DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PNGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI USULAN PENELITIAN... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v ABSTRAK... vi ABTRACT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY... x DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN... xv DAFTAR GAMBAR... xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.3.1 Tujuan Umum... 3 1.3.2 Tujuan Khusus... 3 1.4 Manfaat Penelitian... 4 1.4.1 Aspek Teoritis... 4 1.4.2 Aspek Aplikatif... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi... 5 2.2 Patogenesis dan Patofisiologi... 5 2.3 Manifestasi Klinis... 8 2.4 Perjalanan Klinis... 9 2.4.1 Fase Demam... 9 2.4.2 Fase Kritis... 10 2.4.3 Fase Penyembuhan... 10 2.5 Kriteria Masuk Rumah Sakit... 11 2.6 Demam Berdarah pada Anak... 12 2.7 Status Nutrisi Anak... 12 2.8 Trombositopenia... 13 2.9 Diagnosis... 14 2.10 Penatalaksanaan pada Anak... 15 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, HIPOTESIS, DAN ALUR PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir... 17 3.2 Kerangka Konsep... 18 3.3 Hipotesis... 18 3.4 Alur Penelitian... 19
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian... 20 4.2 Populasi dan Sampel... 20 4.2.1 Populasi Penelitian... 20 4.2.2 Sampel Penelitian... 20 4.2.3 Cara Pengambilan Sampel... 21 4.2.4 Besar Sampel... 21 4.3 Variabel Penelitian... 21 4.3.1 Klasifikasi Variabel... 21 4.3.1.1 Variabel Bebas... 21 4.3.1.2 Variabel Tergantung... 21 4.3.2 Definisi Operasional Variabel... 21 4.4 Cara Pengumpulan Data... 23 4.4.1 Materi dan Instrumen Penelitian... 23 4.4.2 Jenis Data... 23 4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 23 4.5.1 Lokasi Penelitian... 23 4.5.2 Waktu Penelitian... 23 4.6 Prosedur Pengumpulan Data... 23 4.7 Pengolahan dan Analisis Data... 24 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Sampel... 25 5.2 Analisis Deskriptif... 25 5.2.1 Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin... 25 5.2.2 Distribusi sampel berdasarkan status gizi... 26 5.2.3 Distribusi sampel berdasarkan jumlah trombosit... 26 5.3 Analisis Inferensial... 28 5.4 Kelemahan Penelitian... 29 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Peranan jenis kelamin terhadap infeksi dengue... 31 6.2 Respon imunitas terkait manifestasi klinis... 31 6.3 Peran trombosit terhadap aktivasi sistem imun... 32 6.4 Trombositopenia pada infeksi dengue... 33 6.5 Keterkaitan obesitas dengan trombositopenia pada penderita DBD... 34 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 35 DAFTAR PUSTAKA... xviii LAMPIRAN 1. JADWAL PENELITIAN... xx LAMPIRAN 2. TABEL REKAPAN DATA REKAM MEDIS PASIEN... xxi LAMPIRAN 3. UJI NORMALITAS DATA... xxiv LAMPIRAN 4. HASIL ANALISIS BIVARIAT... xxv LAMPIRAN 5. SURAT IJIN PENELITIAN... xxvi LAMPIRAN 6. SURAT KELAIKAN ETIK... xxvii CURRICULUM VITAE xxviii
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PENURUNAN KADAR TROMBOSIT PADA ANAK YANG MENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE MARET - DESEMBER 2015 Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan utama, khususnya pada anakanak di Asia Tenggara. Anak-anak memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi dengue. Manifestasi klinis dari penyakit DBD ditandai dengan penurunan kadar trombosit. Penurunan kadar trombosit dipengaruhi status gizi secara tidak langsung oleh imunitas seorang anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan penurunan kadar trombosit. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional dengan menggunakan sampel pasien rawat inap yang diperoleh dari data rekam medis pada anak usia 5 15 tahun selama periode Maret Desember 2015 di RSUP Sanglah Denpasar. Status gizi diukur dengan menggunakan tabel antropometri berat badan menurut umur yang diterbitkan oleh WHO tahun 2005. Penurunan kadar trombosit dinilai dengan menghitung selisih kadar trombosit pada hari-4 dan ke-5 penyakit. Data sampel diolah menggunakan uji korelasi Pearson. Sampel yang terkumpul sebanyak 61 orang anak. Status gizi pada sampel antara lain anak dengan dengan gizi lebih (14.8%), gizi baik (70.5%), gizi kurang (13.1%), dan gizi buruk (1.6%). Dari hasil analisis data tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara status gizi dengan penurunan kadar trombosit pada anak penderita DBD (p = 0.249) dan tingkat korelasi antar variabel sangat rendah (r = - 0.15). Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin tinggi status gizi seorang anak, maka penurunan kadar trombosit akan semakin parah, begitu juga sebaliknya. Untuk peneliti selanjutnya perlu dilakukan pengembangan dalam metode yang dipakai dan menggunakan sampel yang lebih besar. Kata kunci: status gizi, trombosit, anak, demam berdarah dengue
ABSTRACT THE CORRELATION BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND THROMBOCYTOPENIA IN CHILDREN WITH DENGUE HEMORRHAGIC FEVER IN SANGLAH HOSPITAL DENPASAR ON MARCH DECEMBER 2015 Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus infection. The disease is becoming a major health problems, particularly among children in Southeast Asia. Children have a higher risk of being infected with dengue, as influenced by nutritional status. Clinical manifestations of dengue disease characterized by decreased levels of platelets. Decrease in platelet levels influenced by nutritional status. This condition is mediated child s immune system. The aim of this study is to identify the correlation between nutritional status and thrombocytopenia. This research was conducted by cross sectional method using a sample of inpatients were obtained from the medical records of children aged between 5-15 years during the period from March to December 2015 in Sanglah Hospital, Denpasar. The nutritional status was measured using anthropometric tables weight for age, published by WHO in 2005. The decline in platelet levels were assessed using the differences of platelet level between the 4th and 5th day of disease. The correlation between independent and dependent variable was analyzed by Pearson s correlation test. A total of 61 samples were classified into 4 types of nutritional status: obese (14.8%), well-nourished (70.5%), undernourished (13.1%), and malnutrition (1.6%). From the results of data analysis found no significant relationship between nutritional status and decreased levels of platelets in children with DHF (p = 0249) and the correlation between variables is very low (r = -0.15). The conclusion of this research is the higher the nutritional status of a child, so the decrease in the platelets are getting worse, and vice versa. This study needs futher development from the methods used and also using a larger sample. Keywords: nutritional status, thrombocytopenia, children, dengue hemorrhagic fever
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Sindrom Syok Dengue (Dengue Shock Syndrome) adalah DBD yang disertai dengan syok (Arifputera dkk, 2014: 717). Infeksinya diperantai oleh nyamuk yang transmisinya melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya Aedes aegypti sebagai vektor. Insiden DBD terkait dengan cuaca dan mencapai puncaknya pada awal dan akhir musim hujan. Sekarang ini, infeksi dengue nampak sama seperti penyakit demam lain, terutama pada tahap awal penyakit. DD dan DBD menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat secara global dengan permasalahan kesehatan yang signifikan, menimbulkan beban sosial, dan mempengaruhi kondisi perekonomian terutama di daerah endemik dengue (Sungkar dkk, 2011). Dalam 50 tahun terakhir insidennya meningkat menjadi 30 kali seiring dengan perluasan geografis untuk negara baru. Infeksi virus dengue menjadi ancaman kesehatan global setidaknya untuk 3,6 miliar penduduk di lebih dari 125 negara di daerah tropis dan subtropis. Sebanyak 1,8 miliar populasi penduduk Asia- Pasifik dari seluruh belahan dunia berisiko terkena infeksi dengue dengan setidaknya 75% beban penyakit karena dengue. WHO menyatakan bahwa 50 juta orang terinfeksi tiap tahunnya dan merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di Asia Tenggara. Korbannya sendiri paling banyak adalah anak-anak pada kebanyakan negara (WHO, 2009).
