BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia usaha semakin lama semakin tajam dalam era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan meningkat. Masalah struktur modal merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan yaitu: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh leverage dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB II LANDASAN TEORI. Struktur modal akan menentukan biaya modal. Biaya modal adalah balas jasa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian di Indonesia semakin berkembang, hal ini dapat tercermin dari

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan nilai harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

BAB I PENDAHULUAN. harapan dapat meningkatkan nilai perusahaannya. Manajer perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah kegiatan bisnis, tidak akan mungkin terlepas dari apa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang salah satu kegiatan operasionalnya

LANDASAN TEORI. dalam perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan industri manufaktur food and beverages

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal satu atau lebih aktiva yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PBV, DER, EPS, dan ROA Pengertian PBV (Price Book Value)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pribadi dan menimbulkan cost bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di era globalisasi ini perkembangan perusahaan semakin lama semakin pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan. satu dengan yang lainnya (Martono dan Agus, 2005).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan dan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan serta prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Nilai perusahaan pada dasarnya dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar saham mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas ekuitas perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Van Horne (1998) bahwa firm value is represented by the market price of the company s common stock yaitu nilai perusahaan ditunjukkan dari harga saham perusahaan itu sendiri. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham apabila harga saham meningkat. Semakin tinggi harga saham sebuah perusahaan, maka semakin tinggi pula kemakmuran para pemegang sahamnya. 13

Nilai perusahaan atau dikenal juga dengan istilah firm value, merupakan konsep yang penting bagi investor, karena firm value merupakan indikator bagi pasar untuk dapat menilai suatu perusahaan secara keseluruhan (Nurlela dan Ishaluddin, 2008). Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan Price to Book Value (PBV). PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya, yang dirumuskan sebagai berikut : PBV = Market Price per Share of Common Stock Book Value per Share of Common Stock Wirawati (2008 : 94) mengemukakan bahwa PBV merupakan rasio untuk menentukan nilai intrinsik saham, yang akan mempengaruhi keputusan investor untuk membeli atau menjual saham. PBV menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Perusahaan yang memiliki rasio PBV yang meningkat dari tahun ke tahun berarti perusahaan tersebut berhasil menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV dapat diartikan semakin tinggi suatu perusahaan dinilai oleh para investor dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. 14

Beberapa keunggulan dari PBV yaitu : 1. Nilai buku mempunyai ukuran intuitif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan PBV sebagai perbandingan. 2. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaanperusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under/ over valuation. 3. Perusahaan dengan negative earning yang tidak dapat dinilai dengan PER dapat dievaluasi dengan menggunakan PBV. 2.1.2 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan. Semakin baik kinerja perusahaan maka akan semakin tinggi return yang diperoleh oleh investor. Kinerja keuangan diukur dengan rasio profitabilitas. Analisis rasio profitabilitas merupakan analisis yang memperlihatkan seberapa besar kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menghasilkan laba / keuntungan dengan menggunakan aset atau modal yang dimilikinya. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return On Equity (ROE). ROE adalah rasio yang mengukur persentase tingkat pengembalian atas investasi aktual yang dilakukan oleh pemegang saham, yang dirumuskan sebagai berikut : 15

ROE = Net Income (After Tax) Shareholders Equity ROE merupakan indikator yang amat penting bagi pemegang saham dan juga calon investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperolah laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena menunjukkan potensi keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan juga meningkat. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan dari investor dan calon investor sehingga saham perusahaan tersebut juga akan semakin diminati. Adanya kenaikan permintaan saham suatu perusahaan akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal, sehingga nilai perusahaan juga akan semakin meningkat. 2.1.3 Struktur Modal Menurut Sawir (2004 : 2), struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur permodalan suatu bank adalah cara yang ditempuh bank tersebut dalam membiayai aset dan kegiatan bisnisnya. Cara pembiayaannya itu biasanya merupakan kombinasi dari sumber-sumber pembiayaan yang berupa saham, penerbitan surat utang, obligasi, dan beragam jenis pinjaman lainnya. 16

Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan DER (Debt to Equity Ratio). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder s equity yang dimiliki perusahaan, yang dirumuskan sebagai berikut : DER = Total Liabilities Shareholders Equity DER mencerminkan kemampuan modal sendiri perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Gambaran DER suatu perusahaan menurut Ali (2006 : 231) yaitu, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan memiliki debt to equity ratio yang tinggi, yaitu bila biaya bunga bank masih lebih rendah dari earning capacity perusahaan atau bila debt cost masih lebih rendah dari equity funds. Dengan struktur permodalan seperti itu, perusahaan akan memiliki profitability yang tinggi, perusahaan juga dapat memberi peluang yang lebih besar dalam mendorong naik harga saham perusahaan. Demikian pula perusahaan akan mampu meningkatkan nilai kekayaan pemegang saham, sekaligus memperoleh peluang yang besar pula dalam mendorong pertumbuhan perusahaan. Terdapat tiga teori yang mendasari manfaat penggunaan hutang dalam perusahaan, yang pertama, teori sinyal (Signaling Theory) yang menyatakan bahwa saat manajemen melakukan hutang merupakan sinyal kepada investor bahwa perusahaan sedang melakukan investasi yang beresiko rendah. Kedua, teori keagenan (Agency Theory) yang menyatakan bahwa penggunaan hutang merupakan alat kontrol untuk mendisiplinkan manajemen dalam membayar hutang dan bunganya dengan tepat waktu. 17

Teori tersebut hanya menjelaskan manfaat hutang terhadap perusahaan, tidak menjelaskan seberapa besar hutang agar dapat mencapai nilai perusahaan yang optimal. Teori yang ketiga yaitu teori trade-off. Struktur modal yang optimal ditentukan oleh trade-off yang paling menguntungkan antara manfaat dan pengorbanan, dimana manfaat yang didapatkan oleh perusahaan lebih besar dibandingkan kerugian penggunaan sumber pendanaan hutang. Menurut trade-off theory penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan suatu perusahaan dalam menentukan struktur modalnya adalah dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Sama seperti yang dinyatakan oleh Bhayani (2009 : 43), the optimum debt level represents the debt level that maximizes firm value bahwa tingkat hutang yang optimal dan tepat diharapkan mampu untuk memaksimalkan nilai perusahaan. 2.1.4 Ukuran Perusahaan Ukuran suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan log of total assets. Log of total assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural. Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut : 18

Size = Log of Total assets Kartika (2009 : 112) menyatakan bahwa, perusahaan-perusahaan besar biasanya lebih suka melakukan diversifikasi dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil dan memiliki kemungkinan untuk bangkrut lebih kecil. Perusahaan yang melakukan diversifikasi dan perusahaan yang memiliki kemungkinan untuk bangkrut yang lebih kecil tentunya menyiratkan akan nilai perusahaan yang lebih baik. Selain itu jika perusahaan memiliki total asset yang besar, maka pihak manajemen akan lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan itu tentunya dimanfaatkan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, meningkatkan kegiatan operasional perusahaan, dan tentu saja untuk meningkatkan nilai perusahaan tersebut. 2.1.5 Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan baik oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pertumbuhan perusahaan mengisyaratkan sinyal yang positif bagi perkembangan perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, pertumbuhan perusahaan (growth) diukur dengan menggunakan perubahan total aset. Pertumbuhan perusahaan adalah selisih total aset yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aset periode sebelumnya, yang dirumuskan sebagai berikut : 19

Growth = S t S t 1 S t 1 Terdapat tiga bentuk pertumbuhan perusahaan, pertama pertumbuhan dari luar (external growth) yang menyangkut faktor-faktor dari luar yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan, seperti harga, keadaan politik, karakteristik masyarakat, dan sebagainya. Semakin baik kondisi dari luar, maka pertumbuhan perusahaan juga akan semakin meningkat. Kedua, pertumbuhan dari dalam (internal growth) yang menyangkut produktivitas perusahaan. Semakin baik produktivitas perusahaan, maka pertumbuhan perusahaan tersebut juga semakin semakin meningkat. Faktor yang terakhir adalah pertumbuhan karena pengaruh iklim usaha dan situasi usaha lokal. Artinya pertumbuhan perusahaan akan meningkat apabila berada dalam iklim usaha yang baik, tersedianya infrastruktur pendukung kegiatan usaha, dan faktor-faktor pendukung lainnya. Suatu perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang positif akan dipandang positif juga oleh investor, karena dinilai memiliki aspek yang menguntungkan. Sehingga juga akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut. 2.1.6 Kebijakan Investasi Terdapat tiga keputusan atau kebijakan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menjalankan fungsi manajemen keuangannya, yaitu kebijakan investasi, kebijakan pendanaan, dan kebijakan dividen. 20

