BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2009), hlm. 1. Rosdakary a, 2008), hlm.

dokumen-dokumen yang mirip
Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

KONSEP KOMPETENSI GURU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN (Kajian Ilmu Pendidikan Islam)

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dasar pendidikan menurut Islam. Al-Qur an merupakan petunjuk bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengamalkan dan menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. 1

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Al Qur an Surah Al Baqarah ayat 31, Soenarjo, dkk, Al_Qur an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Jakarta, 2006, hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF AL-QURT{UBI< DAN SAYYID QUT{B TELAAH AYAT-AYAT SAJDAH

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

dalam guru/kualitas-pendidikan-indonesia-ranking.html, diakses 30 Januari 2013.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN...

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Jakarta, 2003, hlm Hamzah B Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses belajar Megajar yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. Mata Padi Presindo, Yogyakarta, 2015, Hlm Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, PT.

DAFTAR TERJEMAH No Halaman BAB Terjemah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

Mukadimah. Pengkajian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An Nawawi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2010), hlm Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. dengan surat al-fatihah dan di akhiri dengan surat al-anas. 1

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta, 2013, hlm Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. 1 (QS. Al Alaq: 1)

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan / (Library Research) mencatat serta mengolah bahan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB I PENDAHULUAN. Press, 2009), hlm. ix. (Jakarta : Prenada Media, 2004), hlm.10

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan menuju ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi manusia. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja manusia mau dan mampu melakukan proses pendidikan. 1 Pendidikan dalam Islam merupakan realisasi dari kewajiban menuntut ilmu yang diperintahkan Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasulullah. Menuntut ilmu dalam Islam diperbolehkan baik secara individual maupun kelompok. Menuntut ilmu diwajibkan bagi setiap muslim. Karena menuntut ilmu diperintahkan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW maka mengamalkannya merupakan ibadah dan diberi pahala oleh Allah SWT. 2 Dalam Islam, tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan adalah membentuk insān kāmil, yakni manusia paripurna yang memiliki kecerdasan intelektual dan spiritual sekaligus. Tujuan seperti ini tidak mungkin bisa terwujud tanpa adanya sistem dan 1 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, (Yogyakarta: PT. LKiS Printing Cemerlang, 2009), hlm. 1 2 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakary a, 2008), hlm. 126 1

proses pendidikan yang baik. Oleh karena itu, para pakar pendidikan Islam kemudian mencoba merumuskan dan merancang bangunan pemikiran kependidikan Islam yang diharapkan mampu menciptakan manusia-manusia paripurna, yang akan mengemban tugas mensejahterakan dan memakmurkan kehidupan. 3 Manusia termasuk makhluk peadagogik yaitu makhluk Allah SWT yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Meskipun demikian, kalau potensi itu tidak dikembangkan niscaya ia akan kurang bermakna dalam kehidupan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan dan pengembangan itu senantiasa dilakukan dalam usaha pendidikan. Dengan pendidikan dan pengajaran potensi itu dapat dikembangkan manusia. 4 Dalam ajaran Islam bertakwa itu wajib, tetapi tidak mungkin bertakwa itu tercapai kecuali dengan pendidikan, maka pendidikan itu juga wajib. Karena manusia adalah makhluk peadagogik, maka kewajiban menyelenggarakan pendidikan adalah kewajiban syar i, yang berarti perintah bertakwa adalah sekaligus perintah menyelenggarakan pendidikan yang menuju pada pembinaan manusia bertakwa. 5 3 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat..., hlm. 1 2009), hlm. 2 4 Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 5 Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 4 2

