Indonesia di Tangan Kaum Muda

dokumen-dokumen yang mirip
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

Pengarahan Presiden pada Peninjauan PT. Unilever Indonesia Tbk., Surabaya, 1 Mei 2013 Rabu, 01 Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah pembangunan Indonesia seutuhnya. Kemiskinan merupakan

SEMINAR NASIONAL 2017

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

POINTER PAPARAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KEHORMATAN PESERTA PENDIDIKAN KETAHANAN NASIONAL UNTUK PEMUDA (TANNASDA)

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan (archipelago state) terbesar di dunia dimana dua pertiga wilayahnya

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

BERITA DARI KAMI EDISI JANUARI CISDI Newsletter Januari 2016

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripruna, Jakarta, 27 Oktober 2011 Kamis, 27 Oktober 2011

SEMINAR INTERNASIONAL, SEMINAR NASIONAL, DAN SIMPOSIUM DIES NATALIS UB KE-53 (11-12 Februari 2016)

LAPORAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN THE FIRST IORA BUSINESS SUMMIT 2017 JAKARTA, 6 MARET 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Keterangan Pers Presiden RI Mengenai RUU Ttg Desa, tgl 18 Des 2013, di Kantor Presiden, Jakarta Rabu, 18 Desember 2013

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

Sambutan Presiden RI pd Kunker ke PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, di Citeurep, tgl.28 Apr 2014 Senin, 28 April 2014

PENYERAHAN PENGHARGAAN PEMERINTAH ATAS KOMITMEN TERHADAP PENERAPAN SISTEM SMK3, 25 JUNI 2008 Rabu, 25 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pada konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dalam konteks pendidikan formal. Mahasiswa dalam peraturan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

2 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN:

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)/ SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS (SDGs)

Sambutan Presiden RI pada acara Harlah GP Ansor, Solo, 16 Juli 2012 Senin, 16 Juli 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan 1 Tahun Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 8 Maret 2012 Kamis, 08 Maret 2012

Sambutan Presiden RI pada Penganugerahan Penghargaan Ketahanan Pangan, Jakarta, 6 Desember 2011 Selasa, 06 Desember 2011

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Acara Sidang Kabinet Paripurna, Jakarta, 18 Januari 2012 Rabu, 18 Januari 2012

Oleh : Izza Akbarani*

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

Sambutan Presiden RI pada Peringatan HUT ke-3 Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 18 Maret 2013 Senin, 18 Maret 2013

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

Hapus Dahaga Desa Nelayan

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Proyeksi Populasi Sapi dan Nasional

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

Sambutan Presiden RI Pd Hari Guru Nasional dan HUT PGRI tgl 26 Nov 2013, di Jakarta Selasa, 26 November 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengartikan pembangunan ekonomi. Secara tradisional, pembangunan ekonomi

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda

Peluang Bisnis Batik

Keynote Speech MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA FORUM INFORMATIKA KESEHATAN INDONESIA Surabaya, 8 November 2017

SAMBUTAN LAUNCHING 11 KABUPATEN/KOTA INISIASI KLA DI PROVINSI SULSEL Sulawesi Selatan, 26 Januari 2018

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

Sambutan Presiden RI dalam rangka Dimulainya Sensus Penduduk tahun 2010, 30 Mei 2010 Jumat, 30 April 2010

Oleh Ratna Novita Punggeti

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Cap Go Meh tahun 2013, Jakarta, 24 Februari 2013 Minggu, 24 Pebruari 2013

INDONESIA NEW URBAN ACTION

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keterangan Pers Presiden RI pada acara Indonesia-Australia Annual Leaders Meeting, Bogor,5 Juli 2013 Jumat, 05 Juli 2013

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-71 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. Jakarta, 30 Oktober 2017

SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN PAPUA ORCHID SHOW ( POS) TAHUN 2016 Jayapura, 12 Mei Ketua Panitia Papua Orchid Show 2016; dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Munas IX GM FKPPI tahun 2012, Jakarta, 24 Februari 2012 Jumat, 24 Pebruari 2012

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) INDONESIA YANG TERAMPIL DAN MANDIRI

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman kebutuhan kelompok dan individu masyarakat, tak terkecuali

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

KETERANGAN PERS PRESIDEN RI SETELAH SIDANG KABINET TERBATAS DI KANTOR KEPRESIDENAN, Senin, 12 Januari 2009

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan-pelayanan sosial personal yang tergolong sebagai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

Mengawal Komitmen Pemerintah dalam Implementasi SDGs

BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA. AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs

Yohanes 3 YESUS DAN NIKODEMUS. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari..

