BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan tersebut maka diperlukan tempat kerja yang sehat dan selamat sehingga tidak terjadi kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja. Tempat kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong karyawan untuk menunjukan kinerja yang baik. Salah satu sumber daya terpenting adalah sumber daya manusia yang berkualitas, untuk mendapatkan karyawan sebagai sumber daya manusia yang berkualitas, maka karyawan harus menguasai pekerjaan dan terampil dalam bekerja, sehingga kinerjanya sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan. Dalam hal ini sumberdaya manusia sebagai karyawan tidak terlepas dari masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Menurut Hasibuan (2002:86) kinerja adalah hasil kerja nyata dan standard kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi (Malthis dan Jackson, 2002:78).
Malthis dan Jackson (2002:180) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja dari individu yaitu: 1. Kualitas Kerja adalah kerapian, ketelitian, keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume kerja untuk menghindari kesalahan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 2. Kuantitas Kerja adalah volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi normal yang menunjukkann banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam mencapai efektivitas yang sesuai dengan tujuan perusahaan. 3. Pemanfaatan Waktu yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan dari perusahaan untuk mencapai ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 4. Kemampuan Bekerja Sama yaitu di mana karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan karyawan lainnya atau kelompoknya dalam menyelesaikan pekerjaannya. Untuk mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam meproduksi suatu barang dengan cara yang lebih efisien, perusahaan harus berupaya untuk meningkatkan kinerja seluruh karyawannya. Penggunaan alat-alat yang memiliki teknologi tinggi mampu menghasilkan produk yang berkualitas baik dan efisien. Namun kendala yang sering terjadi ketika karyawan berada di lapangan tidak terlepas dari keselamatan dan kecelakaan kerja. Dalam hal ini produktivitas perusahaan akan meningkat apabila perusahaan juga memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah untuk mengurangi biaya apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Apabila banyak terjadi kecelakaan, karyawan banyak yang menderita, absensi meningkat, produksi menurun, dan biaya pengobatan semakin besar. Ini semua akan menimbulkan kerugian baik bagi karyawan maupun perusahaan yang bersangkutan, karena mungkin karyawan terpaksa berhenti bekerja sebab cacat dan perusahaan kehilangan karyawannya. Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar diantaranya yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena rendahnya produktivitas kerja karyawan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat pekerja maupun pengusaha sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta tindakan antisipatif apabila terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Menurut Sunyoto (2012:243) suatu kecelakaan adalah apa saja yang tidak direncanakan atau tidak diadakan untuk perubahan atau penyimpangan dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu kecelakaan dapat diminimalisir, kalau ada kemauan untuk mencegahnya. Penyebab kecelakaan harus diselidiki dan diantisipasi, agar selanjutnya kecelakaan dapat dicegah dan tidak terulang lagi. Sutrisno (2011:161) menyatakan keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja,
dan lingkungannya, serta cara-cara karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Ghani (2003:70) Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dan tindakan antisipatif bila terjadi hal yang demikian. Lingkungan kerja yang aman menjadikan tenaga kerja atau karyawan menjadi sehat dan produktif. Menurut Hasibuan (2006:206), keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik. Bila terjadi banyaknya kecelakaan, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan absensi karyawan yang berkaitan dengan penurunan produksi perusahaan yang diakibatkan tidak optimalnya kinerja karyawan. Kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman dapat membuat karyawan menjadi sehat dan produktif. Semakin produktif karyawan akan meningkatkan kinerja dan semakin tinggi hasil kerja. Perhatian yang khusus kepada keselamatan dan kesehatan kerja akan selaras dengan fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu: mempertahankan dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan bekerja secara produktif untuk menunjang tujuan perusahaan (Rivai, 2009:163). Dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan akan meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam
situasi tertentu. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satu perusahaan yang menerapkan Program Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) PKS Rambutan Tebing Tinggi, yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan CPO (Crude Palm Oil) dan Palm Kernel dengan bahan baku buah kelapa sawit (Tandan Buah Sawit). Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan hanya mengolah buah kelapa sawit (Tandan Buah Sawit) untuk dijadikan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti kelapa sawit (Palm Kernel). PKS Rambutan Tebing Tinggi adalah salah satu unit usaha dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berada di Tebing Tinggi, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Potensi bahaya di pabrik, selain penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat hubungan kerja juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di PKS Rambutan, yaitu kecelakaan seperti meledaknya tangki, ketel uap, kebakaran, kebocoran bahan berbahaya, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya. Semua potensi bahaya tersebut, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para pekerja di PKS Rambutan Penelitian ini membahas tentang pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja dengan upaya meningkatkan kinerja karyawan, dimana Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan sudah mempunyai komitmen untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan atau penyakit akibat
hubungan kerja. Dan perusahaan yang memiliki pabrik harus menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) agar menghindari kecelakaan kerja terhadap tenaga kerja yang sedang bekerja. Karyawan di PKS Rambutan merupakan sumber daya potensial yang harus dibina agar menjadi produktif dan berkualitas. Karyawan PKS Rambutan dalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan berbagai bahaya potensial. Bila tidak diantisipasi dengan baik dan benar dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatannya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerjanya. Karyawan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) bidang pengolahan adalah salah satu pekerja yang sangat berisiko tinggi dalam menjalankan tugasnya. Tugas yang berhubungan dengan kecelakaan yang dapat terjadi di parik saat melakukan pekerjaannya, dan juga kesalahan dalam penggunaan alat-alat kerja yang digunakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Melihat kondisi tersebut, sudah sewajarnya pekerja PKS Rambutan khususnya karyawan bidang pengolahan, menjadi sasaran prioritas program kesehatan dan keselamatan kerja. Dan sudah seharusnya pihak pengelola PKS Rambutan menerapkan upaya-upaya K3 di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan. PTPN III (Persero) PKS Rambutan Tebing Tinggi adalah perusahaan yang menggunakan alat-alat yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja, sehingga asumsi publik menganggap bahwa proses produksi yang dilakukan perusahaan ini cenderung memiliki resiko tinggi untuk terjadi kecelakaan.