Dalam pandangan Islam, penyelenggaraan kegiatan pendidikan mendapat apresiasi yang sangat mulia, baik pendidik, maupun peserta didik. Dalam konteks kehidupan sosial dengan berbagai corak dan ragam profesi, skill, lapangan pekerjaan, dan tuntutan hidup yang harus dipenuhi oleh masing-masing individu, sering mengabaikan kondisi sosial kemanusiaan. Setiap individu tersibukkan oleh kejaran tuntutan. Dalam situasi seperti ini al- Qur an mengingatkan agar orang mukmin yang merupakan ummatan washatan, yang selalu memberi peringatan bagi manusia lain agar tidak melaut semuanya dalam kegiatan rutinitas masyarakat. Hendaknya ada diantara mereka yang mau memikirkan kebutuhan masyarakat, dimana kebutuhan tersebut kurang mendapat perhatian, bahkan sering diabaikan oleh masyarakat itu sendiri. Salah satunya adalah pemikiran tentang keberlangsungan pendidikan. 6 Pada masa dahulu, mengajarkan ilmu merupakan suatu panggilan jiwa dan sebuah tuntutan yang harus dilaksanakan. Mereka dengan kesadarannya sendiri mengajarkan ilmu yang telah didapatkan, baik ilmu itu sedikit ataupun banyak. Mereka berpijak pada hadits Rasulullah SAW: 6 Ahmad Munir, Tafsir Tarbawi: Mengungkap Pesan al-qur an Tentang Pendidikan, (Yogyakarta: TERAS, 2008), hlm. 125 3

) Abu Ashim Ad-Dahhak bin Muhlad telah menceritakan kepada kami, Al Auza i telah mengabarkan kepada kami, Khasan bin Ibnu Athiyah telah menceritakan kepada kami dari Abi Kasybah dari Abdillah bin Amr bahwa Nabi SAW bersabda: Sampaikanlah dariku walau satu ayat dan ceritakan tentang Bani Israil, dan barang siapa berbohong kepadaku dengan sengaja, maka bersiaplah menempati tempatnya di neraka (H.R. Imam Bukhari). 7 Karena mengajar merupakan sebuah tuntutan, maka mereka mengajarkannya dengan ikhlas tanpa mengharap imbalan kecuali keridhoan dari Allah SWT. Di masa sahabat dahulu, banyak diantara mereka yang sengaja pergi (rihlah) dalam rangka mencari ilmu, tidak peduli seberapa jauh perjalanan yang mereka tempuh. Kemudian setelah mendapatkan ilmu tersebut, mereka kembali dan mengajarkannya kepada orang-orang yang tidak hadir. Dewasa ini mengajar diartikan oleh sebagian orang sebagai profesi (pekerjaan) Profesi mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan, teknik dan prosedur berdasarkan intelektualitas. Selain itu, profesi juga sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan training yang bertujuan menciptakan 7 Imam Bukhari, Sahih Imam Bukhari juz II, (Al-Qahirah: Dar el- Hadith, 2008), hlm. 698 4

keterampilan, pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga keterampilan dan pekerjaan itu diminati, disenangi oleh orang lain dan ia dapat melakukan pekerjaan itu dengan mendapat imbalan berupa bayaran, upah dan gaji (payment). 8 Guru setelah adanya program sertifikasi adalah profesi yang menjanjikan. Karena guru menerima pendapatan double, satu sisi menerima gaji sebagaimana biasanya dan disisi lain menerima tunjangan profesi sebesar gaji pokoknya. Namun, pendapatan yang meningkat menjadi dua kali lipat itu pun tidak menjadikan seorang guru merasa kecukupan. Hal ini dibuktikan dengan kejadian dimana guru meminta hadiah kepada peserta didiknya sebagai kenang-kenangan, seorang peserta didik diminta membayar 15.000,00 untuk membelikan kenang-kenangan bagi semua guru. Disamping itu setiap peserta didik harus membawa apa saja (roti dan barang lain) yang harus diberikan kepada guru kelas satu sampai dengan kelas enam. Guru yang pendapatannya sudah tinggi itu masih meminta hadiah kepada peserta didiknya dan tentunya orangtua peserta didik dan diminta menyerahkan kepada guru bertepatan pada hari guru. 9 Singkatnya mengajar hanya dijadikan ladang penghasilan, bukan karena tuntutan dan panggilan jiwa sebagaimana masa dahulu. 8 Daeng Arifin & Dedi Permadi, The Smiling Teacher, (Bandung: CV. Nuansa Aulia, 2010), hlm. 11. 9 Harsono dan Joko Susilo, Pemberontakan Guru: Menuju Peningkatan Kualitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 20 5

