BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun

dokumen-dokumen yang mirip
tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan ayat sebagai berikut: 1

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran IPA yang memberikan landasan melalui pengetahuan serta

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, peserta didik perlu memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa sekolah, tugas mereka adalah belajar. Ini merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Herlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Matematika memiliki peran yang penting dalam kehidupan, selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD, SMP, SMA/SMK, bahkan. menghadapi perkembangan jaman yang semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Siti Fatimah Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. ilmu tentang pola dan hubungan, dan ilmu tentang cara berpikir untuk

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan matematika. Matematika mempunyai peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya proses pendidikan, mengembangkan kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Thesis Dian Ratna Arianti, dkk., Eksperimentasi Model

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil tes yang telah dilakukan untuk mengukur prestasi belajar

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. siswa yang lebih berhasil dalam belajar bila programnya memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-Undang Dasar RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, lembaga pendidikan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan selama ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prioritas Pembangunan Pendidikan Nasional tahun sebagaimana telah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga pendidik (guru) dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul pada kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intan Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir seseorang. Pendidikan bertujuan untuk. menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada pada manusia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan diri seseorang dalam memecahkan masalah di kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Wahyudin Djumanta, Dkk.,Belajar Matematika Aktif Dan Menyenangkan,(Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mencakup tiga segmen

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun banyak orang menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dikuasai sehingga matematika menjadi mata pelajaran yang kurang disenangi. Anggapan ini muncul karena penyampaian materi yang sering berbelit-belit dan penggunakan bahasa yang sulit untuk dipahami. Selain penyampaian materi yang berbelit-belit, penyelesaian masalah dalam matematika juga sering dianggap sulit oleh siswa, seringkali siswa terjebak saat menyelesaikan masalah matematika. Selama proses pembelajaran sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan kemampuan pemecahan masalah. Ini menandakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting diasah dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran akan lebih bermakna apabila dimulai dengan permasalahan yang harus dipecahkan siswa. Situasi yang menghendaki siswa harus 1

2 memecahkan masalah akan mendorong mereka untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara maksimal Berdasarkan Permendiknas RI No. 41 (2007:1) disebutkan, proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dan sekaligus melibatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajarannya. Untuk menguasai matematika, siswa tidak perlu menghapal semua rumus yang ada di dalamnya, akan tetapi memahami cara untuk memecahkan masalah. Pemecahan masalah merupakan jantungnya matematika. Hal ini berarti pemecahan masalah sangat penting dan menjadi tujuan umum pembelajaran matematika. Proses berpikirnya memerlukan kemampuan mengorganisasikan strategi sehingga melatih orang berpikir kritis, logis, dan kreatif. Kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang telah memiliki kemampuan pemahaman terhadap konsep-konsep matematika, maka ia mampu menggunakannya untuk memecahkan masalah. Sebaliknya, jika seseorang dapat memecahkan suatu masalah, maka orang tersebut harus memiliki kemampuan pemahaman terhadap konsep-konsep matematika yang telah dipelajari sebelumnya. Namun kenyataannya berdasarkan observasi di SMP N 3 Tungkal Ulu Tahun ajaran 2015/2016 sebagian besar siswa mengalami kesulitan belajar matematika.

