PENGARUH BERMAIN TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING DI TK ABA 58 SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
Reliani 1, Fatin Lailatul B. 2

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN PRETEND PLAY TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SLB BHAKTI SIWI SLEMAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB III METODE PENELITIAN. Group Pre-Test Post-Test Desain Tanpa Kelompok Control dimana desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

deskriptif korelation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif

BAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment, dengan desain pre-post test with control group yaitu melibatkan. Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian

PENGARUH BERMAIN CONGKLAK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, O1 X O2 O3 - O4

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikarenakan pada anak retardasi mental mengalami keterbatasan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jarang. Sering. kalangan ekonomi rendah di Kota Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan dengan desain penelitian pretest posttest with control group

PENGARUH AKTIVITAS BERMAIN BOLA TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA TODDLER DI PAUD TUNAS CENDIKIA KEJAPANAN GEMPOL PASURUAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi.

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi


BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian rancangan Survei Analitik dimana mengetahui hubungan antara

BAB III METODA PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah discriptive correlation, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. desain experimental dengan pendekatan pre and post test control group.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah Descriptive Correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode ini menggunakan metode Pre-Experimental Designs, menurut

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuantitatif yaitu eksperimen semu. kontrol diri sendiri (pre and post test without control).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mopuya, Kecamatan Bulawa, Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 1 minggu pada bulan mei dari

BAB III METODE PENILITIAN. quasi eksperimen dengan times series design. Kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ah. Yusuf*, Khoridatul Bahiyah*, Yustina Barek Ola*

MEDIA AUDIO VISUAL DAN MEDIA KARTU BERGAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang fisiologi. Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian

Transkripsi:

PEDAGOGI: Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini Volume 3 Nomor 3b Desember 2017 P-ISSN: 2599-0438; E-ISSN: 2599-042X PENGARUH BERMAIN TERHADAP KEMANDIRIAN SISWA RETARDASI MENTAL RINGAN DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING DI TK ABA 58 SURABAYA Ratno Abidin Universitas Muhammadiyah Surabaya Email: ratno.abidin@fkip.um-surabaya.ac.id ABSTRAK Anak dengan retardasi mental memiliki fungsi intelektual yang bermakna dan di bawah rata-rata sehingga menyebabkan gangguan dalam perilaku adaptif. Hal tersebut menyebabkan anak mulai mengalami keterlambatan dalam berbagai hal, diantaranya keterampilan merawat diri dan kemandirian dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Kemandirian dalam hal aktivitas sehari- hari sangat diperlukan oleh anak dengan retardasi mental agar anak mampu mengurus diri sendiri, sehingga anak tidak menjadi beban bagi orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh aktivitas bermain drama dengan boneka tangan terhadap kemandirian dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL) pada anak retardasi mental ringan di di TK Aisyiyah 58 Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian preexperimental, dengan pendekatan one group pre-test-post test design. Sample yang diteliti adalah 20 anak usia pra sekolah di TK Aisyiyah 58 Surabaya yang diambil dengan teknik Nonprobabiliti purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah media boneka tangan dan lembar observasi yang kemudian dianalisis menggunakan uji statistic Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat kemaknaan ɑ <0,05. Kata Kunci: Retardasi mental, Kemandirian, Activity Daily Living (ADL), boneka tangan. ABSTRACT Children with mental retardation have meaningful and below average intellectual function that causing disruption in adaptive behavior. This causes children began to experience delays in various things, including self-care skill and independence in the fulfillment of daily activities. Independence in terms of daily activities is needed by children with mental retardation so that children are able to take care of themselves, so that children do not become a burden for others. The purpose of this research was to analyze the influence of drama activity with hand puppet to independence in fulfilling Activity Daily Living (ADL) in children having mild mental retardation at Kindergarten of Aisyiyah 58 Surabaya. This research used pre-experimental research design, with one group pre-test-post-test design approach. The samples studied were 20 chilhood in Kindergarten of Aisyiyah 58 Surabaya taken with Non probability purposive sampling technique. The instrument used was hand puppet media and observation sheet which then analyzed using Wilcoxon Signed Rank Test statistic with significance level ɑ <0,05. Keywords: Mental retardation, independence, activity daily living (ADL), hand puppet. PENDAHULUAN Retardasi mental (Tuna grahita) adalah kelainan atau kelemahan jiwa dengan intelegensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala yang utama ialah inteligensi yang terbelakang. (Maramis, 2009). Adanya fungsi intelektual yang 90

