Lampiran I HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE DENGAN KANDUNGAN TELUR CACING PADA KOTORAN KUKU PEKERJA BIOGAS DI DESA TANJUNG HARAPAN KECEMATAN WONOSARI KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2013 Oktaviani Ririn Lamara 811 409 124 Jurusan Kesehatan Masyarakat ABSTRAK Personal hygiene pada pekerja biogas yang ada di Desa Tanjung Harapan yaitu kurangnya pengetahuan tentang pemahaman standar prosedur kerja yang baik dan tidak digunakannya alat-alat pelindung diri (APD) selama bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan personal hygiene dengan kandungan telur cacing pada kotoran kuku pekerja biogas di Desa Tanjung Harapan Kecematan Wonosari Kabupaten Boalemo. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey analitik dengan pendekatan crooss sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pekerja Biogas di Desa Tanjung harapan yang berjumlah 15 Orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dimana seluruh pekerja dijadikan sampel. Teknik analisis data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji Exact Fisher dengan menggunakan table 2 x 2. Hasil penelitian ditemui 6 orang (40%) pekerja biogas ditemukan telur cacing pada kotoran kuku pekerja. Bila ditinjau dari kejadian kecacingan yang terjadi pada pekerja biogas yang berdasarkan pada kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku dan kebiasaan memakai handscoen antara dua variabel yang diteliti yakni dengan melihat hasil analisis fisher s exact test nilai p value 1 > 0,05, maka dengan demikian H 0 diterima sehingga tidak terdapat hubungan personal hygiene dengan kandungan telur cacing pada pekerja biogas di Desa Tanjung Harapan Kecematan Wonosari Kabupaten Boalemo Tahun 2013 Disimpulkan dalam penelitian ini terdapat telur cacing pada kotoran kuku pekerja, dan saran yaitu Malakukan upaya motifasi pada masyarakat agar memilki kesadaran untuk secara rutin untuk melakukan pemeriksaan infeksi cacing, dan segera mencuci tangan menggunakan sabun setelah selesai bekerja dan sebelum makan. Kata Kunci: Personal Higiene, Cacing, Pekerja Biogas 1
73
PENDAHULUAN Kecacingan merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat di Indonesia hingga saat ini. Hal ini disebabkan karena prevalensi kecacingan tersebut di Indonesia masih tinggi terutama kecacingan yang disebabkan oleh sejumlah cacing perut yang ditularkan melalui tanah aptau yang disebut Soil Transmitted Helminths. Diantara cacing tersebut yang terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus) dan cacing cambuk (Trichuris trichura). Menurut montresor et al bahwa Dari laporan WHO diketahui lebih dari 1 miliyar orang menderita infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah, lebih dari 250 juta oleh Ascaris lumbricoides,46 juta oleh Trichuris trichiura dan 151 juta oleh cacing tambang (dalam, Helma Samad 1998 : 17) Menurut Moersintowarti Infeksi cacing usus masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang termasuk Indonesia. Dikatakan pula bahwa masyarakat pedesaan atau daerah perkotaan yang sangat padat dan kumuh merupakan sasaran yang mudah terkena infeksi cacing (dalam, Yohandromeda Syamsu 1992 : 1). Kebiasaan hidup yang kurang baik menyebabkan angka kesakitan penyakit infeksi masih cukup tinggi terutama parasit cacing merupakan masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat. Masalah ini masih cukup tinggi, mungkin tidak diimbangi dengan personal hygiene yang baik, kurangnya pengetahuan tentang pemahaman standar prosedur kerja yang baik dan tidak digunakannya alat-alat pelindung diri(apd) selama bekerja. Banyak sepsis cacing (helminth) menimbulkan infestasi pada manusia. Kuku yang panjang dan tidak terawat akan menjadi tempat melekatnya berbagai kotoran yang mengandung berbagai bahan dan mikroorganisme diantaranya bakteri dan telur cacing. Penularan telur cacing diantaranya melalui tangan yang kotor. Kuku jari tangan yang kotor yang kemungkinan terselip telur cacing akan tertelan ketika kita makan. Hal ini diperparah lagi apabila tidak terbiasa mencuci tangan memakai sabun sebelum makan. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitiian kuantitatif yaitu survey analitik dengan pendekatan crooss sectional. Rancangan penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut: (1) penyusunan instrument, (2) uji coba instrument dan revisi instrument penelitian, (3) penentuan populasi dan sampel penelitian, (4) pengumpulan data penelitian, (5) analisis data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja Biogas di Desa Tanjung harapan yang berjumlah 15 Orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah total sampling dimana seluruh pekerja dijadikan sampel. Untuk memperoleh data Data hygiene pekerja biogas terdiri dari aspek, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku, dan kebiasaan memakai alat pelindung diri (APD), dikumpulkan 3
