BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Aktivitas masyarakat yang kian lama kian padat, sehingga menyebabkan kebutuhan akan tempat rekreasi sebagai pelepas rasa penat menjadi hal yang sangat penting. Masyarakat kota yang lingkungannya penuh dengan polusi, AC, dan barang-barang elektronik akan merasa jenuh dan membutuhkan relaksasi atau rekreasi yang dapat menghilangkan rasa kejenuhan tersebut. Keberadaan potensi alam yang indah yang sangat sulit didapatkan didaerah perkotaan merupakan salah satu obat bagi kejenuhan terhadap rutinitas masyarakat kota. Lokasi hotel resor yang berada di tempat-tempat berpemandangan indah dengan fasilitas rekreasi baik indoor maupun outdoor menjadi jawaban yang tepat bagi orangorang yang ingin keluar dari rutinitas sehari-hari karena hotel resor menawarkan tempat tinggal dengan pemandangan alam yang indah menjadi satu dengan fasilitas rekreasi dan hiburan. 1.1.2 Perkembangan pariwisata di Gunungkidul Potensi pariwisata yang ada didaerah Yogyakarta seperti flora, fauna, kebudayaan, serta keindahan alamnya yang fenomenal menjadikan jogja sebagai prioritas utama dalam pengembangan kawasan wisata di Yogyakarta. Yogyakarta dari tahun ke tahun telah menjadi kota tujuan pariwisata oleh banyak wisatawan, hingga saat ini, destinasi wisata kota Yogyakarta semakin bertambah. Belum lama ini banyak terdapat beberapa destinasi wisata yang baru ditemukan, seperti beberapa pantai di kawasan Gunungkidul. Namun, masih terdapat beberapa isu strategis pengembangan kepariwisataan di Yogyakarta, salah satunya adalah masih rendahnya length of stay wisatawan yang berkunjung ke DIY. Salah satu faktornya ialah kurangnya fasilitas akomodasi penginapan serta fasilitas wisata yang kurang beragam. Padahal, melihat potensi alam Gunungkidul sangat memungkinkan untuk meningkatkan length of stay wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul. 1
Jumlah kunjungan dari tahun 2008 hingga tahun 2012 terus meningkat, bahkan tingkat prosentasenya mencapai kurang lebih 20% tiap tahunnya. Diagram 1.1 Jumlah wisatawan tahun 2008-2012 sumber: Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabpuaten Gunungkidul, 2013 Sesuai dengan data jumlah pengunjung wisatawan pada tahun 2013 di kabupaten Gunungkidul, kecamatan Tanjungsari merupakan kecamatan dengan pengunjung yang paling banyak yakni 793.865 (lihat lampiran 2) Pendapatan pada obyek wisata yang melalui Pos Baron dari tahun 2012 ke tahun 2013 bertambah menjadi Rp. 2.393.622.800,00, sedangkan pada tahun 2013 pendapatnya hanya Rp. 1.688.581.034,00 (lihat lampiran 3) 1.1.3 Potensi wisata di Gunungkidul Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa untuk meningkatkan length of stay wisatawan di Gunungkidul adalah dengan meningkatkan potensi wisata di Gunungkidul. Kawasan Kabupaten Gunung Kidul memiliki prospek yang cerah untuk menjadi penyangga sekaligus lokomotif pariwisata DIY di masa mendatang. Pariwisata Gunung Kidul memiliki keunggulan tersendiri karena memiliki obyek pariwisata yang mengunggulkan konsep alam dan petualangan di antaranya Goa Pindul, Brubuh, Kalisuci, Pantai Indrayanti, Pantai Pok Tunggal, Pantai sepanjang, dan lain sebagainya. Dengan diimbangi fasilitas serta akomodasi wisata, maka akan meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Gunungkidul. Pantai Sepanjang merupakan salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan. Banyak keindahan alam yang berbeda dari pantai di Gunungkidul lainnya. Pada peraturan Daerah No. 06 Tahun 2011 tentang Rencana 2
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul tahun 2010-2030, menetapkan rencana kawasan peruntukkan wisata yang meliputi kawasan wisata alam, kawasan desa wisata, kawasan wisata budaya dan kawasan minat khusus. Kawasan wisata alam sebagaimana dimaksud pada peraturan tersebut terletak di: 1. Pantai Gesing di Kecamatan Panggang 2. Pantai Ngrenehan di Kecamatan Saptosari 3. Pantai Ngobaran dan Nguyahan di Kecamatan Saptosari 4. Pantai Baron dan Pantai Sepanjang di Kecamatan Tanjungsari 5. Pantai Krakal di Kecamatan Tepus 6. Pantai Sundak dan Pantai Watulawang di Kecamatan Tepus 7. Pantai Drini di Kecamatan Tepus 8. Air Terjun Ngrancah di Desa Ngleri, Kecamatan Playen Dalam peraturan tersebut, yang dimaksud dengan kawasan peruntukkan pariwisata adalah kawasan yang didominasi oleh fungsi kepariwisataan dapat mencakup sebagian areal dalam kawasan lindung atau kawasan budidaya lainnya dimana terdapat konsentrasi daya tarik dan fasilitas penunjang pariwisata. Gambar 1.1 Peta Wisata Gunungkidul Sumber: http://www.wisatagunungkidul.com/2010/06/peta-wisatagunungkidul.html 3
