Kandungan Timbal Pada Air dan Padi di Daerah Industri Leuwigajah Cimahi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. air yang cukup. Bagi manusia, kebutuhan akan air ini amat mutlak, karena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan pinggir jalan adalah salah satu contoh bahan yang beresiko

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

I. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

EVALUASI KANDUNGAN Pb DAN Cd DALAM AIR SUNGAI BENGAWAN SOLO DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI JURUG SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang semakin meningkat membawa dampak positif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

PENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran pada tanah oleh logam berat merupakan salah satu persoalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

mendirikan pabrik bertujuan untuk membantu kemudahan manusia. Namun, hal

BAB I PENDAHULUAN. maupun gas dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan

BAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan oleh Timah Hitam (Pb) yang ditimbulkan dari asap kendaraan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perindustrian kini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Sukarno Putra, 2013

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

I. PENDAHULUAN. manusia, akan tetapi pembangunan di bidang industri ini juga memberikan. berat dalam proses produksinya (Palar, 1994).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. dijual kembali (Godam, 2008). Produk Konsumen menjadi kebutuhan sehari hari bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

Oleh: ANA KUSUMAWATI

I. PENDAHULUAN. melebihi ambang batas normal (Widowati dkk, 2008). aktivitas manusia atau proses alam. Pencemaran terjadi karena adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran lingkungan perairan yang disebabkan oleh logam-logam berat

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hampir semua orang mengenal alpukat karena buah ini dapat ditemukan

bio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah suatu peristiwa masuknya atau

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

EVALUASI KADAR CEMARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Garis-garis Besar Haluan Negara menetapkan bahwa. pembangunan tidak hanya mengejar kemakmuran lahiriah

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat merupakan masalah yang serius terhadap kondisi

Lampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis)

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA IKAN KAKAP MERAH

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan yang sangat terasa akibat dari maraknya

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

BAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media

Transkripsi:

Kandungan Timbal Pada Air dan Padi di Daerah Industri Leuwigajah Cimahi Perdina Nursidika 1, Ganthina Sugihartina 2, Eko Nugroho Susanto 3, Widi Agustina 4 1 Prodi Analis Kesehatan, Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi 2 Jurusan Farmasi, Politeknik Kesehatan Bandung 3 Laboratorium Pramita Kelapa Gading Jakarta 4 Laboratorium Klinik Kartini Bandung * Email: Perdina@analis-ayani.ac.id ABSTRAK Pencemaran lingkungan selalu menjadi masalah besar bagi masyarakat dunia karena menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup di dalam ekosistem. Dewasa ini yang sering menjadi masalah pencemaran lingkungan adalah limbah industri yang di buang ke lingkungan, baik berupa limbah cair, gas dan padat yang dapat mencemari tanah, udara, air dan makanan. Limbah industri merupakan buangan atau bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi industri. Limbah cair industri yang dibuang ke badan air (perairan), biasanya mengandung logam berat seperti Cr, Cd, Hg dan Pb dengan kadar tertentu. Apabila kadar logam pencemar tersebut dibiarkan terus bertambah di dalam lingkungan maka akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan. Timbal (Pb) adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi di udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, mata, dan pariental. Termakannya senyawa timbal dalam konsentrasi tinggi mengakibatkan gejala keracunan timbal seperti iritasi gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut, muntah, sakit perut, dan diare.menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bandung tahun 2000 sawah yang tercemar limbah pabrik mencapai 395 hektar. Di area industri wilayah Kota Cimahi beberapa industri menggunakan logam seperti timbal sebagai bahan baku, antara lain pada pabrik cat dan pabrik logam. Untuk identifikasi senyawa logam berat pad air dan sawah, sampel diambil dari sawah yang berdampingan dengan selokan tempat pembuangan limbah industri yang dibatasi dengan menggunakan jalan tanah setapak. Penelitian dilakukan pada Bulan September 2013, di Laboratorium Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi dan Laboratorium Instrumentasi terapan Poltekes Bandung. Hasil analisis menunjukkan bahwa beras dari lahan yang tercemar mengandung kadmium 1,56 mg/kg dan timbal 0,66 mg/kg. Kata Kunci : Pencemaran, logam berat, limbah, padi 13

