BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan tubuh yang bersih meminimalkan risiko terhadap kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lansia umur 60 tahun ke. atas di seluruh dunia sangat cepat, bahkan lebih cepat

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah populasi penduduk usia lanjut (lansia) Pertambahan populasi lansia yang pesat akan mendatangkan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien mulai dari pasien yang tidak mampu melakukan aktivitasnya secara

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN PERILAKU LANSIA DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE DI PANTI WREDA DARMA BAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. satu kebutuhan dasar manusia. Personal hygiene atau kebersihan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Keluarga mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan anak usia sekolah dimulai dari rentang usia 6-12 tahun. Anak

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

IRMA MUSTIKA SARI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pedoman untuk rehabilitasi medik (Gallo, 1998). Kualitas hidup dipakai

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

BAB I PENDAHULUAN. alami yang dialami oleh semua makhluk hidup. Di Indonesia, hal-hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB 1 : PENDAHULUAN. Pediculosis humanus capitis (kutu) adalah salah satu ektoparasit penghisap

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWATAN RAMBUT PADA LANSIA DI DESA PATALAN, KECAMATAN JETIS, KABUPATEN BANTUL.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara demografi, lansia di Indonesia termasuk lima besar terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. (Perry & Potter, 2005). Personal hygiene pada anak jalan jarang diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan

BAB 1 : PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pembangunan

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berfungsi secara bermakna di bawah rata-rata (IQ kira-kira 70 atau lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia populasi lanjut usia juga mengalami peningkatan (Tanaya, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

BAB I PENDAHULUAN. Studi penelitian yang dilakukan oleh lembaga demokrafi Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun. Pada tahun 2010, diprediksi jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat alamiah dan normal terjadi pada setiap manusia. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan ekonomi Menurut (BKKBN 2006). WHO dan Undang-

PERSONAL HYGIENE PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI POLI RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN. melanjutkan kelangsungan hidupnya. Salah satu masalah kesehatan utama di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit

PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES PADA SANTRI WUSTHO (SMP) DI PESANTREN AL-FALAH BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. istilah lanjut usia atau yang lebih dikenal sebagai lansia (Tamher dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usia prasekolah antaralain mengenal warna, mengenal angka

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang yang memiliki angka harapan hidup penduduk semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

BAB I P E N D A H U L U A N

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penduduk Indonesia diproyeksikan dalam kurun waktu dua puluh lima tahun

HUBUNGAN KEMAMPUAN PERSONAL HYGIENE DENGAN CITRA TUBUH PADA LANSIA DI DESA BEJI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri, mempertahankan struktur, dan fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi). Secara progresif manusia akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi serta distorsi metabolik dan struktural yang akan semakin menumpuk (Darmodjo, 2008). Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya (Depkes RI, 2005 dalam Puspitasari, 2014). Indonesia merupakan negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population), hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun mencapai 8,90%. Tahun 2006 jumlah penduduk lanjut usia mencapai 19 juta dengan usia harapan hidup 66 tahun, dan pada tahun 2010 penduduk lansia mencapai 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67 tahun (Menkokesra, 2010). Jumlah lansia di Indonesia sendiri pada tahun 2015 meningkat menjadi 24,5 jiwa (Badan Pusat Statistik, 2015), sedangkan menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang diperkirakan mencapai 28,8 juta (11,34 %) dengan usia harapan hidup 71 tahun (BPS,2009). Manusia 1

2 yang telah mencapai periode lanjut usia, berarti telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu masa anak-anak, masa dewasa dan masa tua (Wahyudi, 2008). Ketiga tahap ini berbeda, baik secara biologis, psikologis maupun sosial ekonomi. Proses menua dapat menimbulkan perubahan baik secara biologis, psikologis (mental) maupun sosial ekonomi. Perubahan biologis yang terjadi salah satunya adalah perubahan pada sistem muskuloskeletal yaitu tulang kehilangan kepadatan, bungkuk, persendian membesar dan kaku, otot-otot kram dan tremor (Hutapea, 2005). Perubahan psikologis (mental) lansia mengalami perubahan memori, kenangan serta perubahan kecerdasan dan intelektual (Harlock, 2006). Lansia juga mengalami perubahan sosial ekonomi ( pensiun ), perubahan terhadap gambaran diri dan konsep diri. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengakibatkan lansia mengalami kemunduran peranan sosial serta mengakibatkan gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan pada orang lain. (Nugroho, 2008). Rasio ketergantungan lanjut usia di Indonesia menurut Komisi Nasional Lanjut Usia (2010) telah meningkat dari 12,12 % tahun 2005 menjadi 13,52 % tahun 2007 dan 13,57 % pada tahun 2009. Data tersebut menunjukkan tahun 2005, 12 lanjut usia didukung oleh 100 orang usia produktif (15-64 tahun) sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 13 lanjut usia yang didukung oleh 100 orang usia produktif. Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas (2014) menyatakan rasio ketergantungan