1.1.4 Arsitektur sebagai pendukung berkembangnya pariwisata Masalah arsitektural dan pariwisata selalu memiliki kaitan yang erat. Sektor pariwisata dan bidang ilmu arsitektur saling mendukung dalam perkembangannya. Banyak daya tarik atau objek pariwisata yang merupakan hasil karya arsitektur, banyak pula usaha pariwisata yang sangat menggantungkan eksistensinya pada bidang ilmu arsitektur, seperti pengelolaan tata ruang luar sebuah kawasan wisata atau pengolahan interior dan eksterior bangunan-bangunan usaha pariwisata agar membuat para penikmat objek wisata tertarik, betah dan selalu ingin mengunjungi tempat tersebut. Ilmu arsitektur juga selalu berkembang seiring dengan makin beragamnya kebutuhan dan permintaan penikmat objek wisata sehingga membuat para arsitek berpikir keras untuk menciptakan terobosan-terobosan desain yang makin inofatif. 1.1.5 Kurangnya kegiatan wisatawan di Pantai Sepanjang Aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan ketika mengunjungi Pantai Sepanjang hanyalah duduk-duduk di batu karang ataupun di gubuk-gubuk yang tersedia dipinggir pantai. Padahal, kawasan ini sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan wisata dimana wisatawan tidak hanya menikmati pemandangan, namun juga dapat berelaksasi, bermain, maupun menambah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya pengolahan kawasan Pantai Sepanjang, sehingga terdapat berbagai fasilitas penunjang pariwisata yang nantinya akan meningkatkan aktivitas wisatawan di pantai tersebut. 1.1.6 Kebutuhan hotel resor di kawasan Pantai Sepanjang Pantai Sepanjang merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di kawasan Gunungkidul, Oleh karena itu, kebutuhan akan tempat tinggal bagi wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul menjadi hal yang penting, sedangkan hingga saat ini masih belum ada fasilitas penginapan yang layak, kebanyakan dari wisatawan mendirikan tenda di pinggir pantai ketika ingin menikmati suasana pantai sambil menginap. Resor merupakan sebuah tempat selain sebagai relaksasi, juga sebagai tempat rekreasi. Resor memiliki fasilitas seperti restoran, hiburan, penginapan dan perbelanjaan. Dengan adanya Hotel Resor di Kawasan Pantai 4
Sepanjang, diharapkan akan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung di Gunung Kidul. Serta dapat mengakomodasi wisatawan di Pantai Sepanjang dan sekitarnya. Di Kabupaten Gunungkidul sendiri sebenarnya sudah terdapat kurang lebih 45 hotel, namun kebanyakan merupakan hotel kelas melati (lihat lampiran 4) 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Permasalahan umum Bagaimana merancang sebuah hotel resor dan fasilitas pendukung yang dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung. 1.2.2 Permasalahan khusus Bagaimana membuat fasilitas-fasilitas didalam resor sehingga dapat meningkatkan aktivitas wisatawan yang berada dilokasi tersebut. Bagaimana hubungan tata ruang hotel resor sehingga sirkulasi dalam kawasan resor dapat tertata dengan baik. Bagaimana orientasi bangunan agar memiliki view yang baik. Bagaimana merancang sebuah arsitektur hotel resor di kawasan pantai Sepanjang dengan merespon lingkungan disekitarnya. 1.3 Tujuan Tujuan dari perancangan hotel resor di kawasan pantai Sepanjang adalah: Memenuhi kebutuhan akomodasi di kawasan pantai Sepanjang, Gunungkidul. Merancang hotel resor yang dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Merancang hotel resor dengan merespon alam yang ada disekitarnya. Merancang hotel resor yang dapat memberikan fasilitas bagi pengunjung. 1.4 Sasaran Merancang sebuah hotel resor yang dapat meningkatkan aktivitas pengunjung Pantai Sepanjang Merancang sebuah hotel resor dengan pendekatan ekowisata 5
