19 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Ternak Penelitian Ternak yang digunakan dalam percobaan adalah DOC ayam sentul sebanyak 100 ekor, yang dipelihara sampai umur 10 minggu. Ayam dibagi 4 kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang berisi 5 ekor dan di ambil sempel sebanyak satu ekor perkandang. Nilai koefisien variasi bobot badan ayam sentul awal penelitian sebesar 8,09 % dengan rata - rata bobot DOC sebesar 34 gr. 3.1.2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian adalah tepung kulit manggis yang diperoleh dari pasar Gede Bage Bandung. 3.1.3. Kandang dan Peralatan Semua anak ayam sentul dipelihara menggunakan kandang sistem cage dari bambu. Ukuran tiap cage panjang 90 cm, lebar 90 cm, dan tinggi 60 cm. Sebagai alat pemanas pada setiap kandang diberi lampu pijar, sampai umur 3 minggu, selanjutnya kandang tidak di beri alat pemanas, dalam ruangan hanya diberi lampu pijar yang berfungsi untuk penerangan. Kandang dilengkapi dengan Tempat pakan, tempat minum dan kandang diberi penutup dari ram kawat agar ayam tidak keluar kandang. 3.1.4. Peralatan penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Timbangan duduk dengan kapasitas 5000 g digunakan untuk menimbang
20 bahan pakan dengan ketelitian 1 g 2. Timbangan digital berkapasitas 2000 g dengan ketelitian 1 g untuk menimbang DOC,ransum, bagain edible dan inedible ayam sentul 3. Thermometer untuk mengukur suhu ruangan kandang. Suhu dicatat dalam atuan derajat celcius 4. Hammer mill digunakan untuk menggiling bahan pakan 6. Tempat pakan berbentuk trough berkapasitas 3 kg 7. Tempat minum bebentuk round waterer dengan kapasitas 1 liter 8. Pemanas, menggunakan lampu pijar 60 watt 9. Peralatan kebersihan seperti sapu, sekop, lap, dan ember 10. Peralatan pengapuran kandang meliputi ember, kuas, dan sapu lidi 11. Terpal sebagai penutup bangunan kandang 12. Pisau digunakan untuk memotong ayam yang akan digunakn untuk penelitian 13. Asahan pisau digunakan untuk mengasah pisau yang akan digunakan sebagai pemotong 14. Ember digunakan untuk tempat air panas. 3.1.5. Ransum Penelitian Ransum disusun berdasarkan standar kebutuhan kandungan protein dan energi metabolis ransum untuk ayam sentul pada fase starter adalah 17% protein kasar dan Energi Metabolis 2850 kkal EM/kg (Widjastuti, 1996). Bahan pakan yang digunakan untuk menyusun ransum terdiri atas dedak halus, jagung kuning, tepung ikan, tepung tulang, bungkil kedelai dan CaCO3. Bahan pakan ini diperoleh dari Poultry Shop Missouri Bandung. Buah manggis didapatkan dari pasar Gedebage Bandung dan Caringin Bandung, perlakuan kulit manggis diolah dengan ekstraksi. Ransum diberikan adlibitum, diberikan dalam bentuk ransum tepung (mash). Air minum disediakan adlibitum
21 Tabel 1. Susunan Bahan Pakan Ransum Penelitian Bahan Pakan Jumlah (%) Dedak Halus 21, 50 Jagung Kuning 56, 00 Tepung Ikan 9, 25 Tepung tulang 0, 75 Bungkil Kedelai 12, 00 CaCo3 0,50 Sumber : Pakan Penelitian Academic Leadership Grant (ALG) 2014 Tabel 2. Kandungan Nutrisi Ransum Dan Energi Metabolis dalam Ransum Basal Kandungan nutrien Jumlah Batas maksimal Energy metabolism (kkal/kg 2781 2750* Protein (%) 17,04 17* Lemak (%) 5,92 Max 7 Serat kasar (%) 4,51 Max 7 Kalsium (%) 1,16 Min 0,9 Fosfor (%) 0,36 Min 0,3 Lysine (%) 1,21 Min 0,9 Methionin (%) 0,40 Min 0,30 Sumber : Hasil Analisis proksimat Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan ternak, Fakultas peternakan, 2015 *Kebutuhan berdasarkan Widjastuti (1996) **SNI (2008) 3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Prosedur penelitian 1. Tahap Persiapan a. Sebelum anak ayam sentul tiba kurang lebih satu minggu, kandang dibersihkan terlebih dahulu dan didesinfeksi. b. Setelah bersih, kandang di kapur secara merata. c. Selama 2-3 hari kandang dibiarkan hingga kering.