Ratno Abidin bermakna dibawah rata-rata menyebabkan gangguan dalam perilaku adaptifnya (Kaplan, 1997). Hal tersebut menyebabakan anak retardasi mental meulai mengalami keterlambatan berbagai hal, antara lain dalam hal menangkap pelajaran, keterampilan merawat diri, keterampilan motorik, pengembangan pemahaman dan penggunaan bahasa (Sunjaya, 2002). Kemandirian dalam hal aktivitas sehari-hari sangat diperlukan oleh anak dengan retardasi mental. Menurut Handayani (2005) latihan merawat diri diperlukan agar anak mampu mengurus diri sendiri, sehingga anak tidak menjadi beban bagi orang lain, selain itu kemampuan merawat diri dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada anak, menghilangkan harga diri rendah dan dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya sehingga pada akhirnya anak akan memiliki kepribadian yang kuat dan mampu beradaptasi dengan lingkungan. Pada anak normal merawat diri diperoleh melalui pengamatan sedangkan siswa tunagrahita diajarkan secara berulang-ulang dan terprogram. Berdasarkan hal tersebut, pada program pendidikan anak tuna grahita diberikan mata pelajaran bina diri dengan tujuan menumbuhkembangkan kemampuan merawat diri sehingga ia dapat merawat dirinya, dapat menyesuaikan diri terutama di lingkungan sekolah dan keluarga. Fungsi utama mata pelajaran bina diri bagi siswa tuna grahita (1) sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dasar mengurus diri (2) sebagai sarana untk berlatih mengurus diri sehingga anak dapat melakukannya sekalipun belum teratur (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997). Prevalensi retardasi mental pada tahun 2004 menurut laporan kongres tahunan (Annual Report to Congress) menyebutkan 1,92 % anak usia sekolah menyandang retardasi mental dengan perbandingan laki-laki 60 % dan perempuan 40%, dilihat dari kelompok usia sekolah (Siswono, 2001). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti di TK Aisyiyah 59 Surabaya pada bulan April 2017 didapatkan dari 22 orang siswa kelas satu sampai dengan tiga 16 diantaranya masih belum dapat memenuhi ADL sendiri dan 6 lainnya mampu melakukan namun dengan bantuan. Boneka tangan merupakan salah satu alat permaianan yang sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Raemiza (2010). Media boneka termasuk dalam jenis media visual tiga dimensi yang dapat membantu anak dalam memahami cerita karena lebih menarik perhatian mereka selain itu media ini dapat membantu siswa mengenal segala aspek yang berkaitan dengan benda dan memberikan pengalaman yang lengkap tentang benda tersebut. Penggunaan media boneka tangan menolong anak untuk bernalar dan membentuk konsep tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan obyek, baik ukuran, bentuk, berat, maupun manfaatnya. Berdasarkan pernyataan Ismed Yusuf (2002) bahwa masih ada 91