3 Dalam memecahkan masalah, siswa masih sering merasa kesulitan saat harus memberikan alasan, mengungkapkan penyelesaian masalah secara lisan maupun tulisan dan memberikan penjelasan untuk setiap langkah dalam penyelesaian masalah yang dikerjakan. Sebagian besar siswa mengeluh saat diberikan soal berbentuk uraian karena mereka harus terlebih dahulu memahami masalah yang ada pada soal tersebut, terlebih karena penyelesaian masalah yang rumit dan panjang. Saat menyelesaikan masalah yang diberikan, siswa hanya sebatas menjawab atau menemukan apa yang ditanyakan pada soal tanpa memeriksa kembali jawaban tersebut sehingga siswa tidak menyadari ketika membuat kekeliruan dalam menyelesaikan masalah. ini terjadi karena tingkat konsentrasi siswa yang tidak maksimal dalam mengikuti pembelajaran. Ini mungkin disebabkan karena strategi yang digunakan tidak cocok atau strateginya tidak membuat siswa termotivasi sehingga kebanyakan siswa kurang mampu memecahkan masalah. Hal itu disebabkan karena guru jarang menerapkan strategi dan metode yang dapat meningkatkan pemecahan masalah matematika tersebut. Selanjutnya berdasarkan wawancara yang penulis lakukan bersama guru bidang studi matematika di SMP N 3 Tungkal Ulu dijelaskan oleh guru tersebut bahwa beliau dalam proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran ekspositori matematika, dimana siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru. Tujuan guru menggunakan strategi pembelajaran ini agar isi silabus dapat diselesaikan sesuai jadwal dan guru dapat menguasai kelas. Alasan lain guru menggunakan strategi ekspositori matematika karena sudah pernah dicoba menggunakan strategi pembelajaran aktif dimana siswa dituntut untuk memecahkan

4 masalah. Tetapi hasil yang diharapkan guru kepada siswa tidak sesuai dikarenakan kemampuan berfikir siswa yang rendah. Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah aritmatika sosial. Materi ini sebenarnya bukan merupakan materi baru bagi siswa SMP, karena dasar-dasar materi tersebut di Sekolah Dasar (SD) telah dipelajari oleh mereka. Berdasarkan permendiknas, dalam kompetensi dasar menunjukkan bahwa pembelajaran aritmatika sosial adalah pembelajaran yang memiliki karakteristik pemecahan masalah dengan konsep kehidupan sehari hari, oleh karena itu diperlukannya penguasaan konsep materi oleh siswa untuk dapat menyelesaikan masalah. Materi aritmatika sosial lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika kontektual yang menggambarkan kehidupan sehari-hari. Soal-soal yang diberikan menuntut siswa untuk mampu memecahkan masalah yang berbentuk soal cerita. Namun demikian kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa SMP yang kurang memiliki kemampuan pemecahan masalah pada materi tersebut. Faktanya banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi aritmatika sosial. Materi aritmatika sosial merupakan materi pokok yang banyak menggunakan soal pemecahan masalah, sehingga apabila siswa belum menguasai konsep materi aritmatika sosial maka dikhawatirkan akan mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah. Kesulitan yang dialami siswa contohnya adalah pada saat menentukan untung dan rugi sulit untuk memberikan penjelasan setiap langkah dalam penyelesaian masalah yang dikerjakan. Kebanyakan siswa hanya sebatas menjawab tanpa memberikan alasan.

5 Untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, maka guru harus mengupayakan penggunaan strategi pembelajaran yang dapat memberi peluang dan mendorong siswa untuk melatih kemampuan pemecahan masalah matematikanya. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam meningkatkan memecahkan masalah matematika siswa adalah strategi pembelajaran PQ4R. Strategi pembelajaran PQ4R ini masih sangat jarang digunakan oleh guru pada proses pembelajaran matematika di dalam kelas. Padahal strategi pembelajaran ini berpeluang besar didalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Hal ini didasarkan atas pemikiran bahwa langkah-langkah yang terdapat dalam strategi pembelajaran PQ4R dapat memberi peluang dan mendorong siswa dalam meningkatkan memecahkan masalah matematikanya. Dengan strategi PQ4R ini, proses penambahan informasi baru akan lebih bermakna dan belajar menjadi lebih mudah melalui kegiatan preview, question, read, reflect, recite, dan review. Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan Dasar dan menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

