BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan


BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri besar dan sedang di Jawa Tengah pada tahun 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk membantu kehidupan manusia. Penggunaan mesin-mesin,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, kondisi serta lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi di segala bidang maka perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALYSIS POTENSI BAHAYA PADA PEKERJA PROYEK PEMBONGKARAN BAGESTING PT. ADHI KARYA Aprilia Sumolang*, Vanda Diana Doda*, Afnal Asrifuddin*

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

BAB 1 : PENDAHULUAN. pertumbuhan industry dan perdagangan serta merupakan segmen usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya industri pabrikan (manufacture), maka bidang konstruksi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja juga tinggi (Ramli, 2013). terjadi kecelakaan kasus kecelakaan kerja, 9 pekerja meninggal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pekerjaan konstruksi merupakan suatu proses yang besar, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. contohnya mesin. Bantuan mesin dapat meningkatkan produktivitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

Identifikasi Kecelakaan Kerja Pada Industri Konstruksi Di Kalimantan Selatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan. Untuk itu harus diketahui risiko-risiko

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih

Tabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87

EVALUASI JENIS DAN AREA POTENSIL KECELAKAAN KERJA PADA INDUSTRI PABRIK X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tidak memenuhi keselamatan kerja (unsafe act) dan keadaan-keadaan. cara yang dapat dilakukan untuk memperkecilnya adalah menerapkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemberlakukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di tahun 2015

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan kerja telah dikenal sejak berabad yang lalu sejalan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan Metode Human Factor Analysis and Classification System di perusahaan Fabrikator Pipa

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PETERNAK AYAM RAS DI KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB III LANDASAN TEORI

pada tabel 6.1 tentang penyebab kecelakaan akibat tidakan tidak aman ( Unsafe

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industrialisasi yang sedang dilakukan khususnya peralihan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat di segala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti,

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang No. 18 tahun 1999, Bidang jasa konstruksi merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat rentan terhadap kecelakaan atau terpajan penyakit akibat kerja. Penyelenggaraan pekerjaan pada sektor konstruksi bangunan wajib memenuhi syarat dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja yang mencakup keteknikan, keamanan, keselamatan, kesehatan, perlindungan tenaga kerja serta tata lingkungan yang bebas dari polusi atau kerusakan akibat pekerjaan konstruksi tersebut. Industri konstruksi mempunyai karakteristik yang unik yaitu lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka, dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis, menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyak menggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih, melibatkan tenaga kerja yang cukup besar, serta industri konstruksi mempunyai bahaya dan risiko yang banyak pada setiap jenis pekerjaannya. Bahaya terbesar tersebut antara lain terjatuh, tertimpa benda, tersetrum, dan kebakaran. Dengan karakteristik dan ruang lingkup seperti diatas, industry konstruksi merupakan salah satu yang berkontribusi penyebab kecelakaan kerja (Taylor dkk, 2006). Pada hakekatnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, 1

2 perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Dengan adanya penerapan teknologi pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik dan memiliki tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja juga diharapkan untuk dapat menciptakan kenyaman kerja dan keselamatan kerja yang tinggi (Sucipto, 2014). Potensi bahaya atau yang disebut hazards terdapat hampir di seluruh tempat kerja. Keberadaan bahaya ini dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan atau insiden yang membawa dampak terhadap manusia, peralatan, material dan lingkungan (Ramli, 2010). Menurut PERMENAKER No. 04 tahun 1993, kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, serta kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang bisa atau wajar dilalui. Berdasarkan teori-teori tentang kecelakaan kerja yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya yaitu, menurut Heinrich (1930) dalam Ramli (2010) faktor penyebab kecelakaan kerja dalam Theory Domino adalah tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition). Model teori ini, kejadian kecelakaan kerja seperti efek batu domino yang tersusun, apabila salah satu terjatuh maka akan menimbulkan kecelakaan dan menyebabkan kerugian. Kemudian berdasarkan James Reason dalam Theory Swiss Cheese membagi penyebab kelalaian atau kesalahan manusia menjadi 4 yaitu: tindakan

3 tidak aman (unsafe act), pra-kondisi yang dapat menyebabkan tindakan tidak aman (preconditions for unsafe act), pengawasan yang tidak aman (unsafe supervision), dan pengaruh organisasi (organizational influences). Lalu berdasarkan Geotsch (2008) teori human factor menyebutkan kecelakaan disebabkan karena kesalahan manusia. Teori ini dikembangkan oleh Ferrel. Ada tiga faktor yang menyebabkan kesalahan manusia yaitu: overload, kemudian inappropriate response and incompatibility dan inappropriate activities. Dan berdasarkan Teori Accident/Incident Model yang dikembangkan oleh Dan Petersen. Teori ini merupakan pengembangan dari Ferrel s Human Factor Theory dan Heinrich s Domino Theory. Menurut Petersen, human error terjadi karena overload, ergonomic traps. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) atau Organisasi Buruh Internasional tahun 2014, satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun 2013, ILO mencatatat angka kematian dikarenakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta kasus setiap tahun (Departemen Kesehatan, 2014). Angka kecelakaan kerja di Indonesia termasuk yang paling tinggi dikawasan ASEAN. Pada tahun 2010, Depnakertrans mencatat terdapat 86.693 kasus kecelakaan kerja yang ada di Indonesia, dimana 31,9% terjadi disektor konstruksi, 31,6% terjadi di sector pabrikan (manufacture), 9,3% disektor transportasi, 3,6% di sektor kehutanan, 2,6% disektor pertambangan, dan 20% disektor lainnya. Kementrian Ketenagakerjaan mencatat jumlah kecelakaan kerja