Pekerjaan (profesi) dalam Islam harus dijalani dengan ikhlas. Walaupun dalam kenyataannya pekerjaan itu dilakukan untuk orang lain, tetapi niat yang mendasarinya adalah perintah Allah. Dari sini dapat diketahui bahwa pekerjaan di dalam Islam dilakukan untuk atau sebagai pengabdian kepada dua objek, pertama pengabdian kepada Allah, dan kedua sebagai pengabdian atau dedikasi kepada manusia atau kepada yang lain sebagai objek pekerjaan itu. Pengabdian dalam Islam, selain demi kemanusiaan, juga dikerjakan demi Tuhan, jadi ada unsur transenden dalam pelaksanaan profesi dalam Islam. Unsur transenden dapat menjadikan pengamalan profesi dalam Islam lebih tinggi nilai pengabdiannya dibandingkan dengan pengamalan profesi yang tidak didasari oleh keyakinan iman kepada Tuhan. 10 Jadi jelas disini ada perbedaan antara mengajar sebagai mutlak profesi (sebagai pekerjaan yang menghasilkan bayaran) dan mengajar karena panggilan jiwa dan tuntutan (profesi dalam perspektif Islam). Untuk mengatasi hal di atas, kembali kepada al-qur an menurut peneliti merupakan solusi yang terbaik. Al-Qur an memberikan konsep tentang pendidikan yang benar. Konsep yang berasal dari al-qur`an bagi seorang muslim tidak diragukan lagi kebenarannya karena berasal dari Zat Yang Maha Benar, Allah SWT berfirman: 10 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 113 6

Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu. (QS. Al-Baqarah/2: 147). 11 Sebagian pendidik ada yang belum mengetahui bagaimana sebenarnya misi pendidik yang benar sesuai dengan tuntunan al- Qur an. Mengetahui dan mengamalkan misi pendidik sesuai dengan tuntunan al-qur an menjadi hal yang penting bagi para pendidik, agar bisa membimbing peserta didiknya dengan baik. Karena itulah peneliti merasa terpanggil untuk menggali mii pendidik dari al-qur an dalam model penelitian kepustakaan (library research) dengan judul Misi pendidik dalam perspektif al-qur an dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam (Sebuah Kajian Tafsir Mauḍūi ). Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang peduli dengan dunia pendidikan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti paparkan diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Bagaimana misi pendidik dalam perspektif al-qur an dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam? 11 Kementerian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya Jilid I, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), hlm. 226 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui misi pendidik dalam perspektif al-qur an relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam. 2. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi khalayak terutama sebagai bahan atau sumber acuan bagi para pendidik. D. Kajian Pustaka Kajian pustaka ini dimaksudkan sebagai bahan pertimbangan, perbandingan yang masing-masing mempunyai andil besar mencari teori, konsep-konsep, generalisasigeneralisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang hendak dilakukan. 12 Di antara karya ilmiah yang mendukung dalam kajian ini adalah sebagai berikut: a. Skripsi saudara Suntawi (NIM: 073111579) Konsep Rabbani dalam Al-Qur an Surat Ali Imran Ayat 79 dan Pengembangannya dalam Peningkatan Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam. Di dalam skripsinya Suntawi memaparkan bahwa dalam pendidikan Islam guru dituntut untuk dapat menanamkan konsep rabbani pada dirinya pada 12 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm 65 8