3 lansia di Kabupaten Banyumas sebesar 9,7 % hal ini berarti 9 orang lanjut usia di Kabupaten Banyumas didukung oleh 100 orang usia produktif dan akan meningkat dari tahun ke tahun. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 Oktober 2015 di Kecamatan Kedungbanteng, jumlah lansia (usia >60 tahun) pada tahun 2014 sebanyak 6.815 jiwa dengan angka ketergantungan lansia 13,1 % yang berarti 13 orang lansia di Kecamatan Kedungbanteng didukung oleh 100 orang usia produktif (BPS Kabupaten Banyumas, 2014). Ketergantungan lanjut usia disebabkan karena lansia mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Secara umum perubahan-perubahan tersebut akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari,sehingga menyebabkan lansia kurang mandiri salah satunya dalam merawat diri. Perawatan diri yang meliputi perawatan kulit, kepala dan rambut, mata, telinga, hidung, gigi, mulut, kuku kaki dan tangan, genetalis serta perawatan tubuh secara keseluruhan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan. Jika lansia mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan perawatan diri maka kesehatan akan terganggu.

4 Dampak yang timbul pada masalah perawatan diri ini cukup mengkhawatirkan, diantaranya jika kurangnya perawatan diri pada kepala akan menyebabkan munculnya ketombe dan kutu rambut, serta gatal-gatal pada kulit kepala. Mata dan telinga jika tidak dirawat dengan baik juga akan menyebabkan infeksi mata dan telinga. Mulut jika tidak dilakukan perawatan dengan baik akan menyebabkan gangguan mukosa mulut seperti sariawan dan bau mulut. Kuku kaki maupun tangan jika tidak dirawat dengan baik akan mengakibatkan gangguan fisik pada kuku serta kulit yang tidak dijaga kebersihannya akan menyebabkan gangguan integritas kulit seperti gatal-gatal (Tarwoto, 2011). Data yang di dapat dari Puskesmas Kedung Banteng pada bulan Januari sampai Juli 2015, menyatakan bahwa 2,25 % dari 6.815 lansia di Kecamatan Kedung Banteng menderita penyakit kulit seperti gatalgatal dan tidak hanya itu penyakit kulit juga masuk ke dalam lima besar penyakit di Kecamatan Kedung Banteng, salah satunya di Desa Windujaya. Desa Windujaya merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Kedung Banteng yang memiliki jumlah lansia (usia >60 tahun) sebanyak 332 jiwa dengan rasio ketergantungan lansia 16,3% yang artinya 16 orang lansia di Desa Windujaya didukung oleh 100 orang usia produktif dan dari 332 lansia, 10,2% lansia di desa Windujaya ditahun 2015 menderita gatal-gatal.

5 Hasil wawancara dengan 7 lansia di Desa Windujaya didapatkan data bahwa 4 dari 7 lansia saat diwawancarai mengaku mandi dan gosok gigi kadang-kadang hanya dilakukan sehari sekali, lansia terlihat rambutnya kotor dan kukunya terlihat panjang serta penampilan lansia yang terlihat tidak rapi. Hasil wawancara tersebut memperlihatkan bahwa 4 dari 7 lansia di Desa Windujaya mengalami penurunan kemampuan dalam merawat diri. Penurunan kemampuan lansia dalam merawat diri ini dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah pengetahuan dan kondisi fisik lansia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Akay & Rumende (2014) dengan judul hubungan pengetahuan keluarga dengan perawatan diri lansia di rumah di Kelurahan Walian Kecamatan Tomohon Selatan pada 40 responden menunjukkan bahwa paling banyak ada 20 responden atau 50% yang mempunyai pengetahuan baik dengan perawatan diri lansia di rumah yang kurang, sehingga pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara pengetahuan keluarga dengan perawatan diri lansia di rumah di Kelurahan Walian Kecamatan Tomohon Selatan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Handayani & Widaryati (2013), dengan judul hubungan peran keluarga dengan pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada lansia di Dusun Jogonalan Lor Kasihan Bantul tahun 2013 dari 32 lansia dinyatakan bahwa sebagian besar peran keluarga dalam kategori cukup sebanyak 15 (46,9%), dan pemenuhan