Implementasi SDGs di Tingkat Global dan Keterkaitannya dengan Isu Kekayaan Intelektual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Tugas Akhir Kuliah Pancasila

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

Sambutan Presiden RI pada Jambore Nasional IX Gerakan Pramuka th 2011, Kab. OKI, 2 Juli 2011 Sabtu, 02 Juli 2011

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA

BAB I P E N D A H U L U A N

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI PADA HARI PENANGGULANGAN DEGRADASI LAHAN SEDUNIA. Jakarta, 17 Juni 2017

URGENSI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PADA GENERASI Z UNTUK INDONESIA MANDIRI

SAMBUTAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN KE-69 REPUBLIK INDONESIA 17 AGUSTUS 2014

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PANDUAN LOMBA KARYA ESAI 2018 BERSAMA INQU-ID

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 2014 TENTANG GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

Transkripsi:

Mimbar Mahasiswa Indonesia di Tangan Kaum Muda Aiman Nabilah Rahmadita - detiknews https://news.detik.com/kolom/d-3940969/indonesia-di-tangan-kaum-muda Rabu 28 Maret 2018, 12:20 WIB Ilustrasi: Mindra Purnomo Jakarta - Sebuah negara yang hingga detik ini tetap menyandang gelar 'berkembang', sebuah surga yang istilahnya masih perlu sentuhan dan implementasi berkala. Tidak salah lagi bila sudah lama terdengar isu-isu bahwa kita, sebagai negara yang telah bergabung dengan PBB sejak 1966, akan turut bergabung bila ada pembaruan program pembangunan lagi dari PBB. Sebab tiap program pembangunan dari PBB berlandaskan dua konsep, yaitu kebutuhan dan keterbatasan, yaitu kesadaran akan adanya kebutuhan masyarakat miskin di negara berkembang, dan adanya keterbatasan teknologi dan organisasi sosial untuk mencukupi generasi sekarang maupun yang akan datang. Hingga akhirnya, belakangan ini, hal itu pun terwujud. Pembangunan berkelanjutan, atau yang dalam bahasa PBB-nya disebut sebagai SDGs --sebelumnya memakai istilah MDGs (Millennium Development Goals) yang lahir pada tahun 2000. Diterbitkan pada tanggal 21 di bulan yang sama dengan Sumpah Pemuda, program ini disahkan pada 2015. SDGs adalah sebuah program pembangunan berkelanjutan yang terdiri dari 17 tujuan dengan 169 target yang terukur dalam sebuah tenggat waktu, sejak tanggal disahkannya hingga tahun 2030 mendatang. Secara singkat, 17 tujuan itu dapat dirangkum dalam 3 aspek dasar yang sejalan dengan prioritas maupun realitas nasional. 1