setiap anak didik terutama pada tingkat sekolah dasar karena pada dasarnya penanaman konsep rabbani tersebut merupakan inti dari kegiatan pendidikan. Konsep rabbani yang ditawarkan oleh surat Ali Imran ayat 79 mendorong guru untuk senantiasa menjadi uswatun hasanah dalam setiap perbuatannya, sehingga akan menjadi guru yang teladan bagi peserta didik dan masyarakat luas pada umumnya. b. Skripsi saudara Nur Nafiah (NIM: 3100264) Konsep Ta lim dalam Al-Qur an Ayat 31 dan Relevansinya dalam Pembentukan Kepribadian Anak. Dalam skripsinya Nur Nafiah memaparkan konsep ta lim dalam al-qur an ayat 31 adalah hikmah tuhan mengajarkan nama-nama kepada Adam kemudian mengajukannya kepada malaikat untuk memuliakan Adam, sehingga Malaikat tidak membanggakan diri dengan ilmu dan makrifatnya. Relevansinya dengan pembentukan kepribadian anak adalah pengembangan potensi anak, melalui belajar. Dalam konsep ta lim di sinilah tugas seorang mu allim untuk bisa mengembangkan potensi anak sehingga diharapkan akan mendukung perkembangan anak menjadi sosok manusia sempurna (insan kamil). c. Buku yang berjudul Percikan Perjuangan Guru karya Mohammad Surya, dalam buku ini memaparkan bahwa guru mempunyai posisi yang strategis dalam upaya pembangunan bangsa. Sejalan dengan tugas utamanya sebagai pendidik, guru melakukan tugas-tugas kinerja pendidikan dalam 9

bimbingan, pengajaran, dan latihan. Guru harus mempunyai komitmen yang kuat bagi pendidikan untuk semua dan akan menjadi teladan bagi lingkungan sehingga pada gilirannya akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perwujudan pendidikan untuk semua. Berbeda dengan beberapa penelitian diatas, bahwa dalam penelitian kali ini penulis lebih memfokuskan tentang misi guru agama Islam dalam perspektif al-qur an dengan menggunakan sebuah metode tafsir mauḍūi E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Kajian ini merupakan penelitian pustaka (library research) yaitu menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama. Data-data yang terkait dalam penelitian ini dikumpulkan melalui studi pustaka atau telaah, karena kajian berkaitan dengan pemahaman ayat al-qur an. Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode mengkaji beberapa sumber buku pendidikan Islam sebagai library research yaitu: penelitian kepustakaan. 13 Maksudnya dalam penelitian ini mencari nilai yang terkandung dalam al-qur an dari berbagai tafsir yang merupakan interpretasi dari para mufassir dalam 13 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), hlm. 9. 10

memahami isi, maksud maupun kandungan yang ada dalam ayat tersebut sehingga akan mempermudah dalam kajian ini. 2. Sumber Data Dalam penelitian kepustakaan ini sumber data terbagi menjadi dua, yakni: a. Sumber primer Sumber primer adalah sumber-sumber yang memberikan data secara langsung dari tangan pertama atau merupakan sumber asli. 14 Dalam hal ini Sumber sekunder adalah kitab-kitab tafsir yang ada hubungannya dengan tema yang sedang di bahas. Dalam hal ini diantaranya adalah: Tafsir al-misbah, Tafsir Maroghi, dan Sofwatut Tafasir, karena ketiga kitab tafsir tersebut lebih cenderung pada penafsiran mauḍūi. Tafsir al-misbah yang lebih ke penekanan bahasa dengan mengkompromikan penafsirannya dengan temuan-temuan almu pengetahuan atau hasilhasil temuan yang telah mapan. Demikian juga Tafsir Maroghi dan Sofwatut Tafasir. Dalam kitab Sofwatut Tafasir, kitab ini mencoba menghimpun berbagai penafsiran yang dianggap terbaik dari kitab-kitab tertentu yang menurut pengarangnya dipandang bermutu. 14 Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, Edisi I, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001), hlm. 150. 11