4 yang dialami pekerja konstruksi relatif tinggi yaitu 31,9% dari total kecelakaan. Pekerja konstruksi ini ada yang jatuh dari ketinggian, terbentur (12%), dan tertimpa (9%), serta kerugian materi akibat kecelakaan juga besar seperti kerusakan sarana produksi, biaya pengobatan dan kompensasi sebesar 401.237.441.579 rupiah. Angka kecelakaan di Indonesia sangat flukluatif dalam lima tahun terakhir, hanya pada tahun 2007 angka tersebut sempat menurun dan mulai merangkak naik terus pada tahun 2008 sampai pada tahun 2011 (Jamsostek, 2013). Kecelakaan yang terjadi pada satu pekerjaan konstruksi kebanyakan disebabkan oleh tenaga kerja yang tidak berpengalaman terhadap apa yang dia kerjakan, peralatan yang sudah tidak layak untuk dipakai, kondisi lingkungan kerja yang tidak aman, menggunakan peralatan tidak sesuai dengan peruntukannya, perilaku karyawan kurang peduli terhadap safety, serta management perusahaan yang belum peduli sepenuhnya terhadap safety serta metode kerja yang tidak aman. Untuk kecelakan akibat kesalahan metode kerja dapat dihindari dengan membuat keputusan yang tepat saat fase engineering and design, dan ini merupakan tanggung jawab engineer, sementara untuk penyebab kecelakaan yang lainnya merupakan tanggung jawab kontraktor untuk memperhatikan hal tersebut (Dewobroto, 2007). Berdasarkan hasil penelitian dari Kadarwati (2006) terdapat hubungan antara umur dan masa kerja dengan kecelakaan kerja di Pabrik Frame Kaca Mata PT. Luxindo Nusantara Semarang. Lalu dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2000) terdapat hubungan antara shift kerja terhadap kejadian kecelakaan

5 kerja di perusahaan keramik PT. X cikarang. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Jawawi (2008) terdapat hubungan yang signifikan antara tempat kerja/unit dengan kecelakaan kerja di PT. Hok Tong Pontianak (Pabrik Crum Rubber). Berdasarkan beberapa model teori kecelakaan kerja, peneliti tertarik untuk menggunakan model teori domino yang diperkenalkan oleh W.H Heinrich, tahun 1931. Meurut Heinrich, kejadian sebuah cidera disebabkan oleh bermacammacam faktor yang terangkai, dimana pada akhir rangkaian itu adalah cidera (loss). Kecelakaan yang minimbulkan cidera disebabkan secara langsung oleh perilaku yang tidak aman atau potensi bahaya mekanik atau fisik. Prinsip dasar tersebut kemudian dikenal dengan Theory Domino. PT ADHI KARYA (Persero) Tbk Jakarta merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang konstruksi bangunan baik fisik maupun non fisik. PT ADHI KARYA (Persero) Tbk merupakan perusahaan di bidang usaha jasa konstruksi diantaranya pelaksanaan pembangunan jalan, jembatan, gedung bertingkat, sarana dan prasarana penunjangnya. Perusahaan ini termasuk kedalam perusahaan besar dengan risiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Hal tersebut terlihat dari proses kerjanya yang banyak menggunakan mesin berteknologi tinggi, gedung bertingkat, dan lain-lain sehingga menimbulkan potensi bahaya yang cukup banyak. Misalnya terjatuh, terpeleset, terkena percikan api, dll (Adhi Karya, 2016). Proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta merupakan salah satu proyek yang dilaksanakan oleh PT ADHI KARYA.

6 Pekerjaan renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno dilaksanakan mulai dari bulan Agustus 2016, memiliki masa pelaksanaan renovasi 420 hari kalender, masa pemeliharaan 180 hari kalender. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi pada proyek renovasi Stadoin Utama Gelora Bung Karno ini, PT ADHI KARYA selaku main kontraktor bekerjasama dengan berbagai pihak, yaitu pekerja harian lepas dan subkontraktor. Jumlah pekerja pada proyek renovasi Stadoin Utama Gelora Bung Karno berjumlah 529 pekerja proyek yang merupakan tenaga kerja harian lepas, menurut Shinta (2009) pekerja lapangan harian lepas memiliki tingkat risiko kecelakaan lebih tinggi dibandingkan pekerja lainnya. Oleh karena itu untuk mengawasi dan mengandalikan bahaya risiko seluruh pekerja dan pekerjaan, PT ADHI KARYA memiliki tim HSE yang berjumlah 13 orang safety lapangan dan 1 orang safety manager. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan pihak K3 diproyek renovasi Stadion Utama Glora Bung Karno, peneliti mendapatkan data bahwa pada bulan Agustus 2016 sampai bulan Februari 2017 terdapat 31 kasus kecelakaan yang mengalami luka ringan seperti terpeleset, mata terkena debu, tertusuk paku, dan terkena goresan benda tajam, lalu didapatkan juga data nearmiss sebanyak 13 kasus, data unsafe act sebanyak 21 kasus. Kecelakaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya yaitu pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri. Berdasarkan surat pelanggaran ada pekerja yang melakukan pelanggaran pada bulan Januari 2017 terdapat 7 pekerja yang melakukan pelanggaran diantaranya: tidak menggunakan body harness ada sebanyak 3 pelanggaran, lalu