Pengaruh Bermain Terhadap Kemandirian Siswa Retardasi Mental Ringan Dalam Pemenuhan Activity Daily Living Di TK Aba 58 Surabaya bagian intelektual anak yang menderita retardasi mental yang dapat dikembangkan dengan suatu tindakan atau penanganan khusus. Bermain peran merupakan salah satu stimulus yang paling universal. Melalui bermain peran, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang anak inginkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti mencoba menjelaskan pengaruh aktivitas bermain peran dengan hand puppet terhadap kemandirian dalam pemenuhan activity daily living (ADL) pada anak retardasi mental ringan TK Asyiyah 58 Kota Surabaya tersebut belum pernah dilakukan aktivitas bermain peran dengan media boneka tangan. Diharapkan melalui aktivitas bermain peran dengan media boneka tangan ini mampu meningkatkan kemandirian dalam pemenuhan activity daily living Kerangka Konseptual Retardasi mental (ADL) pada anak retardasi mental ringan. Tujuan umum adalah Menganalisis pengaruh aktivitas bermain peran dengan hand puppet terhadap kemandirian dalam pemenuhan activity daily living (ADL) pada anak retardasi mental ringan di TK Aisyiyah 58 Surabaya dan tujuan khususnya adalah: (a) Menilai tingkat kemandirian Activity Daily Living (ADL) pada anak retardasi mental sebelum diberikan aktivitas bermain peran dengan Hand Puppet; (b) Menilai tingkat kemandirian Activity Daily Living (ADL) pada anak retardasi mental sesudah diberikan aktivitas bermain peran dengan Hand Puppet; (c) Membandingkan tingkat kemandiran anak retardasi mental dalam pemenuhan ADL sebelum dan sesudah diberikan aktivitas bermain peran dengan Hand Puppet. Ketergantungan pada orang lain Perawatan Diri Agen Perawatan Diri: - Kemampuan perawatan diri - Perawatan Diri sendiri - Perawatan orang lain Permintaan perawatan diri: - Universal - Perkembangan - Penyimpangan kesehatan Defisit: Kemandirian ADL anak RM Agen Keperawatan: - Bantuan Penuh - Bantuan Sebagian - Mandiri - Suportif Edukatif sistem Bermain peran dengan Hand Puppet Kemandirian dalam pemenuhan ADL Makan dan Berpakaian Behias diri Kebersihan Diri Keterangan: Minum : Diteliti : Tidak Diteliti Gambar 1: Kerangka Konseptual Pengaruh Aktivitas Bermain Peran, Juni 2017. 92

Ratno Abidin METODE PENELITIAN Desain penelitian merupakan pola atau petunjuk secara umum yang bisa diaplikasikan pada beberapa penelitian (Nursalam, 2003). Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre-experimental, dengan pendekatan one group pre-test-post test design, yaitu dilakukan dengan cara sebelum diberikan treatmen atau perlakuan, variabel diobservasi atau diukur terlebih dahulu (pre-test) setelah itu dilakukan treatmen atau perlakuan dan setelah treatmen dilakukan pengukuran atau observasi (post-test) (Hidayat, 2010). Pre test Intervensi Post test O1 X O2 Keterangan: O1 : pengukuran sebelum perlakuan X : Intervensi O2 : pengukuran sesudah perlakuan Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Dalam Notoatmodjo (2002) Populasi didentifikasikan sebagai keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak retardasi mental di TK Aisyiyah 58 Surabaya yang berjumlah 38 orang. Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Menurut Sugiarto (2003) sampel adalah sebagian anggota dalam populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan mewakili populasinya. Untuk mengurangi bias, hasil penelitian dapat ditentukan dengan kriteria sampel inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik sampling nonoprobability purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang disdasarkan dengan pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan sifat dan cirri populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). Peneliti menetapakan kriteria sampel sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi Kriteria inklusi adalah karateristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Adapun Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: a. Anak retardasi mental ringan. b. Anak retardasi mental yang duduk di kelas kecil (kelas 1-3) c. Orang tua yang bersedia anaknya menjadi responden. 2. Kriteria eksklusi Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi inklusi (Nursalam, 2003). Adapun kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah : a. Anak retardasi mental ringan yang sudah 2 bulan tidak aktif di sekolah b. Anak retardasi mental yang mengalami gangguan fisik c. Orang tua tidak bersedia anaknya menjadi responden. 93

