BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia. Sesuai dengan identifikasi masalah yang diuraikan, maka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pengertian Manajemen dan Fungsi Manajemen Pengertian Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

KAJIAN PUSTAKA. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

ABSTRAK. Petrus Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengoptimalkan segenap sumber daya yang mereka miliki guna mempertahankan

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

II. LANDASAN TEORI. seluruh faktor yang terdapat di perusahaan. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni untuk menerapkan fungsifungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 1), yang mengartikan bahwa:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II LANDASAN TEORI. dapat digunakan guna memenuhi kebutuhan itu sendiri. Tugas manajemen yang paling

BAB II LANDASAN TEORI. sumber daya manusia dan sumber daya yang lainnya secara efektif dan efisien. untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Sebelum memberikan pengertian tentang Manajemen Sumber Daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Unsur manusia ini berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to manage yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan Kedua Ketiga Manajemen Sumber Daya Manusia

I. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sumber Daya Manusia. kemampuan, mengidentifikasikan suatu pendekatan untuk dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya memanage. dengan pencapaian sasaran, organisasi secara efektif dan efisien.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen itu. Sehingga manajemen itu merupakan suatu proses untuk melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, prngarahan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk memperjelas gambaran dan pengertian manajemen maka penulis mengemukakan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli. Menurut Stoner yang dikutip oleh T. Hani Handoko (2003;8): Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Menurut Luther Gulick yang dikutip oleh T. Hani Handoko (2003;11): Manajemen adalah sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (sience) yang berusaha dengan sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Menurut G.R. Terry yang dikutip oleh Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan (2004;2) definisi manajemen adalah: Manajemen adalah suatu proses yang khas yang berdiri dari tindakantindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. 8

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan mengkoordinasikan pekerjaan, tugas dan tanggung jawab serta memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penetapan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam manajemen kita mengenal unsur-unsur manajemen (Tools Of Management). Menurut Hasibuan (2004;20) unsur-unsur manajemen tersebut terdiri dari Man, Money, Methods, Material, Machines, and Market yang disingkat dengan 6M. 1. Man, yaitu tenaga kerja manusia baik tenaga kerja pimpinan maupun tenaga kerja operasional. 2. Money, yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Methods, yaitu cara-cara yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan. 4. Materials, yaitu bahan-bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan. 5. Machines, yaitu mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan atau dipergunakan untuk mencapai tujuan. 6. Market, yaitu pasar untuk menjual barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan. 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam usaha suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Sumber daya manusia ini menunjang organisasi 9

dengan bakat, karya, kreatifitas, dan dorongan. Masyarakat telah menunjukan perhatian yang meningkat terhadap aspek manusia tersebut, nilai-nilai manusia semakin disesuaikan dengan aspek-aspek teknologi maupun ekonomi. Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi, ternyata membawa akibat pada perkembangan kehidupan perekonomian yang semakin maju sehingga dalam hal ini diperlukan manajemen yang baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa manusia juga tidak dapat menghasilkan sesuatu tanpa adanya faktor-faktor produksi yang lainnya yaitu: uang, mesin, dan material. Akan tetapi karena faktor-faktor produksi yang lainnya adalah benda mati, yaitu dapat digerakkan sekehendak hati, maka faktor produksi tenaga kerja itu dapat tekanan yang lebih utama. Manusia memiliki perasaan, tujuan-tujuan dan memiliki akal yang dapat dimanfaatkannya untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan melalui proses tertentu. Dikaitkan dengan hal tersebut maka, beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang Manajemen Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut: Menurut Hasibuan(2004;1): Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu seni yang mengatur hubungan dengan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien yang membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. 10

Menurut Henry Simamora (2004;4): Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource Management) adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. Dari beberapa pengertian tentang Manajemen Sumber Daya Manusia diatas dapat disimpulkan bahwa arti dari Manajemen Sumber Daya Manusia adalah merupakan ilmu seni yang didalamnya terdiri atas fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Dan Manajemen Sumber Daya Manusia dapat mengelola individu anggota organisasi atau kelompok karyawan. 2.2.2 Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2003;22) fungsi operasional Manajemen Sumber Daya Manusia mencakup pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, pemberhentian. a. Pengadaan (procurement) Merupakan proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan. b. Pengembangan (development) Merupakan proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan. 11

c. Kompensasi (compensation) Merupakan pemberian balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. d. Pengintegrasian (integration) Merupakan kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. e. Pemeliharaan (maintenance) Merupakan kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun. f. Kedisiplinan Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial. g. Pemberhentian (separation) Merupakan putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. 12

