BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda baru 2030 yang meliputi 17 tujuan pembangunan berkelanjutan dengan 169 kelompok sasaran yang terintegrasi dan tak terpisahkan satu sama lain. Indonesia memiliki 119 target yang sesuai dengan 169 target SDGs, Pada pilar sosial salah satu target Indonesia untuk menurunkan angka kematian bayi 24/1.000 kelahiran, dan angka kematian ibu 306/100.000 kelahiran. Kesehatan merupakan hak asasi manusia (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU kesehatan No. 36 tahun 2010) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan dan ditingkatkan oleh setiap individu dan seluruh komponen bangsa agar masyarakat dapat menikmati hidup sehat, pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk. Agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Salah satu indikator derajat kesehatan adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Semakin tinggi AKI disuatu negara, maka dapat dipastikan bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk. Begitu juga sebaliknya, jika AKI disuatu negara rendah maka dearjat kesehatan di negara tersebut baik (Departemen Kesehatan RI, 2011). Kematian dan kesakitan ibu masih merupakan masalah kesehatan yang serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka kematian 1
2 ibu di negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Menurut Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan, AKI di Provinsi Kalimantan Selatan masih cukup tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan rekapitulasi jumlah AKI pada tahun 2011 tercatat sebanyak 91 orang (Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan, 2014). Angka kematian ibu menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Tingginya angka kematian ibu dan lambatnya penurunan angka ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak mendesak untuk ditingkatkan. Perdarahan postpartum merupakan perdarahan yang terjadi karena hilangnya darah sebanyak 500 ml atau lebih dari organ-organ reproduksi setelah selesainya kala dua persalinan. Perdarahan postpartum merupakan salah satu penyebab langsung kematian ibu dan menempati presentase tertinggi sebesar 28%. Di berbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10-60% (WHO, 2010). Perdarahan postpartum pada 24 jam pertama menyebabkan kematian ibu sebesar 45%, 68-73% dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 82-88% dalam dua minggu setelah bayi lahir (Prawirohardjo, 2010). Beberapa faktor perdarahan postpartum antara lain perdarahan dari tempat implantasi plasenta yang terdiri dari hipotoni akibat anestesi, distensi
3 berlebihan, atonia uteri, multiparitas, dan sisa plasenta. Perdarahan postpartum juga disebabkan oleh faktor robekan jalan lahir, ruptura uteri, preeklampsia, kasus trombofilia, solusio plasenta, kematian janin dalam kandungan dan emboli air ketuban (Astuti, Mifbakhuddin dan Meikawati, 2014). Berikut adalah beberapa karakteristik ibu bersalin yang dapat mempengaruhi perdarahan postpartum yaitu usia, paritas, pendidikan, jarak antar kelahiran, dan anemia. Adapun karakteristik usia, yaitu usia yang lebih dari 35 tahun dan usia yang kurang dari 20 tahun beresiko terjadinya komplikasi pada kehamilan dan persalinan, yang akan menyebabkan perdarahan karena atonia uteri. Hal ini dikarenakan pada usia dibawah 20 tahun fungsi reproduksi wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan diatas 35 tahun fungsi reproduksi wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan akan lebih besar (Cunningham, 2006). Karakteristik lain yang mendukung adalah paritas, karena uterus yang telah melahirkan banyak anak cenderung bekerja tidak efisien dalam semua kala persalinan (Cunningham, 2006). Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang hidup (Saifuddin, 2011). Pada paritas 1 dapat menyebabkan ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan, sedangkan pada paritas lebih dari 3 uterus semakin lemah sehingga besar resiko komplikasi persalinan (Wiknjosastro, 2008). Data studi pendahuluan yang dilaksanakan di RS. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada tanggal 26 November 2016 sampai tanggal 1 Desember 2016 didapatkan jumlah perdarahan postpartum sebanyak 43 kasus pada periode bulan Januari sampai dengan Oktober 2016. Berdasarkan uraian data
4 diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran karakteristik ibu yang mengalami perdarahan postpartum di ruang Nifas RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana gambaran karakteristik ibu yang mengalami perdarahan 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui bagaimana gambaran karakteristik ibu yang mengalami perdarahan 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Mengidentifikasi usia yang mengalami perdarahan 1.3.2.2 Mengidentifikasi paritas yang mengalami perdarahan 1.3.2.3 Mengidentifikasi pendidikan yang mengalami perdarahan 1.3.2.4 Mengidentifikasi jarak persalinan yang mengalami perdarahan 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :
5 1.4.1 Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan penambah pengetahuan tentang perdarahan postpartum. 1.4.2 Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi kepada masyarakat tentang karakteristik ibu yang mengalami perdarahan postpartum. 1.4.3 Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.5 Penelitian Terkait Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini adalah: 1.5.1 Jamiatul Huda, 2010. Hubungan pendidikan dan umur ibu dengan kejadian perdarahan Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel independennya. Di penelitian yang sudah dilakukan variabel independennya yaitu pendidikan dan umur, sedangkan di penelitian yang akan dilakukan variabel independennya yaitu usia, paritas, pendidikan, dan jarak persalinan. 1.5.2 Ramadani Tri Supanto, 2014. Faktor - faktor yang berhubungan dengan perdarahan postpartum di Ruang VK. Bersalin RSUD Ulin Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah variabel independennya. Di penelitian yang sudah dilakukan variabel independennya yaitu paritas, retensio plasenta, bayi besar, dan usia, sedangkan di penelitian yang akan dilakukan variabel independennya yaitu usia, paritas, pendidikan, dan jarak persalinan. Adapun perbedaan lain yaitu penelitian diatas dengan penelitian ini adalah perbedaan waktu dan tempat penelitian.