Kebijakan dalam pengambilan keputusan investasi terkait dengan Investment Opportunity Set (IOS). IOS memberikan penilaian yang lebih luas atas nilai perusahaan, yaitu dimana nilai perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini kebijakan investasi diukur dengan Price Earning Ratio (PER). PER menunjukkan perbandingan antara harga penutupan saham dengan laba per lembar saham yang dirumuskan sebagai berikut : PER = Closing Price Earning per Share Kebijakan investasi merupakan faktor penting dalam fungsi keuangan perusahaan. Seorang manajer sebelum mengambil keputusan investasi akan memperhitungkan return yang akan didapatkan. Hukum dasar dalam investasi yaitu high risk, high return; low risk, low return menunjukkan bahwa keputusan investasi yang diharapkan adalah keputusan investasi yang paling menguntungkan, tentunya dengan mempertimbangan return dan risk dari investasi tersebut. Sehingga semakin tepat kebijakan investasi suatu perusahaan, maka keuntungan yang diperoleh juga semakin tinggi. Yang juga berarti bahwa nilai perusahaan juga akan semakin meningkat. 21

2.2 Review Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Safrida (2008) yang berjudul Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta, dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Utami (2009) dengan judul Pengaruh Struktur Modal, Ukuran, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, struktur modal (DER), ukuran perusahaan, dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, hanya kebijakan dividen (DPR) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Barasa (2009) dengan judul Pengaruh Debt to Equty Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, DER dan DAR berpengaruh positiif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial, DER dan DAR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 22

Nova H. (2010) dengan judul Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan, arus kas bersih, profitabilitas (ROE), dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, arus kas bersih berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan profitabilitas (ROE) dan kebijakan dividen (DPR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Pakpahan (2010) dengan judul Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Perusahaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan faktor-faktor fundamental perusahaan yang meliputi size, growth, leverage, ROE dan kebijakan dividen (DPR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, size dan ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan growth, leverage, dan DPR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Prapaska (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial, variabel tingkat profitabilitas dan keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel keputusan pendanaan dan kebijakan deviden berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Berikut ini disajikan tabel penelitian terdahulu yang membahas tentang nilai perusahaan : 23

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian Safrida (2008) Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Variabel dependen : nilai perusahaan (MBR) Variabel independen : struktur modal (DER) dan pertumbuhan perusahaan (perubahan total aktiva) Secara simultan, struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Utami (2009) Pengaruh Struktur Modal, Ukuran, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI Variabel dependen : Nilai Perusahaan Variabel independen : Struktur Modal (DER), ukuran perusahaan, Kebijakan Dividen (DPR) Secara simultan, DER, ukuran perusahaan dan DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Barasa (2009) Pengaruh Debt to Equty Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Variabel dependen : nilai perusahaan (MVE) Variabel independen : DER, DAR Secara simultan, DER dan DAR berpengaruh positiif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, DER dan DAR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 24

Nova H. (2010) Analisis Pengaruh Kinerja Arus Kas, Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel dependen : nilai perusahaan (MVE) Variabel independen : kinerja arus kas, profitabilitas (ROE), kebijakan dividen (DPR) Secara simultan, arus kas bersih, ROE, dan DPR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, arus kas bersih berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan ROE dan DPR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Pakpahan (2010) Pengaruh Faktorfaktor Fundamental Perusahaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Variabel dependen : nilai perusahaan (PBV) Variabel independen : size, growth, leverage, ROE dan DPR Secara simultan faktorfaktor size, growth, leverage, ROE, dan DPR berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara parsial, size dan ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan growth, leverage, dan DPR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Prapaska (2012) Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010 Variabel dependen : nilai perusahaan (PBV) Variabel independen : profitabilitas (ROA, ROE), keputusan investasi (MBVA), keputusan pendanaan (DER), dan kebijakan dividen (DPR) Secara parsial, variabel tingkat profitabilitas dan keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel keputusan pendanaan dan kebijakan deviden berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Sumber : berbagai jurnal dan penelitian terdahulu (data diolah penulis) 25

