BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Pemikiran Konseptual Pemikiran konseptual pada penelitian ini didasarkan pada pencarian dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh Jatis Mobile dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dengan mulai bermunculannya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi informasi khususnya bisnis penyedia konten aplikasi, karena melihat besarnya peluang pasar dalam bidang ini. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya permintaan akan penyediaan teknologi informasi khususnya penyedia konten pada media telepon selular. Kecenderungan tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap teknologi tersebut saat ini dipicu dengan semakin tingginya pula tingkat minat masyarakat terhadap kepemilikan telepon selular dan pemakaian internet, serta kepemilikan atas media teknologi informasi lainnya. Jatis Mobile merupakan salah satu perusahaan yang telah cukup lama berdiri dan terbilang sukses sebagai perusahaan penyedia konten terbaik di Indonesia, namun untuk dapat terus menjaga eksistensinya di masa depan Jatis Mobile harus mampu untuk terus bergerak dinamis dan memiliki nilai competitive advantages apakah dalam hal cost leadership, differentiation, atau focus. Karena meskipun saat ini Jatis Mobile telah memiliki cukup banyak klien-klien dan partner perusahaan-perusahaan besar, hal tersebut tidak dapat menjadi jaminan bagi Jatis Mobile untuk dapat terus bertahan dan mampu memenangkan persaingan. Ancaman di industri teknologi informasi di masa depan akan semakin kompleks, sehingga Jatis Mobile harus lebih dahulu mempersiapkan strategistrategi untuk dapat menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu budaya entrepreneurship dipandang sebagai jawaban yang sesuai untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut sekaligus menangkap peluang yang ada di pasar. Pelaksanaan corporate entrepreneurship (intrapreneurship) dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan inovasi dari para karyawan Jatis Mobile sehingga dapat meningkatkan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan. 14
Untuk menganalisis budaya perusahaan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi budaya intrapreneurship dalam perusahaan yang ada saat ini sehingga dapat dilakukan perbaikan pada hal-hal yang masih dianggap kurang. Perilaku entrepreneurial para manajer juga perlu diidentifikasi, juga antara tingkat kepentingan hal tersebut terhadap frekuensi pelaksanaannya oleh para manajer. Dengan demikian, perusahaan dapat menentukan perilaku manajerial yang harus ditingkatkan atau dikurangi untuk memperkuat budaya perusahaan yang diinginkan dan untuk mencapai tujuan perusahaan. Penggambaran pemikiran konseptual tersebut ditunjukkan dalam Gambar berikut. Internal Eksternal Software: Human resources Kreatif, kompeten, dinamis dll hardware: technology innovation, up-todate Positioning Evolution of mobile services Competitors Regulation Culture New player Komunitas Masyarakat Karakteristik industri intrapreneurship Strategi: inovasi creative idea provides growing values Competitive Advantage Gambar 2.1 Skema Peta Pemikiran Konseptual 15
2.2 Analisis Situasi Bisnis Perkembangan teknologi seluler dengan berbagai kemampuan dan fasilitas yang dimiliki menjadikan seluler masuk dalam jajaran media baru dalam perkembangan media massa. Kondisi ini memungkinkan pemanfaatan telepon seluler sebagai media beriklan dan berpromosi semakin besar. Hal ini disambut antusias bagi para perusahaan penyedia konten. Berbagai layanan konten berlangganan pun ditawarkan kepada publik. Baik yang bersifat hiburan, berita dan informasi sampai yang berisikan pesan religius. Karena memberikan nilai tambah bagi pengguna seluler, jasa layanan penyedia konten ini juga dikatakan sebagai value added service (VAS). Melihat potensi bisnis yang menjanjikan ini, ditambah dengan bertambahnya jumlah operator seluler (GSM & CDMA) mendorong munculnya perusahaan-perusahaan baru penyedia jasa penyedia konten. Melihat potensi bisnis yang menjanjikan ini, ditambah dengan bertambahnya jumlah operator seluler (GSM & CDMA) di Indonesia saat ini mendorong munculnya perusahaan-perusahaan baru penyedia jasa penyedia konten, yang menawarkan berbagai macam keuntungan dan hiburan bagi para penggunanya. Hal tersebut menimbulkan tantangan yang harus disikapi oleh Jatis Mobile agar kedudukannya industri ini tidak tergeser oleh keberadaan perusahaan-perusahaan lain yang baru bermunculan tersebut. Beberapa tantangan yang harus dihadapi antara lain, pertama, perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat menuntut Jatis Mobile untuk cepat tanggap dalam pemanfaatan teknologi baru agar tidak tertinggal dengan para pesaingnya. Hal ini diantaranya mencakup peningkatan inovasi dalam hal pengembangan ide-ide kreatif, perbaikan maupun peningkatan layanan di bidang teknologi informasi dan semua produkproduknya. Untuk menghadapi tantangan tersebut Jatis Mobile harus mampu bergerak cepat untuk dapat mengikuti bahkan menjadi yang terdepan dalam menghadapi kemajuan teknologi yang terjadi pada industri penyedia konten aplikasi ini. Tantangan kedua adalah bagaimana sumber daya manusia dari Jatis Mobile dapat terus mengikuti teknologi yang berkembang dan bahkan terus menjadi trendsetter bagi para pengguna layanannya dengan selalu menciptakan ide-ide baru. Salah satu kekuatan sukses Jatis Mobile adalah selama ini mampu menciptakan produk-produk yang 16