Dalam aspek ekonomi, sustainable development atau SDGs ini berhubungan dengan perkembangan ekonomi serta mencari cara untuk memajukan perekonomian dalam jangka panjang tanpa menghabiskan modal alam. Sedang dalam aspek sosial, SDGs bisa disebut sebagai pembangunan yang berkutat pada manusia dalam hal berinteraksi, yang amat erat kaitannya dengan aspek budaya. Dalam aspek lingkungan, SDGs berkaitan dengan perlindungan lingkungan dan membatasi pembangunan agar tidak mencelakai alam maupun menambah berat pekerjaan rumah (PR) globalisasi yang sudah ada. Tentu, tujuan mulia itu bukanlah hal yang mudah untuk dicapai tanpa adanya peran dari berbagai pihak. Kita tidak bisa membebankan saja semuanya kepada pemerintah dan PBB, dan mengharapkan hasil yang memuaskan. Kontribusi akademisi, politisi, non-governmental organization (NGO), perusahaan, serta elemen masyarakat lainnya sungguh dapat menunjang pembangunan yang sangat konkret. Bayangkan sebuah negara dengan lebih dari 1.000 suku yang berbicara dalam 700 dialek berbeda, yang lebih lagi tersebar di antara 13.000 pulau sepanjang Samudra Pasifik. Bila Anda dapat membayangkan hal ini, inilah negara kita, Indonesia. Menyatukan satu bahasa dengan bahasa lain saja sudah cukup susah, seperti peristiwa pergantian nama belakang Kerajaan Inggris yang terkesan terlalu 'Jerman' sehingga Sang Raja harus mengganti nama menjadi Windsor hanya supaya rakyatnya lebih condong kepada monarki selama Perang Dunia. Lalu, bagaimanakah kabar negara tercinta ini, yang mengambil bhineka tunggal ika sebagai sumpahnya? Kekuatan lokal memerankan peran amat penting. Sebuah artikel dari PBB sendiri berucap bahwa masyarakat umum, pelajar, hingga pemimpin-pemimpin suku di Indonesia haruslah berpartisipasi lebih dari program lahiran tahun 2015 ini. Salah satu komentar yang pas untuk menggandeng hal ini datang dari Mira Tayyiba, Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, bahwa untuk mewujudkan SDGs dapat dimulai dari lingkungan kampus, yaitu mahasiswa dan ilmu pengetahuan itu sendiri. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dalam bidang ekonomi, mahasiswa yang umumnya anak-anak milenial yang besar dengan teknologi dan ilmu pengetahuan, dapat membuka usaha berbasis ekonomi kreatif demi mengurangi pengangguran. Langkah kecil yang meninggalkan jejak banyak. Zaman sekarang, mahasiswa tidak lagi hanya berperan sebagai penonton. Justru kaum 2

mudalah yang notabenenya memiliki banyak peluang dalam membangun negeri. Seperti presiden pertama kita pernah berucap, 'Berilah aku 10 orang pemuda dan akan kuguncangkan dunia.' Ditambah lagi dengan status sebagai anak milenial yang telah disebutkan di atas, ada banyak kesempatan terbuka gratis untuk kaum muda berinovasi. Terlebih lagi, anak muda di Indonesia nyaris mencapai 1/3 dari jumlah penduduk. Contoh sederhananya, mahasiswa yang sering melakukan penelitian di lapangan juga dapat membangkitkan kesejahteraan buruh tani dengan peningkatan kualitas produk sumber pangan, yang secara langsung mendukung kelancaran tercapainya tujuan SDGs dalam mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, ditambah dengan berkembangnya produk lokal berarti meningkatkan gaji per kapita per hari (PPP). Indonesia membutuhkan mereka yang muda dan mampu berpikir kritis, membuat analisis jernih, mampu terjun sekaligus membuat negeri ini terlibat dalam konsep Global Village (jadi bagian dunia), alias menghilangkan hambatan dalam perdagangan global namun tetap mengontrol agar perekonomian dalam negeri tidak dilindas produk luar. Peningkatan layanan kesehatan juga merupakan PR penting. Semua dimulai dari anak masih dalam kandungan hingga umur 2 tahun, di mana bisa disebut sebagai usia krusialnya. Perhatian khusus ini dapat diimplementasikan dalam program kesehatan nasional yang sudah atau akan dicanangkan oleh pemerintah. Tapi ingat, pemerintah pastinya memerlukan tenaga kerja ataupun SDM untuk melancarkan program-programnya. Di situlah anak muda dapat berpartisipasi mengambil bagian. Pendidikan juga harus merata. Sekolah di desa lebih kecil dalam memiliki peluang untuk mendapatkan fasilitas dan guru yang kualitasnya baik. Hal sekecil KKN dapat membuat sebuah perubahan. Disparitas kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari penelitian dari Bank Dunia bahwa siswa-siswi di Jawa lebih cepat membaca dibanding para siswa di Papua, NTT, dan Maluku. Omong-omong tentang Papua, untuk menopang tahun 2025 nanti, ada PR yang melekat dengan saudara kita yang seringkali terlupakan itu. Dengan judul 'Papua yang Mandiri secara Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik', pembangunan berkelanjutan di Papua menginginkan peningkatan dalam pelayanan kesehatan dan taraf hidup, kualitas, dan peran perempuan, hingga pendidikan dan aktualisasi budaya Papua. Sosialisasi amat diperlukan dalam mewujudkan kesejahteraan Papua tahun 2025 tersebut, mengingat masih banyak keterbatasan informasi di Papua dibanding daerah 3