b. Sumber sekunder Sumber sekunder adalah sumber-sumber yang diambil dari sumber yang lain yang tidak diperoleh dari sumber primer. 15 Dalam penelitian ini sumber-sumber sekunder yang dimaksud adalah buku-buku lain yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi pokok bahasan, diantaranya adalah: Ilmu Pendidikan Islam, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, dan Pendidikan Islam: Menggali Tradisi, Mengukuhkan Eksistensi. Selanjutnya untuk memberi penjelasan atau penafsiran terhadap ayat tersebut, melalui metode studi pustaka (library research), maka langkah yang ditempuh adalah dengan cara membaca, memahami serta menelaah buku-buku, baik berupa kitab-kitab tafsir maupun sumber-sumber lain yang berkenaan dengan permasalahan yang ada, kemudian dianalisa. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber utama dokumentasi berupa ayat-ayat al-qur an yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini. Selanjutnya untuk memberi penjelasanpenjelasan dan tafsiran-tafsiran ayat-ayat al-qur an tersebut 15 Saifuddin Anwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pelajar Offset, 1998), hal. 91. 12

peneliti menggunakan studi pustaka (library research) atau suatu penelitian kepustakaan. 16 4. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data penulis menggunakan metode penafsiran mauḍūi atau tematik yaitu suatu metode penafsiran dengan menghimpun semua ayat dari berbagai surat yang berbicara tentang suatu masalah tertentu yang dianggap menjadi tema sentral. Kemudian merangkai dan mengaitkan ayat-ayat itu satu dengan yang lain, lalu menafsirkannya secara utuh dan menyeluruh. 17 Adapun langkah-langkah metode penafsiran mauḍūi adalah sebagai berikut: a. Memilih atau menetapkan masalah al-qur an yang akan dikaji secara mauḍūi b. Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah yang telah ditetapkan c. Menyusun ayat-ayat tersebut secara runtut menurut kronologi masa turunnya, disertai pengetahuan mengenai latar belakang turunnya atau sabab al-nuzul d. Mengetahui hubungan (munasabah) ayat-ayat tersebut dalam masing-masing surahnya 16 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I,... hlm. 5 17 Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya, hlm. 70 13

e. Mempelajari penafsiran ayat-ayat yang telah dihimpun dengan penafsiran yang memadai dengan mengacu pada kitab-kitab tafsir 18 F. Sistematika Pembahasan Untuk memberikan gambaran secara jelas agar pembaca segera mengetahui pokok-pokok pembahasan skripsi ini, maka penulis menyusun Secara garis besar sistematika pembahasan skripsi adalah sebagai berikut: Pada bab pertama berisi pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Pada bab kedua berisi landasan teori. Dalam bab dua ini di bagi menjadi dua sub bab. Sub bab pertama membahas misi pendidik, dan sub bab kedua menjelaskan tentang tujuan pendidikan Islam, mencakup pengertian tujuan pendidikan Islam, dasar tujuan pendidikan Islam, tahapan tujuan pendidikan Islam, dan tujuan pendidikan Islam. Pada bab ketiga telaah ayat-ayat al-qur an yang berkaitan dengan misi pendidik melalui metode penafsiran mauḍūi, dengan langkah-langkah sebagai berikut: memilih atau menetapkan masalah al-qur an yang akan dikaji secara mauḍūi, 18 M. Alfatih Suryadilaga, Metodologi Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: TERAS, 2005), hlm. 47-48 14

melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah yang telah ditetapkan, menyusun ayat-ayat secara runtut menurut kronologi masa turunnya, mengetahui hubungan ayatayat tersebut dalam masing-masing suratnya, dan mempelajari penafsiran ayat-ayat yang telah dihimpun dengan penafsiran yang memadai dengan mengacu pada kitab-kitab tafsir. Pada bab keempat berisi analisis ayat-ayat al-qur an yang berkaitan dengan misi pendidik dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam, serta keterbatasan penelitian. Pada bab kelima berisi penutup yang meliputi simpulan dari keseluruhan skripsi, saran-saran dari penulis kaitannya dengan hasil penelitian skripsi ini, dan terakhir kata penutup. 15