Kasus DD/DBD di provinsi Bali sendiri pada tahun 2011 ditemukan sebanyak 2.993 kasus dengan rincian 1.662 kasus pada laki-laki dan sisanya sebanyak 1.331 kasus pada perempuan, dengan jumlah kematian 8 orang, lebih rendah dibandingkan tahun 2010 sebanyak 35 orang. Sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan kasus yang tidak singnifikan menjadi 2.649 kasus, diantaranya 1.517 kasus pada laki-laki dan 1.132 kasus pada perempuan. Namun, pada tahun 2013 terjadi peningkatan kasus yang signifikan sebanyak 7.077 kasus. Incident Rate (IR) atau angka kesakitan DBD pada tahun 2013 meningkat sebesar 174,5 per 100.000 penduduk dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,11% dibandingkan tahun 2012 sebesar 65,55 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,30 %. IR pada tahun 2014 lebih tinggi dari 3 tahun sebelumnya, yaitu 210,2 per 100.000 penduduk, jauh diatas target nasional Angka Kesakitan DBD tahun 2014 yaitu kurang dari 51 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2014 jumlah kasus terbanyak adalah di Kota Denpasar sebanyak 1.837 kasus, Kabupaten Gianyar sebanyak 1.785 kasus, Kabupaten Badung sebanyak 1.770 kasus, dan Kabupaten Buleleng sebanyak 1.721 kasus. Daerah-daerah tersebut memiliki jumlah penduduk yang besar dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi sehingga merupakan salah satu faktor resiko penyebaran DBD (Dinkes Bali, 2015). Anak-anak memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita dengue berat (WHO, 2009). Seorang anak dengan status gizi baik akan lebih mudah terinfeksi virus dengue daripada anak dengan gizi kurang (Nopianto, 2012). Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa status gizi berhubungan dengan tingkat keparahan demam berdarah. Berat ringannya suatu penyakit ditentukan berdasarkan imunitas seseorang. Fungsi sistem imun sangat erat kaitannya dengan status gizi seseorang,
dimana keadaan kurang gizi atau gizi buruk dapat menyebabkan penurunan fungsi imun. Respon imun juga berkaitan erat dengan trombositopenia, koagulopati, trombopati, dan vaskulopati (Hendrawan, 2014). Menurut Kalayanarooj dan Nimmannitya, respon imun seluler yang dimiliki oleh seorang anak dengan malnutrisi lebih rendah sehingga terhindar dari paparan DD/DBD. Lain halnya dengan respon imun seluler pada seorang anak dengan obesitas akan lebih tinggi dibandingkan dengan anak malnutrisi (Kalayanarooj dkk, 2005). Dari latar belakang diatas, peran status gizi terhadap kadar trombosit sangat dipengaruhi oleh sistem imun sebagai refleksi dari status nutrisi itu sendiri. Sejauh ini peneliti belum menemukan teori hubungan status nutrisi anak dengan kadar trombosit secara langsung. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan status nutrisi anak dengan penurunan kadar trombosit berdasarkan dukungan teori yang telah ditemukan. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan penurunan kadar trombosit pada anak yang mengalami DBD? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan penurunan kadar trombosit pada anak usia 5-15 tahun yang menderita DBD di RSUP Sanglah Denpasar.
1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui status gizi anak penderita DBD di RSUP Sanglah Denpasar. 2. Untuk mengetahui kadar trombosit pada anak penderita DBD di RSUP Sanglah Denpasar. 3. Menganalisis adanya hubungan antara status gizi dengan penurunan kadar trombosit pada anak yang mengalami DBD di RSUP Sanglah Denpasar. Penurunan kadar trombosit ditinjau dari segi laboratoris pada hari ke-4 dan hari ke-5 penyakit. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau bahan pertimbangan penelitian berikutnya. 1.4.2 Aspek Aplikatif Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan penurunan kadar trombosit pada anak yang mengalami DBD, khususnya di institusi RSUP Sanglah Denpasar.