Pengaruh Bermain Terhadap Kemandirian Siswa Retardasi Mental Ringan Dalam Pemenuhan Activity Daily Living Di TK Aba 58 Surabaya Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi tersebut ditemukan sampel sebanyak 12 anak. Sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2003). Penelitian ini menggunakan nonprobability sampling, purposive sampling yaitu dengan cara memilih subjek sesuai dengan yang dibutuhkan oleh peneliti. Variabel Independen (variable bebas) yaitu variable yang nilainya menentukan variabel yang lain (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini variabel indenpendenya yaitu aktivitas bermain peran dengan boneka tangan. Variabel Dependen (variabel tergantung) yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau independen (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah kemandirian dalam pemenuhan activity daily living (ADL) pada anak retardasi mental ringan. Devinisi Operasional adalah pemberian arti atau makna pada masing-masing variabel untuk kepentingan akurasi, komunikasi, dan replikasi agar memberikan pemahaman sama pada setiap orang mengenai variabel yang diangkat dalam suatu penelitian (Nursalam, 2003). Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan kuesioner. Beberapa penelitian membutuhkan pengamatan secara langsung untuk memperoleh fakta yang nyata dan akurat dalam membuat kesimpulan (Nursalam, 2003). Pengambilan data dilakkukan pada bulan April 2017 di TK Aisyiyah 58 Surabaya. Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah TK Aisyiyah 58 Surabaya kemudian peneliti menemui orang tua siswa yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi untuk menjadi responden, dikarenakan dalam penelitian ini siswa yang bersangkutan adalah seorang anak yang mengalami retardasi mental. Setelah orang tua siswa menyetujui informed concent, peneliti menjelaskan prosedur penelitian yang akan diberikan kepada orang tua siswa yang menjadi sampel. Untuk mendapatkan data kemandirian anak sebelum diberi perlakuan, peneliti melakukan pre test dan observasi tentang kemandirian anak dalam pemenuhan ADLnya yang dilakukan disekolah dan di rumah selama 2 hari, khususnya yang berkaitan dengan makan, minum dan kebersihan diri, dimana anak di minta untuk melakukan praktek sederhana terkait ADL untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemandirian anak untuk kebersihan diri (mandi) observasi dilakukan dengan mendatangi rumah masing-masing anak selama 2 hari yang disesuaikan dengan kebiasaan pada jam mandi anak. Selanjutnya peneliti memberikan intervensi berupa aktivitas bermain peran dengan boneka tangan yang dilakukan selama 6 kali dalam 94

Ratno Abidin seminggu dalam waktu 4 minggu dengan durasi 30-45 menit. Setelah intervensi selesai, dilakukan post test dan observasi kembali tentang perkembangan kemandirian anak dalam pemenuhan ADL yang dilakukan disekolah dan di rumah selama 2 hari kemudian hasil post test dan observasi terakhir dibandingkan dengan hasil pre test dan observasi awal. Analisis data merupakan suatu proses analisa yang dilakukan secara sistemik terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trends and relationship bisa dideteksi (Nursalam & Pariani, 2001). Data yang telah terkumpul, dianalisis secara sistematik dan disajikan dalam bentuk tabulasi silang antara variabel independen dan dependen. Selanjutnya data diolah berdasarkan data hasil pre test dan post test data observasi yang telah dilakukan dalam tabulasi antara lain: 1. Memberikan skor tehadap itemitem yang perlu diberi skor kemudian diklasifikasikan sesuai dengan yang ada dalam definisi operasional yaitu: a. 76-100% = Mandiri b. 56-75% = Bantuan Sebagian c. 55% = Bantuan Penuh 2. Skala data untuk mengukur variabel dependen (perkembangan kemandirian) adalah ordinal, data tersebut diolah dan diuji dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test (Pre- Post) terhadap satu sampel untuk mengetahui pengaruh antara variabel independent dan variabel dependent dengan skala data ordinal dan tingkat kemaknaan ɑ 0,05 artinya jika hasil uji statistik menunjukkan ɑ 0,05, maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel independent dan variabel dependent. Penelitian akan dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari program studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya dan atas ijin dari kepala TK Aisyiyah 59 Surabaya. Penelitian akan dimulai dengan melakukan beberapa prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian yang meliputi: Informed Concent Lembar persetujuan akan deberikan kepada responden yang akan diteliti, karena yang akan diteliti anak retardasi mental maka lembar persetujuan akan diberikan kepada orang tua. Peneliti menjelaskan tujuan, prosedur dan hal-hal yang akan dilakukan selama pengumpulan data, setelah responden bersedia maka orang tua harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak bersedia maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghargai keputusan tersebut. Anonimity Kerahasiaan identitas responden harus dijaga. Oleh karena itu peneliti tidak akan mencantumkan nama responden, hanya cukup memberikan no kode. 95

