MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 01 TAHUN PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) TAHUN ANGGARAN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2011, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2010

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Jakarta, 10 Maret 2011

Pendahuluan. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.011/2008 TENTANG

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2011 TENTANG DANA PERWALIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PENGADAAN PINJAMAN LUAR NEGERI DAN PENERIMAAN HIBAH. BAB I KETENTUAN UMUM

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

2017, No Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 ten

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN LUAR NEGERI TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

MENTER! PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

VISI DAN MISI CALON BUPATI DAN CALON WAKIL BUPATI PEMALANG PERIODE

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PRIORITAS

TATA CARA PENYUSUNAN INISIATIF BARU

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

Indonesia Komitmen Implementasikan Agenda 2030 Senin, 05 September 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-44/M.

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TANGGAPAN UNTUK PROFIL PEKERJAAN YANG LAYAK INDONESIA

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pedoman Pengelolaan Kegiatan yang dibiayai b. bahwa dalam rangka meningkatkan akuntabilitas

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN KABUPATEN (RKPK) ACEH SELATAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Oleh Ir. Timbul Pudjianto, MPM Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

BAB I PENDAHULUAN. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB I PENDAHULUAN. Sarana infrastruktur jalan mempunyai peran yang sangat penting untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TARAKAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN 2011

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52 /PMK. 010 /2006 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN HIBAH KEPADA DAERAH MENTERI KEUANGAN,

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionall Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.99/M.PPN/HK/11/2011 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2011-2014 MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Pasal 52 ayat (2) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah dan Pasal 42 ayat (2) huruf a Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan Usulan, Penilaian, Pemantauan, dan Evaluasi Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah, perlu menetapkan Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang Rencana Pemanfaatan Hibah Tahun 2011; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421); 3. Republik

- 2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah; 4. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2007 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 6. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER.005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; 7. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan Usulan, Penilaian, Pemantauan, dan Evaluasi Kegiatan yang Dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2011-2014. PERTAMA : Menetapkan Rencana Pemanfaatan Hibah Tahun 2011-2014. KEDUA : Rencana Pemanfaatan Hibah Tahun 2011-2014 sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA selanjutnya disebut RPH 2011-2014, merupakan dokumen yang memuat arah kebijakan, strategi, dan pemanfaatan hibah jangka menengah yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri sesuai dengan prioritas pembangunan Nasional untuk jangka waktu 2011-2014. KEDUA

- 3 - KETIGA : RPH 2011-2014 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEEMPAT : Keputusan Menteri ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 November 2011 MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, ttd ARMIDA S. ALISJAHBANA Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum Emmy Suparmiatun

SALINAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PPN/ KEPALA BAPPENAS NOMOR KEP.99/M.PPN/HK/11/2011 TANGGAL 11 NOVEMBER 2011 RENCANA PEMANFAATAN HIBAH (RPH) TAHUN 2011-2014 I. Pendahuluan 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan perumusan strategis dan target yang memuat 11 (sebelas) prioritas pembangunan dan 3 (tiga) prioritas tambahan. Tujuan pembangunan nasional dalam RPJMN 2010-2014 adalah untuk mencapai (i) pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; (ii) penciptaan stabilitas ekonomi yang kokoh; serta (iii) pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan. 2. Dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional seperti tertera dalam RPJMN 2010-2014, pemerintah mengusahakan sumber pendanaan pembangunan baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satu sumber pendanaan pembangunan yang bersumber dari luar negeri dan telah dimanfaatkan oleh pemerintah adalah penerimaan hibah. 3. Sumber pembiayaan hibah, dapat berasal dari luar negeri maupun dalam negeri, antara lain bersumber dari negara asing untuk hibah yang bersumber dari luar negeri, lembaga keuangan dan non keuangan dalam dan luar negeri, pemerintah daerah dan perorangan. 4. Pemanfaatan hibah luar negeri diarahkan dalam upaya peningkatan kerjasama internasional (international cooperation) dengan memperhatikan mekanisme penerimaan Hibah yang sederhana dan dipermudah. 5. Pemerintah melakukan penyusunan Rencana Pemanfaatan Hibah (RPH) Tahun 2011-2014 agar hibah dapat dioptimalkan pemanfaatannya. RPH 2011-2014 ditujukan untuk memberikan arah kebijakan, strategi, dan pemanfaatan hibah jangka menengah, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun luar negeri sesuai dengan prioritas pembangunan Nasional. II. Gambaran

