UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. harus ikut berkembang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti dak beton

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

PEMANFAATAN ABU PEMBAKARAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN PAVING BLOCK

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN ABU SERBUK KAYU TERHADAP KUAT TEKAN DAN DAYA SERAP AIR PADA PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan material bangunan yang paling umum digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI PAVING DALAM MENGEMBANGKAN KAWASAN DESA LABANASEM

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

PENGUJIAN KUAT TARIK BELAH DENGAN VARIASI KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Rumusan masalah. 1.3 Tujuan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KUAT LENTUR BETON PADA PERKERASAN KAKU DENGAN PENAMBAHAN SERAT FIBERGLASS PADA BETON NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kali kita membahas tentang konstruksi bangunan, tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di zaman sekarang, perkembangan ilmu dan teknologi pada setiap bidang

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian M. Sando Herawan, 2014 Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi (Rice Husk Ash) Pada Pervious Concrete

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Studi Awal Pemanfaatan Lusi sebagai Bahan Bangunan dengan Tambahan Tanah Sawah, Semen dan Kapur ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PLASTIK LDPE SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA BATAKO BETON RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

PERBANDINGAN MUTU PAVING BLOCK PRODUKSI MANUAL DENGAN PRODUKSI MASINAL

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Beton

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

PENGUJIAN MODULUS ELASTISITAS PAVING BLOCK DENGAN VARIASI CAMPURAN PASIR DAN SEMEN MENGGUNAKAN SONIC WAVE ANALYZER (SOWAN)

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI HOME INDUSTRI PAVING DAN BATAKO DI KABUPATEN MALANG

LIMBAH CANGKANG KERANG SEBAGAI SUBTITUSI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Untuk Pembuatan Bata Beton Berlobang

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

doi: https://doi.org/10.5281/zenodo.1207331 UJI KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR PADA PAVING BLOCK DENGAN BAHAN PASIR KASAR, BATU KACANG, DAN PASIR HALUS Anita Christine Sembiring 1, Jetri Juli Saruksuk 2 1 Dosen Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer Universitas Prima Indonesia 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer Universitas Prima Indonesia E-mail : anitakembaren@unprimdn.ac.id Abstrak Bahan baku pembuatan paving block yaitu semen, pasir, batu, dan air. Semen portland adalah semen yang terbuat dari dari 60 % kapur, 25 % silika, dan 10 % alumina. Pengikat campuran ini terdiri atas besi oksida dan gipsum. Dalam pembuatan paving block sering terjadi produk yang reject seperti pecah, kurang menyerap air sehingga terjadi genangan genangan air. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan besarnya beban tekan maksimum yang bisa diterima oleh paving block dan daya serap air. Dengan cara menguji kuat tekan dan daya serapan air maka akan didapatkan kualitas paving block yang baik dan berkualitas tinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran paving block terhadap kuat tekan dan penyerapan paving block serta mengetahui komposisi campuran paving block yang mempunyai kuat tekan maksimum dan daya serap air. Komposisi campuran paving block berpengaruh signifikan terhadap kuat tekan dan penyerapan air paving block. Kuat tekan mempunyai hubungan negatif dengan komposisi campuran paving block, maka semakin meningkat komposisi campuran kuat tekan akan semakin menurun. Penyerapan air mempunyai hubungan positif dengan komposisi campuran paving block, maka semakin meningkat komposisi campuran penyerapan air akan semakin meningkat. Nilai kuat tekan tertingginya sebesar 9,65 MPa sedangkan pada paving block pasca pembakaran nilai kuat tekan terbesarnya adalah 10,05 MP dan hasil pengujian daya serap air yaitu antara 16,6% 23,8 %. Kata kunci : daya serap air,kusat tekan, paving block.

