang. Hal tersebut dikarenakan warga RT 01 RW III lebih banyak mengkonsumsi air galon daripada air matang, dimana air yang dikonsumsi lebih berpotensi menyebabkan diare karena langsung masuk ke dalam saluran pencernaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Roya Selaras Cita tentang hubungan sarana sanitasi air bersih dan perilaku ibu terhadap kejadian diare pada balita umur 10-59 bulan di wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan tahun 2013 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sarana sanitasi air bersih dengan kejadian diare pada balita umur 10-59 bulan (p value = 0,082). (5) 4. Hubungan Antara Perilaku BAB dengan Kejadian Diare Kepemilikan jamban secara tidak langsung berkaitan dengan perilaku BAB karena pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari

kesehatan lingkungan dimana kotoran manusia adalah salah satu sumber penyebaran penyakit. Dari hasil analisis hubungan antara perilaku BAB dengan kejadian diare menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku BAB dengan kejadian diare dimana 34 responden (73,9%) perilaku BAB nya kurang baik. Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Umiati tentang hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali tahun 2009 yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara kepemilikan jamban keluarga dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali tahun 2009 (p value = 0,018). (6) Dari hasil penelitian dan observasi lingkungan, diketahui masih ada sebagian responden yang belum memiliki jamban pribadi. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi perilaku BAB, apakah mereka BAB di jamban umum atau sembarangan. Tidak adanya hubungan antara perilaku BAB dengan kejadian diare di RT 01 RW III adalah karena responden yang tidak memiliki jamban pribadi, rata-rata BAB di jamban umum, walaupun masih ada responden yang BAB di sungai. 5. Hubungan Antara Pengolahan Sampah dengan Kejadian Diare Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Dari hasil analisis hubungan antara pengolahan sampah responden dengan kejadian diare, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara pengolahan sampah dengan kejadian diare dimana 44 responden memiliki pengolahan sampahnya kurang baik (63,8%). Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian dari Ira Primona, dkk tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir tahun 2013 yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengelolaan sampah dengan kejadian diare pada anak usia 0-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simarmata (p value = 0,491). (7) Dalam penelitian ini pengolahan sampah tidak berhubungan dengan kejadian diare di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan, hal tersebut dapat

diartikan bahwa masyarakat di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan yang menderita diare bukan karena pengolahan sampah yang kurang baik. Akan tetapi sampah rumah tangga dari responden ada yang langsung dibuang ke tempat penampungan sampah dan ada yang diangkut oleh petugas sampah, walaupun masih ada responden yang membuang sampahnya langsung ke sungai. 6. Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan dengan Kejadian Diare Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Perilaku mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan pribadi dan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat. Dari hasil analisis hubungan antara perilaku cuci tangan responden dengan kejadian diare, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare dimana 38 responden memiliki perilaku cuci tangan yang baik (57,6%%). Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali Rosidi, dkk tentang hubungan kebiasaan cuci tangan dan sanitasi makanan dengan kejadian diare pada anak SD Negeri Podo 2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang menyatakan bahwa ada hubungan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare (p value = 0,002). (8) Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, kebiasaan cuci tangan sudah banyak diterapkan oleh responden. Namun, masih ada sebagian responden yang mencuci tangan tidak menggunakan sabun, alasannya adalah responden merasa jika sudah mencuci tangan menggunakan air dirasa sudah bersih. SIMPULAN 1. Rata-rata usia responden adalah 50 tahun, dimana paling banyak berjenis kelamin perempuan dengan tingkat pendidikan SMP dan berstatus ibu rumah tangga 2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian diare di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan (p-value = 0,003)

3. Tidak ada hubungan antara sarana air bersih dengan kejadian diare di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan (p-value = 0,606) 4. Tidak ada hubungan antara perilaku BAB dengan kejadian diare di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan (p-value = 0,053) 5. Tidak ada hubungan antara pengolahan sampah dengan kejadian diare di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan (p-value = 1,000) 6. Tidak ada hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare di RT 01 RW III Kelurahan Kuningan (p-value = 0,064) SARAN 1. Diharapkan bagi instansi terkait khususnya tenaga kesehatan di Puskesmas Bandarharjo untuk dapat lebih banyak menyampaikan informasi tentang kesehatan, terutama tentang diare dimana penyakit tersebut yang paling banyak diderita masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo melalui posyandu maupun acara-acara kemasyarakatan. Sehingga informasi yang diberikan menambah pengetahuan bagi masyarakat dan diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan akibat diare di wilayah tersebut 2. Diharapkan kepada masyarakat setempat agar lebih dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat terutama yang berkaitan dengan pencegahan diare, seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah BAB dengan menggunakan sabun. Selain itu juga masyarakat diharapkan mengupayakan sarana sanitasi lingkungan seperti kepemilikan jamban, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat sehingga dapat meminimalisir kejadian diare DAFTAR PUSTAKA 1. Widoyono. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Erlangga. Jakarta. 2005. 2. Amin Rahman Hardi, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Baranglompo Kecamatan Ujung Tanah. Skripsi Universitas Hasanudin Makassar. 2012 3. Sarlin Suma. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Akut Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bulango Utara Kecamatan

Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013. Skripsi Universitas Negeri Gorontalo. 2014 4. Ibnu Hajar, dkk. Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Mattiro Dolangeng Wilayah Puskesmas Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep. Skripsi Stikes Nani Hasanuddin Makassar. 2013 5. Roya Selaras Cita. Hubungan Sarana Sanitasi Air Bersih Dan Perilaku Ibu Terhadap Kejadian Diare Pada Balita Umur 10-59 Bulan Di Wilayah Puskesmas Keranggan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Tahun 2013. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014 6. Umiati. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2010 7. Ira Primona, dkk. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir Tahun 2013. Skripsi Universitas Sumatera Utara. 2013 8. Ali Rosidi, dkk. Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Dan Sanitasi Makanan Dengan Kejadian Diare Pada Anak SD Negeri Podo 2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Skripsi Universitas Muhammadiyah Semarang. 2010