- 2 - II. Gambaran Umum Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2010-2014 II. 1. Arah Kebijakan Umum dan Prioritas Pembangunan Nasional 1. Visi pembangunan Nasional sebagaimana tertuang dalam RPJMN 2010-2014 dilaksanakan untuk mencapai terwujudnya Indonesia sejahtera, demokratis dan berkeadilan. 2. Untuk mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut, ditetapkan tiga arah kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014, yaitu melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera, memperkuat pilar-pilar demokrasi, dan memperkuat dimensi keadilan di semua bidang. 3. Pelaksanaan pembangunan nasional diprioritaskan pada program (1) Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, (2) Pendidikan, (3) Kesehatan, (4) Penanggulangan Kemiskinan, (5) Ketahanan Pangan, (6) Infrastruktur, (7) Iklim Investasi dan Usaha, (8) Energi, (9) Lingkungan Hidup dan Bencana, (10) Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Paskakonflik, serta (11) Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. Di samping prioritas nasional tersebut, pelaksanaan pembangunan nasional juga ditujukan untuk pencapaian prioritas lainnya di bidang (i) politik, hukum, dan keamananan, (ii) perekonomian, dan (iii) kesejahteraan rakyat. 4. Dalam melaksanakan pembangunan terdapat pengarusutamaan yang tercermin di dalam keluaran pada kebijakan pembangunan, yang mencakup: (1) pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan, (2) pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik, dan (3) pengarusutamaan gender. Selain itu, pelaksanaan pembangunan nasional diarahkan secara holistik dan tidak terfragmentasi. Untuk itu pelaksanaan pembangunan yang bersifat lintas bidang perlu mendapat perhatian terutama yang terkait dengan (1) penanggulangan kemiskinan, (2) perubahan iklim global, (3) pembangunan kelautan berdimensi kepulauan, dan (4) perlindungan anak. 5. Arah kebijakan pembangunan kewilayahan dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan. Pemerataan hasil pembangunan ke seluruh wilayah diwujudkan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, termasuk berkurangnya kesenjangan antar wilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. II. 2. Kebutuhan

- 3 - II. 2. Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Nasional 1. Dalam rangka mencapai sasaran pembangunan, kebijakan pendanaan pembangunan diarahkan untuk menjamin ketersediaan dan mengoptimalkan pendanaan pembangunan menuju kemandirian pendanaan pembangunan. Dalam kaitan itu, strategi utama pendanaan pembangunan adalah (i) optimalisasi sumber dan skema pendanaan pembangunan baik yang telah ada maupun yang akan dikembangkan, dan (ii) peningkatan kualitas pemanfaatan sumber dan skema pendanaan pembangunan. 2. Untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,3-6,8 persen pertahun dibutuhkan total investasi kumulatif selama lima tahun sebesar Rp 11.913,2-Rp 12.462,6 triliun. Dari total kebutuhan investasi tersebut, sekitar 18 persen pada tahun 2014 diharapkan dapat dipenuhi oleh pemerintah. Pembiayaan belanja pemerintah diperoleh dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak, dapat berasal dari hibah, pembiayaan luar negeri, dan pembiayaan dalam negeri. Sisa kebutuhan investasi dapat dipenuhi oleh dunia usaha dan masyarakat. III. Arah Kebijakan Pemanfaatan Hibah 1. Hibah Pemerintah, yang selanjutnya disebut hibah, adalah setiap penerimaan Negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa dan/atau surat berharga yang diperoleh dari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali, yang berasal dari dalam negeri atau luar negeri. 2. Penerimaan Hibah Pemerintah diarahkan untuk membuka seluas-luasnya masuknya hibah kepada Pemerintah baik yang bersumber dari dalam negeri maupun yang bersumber dari luar negeri untuk mendukung kegiatan prioritas Pemerintah guna mencapai tujuan pembangunan nasional dengan tetap memenuhi prinsip-prinsip penerimaan hibah: a. Transparan; b. Akuntabel; c. Efisien dan efektif; d. Kehati-hatian; e. Tidak disertai ikatan politik yang mempengaruhi kebijakan politik negara; dan f. Tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan Negara. 3. Mekanisme

