Lampiran I. Oktaviani Ririn Lamara Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Gambaran Kejadian Kecacingan Dan Higiene Perorangan Pada Anak Jalanan Di Kecamatan Mariso Kota Makassar Tahun 2014

SUMMARY PERBEDAAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KECACINGAN DI SDN 1 LIBUO DAN SDN 1 MALEO KECAMATAN PAGUAT KABUPATEN POHUWATO

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. infeksi parasit usus merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang diperhatikan dunia global,

BAB 1 PENDAHULUAN. diarahkan guna tercapainya kesadaran dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah untuk proses pematangan sehingga terjadi perubahan dari bentuk non-infektif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi cacing usus terutama yang. umum di seluruh dunia. Mereka ditularkan melalui telur

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terserang berbagai penyakit. (Depkes RI, 2007)

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN DENGAN INFESTASI CACING PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan beriklim tropis, termasuk Indonesia. Hal ini. iklim, suhu, kelembaban dan hal-hal yang berhubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi cacing masih merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang penting di negara berkembang,

I. PENDAHULUAN. tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

ABSTRAK. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, dan Soil Transmitted Helminths. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Sekolah selain

SKRIPSI. Oleh. Yoga Wicaksana NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. satu kejadian yang masih marak terjadi hingga saat ini adalah penyakit kecacingan

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah asupan nutrisi pada

ABSTRAK. Kata Kunci: Cirebon, kecacingan, Pulasaren

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat sehingga perlu dipersiapkan kualitasnya dengan baik. Gizi dibutuhkan

MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI

HUBUNGAN PERILAKU DAN HIGIENE SISWA SD NEGERI DENGAN INFEKSI KECACINGAN DI DESA JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebarannya melalui media tanah masih menjadi masalah di dalam dunia kesehatan

xvii Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan infeksi cacing yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kerja. Tenaga kerja yang terpapar dengan potensi bahaya lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan zat gizi yang lebih banyak, sistem imun masih lemah sehingga lebih mudah terkena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dengan sekitar 4,5 juta kasus di klinik. Secara epidemiologi, infeksi tersebut

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi di 100 Kabupaten Stunting

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu masalah. kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. (neglected diseases). Cacing yang tergolong jenis STH adalah Ascaris

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan manusia, yaitu sebagai vektor penular penyakit. Lalat berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan yang sehat telah diatur dalam undang-undang pokok kesehatan

Risal Wintoko. Community Medicine Departement, Faculty of Medicine Lampung University. Abstract

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH PERSONAL HIGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN GIANYAR

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO KECACINGAN PADA PETANI DI DESA KATEPUL KECAMATAN KABANJAHE TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Soil-transmitted helminthiasis merupakan. kejadian infeksi satu atau lebih dari 4 spesies cacing

I. PENDAHULUAN. Kecacingan adalah masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 1,5

ABSTRAK PERBANDINGAN PREVALENSI INFEKSI CACING TULARAN TANAH DAN PERILAKU SISWA SD DI DATARAN TINGGI DAN SISWA SD DI DATARAN RENDAH

SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA ANAK-ANAK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA TABORE KECAMATAN MENTANGAI KALIMANTAN TENGAH

Diterima: 2 Mei 2013; Disetujui: 30 Mei Keywords: Personal protective equipment, Personal hygiene, Helminths infection

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI INFEKSI CACING USUS YANG DITULARKAN MELALUI TANAH PADA SISWA SD GMIM LAHAI ROY MALALAYANG

PREVALENSI CACING USUS MELALUI PEMERIKSAAN KEROKAN KUKU PADA SISWA SDN PONDOKREJO 4 DUSUN KOMBONGAN KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

FAKTOR RISIKO PENYAKIT KECACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIMBING PADANG TAHUN 2012

Pada siklus tidak langsung larva rabditiform di tanah berubah menjadi cacing jantan dan

BAB I PENDAHULUAN. Soil transmitted helminth (STH) merupakan cacing usus yang dapat. menginfeksi manusia dengan empat spesies utama yaitu Ascaris

Kata kunci: Infeksi, Personal Hygiene, Soil Trasmitted Helminth

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREVALENSI NEMATODA USUS GOLONGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTHES (STH) PADA PETERNAK DI LINGKUNGAN GATEP KELURAHAN AMPENAN SELATAN

Efektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur

IDENTIFIKASI TELUR CACING USUS PADA LALAPAN DAUN KUBIS YANG DIJUAL PEDAGANG KAKI LIMA DI KAWASAN SIMPANG LIMA KOTA SEMARANG

FREKUENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 32 MUARA AIR HAJI KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI PESISIR SELATAN

Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE DENGAN PENYAKIT CACING (SOIL TRANSMITTED HELMINTH) PADA PEKERJA TANAMAN KOTA PEKANBARU ABSTRACT

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO SKRIPSI

HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005

Lampiran III : Tabel Frekuensi. Frequency Table. Universitas Sumatera Utara. Infeksi kecacingan STH

bio.unsoed.ac.id la l b T'b ', */'i I. PENDAHULUAN zt=r- (ttrt u1 II. JENIS PENYAKIT CACINGA}I '"/ *

Factors correlated with helminthiasis incidence on students of Cempaka 1 Elementary School Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan sumber kesenangan, kenikmatan dan kebahagiaan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan

HUBUNGAN ANTARA STATUS HIGIENE INDIVIDU DENGAN ANGKA KEJADIAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHS DI SDN 03 PRINGAPUS, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

IDENTIFICATION OF SOIL TRANSMITTED HELMINTHS EGG ON FRESH CABBAGE (Brassica oleracea) AT LAMPUNG UNIVERSITY FOOD STALLS

Jurnal Riset Kesehatan. HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEJADIAN INFEKSI Soil Transmitted Helminths PADA PEMULUNG DI TPS JATIBARANG

HELMINTH INFECTION OF CHILDREN IN NGEMPLAK SENENG VILLAGE, KLATEN. Fitri Nadifah, Desto Arisandi, Nurlaili Farida Muhajir

PENGARUH PERILAKU HIDUP SEHAT TERHADAP KEJADIAN ASCARIASIS PADA SISWA SD NEGERI SEPUTIH III KECAMATAN MAYANG KABUPATEN JEMBER

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN CACINGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N 1 TANGKUP SIDEMEN KARANGASEM

BAB 1 PENDAHULUAN. Mewujudkan misi Indonesia sehat 2010 maka ditetapkan empat misi

Key words: Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, nails hygiene

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR PADA SISWA KELAS V SDIT AN-NIDA KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaan yang dapat. mempengaruhi kesehatan dan psikologis seseorang.

SKRIPSI. Oleh: Dian Kurnia Dewi NIM

I. PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan STH di Indonesia masih relatif tinggi pada tahun 2006,

Faktor risiko terjadinya kecacingan di SDN Tebing Tinggi di Kabupaten Balangan Provinsi Kalimantan Selatan Abstrak

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB INFEKSI CACINGAN PADA ANAK DI SDN 01 PASIRLANGU CISARUA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN KEJADIAN KECACINGAN PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN TANJUNG JOHOR KECAMATAN

CONEGARAN TRIHARJO KEC. WATES 20 JANUARI 2011 (HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM DESEMBER

Pencegahan Kecacingan dan Peningkatan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan

Infeksi kecacingan pada siswa sekolah dasar di desa program dan non program PAMSIMAS Karang Intan Kabupaten Banjar

Transkripsi:

Lampiran I HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE DENGAN KANDUNGAN TELUR CACING PADA KOTORAN KUKU PEKERJA BIOGAS DI DESA TANJUNG HARAPAN KECEMATAN WONOSARI KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2013 Oktaviani Ririn Lamara 811 409 124 Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK Personal hygiene pada pekerja biogas yang ada di Desa Tanjung Harapan yaitu kurangnya pengetahuan tentang pemahaman standar prosedur kerja yang baik dan tidak digunakannya alat-alat pelindung diri (APD) selama bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan kandungan telur cacing pada kotoran kuku pekerja biogas di Desa Tanjung Harapan Kecematan Wonosari Kabupaten Boalemo. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey analitik dengan pendekatan crooss sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pekerja Biogas di Desa Tanjung harapan yang berjumlah 15 Orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dimana seluruh pekerja dijadikan sampel. Teknik analisis data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji Exact Fisher dengan menggunakan table 2 x 2. Hasil penelitian ditemui 6 orang (40%) pekerja biogas ditemukan telur cacing pada kotoran kuku pekerja. Bila ditinjau dari kejadian kecacingan yang terjadi pada pekerja biogas yang berdasarkan pada kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku dan kebiasaan memakai handscoen antara dua variabel yang diteliti yakni dengan melihat hasil analisis fisher s exact test nilai p value 1 > 0,05, maka dengan demikian H 0 diterima sehingga tidak terdapat hubungan personal hygiene dengan kandungan telur cacing pada pekerja biogas di Desa Tanjung Harapan Kecematan Wonosari Kabupaten Boalemo Tahun 2013 Disimpulkan dalam penelitian ini terdapat telur cacing pada kotoran kuku pekerja, dan saran yaitu Malakukan upaya motifasi pada masyarakat agar memilki kesadaran untuk secara rutin untuk melakukan pemeriksaan infeksi cacing, dan segera mencuci tangan menggunakan sabun setelah selesai bekerja dan sebelum makan. Kata Kunci: Personal Higiene, Cacing, Pekerja Biogas 1

