Persepsi siswa SMK Negeri 9 Muaro Jambi terhadap Pelaksanaan Layanan Mediasi Bimbingan dan konseling mencakup sepuluh jenis layanan dan enam bidang bimbingan. Salah satu layanan yang harus diaksanakan disekolah adalah layanan mediasi, yang juga meliputi enam bidan bimbingan yaitu bidan bimbingan pribadi, belajar, sosial, karir, keluarga dan agama. Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan. Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan, saling bertentangan, saling bermusuhan. Pihak-pihak yang berhadapan itu jauh dari rasa damai, bahkan mungkin berkehendak saling menghancurkan. Keadaan yang demikian itu akan merugikan kedua pihak atau lebih. Dengan layanan mediasi konselor berusaha mengantarai atau membangun hubungan di antara mereka, sehingga mereka menghentikan dan terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua pihak. Prayitno (2004 : 2) Hasil pelaksanaan layanan mediasi diharapkan tidak hanya berhenti pada tingkat pemahaman dan sikap ( fungsi pemahaman) saja, melainkan teraktua lisasi dalam tingkah laku nyata yang menyertai hubungan kedua belah pihak. Hubungan yang positif, kondusif dan konstruktif itu dirasakan mebahagiakan pihak-pihak terkait dan memberikan manfaat yang cuku besar bagi mereke (fungsi pengentasan). Prayitno (2004:3). Berdasarkan pengertian diatas, maka layanan mediasi wajib dilaksanakan untuk menghindari siswa dari berbagai permasalahan dan konflik yang dapat menggangu, menghambat, atau menimbulkan masalah bagi siswa. Kenyataan
dilapangan yang sering dijumpai bahwa pemberian layanan mediasi yang diberikan guru pembimbing belum optimal, seperti memperlakukan siswa yang bermasalah dengan tidak adil dan permasalahan marak terjadi. Dengan demikian setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang mengikuti pola umum itu harus harus mengandung unsur-unsur bidang bimbingan, jenis layanan dan kegiatan pendukung dan tahap kegiatan tertentu. Seluruh kegiatan tersebut ditunjukan terhadap sejumlah peserta didik (siswa) yang secara langsung menjadi tanggung jawab Guru Pembimbing. Kesimpulan dari penelitian tersebut siswa dalam pengaruh pergaulan bebas, perkelahian, tawuran disebabkan kepribadian yang lemah yang akhirnya akan berdampak pada nilai akademik ataupun non akademik. Untuk itu perlunya pihak sekolah untuk mengoptimalkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling baik preventif, kuratif maupun preservatif sehingga dapat meminimalisir perilaku menyimpang siswa. Pelaksanaan layanan mediasi pada tingkatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih kepada pengembangan diri. Pengembangan diri memberikan kesempatan pada siswa untuk mengekpresikan dirinya, bakat, minat dengan difasilitasi oleh guru bimbingan dan konseling. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dengan konseling individu yang berkenaan dengan masalah pribadi, sosial, belajar dan karir. Pengembangan diri siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ditujukan untuk menyeimbangkan antara kreativitas dan karir serta aspek pribadi. Persepsi (perception) adalah proses mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan makna. Sel-sel reseptor pada mata mencatat benda bewarna perak di angkasa, tetapi sel-sel tidak melihat sebuah pesawat; sel
reseptor di telinga bergetar dengan cara tertentu, tetapi sel-sel tidak mendengar sebuah simfoni. Pola-pola dari informasi sensoris inilah yang disebut dengan persepsi. Proses persepsi memberikan sudut pandang tiga dimensi tentang matahari terbenam, sebuah konser musik rock, sentuhan kasih sayang, rasa manis, dan juga aroma bunga dan mentol. Laura A. King (2013: 227) Persepsi mencakup dua fungsi utama yaitu : pertama, menentukan letak suatu objek, dan pengenalan, untuk menentukan jenis objek tersebut. Kedua mengurusi cara sistem persepsi untuk mempertahankan bentuk objek yang tetap, walaupun citra (bayangan) objek di retina berubah. Abdul rahman (2004 : 118). Di dalam Bimbingan dan Konseling terdapat beberapa jenis layanan yang salah satunya Layanan Mediasi. Mediasi berasal dari kata Media yang bearti perantara atau penghunbung. Dengan demikian mediasi bearti kegiatan yang mengentarai atau menghubungakan dua hal yang terpisah; menjalin dua hubungan dengan kondisi yang berbeda; mengadakan kontak sehingga dua yang semula tidak sama menjadi saling terkait yang dikemukakan oleh prayitno (2004 : 1) Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilakukan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaan yang saling tidak menemukan kecocokan. Ketidakcocokan menjadikan mereka bertentangan bahkan bermusuhan. Pihak-pihak yang bertentangan itu jauh dari rasa damai dan bahkan berkehendak saling menghancurkan. Dengan adanya layanan mediasi, maka disini guru pembimbing berusaha mengatarai atau sebagai mediator diantara dua pihak yang saling berselisih.
Pelaksanaan Layanan Mediasi Seperti layanan-layanan lain, pelaksanaan layanan mediasi juga melalui proses atau tahapan-tahapan sebagai berikut : perencanaan, evaluasi, analisis hasil evaluasi, tindak lanjut dan laporan. Pertama, perencanaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. mengidentifikasi pihak-pihak yang akan menjadi peserta layanan, b. Mengatur pertemuan dengan calon peserta layanan, c. Menetapkan fasilitas layanan, d. Menyiapkan kelengkapan administrasi. Kedua, pelaksanaan yang meliputi kegiatan : a. Menerima pihak-pihak yang berselisih atau bertingkai b. Menyelenggarakan penstrukturan layanan mediasi c. Membahas masalah yang dirasakan peserta layanan mediasi d. Menyelenggarakan perubahan tingkah laku peserta layanan e. Membina komitmen peserta layanan demi hubungan baik dengan pihak-pihak lain. Ketiga, evaluasi. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melakukan evaluasi terhadap hasil-hasil layanan mediasi. Fokus evaluasi hasil layanan ialah diperolehnya pemahaman baru (understanding) oleh klien, berkembangnya perasaan positif (comfort), dan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh klien (action) setelah proses layanan berlangsung.
Keempat, analisis hasil evaluasi. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menafsirkan hasil evaluasi dalam kaitannya dengan ketuntasan penyelesaian masalah yang dialami oleh pihak-pihak yang telah mengikuti layanan mediasi. Kelima, tindak lanjut. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan mediasi lanjutan untuk membicarakan hasil evaluasi dan memantapkan upaya perdamaian diantara pihak-pihak yang berselisih atau bertikai. Keenam, laporan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah : a. Membicarakan laporan yang diperlukan oleh peserta layanan, b. Mendokumentasikan laporan layanan mediasi.