Pengaruh Bermain Terhadap Kemandirian Siswa Retardasi Mental Ringan Dalam Pemenuhan Activity Daily Living Di TK Aba 58 Surabaya Confidentialy Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian. Keterbatasan Keterbatasan adalah bagian dari riset keperawatan yang menjelaskan keterbatasan dalam penulisan riset dalam setiap penulisan pasti ada kelemahan-kelemahan yang ada, kelemahan tersebut ditulis dalam keterbatasan (Hidayat, 2007). Adapun keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:sampel yang digunakan terbatas hanya siswa kelas 1-3 di TK Aisyiyah 58 Surabaya; Waktu, biaya, tenaga dan lokasi yang cukup jauh berpengaruh terhadap analisis hasil penelitian yang dilakukan peneliti; dan Peneliti yang baru pertama kali melakukan penelitian ini memungkinkan banyak kekurangan dalam hasil penelitian maupun penulisan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dari Pengaruh aktivitas bermain peran dengan hand puppet terhadap kemandirian dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL) pada anak retardasi mental ringan di TK Aisyiyah 58 Surabaya dengan jumlah responden 12 anak diambil sebagai sampel menggunakan tekhnik sampling Nonprobability Purposive Sampling. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2 juni sampai tanggal 14 Juli 2017. Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk diagram dan narasi. Penyajian hasil penelitian dibagi dalam 3 bagian yaitu : 1) Gambaran umum lokasi penelitian, 2) Data umum tentang karakteristik responden yaitu : umur, kelas, jenis kelamin, karakteristik orang tua berdasarkan umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pengasuh responden 3) Data khusus menampilkan tingkat kemandirian anak sebelum dan sesudah diberikan aktivitas bermain peran dengan hand puppet, dan hasil uji statistik pengaruh aktivitas bermain peran dengan hand puppet terhadap kemandirian ADL anak retardasi mental. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di TK Aisyiyah 58 Surabaya yang terletak di Surabaya Propinsi Jawa timur. Jumlah keseluruhan siswa yang tedaftar adalah 95 siswa, 57 siswa laki-laki dan 38 siswa perempuan dengan jumlah guru sebanyak 10 orang. terdapat 4 jurusan untuk untuk tiap anak dengan kebutuhan yang berbeda yaitu tipe A (Tuna Netra), B (Tuna Rungu), C (Tuna Grahita), dan D (Tuan Daksa) dengan. TK Aisyiyah 58 Surabaya terdiri atas 10 kelas, Satu kelas dibagi menjadi dua ruangan dengan rombongan belajar yang berbeda, setiap ruangan terdiri dari lima sampai delapan siswa yang dibimbing oleh satu orang guru untuk tiap rombongan belajar dengan harapan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif. 96

Ratno Abidin 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 50% 25% 17% 0% 8% 7 tahun 8 tahun 9 tahun 10 tahun 11 tahun Gambar 2: Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur pada bulan Juni 2017. Berdasarkan gambar 4 diatas menunjukkan bahwa umur responden mayoritas anak berusia 11 tahun yaitu sebanyak 6 responden dan yang paling sedikit usia 8 tahun yaitu 1 responden. 2. Krakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 50% 50% laki-laki perempuan Gambar 3: Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, bulan Juni 2017. Berdasarkan gambar 3 responden berdasarkan jenis kelamin, masing-masing mempunyai jumlah yang sama yaitu 6 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 6 siswa berjenis kelamin perempuan. 3. Karakteristik Responden berdasarkan Kelas 42% 25% 33% kelas 1 kelas 2 kelas 3 Gambar 4: Distribusi responden berdasarkan, bulan Juni 2017. Berdasarkan gambar 4 mayoritas responden duduk di kelas 3 yaitu sebanyak 5 siswa. 97