73

PENDAHULUAN Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia hingga saat ini. Hal ini disebabkan karena prevalensi kecacingan tersebut di Indonesia masih tinggi terutama kecacingan yang disebabkan oleh sejumlah cacing perut yang ditularkan melalui tanah aptau yang disebut Soil Transmitted Helminths. Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichura). Menurut montresor et al bahwa Dari laporan WHO diketahui lebih dari 1 miliyar orang menderita infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah, lebih dari 250 juta oleh Ascaris lumbricoides,46 juta oleh Trichuris trichiura dan 151 juta oleh cacing tambang (dalam, Helma Samad 1998 : 17) Menurut Moersintowarti Infeksi cacing usus masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang termasuk Indonesia. Dikatakan pula bahwa masyarakat pedesaan atau daerah perkotaan yang sangat padat dan kumuh merupakan sasaran yang mudah terkena infeksi cacing (dalam, Yohandromeda Syamsu 1992 : 1). Kebiasaan hidup yang kurang baik menyebabkan angka kesakitan penyakit infeksi masih cukup tinggi terutama parasit cacing merupakan masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat. Masalah ini masih cukup tinggi, mungkin tidak diimbangi dengan personal hygiene yang baik, kurangnya pengetahuan tentang pemahaman standar prosedur kerja yang baik dan tidak digunakannya alat-alat pelindung diri(apd) selama bekerja. Banyak sepsis cacing (helminth) menimbulkan infestasi pada manusia. Kuku yang panjang dan tidak terawat akan menjadi tempat melekatnya berbagai kotoran yang mengandung berbagai bahan dan mikroorganisme diantaranya bakteri dan telur cacing. Penularan telur cacing diantaranya melalui tangan yang kotor. Kuku jari tangan yang kotor yang kemungkinan terselip telur cacing akan tertelan ketika kita makan. Hal ini diperparah lagi apabila tidak terbiasa mencuci tangan memakai sabun sebelum makan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitiian kuantitatif yaitu survey analitik dengan pendekatan crooss sectional. Rancangan penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut: (1) penyusunan instrument, (2) uji coba instrument dan revisi instrument penelitian, (3) penentuan populasi dan sampel penelitian, (4) pengumpulan data penelitian, (5) analisis data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja Biogas di Desa Tanjung harapan yang berjumlah 15 Orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah total sampling dimana seluruh pekerja dijadikan sampel. Untuk memperoleh data Data hygiene pekerja biogas terdiri dari aspek, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku, dan kebiasaan memakai alat pelindung diri (APD), dikumpulkan 3