2.3 Disiplin Kerja 2.3.1 Pengertian Disiplin Kerja Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Oleh karena itu, setiap manajer selalu berusaha agar para bawahannya mempunyai disiplin yang baik. Seorang manager dikatakan efektif dalam kepemimpinannya, jika para bawahannya berdisiplin baik. Untuk memelihara dan meningkatkan kedisiplinan yang baik adalah hal yang sulit, karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2007;193): Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Menurut Hasibuan (2003;118): Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. 13

Menurut Keith Davis (1985-366) yang dikutip oleh A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2007;129): Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organasasi. 2.3.2 Bentuk-bentuk Disiplin Kerja Ada 2 bentuk disiplin kerja, yaitu: a. Disiplin Preventif Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja. b. Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, 14

memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar. Berbagai sasaran tindakan pendisiplinan, secara ringkas, adalah sebagai berikut: a. Untuk memperbaiki pelanggar b. Untuk menghalangi para karyawan yang lain melakukan kegiatan- kegiatan yang serupa c. Untuk menjaga berbagai standar keompok tetap konsisten dan efektif Bentuk tindakan pendisiplinan yang terakhir adalah pemecatan. Tindakan ini sering dikatakan sebagai kegagalan manajemen dan departemen peersonalia, tetapi pandangan tersebut tidak realistik. 2.3.3 Pedekatan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal. 1. Pemberian Peringatan Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran telah dilakukannya. Di samping itu pula surat peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian kondite pegawai. 15

2. Pemberian sanksi harus segera Pelanggar yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku. Tujuaannya, agar pegawai yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku di perusahaan. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin yang ada. Di samping itu, memberi peluang pelanggar untuk mengabaikan disiplin perusahaan. 3. Pemberian Sanksi Harus Konsisten Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus kosisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Ketidakkonsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai merasakan adanya diskriminasi pegawai, ringannya sanksi, dan pengabaian disiplin. 4. Pemberian Sanksi Harus Impersonal Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda-bedakan pegawai, tua muda, pria-wanita tetap diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan. 2.3.4 Indikator-Indikator kedisiplinan Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, di antaranya: 16

a. Tujuan dan kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang akan di capai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguhsungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pekerjaan itu di luar kemampuan atau jauh dibawah kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah. b. Teladan pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang disiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin. c. Balas jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Untuk mewujudkan kedisiplinan karyawan yang baik, perusahaan harus memberikan balas jasa yang relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak 17

mungkin baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarga. d. keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. e. waskat Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Dangan waskat berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada /hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dan menyaelesaikan pekerjaannya. f. Sanksi hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. g. ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan sanksi 18

hukuman yang telah ditetapkan. pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisplener akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Dengan demikian, pimpinan akan dapat memelihara kedisiplinan karyawan perusahaan. h. Hubungan Kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. 2.4 Pengaruh Absensi Yang Tinggi pengaruh absensi yang tinggi menurut Flippo yang dikutip oleh Marwansyah dan Mukaram (2002;268): Tingkat absensi akan berpengaruh terhadap efektifitas dan efisiensi jalannya operasi perusahaan, karena tingkatan absensi dapat menyebabkan tertundanya jadwal kerja. Untuk mencapai jumlah produksi yang ditargetkan, pembuatan jadwal mengenai ketidakhadiran biasanya mengaduk unsur-unsur yang digolongkan sebagai berikut : 1. Nama Pegawai 2. Nomor Pegawai 3. Tanggal 4. Alasan tidak hadir 5. Alamat 6. Jenis kelamin 19