Menyusun dan merumuskan konsep perencanaan dan perancangan hotel resor melalui identifikasi aktivitas/kegiatan yang dilakukan wisatwan di Pantai Sepanjang, identifikasi karakteristik kawasan, identifikasi tapak, serta identifikasi kegiatan masyarakat disekitar Pantai Sepanjang. 1.5 Lingkup Pembahasan Konsep perencanaan dan perancangan Hotel Resor di kawasan Pantai Sepanjang dengan pendekatan eko-pariwisata meliputi seluruh bangunan, pada aspek: Non Arsitektural: o Karakter pelaku kegiatan (pengunjung) di Pantai Sepanjang o Kegiatan masyarakat disekitar pantai Sepanjang o Regulasi (building codes) yang berlaku dikawasan yang akan dibangun o Teori eko-pariwisata Arsitektural: o Teori eko-aristektur o Bentuk arsitektur bangunan hotel resor o Organisasi ruang dalam hotel resor o Suasana serta orientasi bangunan 1.6 Metode Pembahasan 1.6.1 Pencarian data a. Studi literature Memperoleh data-data teoritik serta persyaratan dan standar dalam perencanaan dan perancangan hotel resor serta karakteristik arsitektur kontekstual melalui referensi pustaka maupun internet. b. Studi kasus Membandingkan contoh-contoh hotel resor yang sudah ada serta bangunan hotel resor yang menerapkan konsep eko-pariwisata. c. Observasi Lapangan Mengumpulkan data melalui tinjauan langsung ke lapangan untuk memperoleh data fisik lokasi tapak/site, serta untuk mengetahui kondisi kawasan sekitar site. 6
d. Browsing Internet Mencari literatur contoh bangunan, persyaratan bangunan, dan informasiinformasi lain mengenai hotel resor, serta mencari peraturan-peraturan pemerintah mengenai kawasan site. 1.6.2 Analisis Data Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari berbagai studi meliputi: a. Pemilihan tapak b. Peraturan dan persyaratan dalam membangun bangunan di kawasan site. c. Kebutuhan ruang d. Pendekatan besaran ruang e. Program ruang f. Sirkulasi ruang dalam & luar g. Konfigurasi massa bangunan h. Eksterior dan Interior i. Struktur dan sistem bangunan j. Penerapan eko-pariwisata dan desain eko-arsitektur 1.6.3 Pendekatan dan Perumusan Konsep Perencanaan dan Perancangan Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari berbagai studi dan melakukan pendekatan eko-pariwisata untuk mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan bangunan Hotel Resor di kawasan Pantai Sepanjang 1.7 Sistematika Penulisan 1.7.1 Bab I Pendahuluan Memaparkan latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, keaslian penulisan dan kerangka berfikir dari isi dan tema pembahasan. 1.7.2 Bab II Tinjauan Pustaka & Studi Kasus Tinjauan teoritis mengenai penjelasan prinsip-prinsip utama dalam persyaratan standar sebuah bangunan hotel resor untuk dipelajari dan diterapkan ke dalam 7
perencanaan dan perancangan hotel resor ini, serta penjelasan mengenai pendekatan yang digunakan pada perencanaan dan perancangan hotel resor di pantai sepanjang, yakni eko-pariwisata. Membahas dan mempelajari bangunan-bangunan hotel resor yang sudah ada sebelumnya yang memiliki konteks yang sama dengan hotel resor di kawasan Pantai Sepanjang. 1.7.3 Bab III Analisis tapak Analisis tapak terpilih, melihat potensi positif dan negatif sebagai dasar pemecahan masalah yang terdapat pada lokasi tersebut. 1.7.4 Bab IV Konsep Perencanaan dan Perancangan Mengolah data dan informasi yang diperoleh dari pencarian data untuk dianalisis dan diuraikan berdasarkan berbagai tinjauan yang telah dilakukan untuk membuat pendekatan konsep perencanaan dan perancangan Hotel Resor di kawasan Pantai Sepanjang dengan pendekatan arsitektur kontekstual. Pendekatan konsep dilanjutkan dengan konsep rancangan dari lokasi terpilih, tapak bangunan, tata ruang dalam, sirkulasi, bentuk dan penampilan bangunan, struktur dan bahan bangunan, serta sistem utilitas yang dipakai. 8
1.8 Keaslian Penulisan Dari Judul-judul sebelumnya, memang ditemukan untuk perancangan fungsi yang sama, namun tidak ditemukan untuk judul dan penekanan yang sama. Beberapa judul yang ditemukan antara lain: a. Sarasati, Nadia. 2010. Resor di Pantai Wediombo dengan Pendekatan Nilai-Nilai Lokal Budaya Jawa : Perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada b. Yanwar, Fredi. 2011. Hotel Resor di Kawasan Ratu Boko : Perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada c. Zagi, Nur Zahrotunnisaa. 2013. Spa Resort Hotel di Desa Losari, Magelang Pendekatan Eko-arsitektur : Perpustakaan Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Universitas Gadjah Mada d. Murdhanti, Arista Dwi. 2011. Hotel Resor di Pantai Siung Gunungkidul : e-journal Universitas Atmajaya 9
1.9 Kerangka berpikir 10