Tabel 1.1 Data Kecelakaan Kerja pada PTPN III (Persero) PKS Rambutan Tebing Tinggi Jumlah Kecelakaan Tahun Keterangan Kerja 2009 0 Tidak ada terjadi kecelakaan kerja 2010 0 Tidak ada terjadi kecelakaan kerja 2011 0 Tidak ada terjadi kecelakaan kerja 2012 1 Peralatan kerja yang tidak normal Sumber : Data Personalia Bagian Kepegawaian PTPN III PKS Rambutan, 2013 Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa tidak ada terjadinya kecelakaan kerja karyawan atau zero accident pada bagian pengolahan PTPN III (Persero) PKS Rambutan Tebing Tinggi dari tahun 2009-2011. Namun pada tahun 2012 terjadi kecelakaan kerja sebanyak 1 orang yang diakibatkan peralatan kerja yang tidak normal pada bagian pengolahan saat proses produksi, sehingga adanya kecelakaan yang terjadi pada pekerja. Hal ini pun akan berdampak pada perusahaan tersebut, baik atau buruknya suatu kinerja karyawan dapat dilihat dari pencapaian target produksi yang ditentukan oleh perusahaan. Data kinerja perusahaan mulai tahun 2009 sampai tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 1.2: Tabel 1.2 Target dan realisasi produksi pada tahun 2009-2012 Tahun Target Produksi ( kg ) Realisasi Produksi ( kg ) 2009 212.134.000 201.553.300 2010 206.337.390 208.717.970 2011 200.372.500 194.739.920 2012 200.134.500 182.917.830 Sumber : Data Personalia Bagian Kepegawaian PTPN III PKS Rambutan, 2013
Tabel 1.2 menunjukan tingkat produksi yang dihasilkan perusahaan pada tahun 2009, 2011 dan tahun 2012 tersebut mengalami penurunan dan kenaikan di tahun 2010. Tingkat produksi yang dicapai tidak begitu signifikan. Penyebab terjadinya penurunan produksi pada PKS Rambutan yaitu seperti kondisi Tandan Buah Segar yang tidak stabil, perbaikan peralatan rebusan dan terdapat beberapa perbaikan dan penggantian terhadap mesin-mesin atau peralatan pabrik yang dapat mengganggu kegiatan produksi pada bagian pengolahan PKS Rambutan Tebing Tinggi. Program keselamatan dan kesehatan kerja sangat bermanfaat bagi perusahaan maupun karyawan PKS Rambutan khususnya karyawan bagian pengolahan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. K3 diharapkan dapat memberi pengaruh dalam hal kemampuan untuk mempertahankan kepuasan tenaga kerja karena akan berdampak pada kinerja karyawan dalam menghasilkan keuntungan pada perusahaan tersebut, sebab lingkungan kerja yang aman menjadikan tenaga kerja atau karyawan menjadi sehat dan produktif. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan menciptakan terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik. Bila terjadi banyaknya kecelakaan, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan absensi karyawan yang berkaitan dengan penurunan produksi perusahaan yang diakibatkan tidak optimalnya kinerja karyawan. Sebagai salah satu sumber daya terpenting dalam perusahaan wajar apabila pekerja dijamin aksesnya untuk berpartisipasi dalam program K3 yang memfasilitasi pencapaian derajat kesehatan dan kapasitas kerja yang setinggitingginya sambil juga melindungi pekerja dari kemungkinan pengaruh yang
merugikan kesehatan karena resiko oleh bahaya potensial terhadap kesehatan dan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Selain itu, dengan penerapan K3 yang baik dan terarah dalam suatu wadah industri tentunya akan memberikan dampak lain, salah satunya tentu sumber daya manusia yang berkualitas (Yuli, 2005:138). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti dengan judul Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Pengolahan PTPN III (Persero) PKS Rambutan Tebing Tinggi. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja karyawan pada bagian pengolahan PTPN III (Persero) PKS Rambutan Tebing Tinggi? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian pengolahan PTPN III (Persero) PKS Rambutan Tebing Tinggi. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Bagi PTPN III (Persero) PKS Rambutan Tebing Tinggi
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pihak PTPN III (Persero) PKS Rambutan Tebing Tinggi dalam menerapkan dan melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih efektif dan efisien. 2. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat untuk menambah kontribusi guna memperluas wawasan di bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya menyangkut dengan program keselamatan, kesehatan kerja dan kinerja karyawan. 3. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama di masa yang akan datang.