dengan menggunakan kuesioner yang dalam skala pengukurannya menggunakan Skala Guttman yang masing-masing pertanyaan berbobot 1 dengan metode check list ( ). Dengan demikian data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah primer. Data yang terkumpul dari masing-masing responden selanjutnya ditotal dan dikatogorikan mejadi 3 kategori yaitu ( dalam Juliana Purba, 2005 : 43) : 1. Baik, apabila responden mendapat nilai skor antara 7-9 2. Cukup, apabila responden mendapat nilai skor antara 4-6 3. Buruk, apabila responden mendapat nilai skor antara 0-3 HASIL DAN PEMBAHASAN Kebiasaan Mencuci Tangan Salah satu aspek higiene yang berkaitan dengan penyakit kecacingan adalah kebiasaan mencuci tangan memakai sabun sebelum makan. Dari 15 responden menunjukkan bahwa sebagian besar atau 15 orang (100%) responden memiliki kebiasaan mencuci tangan. Namun dari hasil pemeriksaan di dapati sebanyak 4 (26%) responden yang memilki kebiasaan mencuci tangan positif dari hasil pemeriksaanya, selebihnya 2 (13%) reponden yang tidak memilki kebiasaan mencuci tangan hasil pemeriksaannya positif. Kebiasaan Memotong Kuku Kebiasaan memotong kuku sangat erat kaitannya dengan aspek higiene atau sebanyak 13 (187%) orang pekerja membiasakan diri untuk memotong kukunya, atau dengan kata lain apabila responden kuku dalam keadaan tidak bersih maka kotoran-kotoran yang terdapat di tangan pekerja di sertai dengan kuku yang panjang dan kotor bila tidak dicuci sebelum mengkonsumsi makanan menyebabkan masuknya telur cacing kedalam tubuh. Untuk kebiasaan memotong kuku diperoleh 5 responden diantaranya memiliki kebiasaan memotong kuku dari hasil pemeriksaan didapati telur cacing pada kotoran kuku pekerja, selebihnya 1 responden yang tidak memiliki kebiasaan memotong kuku dari hasil pemeriksaan didapati telur cacing pada kotoran kuku pekerja, dan 4 diantanya memilki personal hygiene pekerja cukup dan selebihnya 2 reponden memiliki hygiene yang baik. Menurut hasil observasi yang dilakukan terhadap responden menunjukkan bahwasannya kuku dalam keadaan pendek dan bersih hanya 8 orang (53%) selebihnya 7 responden kuku mereka dalam keadaan kotor dan panjang. Untuk kuku panjang selalu di potong, Juga diperoleh hasil frekuensi memotong kuku oleh pekerja tersebut adalah lebih dari 2 minggu (80%) atau 12 responden menyatakan bahwa kuku dipotong sekali dalam 2 minggu, selebihnya 3 (20%) responden menyatakan tidak memotong kuku sekali dalam 2 minggu. dimana kuku yang tidak dipotong dalam waktu ± 2 minggu menyebabkan kuku akan panjang-panjang. Hal ini juga bertentangan dengan yang disampaikan oleh Azwar 1993 bahwa perlu menjaga kebersihan kuku dan memotongnya bila panjang. Kebiasaan Memakai Handscoen (Sarung Tangan) Menurut hasil observasi yang dilakukan terhadap responden 4
menunjukkan bahwasannya kebiasaan memakai handscoen (sarung tangan) pada saat bekerja 5 orang (33%), Untuk pekerja yang menggunakan sarung tangan pada saat bekerja, selebihnya 10 orang (67%) tidak menggunakan handscoen pada saat bekerja. Kuku jari tangan yang kotor yang kemungkinan terselip telur cacing akan tertelan ketika makan, hal ini diperparah lagi apabila tidak terbiasa mencuci tangan memakai sabun sebelum makan. Personal Higiene Hasil wawancara yang telah dilaksanakan kepada responden maka hasil aspek higiene pekerja secara keseluruhan dapat di kategorikan kedalam tiga kategori yaitu baik, cukup, dan kurang, terdapat 6 orang (40%) responden memilki hiegien yang cukup serta 0% orang dengan higiene yang kurang dan hanya 9 orang atau responden (60% ) yang tingkat higienenya baik. Dengan demikian berdasarkan berbagai paparan yang diatas berkaitan dengan aspek higiene, menunjukkan bahwa aspek higiene pekerja biogas di Desa Tanjung Harapan Kecematan Wonosari Kabupaten Boalemo adalah baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut : 1. Terdapat kandungan telur cacing pada kotoran kuku pekerja biogas. Dari hasil pemeriksaan didapati 6 (40%) responden yang positif terdapat telur cacing pada kotoran kuku pekerja biogas 2. Gambaran Personal Hygiene pekerja biogas di Desa Tanjung Harapan Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo Tahun 2013 adalah baik, 9 orang pekerja atau (60%) diantaranya yang memiliki aspek higiene yang baik, dan selebihnya 6 orang pekerja atau (40%) diantaranya memilki aspek higiene yang cukup. 3. Tidak terdapat hubungan kebiasaan mencuci tangan dengan kandungan telur cacing. 4. Tidak terdapat hubungan kebiasaan memotong kuku dengan kandungan telur cacing. 5. Tidak terdapat hubungan kebiasaan memakai sarung tangan dengan kandungan telur cacing. 6. Tidak terdapat hubungan Personal Higeien dengan kandungan telur cacing. 5