BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi secara purposive sampling (penempatan titik sampel dengan tujuan tertentu). Lokasi pengambilan sampel terdiri atas tiga titik sampling yang mewakili area Danau Kaco. Jarak antar titik pengambilan sampel yakni 10-15 meter. Titik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Sedgeick rafter, termometer raksa, bola hisap, gelas ukur 100 ml, keping secchi, meteran, botol, botol DO, pipet kolum ukuran 10 ml, pipet tetes, pipet tetes ukuran 1 ml, plankton net dengan ukuran 85μm, gelas ukur 500 ml, erlenmeyer ukuran 250 ml botol sampel ukuran 300 ml, pensil, kamera digital, alumunium foil dan GPS (Global Positioning System). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel mikroalga yang diambil secara langsung dari Danau Kaco, kertas indikator ph, Asam nitrat, MnSO 4, Alkali, H 2 SO 4, Indikator Amilum, dan Aquades, selotip bening, kertas label, rafia. 16
3.3 Prosedur Penelitian Pada pelaksanaan penelitian ini meliputi empat tahap diantaranya yaitu : penetapan lokasi sampel, pengambilan sampel di lapangan, penanganan sampel di laboratorium, hingga analisis data. 3.3.1 Penetapan Lokasi Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel dilakukan secara langsung di Danau Kaco, hal ini karena Danau Kaco hanya memiliki luas 30x30 m 2. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik sampling di kawasan Danau Kaco yaitu pada daerah masuknya suplai air ke danau (inlet), bagian tengah danau (midlet) dan titik keluarnya air dari danau (outlet) dengan menggunakan plankton net. Titik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). 1.3.2 Pengambilan Sampel Mikroalga Pengambilan sampel mikroalga dilakukan dengan mengikuti ketentuan sebagai berikut (Fahrul, 2012:94): a) Pengambilan sampel mikroalga dilakukan tiga kali pengambilan yakni pada pagi, siang dan sore hari menggunakan plankton net berukuran 85 μm dengan jari-jari lingkaran 10 cm. b) Pengambilan sampel dilakukan secara vertikal, yaitu dengan cara menarik jarring plankton yang telah ditenggelamkan dengan kedalaman 2 m dari atas permukaan dan didiamkan selama 5 menit. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam botol dan diberi label, pada label diberi keterangan tempat, tanggal dan waktu pengambilan sampel. Sampel selanjutnya diawetkan menggunakan formalin 4%. Hal ini sesuai dengan pendapat Fachrul (2012:94) yang menyatakan
bahwa pengawetan dilakukan dengan lugol atau formalin 4%. Selanjutnya, sampel yang telah diawetkan dibawa ke laboratorium ekologi hewan Universitas Andalas untuk diidentifikasi. 3.3.3 Identifikasi Mikroalga Langkah pertama dalam identifikasi mikroalga adalah dengan cara mengambil sampel yang telah diawetkan sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam Sedgewick Rafter, selanjutnya diamati dengan menggunakan mikroskop binokuler. Sampel yang didapat dicocokkan dengan buku identifikasi mikroalga yaitu Graham dan Wilcox (2000). 3.4 Analisis Data 3.4.1 Analisis Faktor Biologi Menurut Fachrul (2012:91), parameter biologi dapat diamati untuk mengetahui banyaknya mikroalga yang terdapat pada suatu perairan yaitu: a) Kelimpahan, penentuan kelimpahan mikroalga dilakukan berdasarkan metode sapuan diatas objek glas Sedgewick Rafter. Kelimpahan mikroalga dinyatakan secara kuantitatif dalam jumlah sel/liter atau individu/liter b) Indeks kemerataan, indeks ini menunjukkan pola sebaran, yaitu merata atau tidak. Jika indeks kemerataan relative tinggi maka keberadaan setiap jenis biota diperairan dalam kondisi merata. c) Indeks keanekaragaman, merupakan indeks yang digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis biota peraiaran. Apabila indeks relative tinggi, maka keanekaragaman biota dalam kondisi prima (stabil)