1. Pendahuluan Perkembangan penggunaan perkerasan kaku (Rigid Pavement) dewasa ini telah banyak digunakan sebagai bahan perkerasan jalan raya, antara lain perkerasan kaku dengan menggunakan campuran beton bertulang atau menggunakan balok beton terkunci seperti paving block, Grass Block, dan lainnya. Perkerasan kaku khususnya paving block banyak digunakan pada tempat tempat khusus yang memerlukan kekuatan lebih untuk menahan beban sekunder (Secondary Force) seperti pada daerah tikungan, halte, areal parkir, tanjakan, pelabuhan, serta untuk menggunakan perkerasan pada kawasan tertentu seperti ruas jalan di kawasan perumahan, pelabuhan, jalan setapak/gang, trotoar, ruas jalan dikawasan wisata, halaman kantor, rumah, dan kompleks pertokoan. Penggunaan paving block di lapangan masih sangat terbatas pada perkerasan tempat parkir, trotoar, taman dan penghubung antar gedung. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan merupakan salah satu alternatif pilihan untuk lapis perkerasan permukaan tanah, kemudahan dalam pemasangan, perawatan relatif murah serta memenuhi aspek keindahan membuat paving block lebih banyak diminati. Umumnya paving block digunakan untuk perkerasan jalan, pedestrian dan trotoar. Selain itu dapat juga digunakan pada area khusus seperti pelabuhan peti kemas, lahan parkir, area terbuka dan area industri. Keunggulan dari paving block, memiliki daya serap air yang baik, melalui pemasangan paving block dapat menjaga keseimbangan air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksifitas dan mutu produk paving block yang dihasilkan oleh industri bahan bangunan. Cara yang dapat dilakukan yaitu menentukan komposisi campuran yang tepat dari semen. Hal ini dilakukan agar menghasilkan paving block yang berkualitas dan mempunyai kemampuan menahan beban yang lebih baik. Penggunaan cara-cara yang sederhana akan menghasilkan produk yang kurang bagus, baik dari segi kekuatan maupun tampilan dari produk yang dihasilkan. Pada penelitian ini, material penyusun paving block yang digunakan adalah material tanah, pasir kasar, batu kacang, pasir halus dan semen. Proses pembuatan paving block dilakukan dengan menggunakan alat pemadat modifikasi dengan tekanan yang tinggi sehingga nanti akan menghasilkan paving block yang kuat dengan daya tekanan dan serapan air yang tinggi

2. Tinjauan Pustaka Paving block atau beton untuk lantai (menurut SII. 0819-88) ialah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu. Paving block adalah mortar dengan komposisi bahan yang dibuat dari campuran semen Portland atau bahan perekat hidrolis sejenis, air dan agregat halus dengan atau bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton (SKSNI S-04-1989, DPU). Mortar yang baik diperoleh jika pozzolanic cement dicampur dengan batuan kapur yang banyak mengandung material-material tanah liat (Smeaton,1956). Concrete and Cement Asociation (1977) juga melakukan pengujian gaya desak horizontal yang menyimpulkan bahwa detail tepi yang memadai, dapat menopang langsung beban kendaraan paling berat yang memiliki pavement tersebut. Dengan kata lain performa struktural pasangan paving block tergantung pada tahanan tepi yang memadai untuk mencegah agar paving block tidak bergeser keluar. Kuat tekan mortar adalah kemampuan menahan atau memikul suatu beban tekan. Kekuatan tekan morta r ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat halus, air dan berbagai jenis campuran lain. Sedangkan kuat tekan mortar berkisar antara 6 MPa sampai 16,6 MPa (Lilley, 1979). Untuk menentukan porsi masing-masing bahan yang harus digunakan, sebelum paving block dibuat di lapangan, biasanya dilakukan percobaan terlebih dahulu. Untuk menetukan porsi dari setiap bahan pada umumnya harus berdasarkan pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a) kuat tekan yang ditentukan b) jenis tipe semen c) ukuran agregat maksimum d) minimal besarnya faktor air semen e) kemudahan dikerjakan f) keadaan lingkungan. Untuk bahan perkerasan trotoar, paving block dengan bahan pembentuk pasir dan semen mempunyai kekuatan yang cukup memadai. Peningkatan mutu paving block untuk dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan sangat diperlukan. Pengguanaan batu pecah sebagai bahan agregat kasar (sebagai pengisi) campuran masih belum pernah dilakukan.

3. Metode Penelitian Metodologi merupakan gambaran langkah langkah yang dilakukan dalam melakukan pencarian masalah, penentuan solusi (metode) dan pemecahan masalah. Tahapan metodologi yang digunakan adalah studi pendahuluan untuk memahami sistem yang diterapkan pada industry bangunan, studi pustaka untuk memahami teori yang akan digunakan, studi lapangan (observasi dan wawancara) untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual di dalam penelitian dibuat untuk mempermudah peneliti dalam pengambilan dan pengolahan data. Kemudian merencanakan cara atau prosedur beserta tahapan-tahapan yang jelas dan disusun secara sistematis dalam proses penelitian. Tiap tahapan merupakan bagian yang menentukan tahapan selanjutnya sehingga harus dilalui dengan cermat. Dari kerangka teori pada bab sebelumnya, maka dapat di rumuskan kerangka konsep sebagai berikut: Bahan Pembuatan Kuat Tekan Kualitas Paving Block Daya Serap Air Gambar 1. Kerangka Konseptual 4. Pengolahan data a. Kuat Tekan Uji kuat tekan paving block dihitung berdasarkan rumus : F P = A