Pengaruh Bermain Terhadap Kemandirian Siswa Retardasi Mental Ringan Dalam Pemenuhan Activity Daily Living Di TK Aba 58 Surabaya 4. Karakteristik Orang Tua Berdasarkan Umur orang tua laki-laki (ayah) 25% 17% 17% 8% 16% 17% orang tua perempuan (ibu) 33% 8% 25% 34% Meninggal Dunia 34-36 37-39 40-42 43-45 46-48 32-36 37-41 42-46 47-51% Gambar 5: Ditribusi karakteristik orang tua responden berdasarkan umur, bulan Juni 2017. Berdasarkan gambar 5 mayoritas orang tua laki-laki (ayah) berumur 43-45 tahun yaitu sebanyak 3 responden, sedangkan orang tua perempuan (ibu) mayoritas berumur 32-36 dengan jumlah 4 responden. 5. Karakteristik Orang Tua Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir Orang tua laki-laki (ayah) Orang tua perempuan (Ibu) 0% 0% 0% 0% 17% 33% 25% 58% 25% 42% SD SMA/SLTA tidak sekolah SMP/SLTP Perguruan Tinggi SD SMA/SLTA tidak sekolah SMP/SLTP Perguruan Tinggi Gambar 6: Distribusi tingkat pendidikan terakhir orang tua, bulan Juni 2017 Berdasarkan gambar 6 tingkat pendidikan terakhir orang tua lakilaki (ayah responden) mayoritas adalah SMA/SLTA sebanyak 7 orang sedangkan untuk orang tua perempuan (ibu) tingkat pendidikan terakhir mayoritas SMP/SLTP sebanyak 5 orang. 98

Ratno Abidin 6. Karakteristik Orang Tua Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang tua laki-laki (ayah) Orang tua Perempuan (Ibu) 0% 0% 0% 100% 50% 50% 0% 0% Tidak bekerja PNS/ABRI Petani buruh/wiraswasta Tidak bekerja PNS/ABRI petani buruh/wiraswasta Gambar 7: Distribusi pekerjaan orang tua, bulan Juni 2017 Berdasarkan gambar 5.6 orang tua laki-laki (ayah) dari responden dengan jumlah total 12 orang bekerja sebagai buruh/wiraswasta, sedangkan untuk orang tua perempuan (ibu) 6 orang bekerja sebagai buruh/wiraswasta dan 6 orang lainnya tidak bekerja. 7. Karakteristik Pengasuh Responden 0% 0% 100% orang tua keluarga/kerabat pembantu/pengasuh Gambar 8: Distribusi pengasuh keseharian, bulan Juni 2017 Berdasarkan gambar 8 keseluruhan responden yang berjumlah 12 responden kesehariannya diasuh oleh orang tua. 8. Data Khusus Pada bagian ini akan data mengenai perkembangan kemandirian anak retardasi mental ringan dalam pemenuhan ADLnya baik sebelum dan sesudah diberikan permainan dengan Hand Puppet (boneka tangan). 99

Pengaruh Bermain Terhadap Kemandirian Siswa Retardasi Mental Ringan Dalam Pemenuhan Activity Daily Living Di TK Aba 58 Surabaya 1. Distribusi tingkat kemandirian anak retardasi mental sebelum diberi permainan Hand Puppet. 0% 25% 75% mandiri bantuan sebagian bantuan penuh Gambar 9: Distribusi tingkat kemandirian anak retardasi mental ringan sebelum diberi permainan Hand puppet, bulan Juni 2017. Berdasarkan gambar 9 dapat dilihat distribusi tingkat kemandirian anak retardasi mental sebelum diberi aktivitas bermain peran dengan Hand Puppet adalah sebanyak 9 anak masih memerlukan bantuan penuh dalam pemenuhan ADL (makan, minum dan bersih diri). 2. Distribusi tingkat kemandirian anak retardasi mental setelah diberi permainan Hand Puppet. 8,3% 8,3% 83.4% mandiri bantuan sebagian bantuan penuh Gambar 10: Distribusi tingkat kemandirian anak setelah diberi aktivitas bermain peran dengan Hand Puppet. Berdasarkan gambar 10 dapat dilihat distribusi tingkat kemandirian anak retardasi mental setelah diberi aktivitas bermain peran dengan Hand puppet klasifikasi mandiri meningkat menjadi 10 anak dari 12 anak. 100