A. PENDAHULUAN Pencemaran lingkungan selalu menjadi masalah besar bagi masyarakat dunia karena menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup di dalam ekosistem dunia. Dewasa ini yang sering menjadi masalah pencemaran lingkungan adalah limbah industri yang di buang ke lingkungan, baik berupa limbah cair, gas dan padat yang dapat mencemari tanah, udara, air dan makanan. Limbah industri merupakan buangan atau bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi industri. Limbah adalah sisa hasil proses produksi yang dapat berbentuk padat, cair maupun gas dan sudah tidak dimanfaatkan lagi karena tidak memiliki nilai ekonomis. Setiap limbah yang dihasilkan perlu dikelola secara baik berdasarkan karakteristiknya agar dapat menurunkan kualitas bahan pencemar yang terkandung di dalamnya sehingga aman dibuang ke lingkungan (Safitri dkk., 2011). Salah satu kegiatan yang menghasilkan limbah adalah kegiatan industri. Secara umum, karakteristik limbah cair dari industri mengandung bahan organik yang tinggi, bahan tersuspensi, lemak dan volume limbah yang besar. Limbah cair ini memiliki kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand) yang tinggi, berbau, minyak, lemak dan protein (Naibaho,1996). Limbah cair industri yang dibuang ke badan air (perairan), biasanya mengandung logam berat seperti Cr, Cd, Hg dan Pb dengan kadar tertentu. Apabila kadar logam pencemar tersebut dibiarkan terus bertambah di dalam lingkungan maka akan memberikan dampak negatif bagi kehidupan. Timbal (Pb) adalah logam yang bersifat toksik terhadap manusia, yang bisa berasal dari tindakan mengonsumsi makanan, minuman, atau melalui inhalasi di udara, debu yang tercemar Pb, kontak lewat kulit, mata, dan pariental. Termakannya senyawa timbal dalam konsentrasi tinggi mengakibatkan gejala keracunan timbal seperti iritasi gastrointestinal akut, rasa logam pada mulut, muntah, sakit perut, dan diare. Pencemaran logam berat cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya proses industrialisasi. Pencemaran logam berat dalam lingkungan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan baik pada manusia, hewan, tanaman, maupun lingkungan. Terdapat 80 jenis logam berat dari 109 unsur kimia di muka bumi ini. Logam berat non esensial yaitu logam berat yang keberadaannya dalam tubuh bersifat toksik seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain lain. Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia, 14

tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi, bersifat mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia maupun hewan. Kegiatan manusia yang dapat menambah polutan bagi lingkungan berupa kegiatan industri, petambangan, pembakaran bahan bakar, serta kegiatan domestik lain yang mampu meningkatkan kandungan logam di lingkungan air, udara dan tanah. Pencemaran logam di darat, yakni di tanah, selanjutnya akan mencemari bahan pangan, baik yang berasal dari tanaman atau hewan yang akhirnya di konsumsi oleh manusia (Widowati, 2008). Menurut data Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bandung tahun 2000 sawah yang tercemar limbah pabrik mencapai 395 hektar. Hasil analisis menunjukkan bahwa beras dari lahan yang tercemar mengandung kadmium 1,56 mg/kg dan timbal 0,66 mg/kg. Batas maksimum cemaran timbal (Pb) dalam pangan yang telah ditentukan oleh Standar Nasional Indonesia pada SNI 7387-2009 untuk serealia dan produk serealia yang merupakan produk turunan dari serealia, akar dan umbi, kacang dan empelur (bagian dalam batang tanaman) adalah 0,3 mg/kg. Di area industri wilayah Kota Cimahi beberapa industri menggunakan logam seperti timbal sebagai bahan baku, antara lain pada pabrik cat dan pabrik logam. Di sekitar wilayah industri Cimahi tersebut terdapat sawah yang berdampingan dengan selokan tempat pembuangan limbah industri yang dibatasi dengan menggunakan jalan tanah setapak. Limbah tersebut terkadang masuk ke area persawahan karena tanggul yang tidak kokoh sehingga menyebabkan perembesan, yang tidak menutup kemungkinan logam berat pada limbah dapat terakumulasi oleh padi di sawah tersebut dan mengurangi kualitas padi tersebut juga dapat menimbulkan efek negatif bagi konsumen yang mengkonsumsi beras yang berasal dari sawah tersebut. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dan dilakukan dengan 3 tahap penelitian, yaitu: 1. Pemilihan sampel 2. Destruksi sampel untuk menghilangkan senyawa organik 3. Identifikasi menggunakan AAS. 15

