BAB I PENDAHULUAN. iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. manisan, dodol, dan keripik. Salah satu alternatif yang dipilih dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Kesultanan Surakarta dan Mangkunegaran masa lalu (Soemardjan, 1990).

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di negara berkembang. Asia Tenggara memiliki prevalensi KVA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetap tinggi. Maka dari itu orang tua harus pandai pandai dalam memilih zat gizi pada anak

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pisang ( Musa paradisiaca L) adalah salah satu buah yang digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA. PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

I PENDAHULUAN. gembili, sagu, kimpul, gadung dan sebagainya (Muhandri, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar dan pokok yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Kekurangan atau kelebihan dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan. Kebutuhan akan energi dan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor, seperti umur, jenis kelamin, berat badan, iklim dan aktivitas fisik (Almatsier 2004). Diversifikasi atau penganekaragaman konsumsi pangan pada dasarnya merupakan upaya perubahan perilaku manusia dalam memilih pangan untuk dikonsumsi. Selain dari faktor pengetahuan dan faktor ekonomi, hal ini banyak dipengaruhi oleh ketersediaan pangan di pasar atau tempat-tempat makan dalam bentuk yang mudah diolah, mempunyai daya simpan, bersih, dan aman serta memenuhi cita rasa (inderawi) dalam hal kemasan, bentuk, rupa, rasa, tekstur, dan suhu (Almatsier 2004). Buah kurma (Phoenix dactylifera) memiliki rasa manis yang khas dan memiliki banyak manfaat. Konsumsi rata-rata kurma di beberapa negara yaitu 150 sampai 185 kg per kapita per tahun (Rostita 2009). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor buah kurma sebanyak 11,5 juta kg pada tahun 2005, pada tahun 2006 meningkat menjadi 13,3 juta kg. 1

Buah kurma sangat baik dikonsumsi segala umur, mulai dari anakanak hingga orang lanjut usia. Kandungan zat gizi dalam 100 gr buah kurma adalah 277 kkal, 74,97 gr karbohidrat, 1,81 gr protein, 15 mcg Asam Folat, 149 IU vitamin A, 64 mg Kalsium, 667 mg Kalium (USDA 2001). Buah kurma mengandung serat pangan dan tinggi kalium. Konsumsi ekstra kalium dapat menjaga dinding arteri tetap elastis dan berfungsi normal sehingga pembuluh darah tidak mudah rusak akibat tekanan darah (Fitriani 2010). Bahan nutracuetical dapat berasal dari serealia, sayuran dan juga jamur. Jamur juga bisa dijadikan bahan baku produk nutracuetical yaitu bahan yang dapat dikonsumsi sebagai makanan atau minuman yang digunakan untuk peningkatan kesehatan termasuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Bagi manusia, jamur dapat mendatangkan keuntungan atau manfaat karena beberapa jenis tumbuhan itu dapat digunakan sebagai bahan makanan atau dijadikan bahan obat tradisional seperti jamu maupun obat modern. Jamur shiitake (Lentinula edodes) adalah jamur pangan yang biasa dikonsumsi karena berkhasiat sebagai obat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2004 produksi jamur shiitake di Indonesia 0,303 ribu ton. Tahun 2005 meningkat menjadi 0,391 ribu ton. Tahun 2006 produksi jamur shiitake menurun menjadi 0,305 ribu ton. Jamur shiitake selain mengandung zat gizi yang lengkap juga meningkatkan produksi T-cell serta antiviral yang membantu tubuh melawan berbagai macam kanker dan bakteri (Minanto 2001). Jamur 2

shiitake memiliki kandungan senyawa lentisin atau lentinan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang merangsang sel-sel penting dalam sistem pertahanan tubuh. Makanan yang akan dimodifikasi sebaiknya dalam pengolahannya tidak digoreng atau dibakar, salah satunya adalah pepes. Pepes adalah hidangan atau masakan berupa campuran bahan dan bumbu yang dibungkus daun pisang bentuk panjang lalu dikukus dan atau dibakar atau dipanggang (Anonim 2009). Pepes dibungkus dengan daun pisang akan memberikan aroma yang khas. Keuntungan pepes adalah proses pemasakan kukus sehingga nilai gizi yang terkandung dalam bahan makanan tidak hilang atau rusak. Makanan yang diolah dengan menggoreng atau membakar akan menimbulkan zat akrilamid yang bersifat racun bagi tubuh. Zat akrilamid dapat terbentuk pada suhu pemanasan diatas 120 C (www.who.int/foodsafety.com). B. Identifikasi Masalah Pada umumnya pepes yang ada dipasaran adalah pepes dengan menggunakan bahan dasar ikan, tahu, udang. Dalam penelitian ini, dilakukan modifikasi pepes dengan menggunakan jamur shiitake. Namun, jamur shiitake memiliki aroma langu sehingga ditambahkan buah kurma yang memiliki cita rasa khas dan diharapkan mampu menghasilkan pepes yang memiliki cita rasa yang dapat diterima oleh masyarakat. 3

C. Pembatasan Masalah Penelitian dilakukan untuk mengetahui mutu organoleptik dan daya terima pepes jamur shiitake kurma dengan penambahan buah kurma dengan konsentrasi yang berbeda. D. Perumusan Masalah Apakah ada pengaruh penambahan buah kurma terhadap mutu organoleptik dan daya terimapepes jamur shiitake kurma? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Mengetahui pengaruh penambahan buah kurma terhadap mutu organoleptik dan daya terimapepes jamur shiitake kurma. 2. Tujuan Khusus : a. Mengidentifikasi pengaruh penambahan buah kurma terhadap rasa pepes jamur shiitake kurma. b. Mengidentifikasi pengaruh penambahan buah kurma terhadap warna pepes jamur shiitake kurma. c. Mengidentifikasi pengaruh penambahan buah kurma terhadap aroma pepes jamur shiitake kurma. d. Mengidentifikasi pengaruh penambahan buah kurma terhadap tekstur pepes jamur shiitake kurma. e. Menganalisa pengaruh penambahan buah kurma terhadap daya terimawarna pepes jamur shiitake kurma. 4

f. Menganalisa pengaruh penambahan buah kurma terhadap daya terimarasa pepes jamur shiitake kurma. g. Menganalisa pengaruh penambahan buah kurma terhadap daya terimaaroma pepes jamur shiitake kurma. h. Menganalisa pengaruh penambahan buah kurma terhadap daya terimatekstur pepes jamur shiitake kurma. i. Menganalisa pengaruh penambahan buah kurma terhadap daya terimakeseluruhan produk pepes jamur shiitake kurma. j. Mengetahui nilai kandungan kimia produk pepes jamur shiitake kurma dengan pengujian laboratorium. F. Manfaat Penelitian Sebagai upaya meningkatkan penganekaragaman dalam mengkonsumsi buah kurma dan jamur shiitake dalam bentuk yang lebih menarik dan berbeda dengan produk produk yang sudah ada. 5