lainnya. Sedang kalau di pulau Jawa saja tidak banyak yang benar-benar tahu tentang SDGs, bagaimana dengan Papua? Diperkirakan pada 2025 penduduk RI akan mencapai 273,65 juta iwa, dengan usia angka harapan hidup meninggi dari 69 tahun menjadi 73 tahun. Pendapatan Per Kapita juga diharapkan akan lebih merata, dengan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5% dari jumlah keseluruhan. Target yang lumayan dapat dijadikan PR bagi para aktivis dan pemikir yang concern dengan impian ini dalam bidangnya masing-masing. Media sosial, sahabat sejatinya anak muda, juga dapat menumbuhkan optimisme tinggi dalam pencapaian SDGs. Lihat, pengguna internet di Indonesia mencapai 132 juta, sebuah angka yang lumayan fantastis. Bila ditilik ke belakang, akhir-akhir ini jalanan sudah diramaikan dengan ojek berbasis aplikasi online, salah satu hasil pemanfaatan teknologi untuk kreativitas dan produktivitas. Hal paling sederhana yang sesungguhnya sangat berdampak adalah dengan keikutsertaan kaum muda dalam dunia pendidikan. Tak perlu disebutkan lagi bahwa hal itu turut membantu tercapainya tujuan berkembangnya kualitas pendidikan. Tahun 2015, ada sekitar sekitar 4.500 mahasiswa sarjana dan pascasarjana yang mendapat beasiswa LPDP. Sungguh angka yang membanggakan, apalagi pemerintah secara aktif berupaya menarik penerima beasiswa dari daerah-daerah kurang berkembang. Ada banyak hal yang dapat dilakukan di dunia kampus. Sebab kampus memiliki suara yang banyak tidak dimiliki oleh instansi lain. Kampus dapat menjadi lembaga pemantau, dalam hal ini sebagai penyedia alat penelitian dan tenaga, juga sebagai pengkritik kinerja pemerintah apabila tidak maksimal dalam mewujudkan SDGs. Salah satu tantangan dalam implementasi SDGs juga adalah ketidakpahaman masyarakat tentang SDGs. Beberapa pihak masih memandang SDGs sebagai agenda internasional yang terpisah dengan pembangunan nasional dan daerah. Pemahaman ini tentunya bisa dipatahkan oleh kaum muda lewat diadakannya seminar serta kajian, sebagai pemupuk pemahaman yang baik. Ada juga yang merasa bahwa MDGs yang lalu belum berhasil memenuhi kriteria sebagai pemuas ekspektasi. Mungkin juga hal itu dikarenakan pemerintah yang kurang melibatkan pemangku kepentingan pembangunan yang lain. Beberapa orang, istilahnya, masih menyisakan 'trauma' atas MDGs yang lalu. 4

Inilah tentunya tantangan yang lagi-lagi menekankan peran lokal dan kaum muda sebagai keniscayaan yang menyertai pembangunan berkelanjutan. Dan, bila hal itu sudah terpenuhi, apakah target SDGs dapat terwujud dalam kurun waktu 7 maupun 12 tahun lagi? Biarlah kaum muda sendiri yang menjawab! Aiman Nabilah Rahmadita mahasiswi STEI SEBI (mmu/mmu) 5