Keterangan : P = Kekuatan tekan F = Gaya tekan maksimum (N) A = Luas penampang (m²) Dari hasil perhitungan menggunakan rumus di atas maka dapat diperoleh hasil kuat tekan paving block seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Kuat Tekan untuk paving block Nilai kuat tekan terbesar yang diperoleh adalah sebesar 11,7 MPa setelah pembakaran. Nilai ini sudah memenuhi standar SNI 03 0691 1996 yaitu minimal 7,10 MPa. Nilai kuat tekan terbesar yang diperoleh adalah sebesar 11,7 MPa setelah pembakaran. Nilai ini sudah memenuhi standar SNI 03 0691 1996 yaitu minimal 7,10 MPa. b. Uji Daya Serap Pengujian daya serap adalah persentase dari perbandingan antara selisih massa basah dan massa kering dengan massa kering. Pengujian daya serap air dapat dihitung dengan persamaan : mb mk Daya serap air = 100% mk Keterangan :

m b = massa basah benda uji (gr) m k = massa kering benda uji (gr) Dengan menggunakan rumus tersebut maka dapat diketahui daya serap air paving block seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Daya Serap Air untuk Variasi Perendaman Dari tabel di atas diperoleh nilai daya serap berkisar antara 15% - 16,1% maka, nilai daya serap paving block yang dihasilkan belum memenuhi standar yang ditentukan oleh SNI 03 0691 1996 yaitu antara 3% - 10%. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan dan serapan air paving block maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Semakin banyak persentase pasir dan semen yang digunakan pada setiap campuran maka nilai kuat tekan yang dihasilkan akan semakin tinggi. 2. Paving block pasca pembakaran memiliki hasil nilai kuat tekan yang lebih besar daripada paving block pra pembakaran dengan campuran dan perbandingan yang sama. 3. Proses pembakaran paving block tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil kuat tekan dibandingkan dengan paving block pra pembakaran karena kenaikan yang dihasilkan hanya sedikit. Pada paving block pra pembakaran, nilai kuat tekan tertinggi nya sebesar 9,65 MPa sedangkan pada paving block pasca pembakaran nilai kuat tekan terbesarnya adalah 10,05 MPa. 4. Berdasarkan hasil pengujian daya serap air yaitu antara 16,6% 23,8 %, paving block ini tidak memenuhi spesifikasi daya serap untuk paving block SNI 03 0691 1996 yaitu antara 3% - 10%. Karena nilai daya serap yang tinggi, maka paving block ini direkomendasikan untuk digunakan pada taman yang tidak terendam air.

DAFTAR PUSTAKA Bowles, Joseph. 1984. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Erlangga, Jakarta. Das, M Braja. 1993. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Geoteknis). Erlangga, Jakarta. Darwin Amir, 1987. Blok Asbuton Sebagai Bahan Alternatif Untuk Konstruksi Perkerasan, PT. Sarana Karya, Bina Marga, Majalah Jalan no:053. Gunawan, Rudy. 1994. Pengantar Ilmu Bangunan. Kanisius, Yogyakarta. Jensen, Alfred. 1991. Kekuatan Bahan Terapan. Erlangga. Jakarta. Mallisa, Harun. Pengaruh Batu Pecah Terhadap Kuat Tekan Paving Block. Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 3, Agustus 2006: 156 165. Samekto, W. 2001. Teknologi Beton. Kanisius, Yogyakarta. Sebayang, S. 2005. Buku Ajar Bahan Bangunan. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Terzaghi, K., Peck, R. B. 1987. Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa. Penerbit Erlangga, Jakarta. Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Andi Offset. Yogyakarta. Nugraha, Paul. 2007. Teknologi Beton Dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi. Andi Offset. Yogyakarta. Verhoef, PNW. 1994. Geologi Untuk Teknik Sipil. Erlangga, Jakarta. Walker, D Theodore. 1996. Rancangan Tapak & Pembuatan Detil Konstruksi. Erlangga, Jakarta. Wignall Arthur, 1999, Proyek Jalan : Teori dan Praktek. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Wintoko, Bambang. 2007. Sukses Wirausaha Batako Paving Block. Pustaka Baru, Jakarta. Zuraidah, S dan R. A. Jatmiko, 2007. Pengaruh Penggunaan Limbah Pecahan Batu Marmer sebagai Alternatif Pengganti Agregat Kasar pada Kekuatan Beton. Jurnal Rekayasa Perencanaan Vol. 3 No.3, Juni 2007.