BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran penting sumber daya manusia adalah anak. Anak merupakan tumpuan masa depan Bangsa dan Negara, yang berarti untuk menghasilkan anak yang berkualitas dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan anak. Kebutuhan pada anak tidak hanya meliputi sandang, pangan, serta papan karena anak diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sebaik baiknya. Dengan demikian, nantinya anak akan menjadi dewasa yang sehat baik fisik, mental, dan sosial (Sudiyanto & Rini Sekartini, 1998). Berbagai sarana dan upaya seharusnya dilakukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Upaya yang bersumberdaya pada masyarakat menjadi penting untuk dilakukan, mengingat program- program kesehatan yang sifatnya dari pemerintah lebih cepat berhentinya. Salah satu upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (UKBM) adalah melalui kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Menurut Effendy (1998) kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader kader 1
2 kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Program program dari pemerintah yang dilaksanakan dalam Posyandu terbukti memiliki daya ungkit cukup terhadap pemantauan tumbuh kembang anak dan kesehatan secara langsung dalam rangka penurunan angka kematian bayi (Depkes, 1997). Hal ini bisa dimengerti karena kegiatan- kegiatan yang dilakukan di Posyandu tidak hanya sekedar melakukan pendaftaran dan penimbangan balita, namun juga terdapat kegiatan pemantauan kesehatan ibu hamil. Sehingga dapat dilakukan tindakan tindakan pencegahan terhadap hal hal yang mengganggu kesehatan (Effendy, 1998). Namun demikian, manfaat yang baik dari posyandu belum dibarengi dengan mutu pelayanan yang dilakukan oleh kader Posyandu. Banyak faktor yang menjadi dugaan terhadap konstribusi kualitas pelayanan Posyandu antara lain sumber daya manusia yang masih rendah, termasuk angka droup out kader yang relatif masih tinggi (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, 2007). Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Demak (2007) terdapat 6.033 kader Posyandu, tetapi yang aktif dalam kegiatan Posyandu berjumlah 5.276 kader, sehingga terdapat sekitar 13% kader yang tidak aktif (droup out) di Posyandu. Kurang lebih ada 20% sampai 30% kader yang tidak aktif (droup out) dari 146 Posyandu yang ada di Kecamatan Mranggen. Menurut Yendris (2005) faktor yang
3 menyebabkan droup out kader Posyandu karena minimnya dukungan yang didapatkan sebagai imbas dan kompensasi dari pelaksanaan otonomi. Kondisi droup out kader Posyandu secara langsung memberikan dampak terhadap kelangsungan kegiatan Posyandu. Hal ini yang memungkinkan ibu balita enggan datang ke Posyandu. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2005, dari 2.816.499 balita di Jawa Tengah yang datang ke Posyandu dan ditimbang berjumlah 2.064.472 atau sekitar 73,29% dari jumlah balita yang ada. Di Kabupaten Demak sendiri dari 1.157 Posyandu dengan jumlah balita 73.527 balita, terdapat 54.218 balita atau 74% dari seluruh jumlah balita di Kabupaten Demak yang datang ke Posyandu dan melakukan penimbangan (Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, 2007). Masalah ketidakaktifan ibu balita untuk membawa balitanya ke posyandu juga terjadi di desa Tegalmas Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak. Berdasarkan hasil survey pendahuluan diketahui hasil rata- rata kunjungan Posyandu di luar bulan- bulan yang digunakan untuk kegiatan yang bersifat Nasional seperti PIN (Pekan Imunisasi Nasional) adalah 36% dari 110 jumlah balita yang ada. Umur balita, tingkat pendidikan ibu balita, tingkat pengetahuan ibu balita, dan status pekerjaan ibu balita dianggap sebagai faktor yang berkontribusi terhadap perilaku ibu membawa balitanya ke Posyandu (Ninik Sukarni, komunikasi personal, 12 Desember 2007).
4 Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu di Tegalmas Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas mengenai perilaku ibu dalam memanfaatkan program Posyandu di Tegalmas Mranggen Kabupaten Kabupaten Demak, maka masalah penelitian yang dapat dirumuskan adalah faktor- faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu di Tegalmas Kecamatan Mranggen Kabupaten Kabupaten Demak? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu di Tegalmas Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. 2. Tujuan Khusus a. Menggambarkan faktor- faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu, meliputi umur balita, tingkat pendidikan ibu balita, tingkat pengetahuan ibu balita, dan status pekerjaan ibu balita.
5 b. Menggambarkan tingkat perilaku (praktik) ibu balita membawa balitanya ke Posyandu di Tegalmas Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. c. Menganalisis hubungan antara umur balita dengan perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu di Tegalmas Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. d. Menganalisis hubungan antara tingkat pendidikan ibu balita dengan perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu di Tegalmas Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. e. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu balita dengan perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu di Tegalmas Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. f. Menganalisis hubungan antara status pekerjaan ibu dengan perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu di Tegalmas Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. D. Manfaat Penelitian 1. Profesi Keperawatan Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang perilaku ibu membawa balitanya ke posyandu, hal ini perlu dilakukan penyuluhan bagi ibu-ibu yang memiliki balita yang bertujuan untuk menambah informasi, ketrampilan serta menumbuhkan minat ibu balita untuk kunjungan ke Posyandu.
6 2. Kesehatan Bagi pengelola program yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Kabupaten Demak dan Puskesmas Mranggen berfungsi sebagai data atau fakta tentang berbagai faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu. 3. Puskesmas Memberikan informasi tentang perilaku ibu balita membawa balitanya ke Posyandu dan faktor- faktor yang mempengaruhi, sehingga dapat membantu Puskesmas dalam perencanaan program mengaktifkan peran serta masyarakat. 4. Masyarakat Meningkatkan perilaku ibu dan balita membawa balitanya ke Posyandu. 5. Kader Menambah informasi sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan peran masyarakat dalam bentuk pemberian dukungan atau motivasi untuk melakukan kunjungan ke Posyandu. E. Bidang Ilmu Penelitian ini dilakukan dalam bidang Keperawatan yaitu pada Keperawatan Komunitas.