22 d. Penyemprotan dengan desinfektan dilakukan 1-2 hari sebelum chick in e. Peralatan yang terdiri atas tempat pakan dan air minum juga dibersihkan dengan air yang dicampur desinfeksi dan dikeringkan sebelum dipakai. 2. Tahap pemeliharaan a. Pemeliharaan ayam sentul dilakukan di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran kabupaten Sumedang, Jawa Barat b. Pemberian air minum diberikan secara adlibitum. 3. Tahap Pemotongan a. Ayam dipuasakan selama 12 jam. b. Timbang bobot ayam pada umur 10 minggu sebagai bobot hidup. c. Penyembelihan dilakukan menggunakan standar MUI (Majelis Ulama Indonesia) dengan cara ayam menghadap kiblat dengan membaca bismillah kemudian penyembelihan dilakukan dengan memotong empat saluran yang terdiri dari vena jugularis, arteri karotidea, esofagus, dan trakea. d. letakan Posisi kepala ayam berada dibawah atau pada posisi terbalik untuk mengeluarkan darah di dalamnya sehingga karkas akan berwarna pucat. e. Mempersiapkan air hangat berkisar antara 55-60 derajat celcius untuk memudahkan dalam pencabutan bulu-bulu ayam. Rendam ayam tersebut selama 30 detik proses perendaman. f. Melakukan tahap pemisahan dan penimbangan edible dan in edible. 4. pengumpulan dan penghitungan data edible (gram) Menurut Biyatmoko (2011) pengukuran bagian edible ada tiga bagian yang perlu diamati antara lain terdiri dari : Bobot hidup, Bobot karkas dan Bobot giblet 5. pengumpulan dan penghitungan data in-edible (gram) Menurut Biyatmoko (2011) pengukuran bagian inedible ada 7 bagian yang perlu diamati antara lain terdiri dari :
23 Bobot jeroan tanpa giblet, Bobot kepala, Bobot leher, bobot kaki, Bobot bulu, Bobot darah dan Bobot lemak abdominal 3.2.2 Peubah yang Diamati Peubah yang akan diamati dibagi menjadi dua kategori yaitu bagian edible dan bagian in-edible : 1. Bagian edible a. Berat karkas kosong yaitu tubuh tanpa darah, bulu, leher, kepala, kaki, dan seluruh rongga isi perut. b. Berat giblet; meliputi jumlah dari berat jantung, hati, dan gizzard. 2. Bagian in-edible a. Berat darah yaitu berat bobot hidup dikurangi bobot potong. b. Berat kepala dan leher. c. Berat kaki yaitu berat kaki ayam mulai dari hockjoint ke bawah. d. Berat jeroan tanpa giblet meliputi jumlah dari duodenum, jejenum, ileum., caecum, colon, paru paru, ginjal, trachea, alat reproduksi dan lemak abdominal e. Berat lemak abdominal; diukur dengan cara menimbang bobot lemak pada daerah gizzard dan yang menempel pada rongga-rongga perut. f. Berat bulu yaitu berat bulu setelah dipisahkan dari tubuh ayam. Cara mendapatkan berat bulu adalah dengan cara mengurangi bobot hidup dengan berat darah dan berat ayam tanpa bulu (dressed carcass). 3.2.3. Rancangan Percobaan dan Analisis Data Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Ternak yang akan di uji yaitu ayam sentul dengan jumlah 100 ekor, sehingga didapat 20 unit percobaan dan setiap unit
24 percobaan berjumlah 5 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan model matematika dari Rancangan Acak Lengkap. - P0 : Kelompok ayam yang diberi ransum tanpa tambahan kulit manggis - P1 : Ransum basal + tepung kulit manggis 2,5 % - P2 : Ransum basal + tepung kulit manggis 5 % - P3 : Ransum basal + tepung kulit manggis 7,5 % Model Matematikanya sebagai berikut : Yij = + i + ij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i ulangan ke-j = Rata-rata umum i = Pengaruh perlakuan ke - i ij = Pengaruh acak perlakuan ke-i ulangan ke-j/galat i = 1,2,3,4 j = 1,2,3,4,5 Asumsi : 1. Nilai ij menyebar normal satu sama lain 2. Nilai harapan dari ij = 0 2 2 3. Ragam dari ij = Jadi, ij NID (0, ) Hipotesis : H0 : P0 = P1 = P2 = P3 (tidak ada pengaruh perlakuan edible dan inedible ayam sentul) H1 : P0 P1 P2 P3, ( paling sedikit ada satu perlakuan yang mempengaruhi edible dan inedible ayam sentul) Tabel 3. Daftar Sidik Ragam Sumber Variasi Db JK KT Fhit Perlakuan 3 JKP KTP KTP KTG Galat 16 JKG KTG Total 19 JKT Sumber : (Gaspersz, 1995)
25 Keterangan: Db : Derajat Bebas JK : Jumlah Kuadrat KT : Kuadrat Tengah Kaidah Keputusan: 1) Jika Fhitung Ftabel 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Uji jarak berganda Duncan s dilakukan apabila ada perbedan pengaruh diantara perlakuan. Model matematikanya untuk Uji Jarak Berganda Duncan s adalah sebagai berikut : KT galat Sx = r LSR α = SSR α, Sx Keterangan: Sx = Simpangan baku KT galat = Kuadrat Tengah Galat r = Ulangan LSR α = Jarak beda nyata terkecil (Least Sigificant range) SSR α = Studentized Significant Range Kaidah keputusan : Selisih antar perlakuan (d) dibandingkan dengan LSR 1. Jika d LSR, terima H0 (tidak berbeda nyata) 2. Jika d > LSR, tolak H0 (berbeda nyata)
26 3.2.4 Tata Letak Percobaan Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali dan untuk peletakan setiap perlakuan dilakukan pengacakan, disajikan pada Ilustrasi 1 3 P3.1 4 P1.2 5 P1.4 6 P3.2 7 P0.1 8 P0.2 9 P.3.5 10 P3.3 11 P2.4 2 P1.1 1 P0.4 12 P1.3 20 P0.5 19 P2.1 18 P3.5 17 P0.3 16 P1.5 15 P2.3 14 P3.4 13 P1.4