7 tidak menggunakan sepatu ada sebanyak 1 pelanggaran, kemudian tidak menggunakan helm ada sebanyak 1 pelanggaran, dan yang melakukan unsafe act seperti celana sobek ada sebanyak 2 pelanggaran. Kemudian pada bulan Februari 2017 terdapat 7 pekerja yang melakukan pelanggaran diantaranya; tidak menggunakan body harness ada sebanyak 2 pelanggaran, lalu tidak menggunakan sepatu ada sebanyak 2 pelanggaran, kemudian melakukan unsafe act seperti merokok di area proyek ada sebanyak 1 pelanggaran, dan tidak menggunakan ID Card ada sebanyak 2 pelanggaran. Dan pada bulan Maret 2017 terdapat 4 pelanggaran diantaranya: tidak menggunakan helm ada sebanyak 3 pekerja, dan melakukan unsafe action seperti merokok diarea proyek ada sebanyak 1 pekerja. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Penyebab Unsafe Action di PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Jakarta dengan menggunakan model Theory Domino pada Proyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno Tahun 2017. 1.2 Rumusan Masalah Menurut H.W. Heinrich (1930) faktor penyebab kecelakaan kerja dalam theory domino adalah tindakan tidak aman dari manusia (unsafe action) dan kondisi tidak aman (unsafe condition). Model teori ini merupakan kejadian kecelakaan kerja seperti efek batu domino yang tersusun, apabila salah satu terjatuh maka akan menimbulkan kecelakaan dan menyebabkan kerugian. Urutan

8 terjadinya kecelakaan kerja menurut teori ini yaitu kurangnya kontrol atau ketimpangan sistem manajemen menimbulkan adanya penyebab tidak langsung dan penyebab langsung, terjadi kecelakaan dan mengakibatkan kerugian. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan menelaah dokumen HSE ditemukan dari awal project berlangsung terdapat 31 kasus kecelakaan yang mengalami luka ringan seperti terpeleset, mata terkena debu, tertusuk paku, dan terkena goresan benda tajam, serta data nearmiss sebanyak 13 kasus, dan data unsafe act sebanyak 21 kasus, oleh karena itu penulis tertarik ingin melakukan penelitian mengenai Gambaran Penyebab Unsafe Action di PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Jakarta dengan menggunakan model Teori Domino pada proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno Tahun 2017. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang unsafe action pada pekerja kontruksi di PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Jakarta proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno Tahun 2017? 2. Mengetahui gambaran sikap tentang unsafe action pada pekerja kontruksi di PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Jakarta proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno Tahun 2017?

9 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui penyebab unsafe action di PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Jakarta dengan menggunakan model Theory Domino pada proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno Tahun 2017. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran pengetahuan tentang unsafe action pada pekerja kontruksi di PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Jakarta proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno Tahun 2017. 2. Mengetahui gambaran sikap tentang unsafe action pada pekerja kontruksi di PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Jakarta proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno Tahun 2017. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Untuk Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk kepentingan perkuliahan maupun sebagai data dasar dalam penelitian di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2. Untuk Peneliti Digunakan sebagai sarana untuk menerapkan dan mengembangkan ilmu yang secara teoritik diperoleh di perkuliahan serta untuk meningkatkan ilmu pengetahuaan dibidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

10 3. Untuk PT ADHI KARYA (Persero) Tbk proyek renovasi Stadion Utama Glora Bung Karno Jakarta Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan terhadap upaya penanganan K3 sehingga dapat meminimalisasi tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dan sebagai acuan untuk lebih meningkatkan K3 di perusahaan dalam rangka untuk mengurangi adanya potensi bahaya dan sebagai perbaikan lebih lanjut. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ini berjudul Gambaran Penyebab Unsafe Action di PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Jakarta dengan menggunakan model Theory Domino pada proyek renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno Tahun 2017. Penelitian ini dilakukan di PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Jakarta Proyek Stadion Utama Gelora Bung Karno pada bulan Maret 2017. Penelitian ini dilakukan karena dari awal project berlangsung terdapat 31 kasus kecelakaan yang mengalami luka ringan seperti terpeleset, mata terkena debu, tertusuk paku, dan terkena goresan benda tajam, serta data nearmiss sebanyak 13 kasus, dan data unsafe action sebanyak 21 kasus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik dengan metode cross sectional melalui data primer dan data skunder dengan penyebaran kuesioner.