- 4-3. Mekanisme penerimaan hibah juga perlu dipermudah dan disederhanakan sehingga tidak menimbulkan proses birokrasi yang rumit yang dapat menimbulkan disinsentif bagi calon pemberi hibah. Namun demikian, tata kelola hibah pemerintah harus tetap akuntabel disesuaikan dengan karakteristik hibah. 4. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencnaaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2011, diatur bahwa dalam hal hibah yang bersumber dari dalam negeri belum ada, ketentuan dalam peraturan tersebut mengatur Hibah Luar Negeri. 5. Hibah Luar Negeri dilaksanakan dalam rangka Kerjasama Pembangunan (Development Cooperation), yang diwujudkan dalam penanganan isu pengentasan kemiskinan, pengelolaan lingkungan hidup dan perubahan iklim, transfer pengetahuan dan teknologi, good governance, dan bantuan kemanusiaan. Selain itu, hibah luar negeri juga digunakan untuk mendukung pelaksanaan agenda-agenda global, seperti untuk mencapai tujuan pembangunan milenium (MDGs). 6. Sejalan dengan Deklarasi Paris (Paris Declaration) dan Komitmen Jakarta (Jakarta Commitment) yang di dalamnya mencakup prinsip kepemilikan (ownership) dan kesesuaian pemanfaatan bantuan luar negeri dengan prioritas serta sistem nasional, maka pemanfaatan hibah luar negeri harus sejalan dengan proses perencanaan pembangunan nasional baik jangka menengah maupun jangka tahunan. IV. Pemanfaatan Hibah 2011-2014 1. Penerimaan hibah diarahkan untuk membuka seluas-luasnya masuknya hibah kepada Pemerintah, untuk mendukung kegiatan prioritas Pemerintah guna mencapai tujuan pembangunan nasional. Untuk itu, hibah dimanfaatkan untuk mendukung program pembangunan nasional dan/atau untuk mendukung penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan. 2. Dalam hal pemanfaatan hibah untuk mendukung program pembangunan nasional, hibah dapat dimanfaatkan untuk: a. meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia; b. menunjang peningkatan fungsi pemerintahan; c. menunjang penyediaan pelayanan dasar umum; d. meningkatkan transfer pengetahuan dan teknologi; e. mendukung sumber daya alam, lingkungan hidup, dan budaya; dan f. mendukung

- 5 - f. mendukung kegiatan antisipasi dampak perubahan iklim (climate change). 3. Dalam hal pemanfaatan hibah untuk mendukung penanggulangan bencana alam dan bantuan kemanusiaan, hibah dapat dimanfaatkan untuk penanggulangan pada saat bencana dan setelah bencana (pasca bencana) untuk pemulihan (recovery). 4. Pada saat pelaksanaan, pemanfaatan hibah harus sesuai dengan kebijakan pembangunan nasional yang tercantum dalam RPJMN 2010-2014 dan tidak bertentangan dengan prinsip dan arah kebijakan hibah. 5. Pemerintah mendorong upaya pemanfaatan hibah agar hibah tersebut dapat digunakan secara efektif dan efisien. Pemanfaatan hibah dapat digunakan secara efektif dengan dengan tetap memerhatikan prinsip-prinsip pemanfaatannya baik dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, serta penatausahaan. V. Penutup 1. RPH digunakan sebagai salah satu acuan dalam perencanaan kegiatan yang dibiayai dari hibah. 2. Arah kebijakan dan pemanfaatan hibah dapat disempurnakan sesuai dengan kebutuhan. MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, ttd ARMIDA S. ALISJAHBANA Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum Emmy Suparmiatun