dengan menggunakan kuesioner yang dalam skala pengukurannya menggunakan Skala Guttman yang masing-masing pertanyaan berbobot 1 dengan metode check list ( ). Dengan demikian data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah primer. Data yang terkumpul dari masing-masing responden selanjutnya ditotal dan dikatogorikan mejadi 3 kategori yaitu ( dalam Juliana Purba, 2005 : 43) : 1. Baik, apabila responden mendapat nilai skor antara 7-9 2. Cukup, apabila responden mendapat nilai skor antara 4-6 3. Buruk, apabila responden mendapat nilai skor antara 0-3 HASIL DAN PEMBAHASAN Kebiasaan Mencuci Tangan Salah satu aspek higiene yang berkaitan dengan penyakit kecacingan adalah kebiasaan mencuci tangan memakai sabun sebelum makan. Dari 15 responden menunjukkan bahwa sebagian besar atau 15 orang (100%) responden memiliki kebiasaan mencuci tangan. Namun dari hasil pemeriksaan di dapati sebanyak 4 (26%) responden yang memilki kebiasaan mencuci tangan positif dari hasil pemeriksaanya, selebihnya 2 (13%) reponden yang tidak memilki kebiasaan mencuci tangan hasil pemeriksaannya positif. Kebiasaan Memotong Kuku Kebiasaan memotong kuku sangat erat kaitannya dengan aspek higiene atau sebanyak 13 (187%) orang pekerja membiasakan diri untuk memotong kukunya, atau dengan kata lain apabila responden kuku dalam keadaan tidak bersih maka kotoran-kotoran yang terdapat di tangan pekerja di sertai dengan kuku yang panjang dan kotor bila tidak dicuci sebelum mengkonsumsi makanan menyebabkan masuknya telur cacing kedalam tubuh. Untuk kebiasaan memotong kuku diperoleh 5 responden diantaranya memiliki kebiasaan memotong kuku dari hasil pemeriksaan didapati telur cacing pada kotoran kuku pekerja, selebihnya 1 responden yang tidak memiliki kebiasaan memotong kuku dari hasil pemeriksaan didapati telur cacing pada kotoran kuku pekerja, dan 4 diantanya memilki personal hygiene pekerja cukup dan selebihnya 2 reponden memiliki hygiene yang baik. Menurut hasil observasi yang dilakukan terhadap responden menunjukkan bahwasannya kuku dalam keadaan pendek dan bersih hanya 8 orang (53%) selebihnya 7 responden kuku mereka dalam keadaan kotor dan panjang. Untuk kuku panjang selalu di potong, Juga diperoleh hasil frekuensi memotong kuku oleh pekerja tersebut adalah lebih dari 2 minggu (80%) atau 12 responden menyatakan bahwa kuku dipotong sekali dalam 2 minggu, selebihnya 3 (20%) responden menyatakan tidak memotong kuku sekali dalam 2 minggu. dimana kuku yang tidak dipotong dalam waktu ± 2 minggu menyebabkan kuku akan panjang-panjang. Hal ini juga bertentangan dengan yang disampaikan oleh Azwar 1993 bahwa perlu menjaga kebersihan kuku dan memotongnya bila panjang. Kebiasaan Memakai Handscoen (Sarung Tangan) Menurut hasil observasi yang dilakukan terhadap responden 4

menunjukkan bahwasannya kebiasaan memakai handscoen (sarung tangan) pada saat bekerja 5 orang (33%), Untuk pekerja yang menggunakan sarung tangan pada saat bekerja, selebihnya 10 orang (67%) tidak menggunakan handscoen pada saat bekerja. Kuku jari tangan yang kotor yang kemungkinan terselip telur cacing akan tertelan ketika makan, hal ini diperparah lagi apabila tidak terbiasa mencuci tangan memakai sabun sebelum makan. Personal Higiene Hasil wawancara yang telah dilaksanakan kepada responden maka hasil aspek higiene pekerja secara keseluruhan dapat di kategorikan kedalam tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang, terdapat 6 orang (40%) responden memilki hiegien yang cukup serta 0% orang dengan higiene yang kurang dan hanya 9 orang atau responden (60% ) yang tingkat higienenya baik. Dengan demikian berdasarkan berbagai paparan yang diatas berkaitan dengan aspek higiene, menunjukkan bahwa aspek higiene pekerja biogas di Desa Tanjung Harapan Kecematan Wonosari Kabupaten Boalemo adalah baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut : 1. Terdapat kandungan telur cacing pada kotoran kuku pekerja biogas. Dari hasil pemeriksaan didapati 6 (40%) responden yang positif terdapat telur cacing pada kotoran kuku pekerja biogas 2. Gambaran Personal Hygiene pekerja biogas di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo Tahun 2013 adalah baik, 9 orang pekerja atau (60%) diantaranya yang memiliki aspek higiene yang baik, dan selebihnya 6 orang pekerja atau (40%) diantaranya memilki aspek higiene yang cukup. 3. Tidak terdapat hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan kandungan telur cacing. 4. Tidak terdapat hubungan kebiasaan memotong kuku dengan kandungan telur cacing. 5. Tidak terdapat hubungan kebiasaan memakai sarung tangan dengan kandungan telur cacing. 6. Tidak terdapat hubungan Personal Higeien dengan kandungan telur cacing. 5