6 kebutuhan lansia dalam kategori cukup sebanyak 15 (46,9%), sehingga pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan peran keluarga dengan pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada lansia di Dusun Jogonalan Lor Kasihan Bantul. Penelitian yang serupa juga dilakukan oleh Erdhayanti & Kartinah (2013) dengan judul hubungan tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene di Panti Wreda Darma Bakti Pajang Surakarta, dari 46 responden di dapatkan hasil bahwa 5 atau 10,95% responden berpengetahuan tinggi, 16 atau 34,8% responden berpengetahuan sedang dan 25 atau 54,3% responden berpengetahuan rendah. Untuk pemenuhan personal hygiene, lansia dengan personal hygiene baik sebanyak 10 (21%), lansia dengan personal hygiene cukup sebanyak 15 (32,6%) dan lansia dengan personal hygiene kurang sebanyak 21 (45,7%), sehingga pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene di Panti Wreda Darma Bakti Pajang Surakarta. Berdasarkan uraian diatas perawatan diri merupakan hal yang sangat penting bagi kesehatan lansia, selain pengetahuan dan kondisi fisik banyak faktor lain yang juga mempengaruhi perawatan diri pada lansia yang harus diketahui baik oleh keluarga lansia, kader-kader lansia dan lansia itu sendiri agar faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan, sehingga tidak terjadi masalah yang berkaitan dengan perawatan diri pada

7 lansia. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian dengan judul Faktorfaktor yang mempengaruhi perawatan diri pada lansia di desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. 1.2. Perumusan Masalah Proses menua dapat menyebabkan meningkatnya ketergantungan lansia pada orang lain. Ketergantungan lansia ini disebabkan karena lansia mengalami perubahan-perubahan yang umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Secara umum perubahanperubahan tersebut akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan seharihari,sehingga menyebabkan lansia kurang mandiri salah satunya dalam merawat diri. Perawatan diri yang meliputi perawatan kulit, kepala dan rambut, mata, telinga, hidung, gigi, mulut, kuku kaki dan tangan, genetalis serta perawatan tubuh secara keseluruhan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan. Penurunan kemampuan lansia dalam melakukan perawatan diri akan menyebabkan kesehatan terganggu, contohnya muncul ketombe dan kutu rambut, serta gatal-gatal pada kulit kepala, infeksi pada mata dan telinga, gangguan membran mukosa mulut, gangguan integritas kulit, dan gangguan fisik pada kuku. Hasil wawancara pada lansia di Desa Windujaya didapatkan data bahwa 4 dari 7 lansia mengaku mandi dan

8 gosok gigi kadang-kadang hanya dilakukan sehari sekali, lansia terlihat rambutnya kotor dan kukunya terlihat panjang serta penampilan lansia yang terlihat tidak rapi. Banyak faktor yang mempengaruhi perawatan diri pada lansia salah satunya adalah faktor pengetahuan dan kondisi fisik. Selain faktor tersebut baik keluarga, kader lansia dan lansia itu sendiri harus mengetahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kemampuan perawatan diri lansia sehingga semua pihak dapat mengendalikan faktorfaktor tersebut agar tidak terjadi masalah yang berkaitan dengan perawatan diri lansia. Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil rumusan masalah: Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri pada lansia di Desa Windujaya, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Memperoleh gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri pada lansia di Desa Windujaya, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik responden (usia, jenis kelamin, agama,pendidikan terakhir, pekerjaan dan suku) b. Mengetahui gambaran citra tubuh terhadap kemampuan perawatan diri lansia

9 c. Mengetahui gambaran praktek sosial terhadap kemampuan perawatan diri lansia d. Mengetahui gambaran tingkat sosial ekonomi terhadap kemampuan perawatan diri lansia e. Mengetahui gambaran pengetahuan terhadap kemampuan perawatan diri lansia f. Mengetahui gambaran budaya terhadap kemampuan perawatan diri lansia g. Mengetahui gambaran kebiasaan terhadap kemampuan perawatan diri lansia h. Mengetahui gambaran kondisi fisik terhadap kemampuan perawatan diri lansia 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri pada lansia ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1) Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dengan cara mengaplikasikan teori-teori keperawatan gerontik yang didapat selama perkuliahan, khususnya tentang materi perawatan diri pada lansia. 2) Bagi Lansia Sebagai bahan masukan dan informasi tentang pentingnya perawatan diri, dapat menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang

10 mempengaruhi kemampuan perawatan diri pada usia lanjut sehingga lansia dapat mengendalikan faktor-faktor tersebut. 3) Bagi Institusi Terkait Bagi dunia pendidikan keperawatan dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu dan teori keperawatan khususnya Gerontik dan penelitian ini diharapkan memberikan referensi bagi kader lansia mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri pada lansia di Desa Windujaya, Kecamatan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas. 4) Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memberikan masukan positif untuk pengembangan ilmu keperawatan gerontik dan sebagai bahan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut. 1.5. Penelitian Terkait 1) Akay & Rumende (2014) dengan judul hubungan pengetahuan keluarga dengan perawatan diri lansia di rumah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analitik yang bersifat cross sectional dengan 40 sampel yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga dengan perawatan diri lansia di rumah di Kelurahan Walian Kecamatan Tomohon Selatan. Hasil penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Uji Statistik Spearman rho yang menunjukkan bahwa paling banyak ada 20 responden atau 50% yang mempunyai

11 pengetahuan baik dengan perawatan diri lansia di rumah, maka hubungan pengetahuan keluarga dengan perawatan diri lansia di rumah didapatkan p=0,027. Artinya nilai p lebih kecil dari 5% (p <0,05) dengan tingkat hubungan nyata, sedangkan besar hubungan adalah r=0,350. Dengan demikian ada hubungan antara pengetahuan keluarga dengan perawatan diri lansia di rumah. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode deskriptif, perbedaan dalam penelitian ini adalah tempat, jumlah responden, waktu penelitian dan penelitian diatas dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan keluarga dengan perawatan diri lansia di rumah dengan menggunakan pendekatan cross sectional sedangkan penelitian ini untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri pada lansia. 2) Handayani & Widaryati (2013), dengan judul hubungan peran keluarga dengan pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada lansia di Dusun Jogonalan Lor Kasihan Bantul tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik Random Sampling dengan 32 lansia yang bertujuan untuk mengetahui hubungan peran keluarga dengan pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada lansia di Dusun Jogonalan Lor Kasihan Bantul tahun 2013. Hasil dai penelitian ini adalah sebagian besar peran keluarga dalam kategori cukup sebanyak 15

12 (46,9%), dan pemenuhan kebutuhan lansia dalam kategori cukup sebanyak 15 (46,9%). Dengan menggunakan korelasi Kendall Tau menunjukkan nilai signifikans sebesar 0,04 (p<0,05), sehingga hipotesis diterima. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan peran keluarga dengan pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada lansia di Dusun Jogonalan Lor Kasihan Bantul. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti perawatan diri pada lansia, perbedaan dalam penelitian ini adalah metode penelitiannya, tempat, jumlah responden, waktu penelitian dan penelitian diatas dilakukan untuk mengetahui hubungan peran keluarga dengan pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada lansia di Dusun Jogonalan Lor Kasihan Bantul tahun 2013 sedangkan penelitian ini untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri pada lansia. 3) Erdhayanti & Kartinah (2013) dengan judul hubungan tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene di Panti Wreda Darma Bakti Pajang Surakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportion random sampling dengan 46 responden yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene di Panti Wreda Darma Bakti Pajang Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Hasil

13 dari penelitian ini yaitu 5 atau 10,95% responden berpengetahuan tinggi, 16 atau 34,8% responden berpengetahuan sedang dan 25 atau 54,3% responden berpengetahuan rendah. Untuk pemenuhan personal hygiene, lansia dengan personal hygiene baik sebanyak 10 (21%), lansia dengan personal hygiene cukup sebanyak 15 (32,6%) dan lansia dengan personal hygiene kurang sebanyak 21 (45,7%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene di Panti Wreda Darma Bakti Pajang Surakarta. Perbedaan dalam penelitian ini adalah metode penelitiannya, tempat, jumlah responden, waktu penelitian dan penelitian diatas dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene di Panti Wreda Darma Bakti Pajang Surakarta, sedangkan penelitian ini untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan perawatan diri pada lansia.