6 mengkomunikasikan konsep, prinsip atau hukum yang ditemukan (Kurniasih, 2014:29). PQ4R dengan pendekatan saintifik ini dibuat agar dapat membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat mendorong siswa dalam menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena yang ada dilingkungan sekitar. Pemilihan PQ4R berbasis pendekatan saintifik ini dilakukan karena dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dimana pada PQ4R adanya tahapan read. Terkadang seorang guru lupa memberikan kesempatan atau memberi motivasi awal pada siswa mereka untuk membaca. Padahal membaca adalah sarana awal mereka untuk mengingat atau membentuk persepsi awal sebelum pembelajaran dimulai. Membaca adalah salah satu kelemahan sekaligus kekurangan para siswa. Baderi (2005) mengungkapkan bahwa kemampuan membaca (Reading Literacy) anak-anak Indonesia sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, bahkan dalam kawasan ASEAN sekalipun. Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran di kelas perlu kiranya memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca materi yang akan dipelajari, sehingga membantu siswa untuk melatih kemampuan membacanya dan akan lebih mudah memahami pelajarannya. Husna (2013: 90) dalam penelitiannya di MTS Banda Aceh menemukan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe Think-pair-share lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

7 Fajari (2014: 8) dalam penelitiannya di SMAN 3 Banyu Biru menemukan bahwa hasil belajar siswa pada kelas yang mendapat perlakuan strategi pembelajaran PQ4R lebih baik dibandingkan dengan kelas pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan penelitian mengenai Pengaruh Penerapan Strategi PQ4R dengan Pendekatan Saintifik terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika materi Aritmatika Sosial Kelas VII SMP Negeri 3 Tungkal Ulu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalahnya adalah : a. Bagaimanakah pengaruh penerapan strategi PQ4R dengan pedekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika materi aritmatika sosial kelas VII SMP Negeri 3 Tungkal Ulu? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mendiskripsikan pengaruh penerapan strategi PQ4R dengan pedekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika materi aritmatika sosial kelas VII SMP Negeri 3 Tungkal Ulu. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

8 1. Bagi guru, dapat memberikan informasi tentang alternatif strategil yang dapat digunakan dalam pembelajaran. 2. Bagi siswa, penelitian ini diharap dapat meningkatkan motivasi, minat dan prestasi siswa dalam proses pembelajaran matematika. 3. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Batasan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, maka perlu adanya pembatasan masalah agar lebih fokus, maka dari itu peneliti hanya meneliti tentang : 1. Penerapan pembelajaran menggunakan strategi PQ4R terbatas hanya pada materi aritmatika sosial. 2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah pada materi aritmatika sosial. 3. Sekolah tempat penilitian menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 4. Indikator kemampuan pemecahan masalah matematika yang diamati adalah kemampuan siswa untuk : (a) memahami masalah, (b) menyusun rencana pemecahan masalah, (c) melaksanakan rencana penyelesaian masalah, (d) melakukan pengecekan kembali. 1.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sifatnya masih sementara dan masih perlu pembuktian lebih lanjut. Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan penerapan strategi PQ4R dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika materi aritmatika sosial kelas VII SMP Negeri 3 Tungkal Ulu.

9 1.7 Definisi Operasional Untuk menghidari berbagai penafsiran, maka terlebih dahulu penulis menjelaskan beberapa istilah yang perlu diketahui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh adalah suatu daya atau kekuatan yang timbul dari suatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada dialam sehingga mempegaruhi yang ada disekitarnya. 2. Strategi Pembelajaran PQ4R (Preview Question Read Reflect Recite Review) merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengingat apa yang mereka baca, melatih siswa untuk bertanggung jawab atas materi yang mereka pelajari, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi diri dan belajar lebih aktif. 3. Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menyelesaikan masalah matematika dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang kemudian diterapkan untuk menemukan jawaban dari permasalahan matematika. 4. Strategi ekspositori adalah bentuk pembelajaran yang lebih menekankan pada bertutur atau bercerita secara verbal, guru mempunyai peran paling utama untuk bertutur dihadapan siswa.