BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA. mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

MENINGKATKAN KESEHATAN IBU DAN ANAK MELALUI GERAKAN POSYANDU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra,

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS KEPANJEN Jalan Raya Jatirejoyoso No. 04 Telp. (0341) Kepanjen

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Wujud pemberdayaan masyarakat UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) Promotif, Preventif Mulai dicanangkan 1986

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari,

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

KUESIONER UNTUK KADER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT YAYASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

KUESIONER Partisipasi Masyarakat terhadap Pelayanan Posyandu Di Puskesmas A.Yani

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja puskesmas,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat bersama dengan kader dalam pembangunan kesehatan dengan

pengembangan sumber daya manusia sejak dini (Sembiring, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATA KULIAH. Asuhan Kebidanan Komunitas WAKTU DOSEN. Pengembangan Wahana/Forum PSM, Berperan Dalam Kegiatan TOPIK

berhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

PELAKSANAAN 5 LANGKAH KEGIATAN POSYANDU. Manjilala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Depkes RI (2003), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah suatu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hakekatnya baru berumur enam tahun, kemudian juga merupakan salah satu desa di

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

ISSN: VOLUME XV, No. 1, 2009 LEMBAR BERITA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan. diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indra yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya seseorang (overt behaviour). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003). Pada dasarnya pengetahuan mendasari perilaku dan terbukti perilaku tersebut akan lebih langgeng dibandingkan perilaku yang tanpa didasari pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt Behavior) (Notoatmodjo, 1993). 1. Proses adopsi perilaku. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu : a. Awareness (kesadaran) yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu. b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus. c. Evaluation, yakni menimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial, orang telah mulai mencoba berperilaku baru. e. Adaption, subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adaptasi perilaku melalui proses seperti didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (longlasting). Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. 2. Tingkat pengetahuan di dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu : a. Tahu (know). Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah : - Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu. Jadi dapai dikatakan bahwa pendidikan itu menuntut manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kwalitas hidup (Notoatmodjo, 2003). Menurut YB. Martha yang dikutip oleh Notoatmodjo (1993), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk ikut berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan maka akan semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, simbol, prosedur, teknik dan teori (Notoatmodjo, 2003). Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. - Paparan media massa. Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronika seseorang mendapat informasi. Jika seorang ibu yang sering terpapar media masss, maka akan memperoleh informasi yang lebih banyak sehingga jika terjadi

sakit pada balita mungkin ibu tidak kebingungan dan dapat menangani pencegahan sebelum terjadi keparahan, dibandingkan dengan seorang ibu yang tidak terpapar informasi media massa. Bila dihubungkan dengan imunisasi, banyak informasi tentang imunisasi di media massa juga akan mempengaruhi pengetahuan ibu dalam mendapatkan informasi imunisasi. - Ekonomi Seseorang dengan status ekonomi baik akan mudah tercakupi bila dibandingkan dengan keluarga status ekoonomi rendah. Dengan status ekonomi yang baik, seorang ibu dapat dengan mudah mengimunisasikan anaknya tanpa harus terhambat biaya. - Pengetahuan Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal diperoleh dari lingkungan, misalnya : ada seorang ibu yang setelah mengimunisasi anaknya sering menjadi demam. - Hubungan sosial Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling berinteraksi satu sama lain. Dengan selalu berinteraksi seseorang akan mendapatkan suatu informasi yang legih banyak. Bila dihubungkan dengan Posyandu semakin banyak frekwensi ibu bereinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, semakin banyak pula informasi tentang Posyandu yang diperoleh seorang ibu. - Perilaku kesehatan Perilaku seseorang sangat berpengaruh terhadap kehidupan, jika perilaku seseorang buruk, maka akan berpengaruh buruk pula pada kesehatannya, contoh : merokok. b. Memahami (Comprehention). Memahami diartikan sebagai suatau kemampuan untuk menjelaskan secara besar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar (Notoatmodjo, 2003). Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajarinya. c. Aplikasi (Aplication). Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipalajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya) (Notoatmodjo, 2003). Aplikasi di sisni dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan (problem solving Cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. d. Analisis (Analysis). Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lainnya (Notoatmodjo, 2003). Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (Syntesis). Sintesis menunjukkan keadaan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian=bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru (Notoatmodjo, 2003). Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formula-formula yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meningkatkan, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumus-rumus yang telah ada. f. Evaluasi (Evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek (Notoatmodjo, 2003). Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misaknya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi, dapat menanggapi terjadinya

diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin dikurur dari subyek penelitian atau responden. B. Posyandu 1. Pengertian Posyandu. Menurut Effendi (1998) Posyandu adalah : a. Suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. b. Pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana. Kegiatan di Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan masyarakat di bidang kesehatan, oleh masyarakat yang telah mendapatkan pendidikan di bidang kesehatan, oleh masyarakat yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan dari Puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Semula Posyandu merupakan tempat memperoleh pelayanan KB dan kesehatan. Dalam perkembangannya, Posyandu dapat dibina menjadi suatu forum komunikasi dari pelayanan sekitarnya dengan kegiatan masyarakat dalam memecahkan masalahnya dalam alih teknologi (Effendi, 1998). 2. Tujuan pelaksanaan Posyandu. Tujuan pokok dari pelayanan Posyandu adalah : a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak. b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan menurunkan IMR. c. Meningkatkan kemampuan masyarakat utnuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat.

d. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografis. e. Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat. 3. Sasaran Pelaksanaan Posyandu Menurut Effendi (1998), sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah : a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun. b. Anak Balita usia 1 tahun sampai 5 tahun. c. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas. d. Wanita usia subur / pasangan usia subur. 4. Kegiatan Posyandu Penyelenggaraan Posyandu dilakukan dengan pola 5 meja yang meliputi : a. Meja I : Pendaftaran. b. Meja II : Penimbangan Bayi dan anak balita. c. Meja III : Pengisian KMS. d. Meja IV : Penyuluhan perorangan yang meliputi: - Ibu balita mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan, berat badan naik/turun diikuti pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin. - Terhadap ibu hamil dengan resiko tinggi, diikuti dengan pemberian tablet besi. - Terhadap PUS, agar menjadi peserta KB lestari diikuti dengan pemberian kontrasepsi ulang. e. Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi KIA, KB, Gizi, Imunisasi, penanggulangan diare dan pengonbatan serta pelayanan lain sesuai kebutuhan. 5. Panca Krida Posyandu (lima kegiatan Posyandu (Effendi, 1998). a. Kesehatan ibu dan anak

Mengusahakan agar setiap ibu hamil berada dalam keadaan sebaik-baiknya dan akan melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur serta dapat menyelesaikan kehamilannya dengan selamat dan melahirkan bayi yang sehat. b. Keluarga berencana Tujuan utama dari program KB adalah menjarangkan kehamilan serta menunda usia perkawinan. c. Imunisasi Bertujuan melindungi masyarakat dari penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu TBC, Difteri, Pertusis, Campak, Tetanus dan Hepatitis B. d. Peningkatan Gizi Salah satu program gizi yang paling utama, untuk menanggulangi masalah gizi kurang adalah usaha perbaikan gizi keluarga (UPKG). Usaha Perbaikan Gizi Keluarga adalah suatu pokok kegiatan terpadu untuk menanggulangi kekurangan kalori dan protein. Kegiatannya antara lain PMT (pemberian makanan tambahan), pemberian zat besi dan ibu hamil, ibu menyusui dan masyarakat yang membutuhkan kebun gizi dan toga (tanaman obat keluarga) serta pemberian vitamin A dosis tinggi. e. Penanggulangan diare Bertujuan menurunkan angka kematian karena diare serta akibat diare khususnya kurang gizi. Menyiapkan dan membagikan makanan tambahan untuk bayi dan anak balita. 6. Sarana dan Prasarana Sumber daya atau perangkat yang dapat menunjang upaya pelayanan kesehatan dapat berupa bahan/materi dan peralatan / machine. Bahan dan peralatan yang dapat menunjang pelaksanaan Posyandu. Alat dan peralatan kesehatan dapat berupa timbangan dan tensimeter serta tempat yang digunakan untuk pelaksanaan Posyandu. Pelayanan Kesehatan dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya sarana untuk pemenuhan kebutuhan (Depkes RI, 1990). 7. Komponen-komponen dan pelaksanaan Posyandu a. Puskesmas dan tenaga kesehatan

Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya. Puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit dan bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian Puskesmas harus secara aktif terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke Puskesmas. Salah satu usaha Puskesmas untuk menunjang jangkauan pelayanan kesehatan tersebut adalah dengan pengelolaan Posyandu. Pada pelaksanaan Posyandu melibatkan petugas Puskesmas termasuk bidan sebagai penyelenggara pelayanan profesional (Effendi, 1998). b. Peran serta masyarakat Pada pelaksanaan Posyandu melibatkan peran serta masyarakat sevcara aktif dan pasif sebagai penyelenggara pelayanan non profesional secara terpadu. Peningkatan peran serta masyarakat akan meningkatkan daya guna dan hasil guna Posyandu. Keterlibatan kader kesehatan, tokoh-tokoh masyarakat formal dan informal sangat diperlukan dalam setiap tahap pelayanan kesehatan secara terpadu dan menyeluruh, sehingga benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan di Posyandu (Effendi, 1998). Partisipasi dan peran serta masyarakat diharapkan terutama partisipasi kader atau tokoh masyarakat dan pemuda sehingga dengan peran serta kader kesehatan ini, bila dilaksanakan dengan baik akan membantu dalam meningkatkan hasil cakupan Posyandu (Depkes RI, 1990). Masyarakat dapat berperan serta menyumbangkan tenaga dan pikiran serta sumber daya lainnya yang tersedia untuk mendukung upaya kesehatan ibu, anak serta KB. Peran serta masyarakat di bidang kesehatan adalah proses dimana individu dan keluarga serta lembaga swadaya masyarakat termasuk swasta melakukan : - Mengambil tanggung jawab atas kesehatan dan ketergantungan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. - Mengembangkan kemampuan untuk mengkontribusi dalam pengembangan kesehatan mereka sendiri dan masyarakat sehingga

termotivasi untuk memecahkan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi. - Menjadi agen/perintis pembangunan kesehatan dan memimpin dalam peran serta masyarakat di bidang kesehatan yang dilandasi semangat gotong royong. c. Kader Partisipasi atau peran serta masyarakat yang diharapkan terutama partisipasi kader atau tokoh masyarakat dan dengan peran serta kader kesehatan ini bila dilaksnakan dengan baik akan membantu dalam meningkatkan hasil cakupan Posyandu (DepKes RI, 1990). Pengertian dari kader itu sendiri adalah anggota masyarakat yang memenuhi syarat : - Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui dan dibina oleh LKMD. - Dalam melaksanakan kegiatannya bertanggung jawab kepada masyarakat melalui LKMD. - Mau dan mampu bekerja secara suka rela. - Sebaiknya dapat membaca. - Masih mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat di samping mencari nafkah (Depkes RI, 1990). Tugas kader dalam kegiatan Posyandu yaitu : - Memberitahukan hari dan jam buka Posyandu kepada ibu pengguna Posyandu (ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi dan anak balita serta ibu usia subur) sebelum hari buka Posyandu. - Menyiapkan peralatan untuk menyelenggarakan Posyandu sebelum Posyandu dimulai seperti timbangan, bukti catatan/spb, KMS, alat peraga penyuluhan, oralit dan lain-lain. 8. Klasifikasi Posyandu Posyandu diklasifikasikan sebagai berikut : a. Posyandu Pratama (warna merah)

Adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin pada setiap bulan dan kader kurang begitu aktif. b. Posyandu Madya (warna kuning). Pada tingkat ini Posyandu sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah yaitu kurang dari 50%. c. Posyandu Purnama (warna hijau). Posyandu pada tingkatan ini frekwensi kegiatannya lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5 program utamanya lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat tetapi masih sederhana. d. Posyandu Mandiri (warna biru). Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur. Cakupan 5 program utamanya sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% kepala keluarga. (Depkes RI, 1990). C. Tingkat Kehadiran Balita di Posyandu Tingkat kehadiran balita di Posyandu dapat dilihat dari hasil angka D/S. D/S merupakan tingkat partisipasi masyarakat yg diperoleh dari perbandingan jumlah balita yang ditimbang dengan jumlah balita yang ada di suatu wilayah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kehadiran anak balita di Posyandu adalah : 1. Aktifitas Kader Menurut Sonja (1987) bahwa keaktifan kader sebagai pelaksana kegiatan Posyandu merupakan kunci keberhasilan Posyandu karena kader Posyandu merupakan penghubung antara program dengan masyarakat serta memerlukan berbagai persyaratan tertentu agar keberadaannya diakui dan diterima masyarakat. 2. Kelengkapan Sarana

Sarana dalam kegiatan Posyandu akan membantu kelancaran kegiatan Posyandu. Sarana yang lengkap, jelas akan membantu kelancaran kegiatan Posyandu.. 3. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu Pengetahuan tentang Posyandu yang baik pada ibu balita akan memberikan respon yang positif yaitu hadir di Posyandu untuk menimbangkan balitanya. 4. Keaktifan Petugas Pembina Salah satu strategi perubahan perilaku menurut WHO adalah dengan memberikan informasi. Dengan keaktifan petugas pembina memberikan informasi-informasi tentang Posyandu akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Posyandu dan hal ini menyebabkan masyarakat mau berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, yaitu hadir menimbangkan anak balitanya ke Posyandu (Depkes RI, 1995). 5. Tingkat Pendidikan Ibu Balita dan Kader Posyandu Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi partisipasi dan peran serta dalam penyelenggaraan Posyandu. Karena semakin tingkat pendidikan ibu maka akan semakin mudah menyerap informasi dan semakin tinggi kesadaraannya dalam memelihara kesehatan balitanya. D. Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu Penambahan pengetahuan yang paling lazim diberikan adalah melalui ceramah atau penerangan, yang merupakan cara penyampaian pesan yang searah. Cara ini dirasa kurang efektif dalam memnularkan pengetahuan kepada orang lain, oleh karena itu diperlukan cara-cara yang lebih merangsang panca indera agar lebih kuat beraksi, misalnya dengan melihat penjelasan menggunakan alat peraga akan sangat membantu penerimaan pesan yang tepat (Kardjati, 1985). Apabila penerimaan perilaku baru / adopsi perilaku melalui proses dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan berlangsung tidak lama (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan tahap awal dimana subyek mengenal ide baru serta belajar memahami, yang pada akhirnya dapat merubah perilakunya. Dengan semakin baik pengetahuan ibu balita tentang Posyandu akan meningkatkan kehadiran balita di Posyandu. Hal-hal yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah : tingkat pendidikan, sikap, lingkungan sosial, keterpaparan dengan sumber pengetahuan, dan keterbukaan dengan dunia luar. E. Kerangka Teori Faktor yang memudahkan 1. Umur 2. Pendidikan dan Pengetahuan 3. Pendapatan 4. Pekerjaan Faktor yang memungkinkan 1. Kelengkapan sarana, 2. Jarak tempat tinggal. 3. Waktu tersedia 4. Ekonomi biaya Perilaku (Behaviour) Kehadiran Balita di Posyandu. Faktor yang memperkuat : 1. Sikap dan perilaku kader. 2. Keaktifan petugas pembina. 3. Dukungan lembaga terkait.

Sumber : Notoatmojdo, modifikasi (2000) F. Kerangka Konsep Pengetahuan ibu tentang Posyandu Kehadiran Balita di Posyandu G. Hipotesa Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang Posyandu dengan kehadiran balita di Posyandu.