2.3 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara varibel-variabel penelitian yaitu varibel bebas dengan variabel terikat. Menurut Indriyantoro dan Supomo (2002), kerangka konseptual merupakan dasar pemikiran peneliti untuk dikomunikasikan dengan orang lain sehingga hasilnya dapat dimengerti oleh orang lain dan memungkinkan untuk direplikasi atau diekstensi oleh peneliti yang lain. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut ini : ROE (X 1) H 2 H 3 DER (X 2) Size (X 3) H 4 Nilai Perusahaan (Y) Growth (X 4) PER (X 5) H 5 H 6 H 1 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 26

Dari kerangka konseptual di atas, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Firm Size, Firm Growth, dan Price Earning Ratio (PER) ; sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan yang diproksi dengan Price to Book Value (PBV). Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan atau maksimalisasi harga saham. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran kepada para pemegang saham apabila harga saham meningkat. Harga saham senantiasa mengalami pergerakan, dimana pergerakan tersebut ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar modal. Jika suatu perusahaan berjalan dengan lancar dan mempunyai operasional yang baik, maka permintaan saham akan meningkat, harga saham pun juga akan meningkat, dan juga berarti nilai perusahaan tersebut semakin baik. ROE digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu perbandingan laba bersih perusahaan dengan modal sendiri. Kinerja keuangan merupakan salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi suatu perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan. Investor akan berusaha mencari perusahaan yang memiliki kinerja yang terbaik dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan maka semakin tinggi pula return yang akan didapatkan oleh investor sehingga nilai perusahaan tersebut juga akan semakin meningkat. 27

DER menggambarkan struktur modal perusahaan yaitu perbandingan total hutang (kewajiban) perusahaan dengan modal sendiri. Pihak manajemen perusahaan harus memanfaatkan hutang dengan hati-hati karena bagaimana pun juga hutang yang terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko keuangan perusahaan itu sendiri. Suatu perusahaan yang memiliki struktur modal yang baik artinya perusahaan tersebut dapat mendanai kegiatan bisnisnya dengan baik pula. Sehingga semakin baik rasio debt equity suatu perusahaan maka nilai perusahaannya juga semakin meningkat. Ukuran perusahaan diukur dengan log of total assets yaitu aset yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Pada umumnya investor akan lebih tertarik untuk menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang ukurannya dapat dikategorikan besar karena perusahaan yang besar dinilai akan memberikan tingkat pengembalian yang besar pula kepada investor. Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kegiatan operasi dan investasi yang dilakukan perusahaan tersebut yang juga akan berpengaruh terhadap peningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total aset. Suatu perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang positif akan dipandang positif oleh investor maupun calon investor karena dinilai memiliki aspek yang menguntungkan dan juga menunjukkan tingkat pengembalian yang tinggi. Semakin baik pertumbuhan suatu perusahaan maka nilai perusahaannya juga akan semakin meningkat. 28

PER mewakili kebijakan investasi perusahaan, yaitu perbandingan antara harga penutupan saham dengan laba per lembar saham. Teori yang mendasari keputusan investasi adalah signaling theory yang menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif terhadap nilai perusahaan. Sehingga dikatakan bahwa semakin baik suatu perusahaan dalam mengambil keputusan kebijakan investasinya, maka nilai perusahaan tersebut juga akan semakin meningkat. 2.4 Hipotesis Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel di dalam persoalan (Donald, 1982). Menurut Erlina (2011 : 42) hipotesis dalam penelitian kuantitatif mempunyai tujuan sebagai berikut : menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional, menyatakan variabel-variabel penelitian, sebagai pedoman untuk memilih metode pengujian data, menjadi dasar untuk membuat keputusan. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H 1 : Terdapat pengaruh kinerja keuangan (ROE), struktur modal (DER), ukuran perusahaan (size), pertumbuhan perusahaan (growth), dan kebijakan investasi (PER) secara simultan terhadap nilai perusahaan (PBV) H 2 : Return on Equity (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) H 3 : Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) H 4 : Ukuran perusahaan (Size) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) H 5 : Pertumbuhan perusahaan (Growth) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) H 6 : Price Earning Ratio (PER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) 29