d) Indeks dominansi, digunakan untuk mengetahui adanya dominansi jenis tertentu di perairan. Jika nilai indeks dominansi relatif tinggi, maka terdapat spesies yang mendominansi spesies lainnya. 3.4.2 Analisis Faktor Fisika dan Kimia Keberadaan mikroalga juga dipengaruhi oleh faktor fisika dan faktor kimia. Factor fisika meliputi suhu, kecerahan, kedalaman, bau air, warna air, dan cuaca. Faktor kimia meliputi oksigen terlarut (DO) dan ph. Pengukuran faktor fisika dan kimia sebagai berikut: a) Pengukuran suhu Suhu peraiaran diukur dengan menggunakan thermometer raksa. Caranya dengan mencelupkan bagian ujung thermometer raksa kedalam air kurang lebih selama 5 menit sampai air raksa yang terdapat dalam thermometer berhenti dan menunjukkan suhu tertentu. Kemudian dicatat pada buku lapangan. b) Pengukuran kecerahan Kecerahan diukur dengan menggunakan keping Secchi dengan ketebalan 1,5 cm dan diameter 30 cm. Cara mengukur dengan menenggelamkan keeping secchi kedalam air dengan mengulur secara perlahantali yang terikat pada keping secchi hingga warna hitam dan putih pada keeping secchi tidak terlihat kemudian dicatat kedalamannya. Kemudian keeping secchi ditarik perlahan sampain warna hitam dan putih terlihat dan dicatat kedalamannya. Kecerahan air diperoleh dengan menghitung rata-rata kedua kedalaman (Suin dalam Kawaroe, dkk, 2010:63). c) Pengukuran kedalaman
Pengukuran kedalaman air dilakukan dengan menenggelamkan tali yang sudah diberi pemberat sampai kedasar perairan.kemudian panjang tali yang terendam air diukur dengan meteran dan dicatat dibukau lapangan. d) Oksigen Terlarut Kadar oksigen terlarut diukur menggunakan metode Winkler dengan cara memamsukkan botol DO kedalam peraiaran dan tutup rapat jangan sampai ada gelembung udara. Kemudian tutup botol dibuka dan ditambah 1 ml MnSO 4 kedalam botol DO dan ditambah 1 ml alkali menggunakan pipet tetes, setelah itu botol kembali ditutup dan dibolek balik hingga ternbentuk endapan berwarna coklat. Selanjutnya penutup dibuka dan ditambah lagi 1 ml H 2 SO 4 pekat kedalam botol DO, kemudian tutup botol ditutup kembali dan bolak-balik lagi botol tersebut hingga ternbentuk endapan warna coklat tua, setelah itu dilakukan titrasi (Suin, dalam Kawaroe, dkk, 2010:19). e) ph Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan kertas indicator ph, dengan cara mencelupkan kertas indikator ph kedalam air selama 1-2 menit. Kemudian angkat dan dilihat perubahan warna pada kertas indikator ph tersebut, lalu dicocokkan dengan warna yang ada pada kotak indikator ph kemudian dicatat. 3.4.3 Analisis Data Mikroalga a. Indeks keanekaragaman Indeks keanekaragaman mikroalga dihitung dengan menggunakan rumus Shannon & Wiener (Odum, 1993:179): Keterangan: H =indeks keanekaragaman S = jumlah jenis Pi = = peluang kepentingan untuk tiap jenis
N = jumlah individu mikroalga ni = jumlah individu tiap jenis ke-i Besarnya indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wiener dapat didefinisikan sebagai berikut (Fachrul, 2007:95): Nilai H > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis pada suatu wilayah tersebut tinggi. Nilai H 1 H 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis pada suatu wilayah tersebut sedang. Nilai H < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis pada suatu wilayah tersebut rendah. b. Indeks Kemerataan Indeks kemerataan menunjukkan pola sebaran biota, yaitu merata atau tidak. Jika indeks kemerataan relatif tinggi maka keberadaan setiap jenis biota di perairan dalam kondisi merata (Fachrul, 2012:95-96): E = Keterangan: E = indeks kemerataan H = indeks keanekaragaman H maks = ln S (S adalah jumlah spesies) Nilai indeks berkisar antara 0-1 E 0, kemerataan antara spesies rendah, artinya kekayaan individu yang dimiliki masingmasing spesies sangat jauh berbeda. E = 1, kemerataan antarspesies relatif merata atau jumlah individu masing-masing spesies relatif sama. c. Indeks Dominansi rumus yaitu: Menurut Odum (1993:179), untuk menentukan indeks dominansi dapat menggunakan Keterangan : D = Indeks dominansi
pi = ni = Jumlah individu ke- i N = Jumlah total individu Dengan kriteria sebagai berikut: Jika nilai D < 0,5 maka tidak ada jenis yang mendominasi. Jika nilai D > 0,5 maka ada jenis yang mendominasi. 3.5 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015 sampai dengan Maret 2016 di Danau Kaco Kabupaten Kerinci. Identifikasi mikroalga dilakukan di Laboratorium Ekologi Hewan Universitas Andalas.