merupakan pionir. Akan tetapi, dalam kompetisi yang sudah semakin ketat, para pengguna layanan ini akan semakin selektif dan kritis terhadap layanan konten aplikasi yang diinginkannya. Dengan demikian maka Jatis Mobile harus terus menerus melakukan inovasi dan diferensiasi yang akan menjadi value added dibandingkan perusahaan lainnya. Tantangan ketiga adalah dengan banyaknya perusahaan penyedia konten yang ada maka persaingan akan semakin ketat pula, perusahaan-perusahaan besar yang tetap bisa bertahan hingga saat ini dikarenakan mereka mempunyai konten yang beragam serta program-program yang menarik. Mereka tidak dapat pasif begitu saja, tapi harus aktif dan kreatif. Mereka harus dapat menciptakan program-program yang mampu menghasilkan trafik SMS yang berarti pemasukan bagi mereka. Sehingga marketing dan segala ide-ide yang selalu baru adalah faktor mutlak yang harus ada dan dimiliki oleh setiap penyedia konten. Dan tentunya biaya marketing bisa berkali lipat lebih besar dari pada biasa operasional teknisnya. Penyedia konten harus mampu mengemas program semakin menarik dengan ide-ide yang selalu baru, mempromosikan programnya dan lain sebagainya. Untuk itu Jatis Mobile harus dapat mengemas produknya dengan inovasi dan keunikan yang dapat menarik minat para penggunanya. Selain itu dengan adanya ketergantungan akan kebijaksanaan dan ketentuan operator, maka segala sesuatu yang dibuat oleh operator akan berdampak pada perusahaan, terutama dalam hal penentuan harga. Dari semua tantangan yang dipaparkan tersebut, maka menuntut para individu dan pihak manajemen yang ada di Jatis Mobile untuk memiliki sikap dan jiwa sebagai seorang corporate entrepreneur/intrapreneur. Jiwa intrapreneurial disini dibutuhkan agar Jatis Mobile dapat terus mengembangkan ide-ide inovatif yang dapat membuatnya lebih unggul dari para pesaingnya, sehingga Jatis Mobile dapat menjawab semua tantangan yang ada untuk tetap dapat mempertahankan eksistensinya. 2.2.1 Analisis Proses Bisnis Jatis Mobile Jatis Mobile bergerak dalam bidang mobile business dengan produk utama berupa program konten aplikasi dan solutions. Untuk solutions lebih banyak mengarah pada 17
target corporate sebagai kliennya, sedangkan untuk konten aplikasi biasanya berupa end product yang nantinya akan ditawarkan pada operator sebagai kliennya. Berikut ini adalah gambaran aliran proses bisnis Jatis Mobile secara umum. Finance Klien/Users Marketing Creative Development Program/ Product Label Company End Users Sumber: Jatis Mobile Gambar 2.2 Proses Bisnis Jatis Mobile Pihak-pihak yang terlibat dalam proses bisnis Jatis Mobile adalah: 1. Marketing Fungsi marketing disini adalah mencari klien dan penghubung antara klien, yaitu pengguna jasa dengan pihak pembuat program. Marketing disini selain bertanggungjawab akan proses promosi dan penawaran terhadap klien, juga bertanggungjawab terhadap pemaparan secara detil segala requirement yang dibutuhkan oleh klien terhadap program yang akan dibuat, baik berupa perancangan ide, maupun dalam hal kesepakatan harga. 2. Creative Pihak Creative disini bertanggungjawab dalam menghasilkan dan mengimprove ideide kreatif maupun ide-ide yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan klien. Selain itu ide-ide yang diciptakan oleh pihak Creative tidak selalu harus berdasarkan atas user requirement tapi bisa berupa ide dari Creative itu sendiri, yang nantinya 18
program yang dihasilkan dapat ditawarkan dalam bentuk produk jadi, hal ini biasanya berkaitan dengan produk berupa konten aplikasi untuk pihak operator. 3. Development Development memiliki tugas dalam membangun program yang dibuat berdasarkan ide-ide dan perancangan yang telah dibuat sebelumnya oleh pihak Creative. Produk atau program yang dihasilkan nantinya akan dikembalikan kepada pihak Marketing untuk kemudian diteruskan kepada pihak klien. 2.3. Akar Masalah Berdasarkan analisis bisnis di atas, Jatis Mobile harus memiliki kemampuan entrepreneurial yang kuat dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya ditengahtengah persaingan bisnis yang semakin ketat. Karakter industri mobile business itu sendiri juga menuntut Jatis Mobile untuk terus bergerak secara dinamis, menciptakan ide-ide kreatif untuk mampu mengikuti perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks. Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan Jatis Mobile harus mampu meningkatkan kualitasnya secara keseluruhan, baik dalam hal sumber daya manusia, inovasi, servis maupun adopsi teknologi terbaru. Oleh karena itu sifat corporate entrepreneurial mutlak diperlukan untuk mendorong terjadinya inovasi dan pengembangan produk baru agar dapat terus bersaing dengan para kompetitor dan bertahan dalam dunia teknologi penyedia konten aplikasi yang selalu dinamis. Jika hal tersebut dapat dilakukan, tentu saja hal ini memungkinkan perusahaan untuk dapat bertahan dan terus berkembang menjadi salah satu perusahaan yang terbaik di bidangnya. Studi ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis dimensi-dimensi entrepreneurial yang ada dalam perusahaan Jatis Mobile. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi satu pengetahuan dan juga sebagai bahan evaluasi dalam rangka melakukan perbaikan dan peningkatan intrapreneur spirit dalam perusahaan Jatis Mobile. 19