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pemilihan Sampel 2. Pengambilan Sampel Sampel didapat darisawah di sekitar kawasan Jalan Industri II Cimahi. Sawah berbatasan langsung dengan selokan tempat pembuangan limbah pabrik yang hanya dibatasi oleh jalan setapak (galur tanah). Melihat keadaan limbah dan lokasi selokan industri tersebut dikhawatirkan daerah sekitar industri khususnya pesawahan tercemar oleh logam berbahaya, salah satunya logam timbal (Pb) yang merupakan bahan pembuatan cat dan bahan pembuatan mesin logam. Untuk mengetahui kadar timbal tersebut dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Gambar 1 Denah Pengambilan Sampel 1. Penentuan Kurva Standar Timbal Penentuan kurva standar Pb dilakukan dengan mengukur standar Pb dengan konsentrasi, seperti yang tercantum pada tabel 4.1, Tabel 4.1. Konsentrasi standar timbal (Pb) Konsentrasi (ng/ml) Absorban 20 0,0002 40 0,0009 60 0,0015 80 0,0020 100 0,0025 120 0,0031 140 0,0035 16

Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Standar Pb 2. Pengukuran Kadar Sampel a. Kadar Timbal dalam Air di Daerah Leuwigajah Sampel diambil dari selokan di sekitar pabrik di daerah Leuwigajah Cimahi. Selokan ini mengalir ke sungai dan berbatasan langsung dengan sawah yang hanya dibatasi oleh jalan setapak, (galur tanah), pembuangan limbah dari industri tersebut berwarna hitam kemerahan dan bersuhu 39ºC, warna dan suhu tersebut tidak sesuai dengan indikator air bersih yang disyaratkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Penetapan kadar timbal (Pb) pada air sawah dan air selokan sekitar industri cat di Jalan Industri II Cimahi dengan teknik Spektrofotometri Serapan Atom, didapat rerata kadar timbal hasil penelitian. Tabel 1 Kadar senyawa timbal pada air sawah dan air selokan Kode sampel Rata rata (ppm) Air Selokan Pagi 0.0345 Air Selokan Sore 0.1132 Air Sawah Pagi 0.0788 Air Sawah Sore 0.0327 b. Kadar Timbal dalam Padi di Daerah Leuwigajah Penetapan kadar timbal (Pb) pada padi di sawah sekitar kawasan Jalan Industri II Cimahi dengan teknik Spektrofotometri Serapan Atom, 17

