BAB V KESIMPULAN Proses transformasi sosial ekonomi masyarakat terkait dengan proses industrialisasi menjadi salah satu fenomena urban yang didasarkan pada produksi energi fosil. Proses ini tidak terpisah dengan transformasi masyarakat dalam memproduksi suatu energi. Wilayah pedesaan dengan aktivitas pertanian maupun industri perkebunan seiring dengan terjadinya transformasi ekonomi, kemudian pergeseran struktur politik, diikuti pula oleh pemanfaatan dan produksi-produksi energi masyarakat. Masyarakat di Desa Melawi Makmur tidak luput dari proses tersebut. Eksploitasi dan eksplorasi di bidang energi mulai intensif dilakukan oleh masyarakat pedesaan. Fenomena ini juga terkati dengan wacana berkembang yang dapat dilihat dari adanya tekanan politik, industrialisasi, dan dorongan pasar yang menyebabkan kebijakan-kebijakan baru mengenai pengembangan energi mulai ekspansif diterapkan di wilayah ini. Selanjutnya pengembangan energi terbarukan akan difokuskan di wilayah-wilayah remote yang belum mendapatkan akses kelistrikan atau potensi energi lainnya. Implementasi pengembangan energi membentuk bagian terpadu dari kehidupan sehari-hari setiap rumah tangga, yang terkait erat dengan gagasan tentang kenyamanan, hingga proses inklusi sosial. Akses ke berbagai jenis energi dapat menentukan apakah kita sebagai bagian dari komunitas/ masyarakat 94
menjalani kehidupan yang baik atau menderita kesulitan. Dalam hal ini dapat dikatakan keduanya baik dari aspek politik, dan sifat alami dari energi, akan saling berinteraksi dalam membawa ke arah pemberdayaan untuk mengakses energi ini yang tertanam kuat dalam kehidupan sosial. Elektrifikasi pedesaan secara sosio-teknikal dapat menjadi salah satu sistem perangkat untuk memecahkan persoalan kelistrikan dan dapat mengatasi ketimpangan kesejahteraan serta penguatan ekonomi masyarakat. Usaha pembangunan sumber energi PLTMH ternyata belum sepenuhnya sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. Alih-alih elektrifikasi menguatkan potensi ekonomi masyarakat, faktanya memunculkan ketimpangan sementara ketenagalistrikan di wilayah ini juga menciptakan stratifikasi sosial ekonomi antara kelompok masyarakat yang didasarkan pada akses sumber energi listrik Kelistrikan dengan kondisi tersebut tentunya menjadi tantangan dalam penguatan ekonomi masyarakat. Tantangan ini di antaranya berhubungan dengan aspek-aspek sosial, budaya, dan kondisi politik di pedesaan juga berperan. Kelistrikan di wilayah pedesaan tidak lebih dikarenakan dari dorongan pasar, dan wacana global, yang berorientasi ke bentuk kapitalisasi-kapitalisasi energi. Sehingga proses-proses dominasi dan kondisi ketimpangan tetap akan terjadi, baik itu di tataran makro ataupun pada level akar rumput di masyarakat pedesaan. Namun, dengan fitur yang dimiliki oleh elektrifikasi setidaknya masyarakat tetap mendapatkan manfaat ekonomi meskipun masih kecil lingkup keuntungannya, sementara di sisi lain potensi kelistrikan dengan skema off-grid belum mencapai ketahanan energi di pedesaan. 95
Wilayah-wilayah sumber daya yang kemudian dianggap berpotensi untuk diinvestasikan oleh masyarakat, cenderung sudah diprivatisasi oleh masyarakat. Karena melihat potensi sumber daya air atau sungai menjadi syarat penting di wilayah ini untuk membangun sumber energi listrik. ketidakseimbangan dalam mengakses fasilitas yang sama, kemudian memunculkan adanya kecemburuan dan ketidakadilan dari masyarakat Suak Mansi. Melalui sudut pandang politik ekonomi akses-akses sumber daya seperti PLTMH cenderung mulai eksklusif dikuasai dan dimiliki kelompok masyarakat tertentu. Sementara penguasaan akses sumber daya tersebut kerap kali akan menyebabkan salah satu kelompok masyarakat menjadi tidak beruntung dan termarginalkan seperti dalam kasus pengembangan energi listrik di wilayah ini. Proses ketimpangan yang terjadi dapat dilihat dari, PLTMH merupakan investasi pembangunan yang penting bagi masyarakat. PLTMH dengan investment cost yang tinggi memicu masyarakat untuk memprivatisasi sumber listrinya sebagai investasi masa depan. Respons ini merupakan salah satu representasi dari interaksi antara orang di Nek Sawak dan Landau ketika memanfaatkan sumber daya tersebut. Akhirnya perkembangan energi terbarukan khususnya elektrifikasi pedesaan memberikan efek yang jelas dalam kehidupan rumah tangga, dan masyarakat yakni kebutuhan terhadap penerangan waktu malam hari dan hiburan seperti televisi semakin meningkat intensitasnya. Dengan peningkatan intensitas waktu tersebut akan mengurangi keintiman dalam rumah tangga, dan secara tidak langsung mempengaruhi relasi sosial anggota keluarga dalam satu rumah tangga. 96
Kehidupan masyarakat di pedesaan dengan terkoneksinya listrik menciptakan kehidupan baru, pola aktivitas individu yang berubah, komunikasi dan interaksi sosial ekonomi yang lebih transaksional dan konsumtif, dikarenakan keinginan material yang baru. Secara singkat elektrifikasi kemudian dapat ditinjau suatu perangkat atau sistem yang memiliki fitur-fitur yang akan membentuk perspektif baru dalam masyarakat. Secara teknis masyarakat mengandalkan PLTMH sebagai sumber energi listrik yang penting. Selanjutnya demi keberlangsungan listrik PLTMH pengelolaan dan pemeliharaan listrik tenaga mikrohidro di pedesaan akan cenderung dikelola secara mandiri, dengan mempertimbangkan potensi keberlanjutannya untuk dikembangkan kapasitas energi listriknya. Secara sosial ekonomi, PLTMH menyediakan listrik yang lebih murah dan lebih terjangkau. Dan perlu digarisbawahi listrik yang murah ini kemudian mendorong berubahnya aktivitas masyarakat. Selanjutnya elektrifikasi juga menjadi proses eksklusi suatu kelompok masyarakat satu terhadap masyarakat lainnya terkait dengan proses pemagaran terhadap akses sumber daya yang dimanfaatkan di wilayah ini. Elektrifikasi di sisi lain akan menjelaskan keberadaan mereka ke kehidupan di luar wilayah mereka. Masyarakat memahami ketika elektrifikasi ini hadir dalam urusan kehidupan mereka secara tidak langsung mengkonstruksi pengetahuan mereka untuk melihat bagaimana kehidupan mereka di desa sudah jauh lebih dekat dengan masyarakat di area urban atau perkotaan. Elektrifikasi membawa mereka ke kehidupan yang baru, masyarakat sekarang dapat hidup nyaman dan bersantai di rumah mereka, seperti menonton televisi selama berjam- 97
jam atau dapat mendengarkan musik kesukaan mereka dengan puas. Dan terakhir masyarakat mulai dapat juga memvisualisasikan kehidupan di perkotaan ketika gelap datang, seperti apa yang mereka dapatkan sekarang ketika mereka mendapatkan penerangan di rumah mereka. 98