Ratno Abidin 3. Hasil Observasi Tingkat kemandirian anak Retardasi Mental dalam Pemenuhan ADL Sebelum dan Sesudah diberi aktivitas bermain peran dengan Hand Puppet. No Klasifikasi tingkat Sebelum Sesudah kemandirian n % n % 1 Mandiri 0 0 10 83,4 2 Bantuan sebagian 3 25 1 8,3 3 Bantuan Penuh 9 75 1 8,3 Jumlah 12 100 12 100 Nilai Uji Wilcoxon Sign Rank Test p=0,002 Tabel: 1 Distribusi tingkat kemandirian anak retardasi mental sebelum dan sesudah diberi aktivitas bermain peran dengan Hand Puppet Berdasarkan hasil observasi kemandirian pada anak retardasi mental sebelum diberi aktivitas bermain peran dengan Hand Puppet dari total keseluruhan anak retardasi mental yang berjumlah 12 anak terdapat 9 berada dalam klasifikasi tidak mandiri, 3 anak berada dalam klasifikasi bantuan sebagian. Sedangkan hasil observasi tingkat kemandirian setelah diberi aktivitas bermain peran dengan Hand Puppet dari total 12 anak retardasi mental terdapat 1 anak dalam klasifikasi bantuan penuh, 1 anak dalam klasifikasi bantuan sebagian dan 10 anak dalam klasifikasi mandiri sehingga pada analisa statistic dengan uji Wilcoxon sign Rank Test menunjukkan ρ = 0,002 dengan α <0,05. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pengaruh aktivitas bermain peran dengan hand puppet terhadap kemandirian dalam pemenuhan Activity Daily living (ADL) pada anak retardasi mental ringan di TK Aisyiyah 58 Surabaya dapat dikemukakan simpulan dan saran sebagai berikut: 1. Tingkat kemandirian anak retardasi mental dalam pemenuhan ADL sebelum diberikan intervensi permainan peran dengan Hand Puppet sebanyak 75% anak berada dalam kasifikasi bantuan penuh. 2. Tingkat kemandirian anak retardasi mental dalam pemenuhan ADL setelah diberikan intervensi permainan peran dengan Hand Puppet sebanyak 83,4% anak berada dalam kasifikasi mandiri 3. Ada pengaruh aktivitas bermain peran dengan hand puppet terhadap kemandirian dalam pemenuhan Activity Daily living (ADL) pada anak retardasi mental ringan di TK Aisyiyah 58 Surabaya. 101

Pengaruh Bermain Terhadap Kemandirian Siswa Retardasi Mental Ringan Dalam Pemenuhan Activity Daily Living Di TK Aba 58 Surabaya DAFTAR PUSTAKA Affandi, Lily Wiliyanto. 2011. klasifikasi-bermain. diakses tanggal 08 april 2017 Pukul 07.19 dari http://willieprhiwillie.blogspo t.com Alresn, Fitrinilla. 2009. Karakteristik Dismorfologi dan Analisis Kelainan Kromosom pada Siswa Retardasi Mental di SLB C/C1 Widya Bhakti Semarang. diakses 13 Maret 2017 jam 11.20 dari http://eprints.undip.ac.id. Amin, Moh. 1995. Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Bandung Andriany, Megah. 2007. Aplikasi Teori Orem Pada Tunawisma. Diakses tanggal 09 Agustus 2017 jam 06.15 dari http://ejournal.undip.ac.id Anonim. 2010. Jurnal Konsep Bermain diakses tanggal 05 maret 2017 jam 19.15 dari http://jovandc.multiply.com/j ournal/item Anonim. 2011. Manfaat Bermain Peran (Role Play) bagi Perkembangan Anak, diakses tanggal 08 April 2012. Pukul 08.19 dari http://www.asahasuh.com Ayres, A. Jean. Torrance, california 1972 Anonim. 2009. Pengertian Definisi Bermain. diaksestanggal 05 maret 2017 jam 19.15 http://carapedia.com Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Volume 1. EGC. Jakarta. Dachun. 2010. Fase Keterampilan Motorik pada Anak Usia 1-12 Tahun. diakses tanggal 16 maret 2012 jam 05.29 dari http://dachun91.wordpress.co m Hidayat, A.Aziz Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika. Jakarta. Hidayat, A.Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kualitatif. Health Books Publishing. Surabaya. Handayani, Indri Tiyas. 2005. Peningkatan Kemandirian Melalui Latihan Merawat Diri Anak Retardasi Mental Sedang. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Unesa. Tidak dipublikasikan. Hardywinoto, Setiabudi. 2005. Panduan Gerontologi. Gramedia. Jakarta. Hurlock, E. B. 2005. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Ed.5. Erlangga. Jakarta. Kamus kedokteran Dorland, 1994. Edisi ke- 26. EGC. Jakarta 102