Dengan adanya penggolongan tersebut manager akan dengan mudah menetahui siapa-siapa saja yang tidak hadir. Sebab ketidakhadiran yang diberikan oleh pegawai yang sering melanggar, akan diberikan sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya. 2.5 Sebab-Sebab Ketidakhadiran Karyawan Perusahaan atau organisasi berusaha untuk menekan tingkat absensi yang tinggi denan jalan mengetahui sebab-sebab dari absensi. Sebab-sebab dari absensi di kelompokan dan dianalisis dengan cara sebagai berikut : 1. Mencatat Nama Karyawan Yang Absen Personalia harus mempunyai catatan tentang nama-nama karyawan yang sering absen. Sehingga dalam melakukan tindakan pendisiplinan ada dasarnya. 2. Mencatat Sebab-Sebab Ketidakhadiran Kebanyakan sebab- sebab ketidakhadiran karyawan adalah dikarenakan sakit. Dan sebab lainnya adalah kesulitan transportasi dan urusan rumah tangga. 3. Memperhatikan Kelompok Umur Yang Sering Absen Karyawan yang berumur belasan mempunyai kecenderungan untuk tidak hadir, bagi yang cukup umur biasanya jarang masuk kerja dan karyawan golongan tua absensinya disebabkan karena faktor-faktor kesehatan. 4. Kelompok Jenis Kelamin Bagi karyawati mempunyai kecenderungan tidak hadir lebih besar dibandingkan para karyawan, mungkin hal ini disebabkan oleh upah yang diterimanya terlalu kecil atau karena disibukan oleh urusan-urusan rumah tangga yang menjadi tanggung jawab. 20

5. Hari-Hari Sering Tidak Masuk Kerja Ada pola tersendiri tentang hari-hari tidak masuk kerja. Karyawan cenderung tidak masuk kerja pada hari sabtu dan senin, hal ini disebabkan karena mungkin kegiatan keluarga menyita waktu mereka. 6. Kondisi Kerja Kondisi kerja yang buruk atau pekerjaan yang membosankan serta alasan rekan sekerjanya yang tidak menyenangkan dapat menyebabkan tingkat absensi yang tinggi. 2.6 Hubungan Disiplin Kerja Terhadap Absensi Kerja karyawan Adanya ketidakhadiran yang tinggi dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satu faktor yang berperan menyebabkan tingginya ketidakhadiran karyawan yaitu besar kecilnya tingkat disiplin kerja sehingga karyawan melanggar peraturan kedisiplinan. Para karyawan yang melanggar peraturan kedisiplinan kerja dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Upah Upah merupakan salah satu alat pemuas kebutuhan fisiologis keterjaminan, dan egoistik. 2. Keterjaminan Pekerjaan Keterancaman dari perubaha teknologis, keinginan ini sangat mendapatkan prioritas untuk banyak karyawan dan serikat buruh. 3. Teman Sekerja Yang Menyenangkan Keinginan ini berasal dari kebutuhan sosial untuk berteman dan diterima. 21

4. Penghargaan Atas Pekerjaan Yang Dilakukan Keinginan ini berasal dari pengelompokan kebutuhan secara egoistik dan dapat di penuhi oleh manajemen melalui ujian lisan atas pekerjaan yang unggul, imbalan berupa uang untuk sasaran-sasaran dan pengakuan umum melalui pemberian hadiah. 5. Pekerjaan Yang Berarti keinginan ini berasal baik dari kebutuhan akan penghargaan maupun dorongan ke arah perwujudan diri dan prestasi. 6. Kesempatan tidak semua karyawan ingin maju. Beberapa orang merasakan kebutuhankebutuhan sosial lebih kuat dari pada kebutuhan egoistik. Namun, sebagian besar karyawan ingin mengetahui bahwa kesempatan untuk itu ada jika mereka ingin menggunakannya. Perasaan ini dipengaruhi oleh tradisi budaya dalam hal kebebasab dan kesempatan. 7. Kondisi Kerja Yang Nyaman, Aman dan Menarik Keinginan akan kondisi kerja yang baik juga didasari oleh banyak kebutuhan. Kondisi kerja yang aman berasal dari kebutuhan akan keamanan. 8. Kepemimpinan Yang Mampu Adil Keinginan akan kepemimpinan yang baik dapat berasal dari kebutuhan fisiologis dan keterjaminan. 9. Perintah dan Pengarahan yang Masuk Akal Perintah merupakan komunikasi resmi dati tuntunan organisasi. Pada umumnya perintah perintah tersebut harus berkaitan dengan keadaan yang di perlukan, dan 22

dapat dilaksanakan lengkap tetapi tidak rinci secara berlebihan. Jelas dan singkat dan disampaikan dengan cara merangsang sikap menerima. 10. Organisasi Yang relevan dari Segi Sosial Keinginan ini berasal dari kebutuhan manusia akan harga diri dan membebankan tanggung jawab yang sangat besar para manajemen organisasi yang bersangkutan. 23