dihitung menggunakan persamaan standar dan didapat hasil yang dapat dilihat pada lampiran 7, serta rerata kadar timbal hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2. Hasil kadar kemudian dibandingkan dengan batas maksimum cemaran serealia sesuai dengan SNI 7387 tahun 2009 yaitu sebesar 0,3 mg/kg. Tabel 2 Kadar senyawa timbal pada padi petak satu Kode Sampel Kadar Sampel (ppm) Kanan depan 0,29 Kiri depan 0,34 Tengah 0,37 Kanan belakang 0,47 Kiri belakang 0,28 Rata-rata 0,35 Tabel 3 Kadar senyawa timbal pada padi petak dua Kode Sampel Kadar Sampel (ppm) Kanan depan 0,10 Kiri depan 0,14 Tengah 0,14 Kanan belakang 0,16 Kiri belakang 0,26 Rata-rata 0,16 Penentuan kadar timbal dalam air selokan di daerah Leuwigajah diambil dari titik pengambilan sampel air selokan sepanjang lebih kurang 30 m 2 yang diambil dari lima titik tiap enam meter, dan air sawah dengan luas lebih kurang 200 m 2 yang diambil dari lima titik, yaitu empat titik ujung dan satu titik tengah. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari lebih kurang pukul 05.00 wib serta pada sore hari lebih kurang pukul 17.00 wib, pada pagi hari sampel diambil sebelum industri berproduksi sedangkan pada sore hari sampel diambil setelah industri berproduksi dan menghasilkan limbah yang mengalir di sekitar selokan dan merembes ke area pesawahan. Proses perembesan ini terjadi selama malam hari, hal ini terlihat dari hasil analisis kadar timbal pada air sawah pagi hari yang lebih tinggi dari pada kadar timbal air sawah pada sore hari. Hasil kadar timbal air sawah didapat pada sore hari yaitu 0.0327 ppm serta kadar timbal air sawah pada pagi hari yaitu 0.0788 ppm, kadar timbal pada air sawah pagi hari berada di atas nilai ambang maksimal timbal (Pb) sedangkan pada air sawah sore hari masih berada di bawah nilai ambang maksimal timbal (Pb). Hal ini membuktikan bahwa ada 18

aktivitas senyawa timbal di industri dilihat dari proses penyerapan air pada sawah kadar timbal pada pagi hari lebih besar daripada sore hari. Kadar limbah pada air di daerah Leuwigajah bervariasi. untuk kualitas air selokan yang merupakan aliran limbah industri didapat hasil kadar timbal air selokan pada sore hari yaitu 0,1132 ppm serta kadar timbal air selokan pada pagi hari yaitu 0,0345 ppm. kadar timbal pada air selokan pagi dan sore hari masih berada di bawah nilai ambang akan tetapi pada air selokan tersebut membuktikan adanya aktivitas senyawa timbal di industri tersebut, dilihat terjadinya perubahan kadar 5x lipat dari kadar timbal pada pagi hari ke sore hari tetapi itu masih berada dibawah nilai ambang maksimal, dimana nilai ambang maksimal timbal (Pb) menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup, no.3/men.lh/2010 yaitu 1 mg/l atau 1 ppm. Untuk penentuan kadar timbal dalam padi titik pengambilan sampel padi dari sawah seluas lebih kurang 200 m 2 yang diambil dari dua petak masing-masing lima titik, yaitu empat titik ujung dan satu titik tengah, yang dijadikan sampel titik tersebut merupakan titik-titik yang dapat mewakili kadar timbal sebenarnya pada padi tersebut. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada saat padi siap untuk dipanen, sehari sebelum dipanen. Siap dipanen karena pada saat itu padi kemudian akan diproses menjadi beras dan kemudian dapat dikonsumsi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, didapat hasil bahwa kadar air pada sawah tersebut mengandung timbal yang melebihi batas maksimum cemaran pada pagi hari. Sehingga menyebabkan terjadinya proses akumulasi dan absorbsi logam timbal oleh padi yang berasal dari limbah yang mencemari air sawah, hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya kadar timbal yang tinggi pada padi yang berasal dari sawah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan padi di daerah pabrik cat dan pabrik mesin logam di sekitar Jalan Industri II Cimahi tercemar timbal. Pencemaran logam termasuk timbal pada padi dapat terjadi karena unsur hara akan diserap secara difusi jika konsentrasi diluar sitosol (pada dinding sel atau larutan tanah) lebih tinggi daripada konsentrasi di dalam sitosol. Setelah berada pada permukaan akar (kontak dengan akar) timbal tersebut dapat diserap tanaman. Hasil analisis sampel dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom didapat hasil yang bervariasi, pada padi petak satu didapat 19

hasil tertinggi adalah pada titik kanan belakang yaitu sebesar 0,47 ppm, pada titik ini limbah industri mengalir pada perbatasan sawah dan mengalir menuju arah kanan belakang karena tanah tersebut berada pada posisi tanah yang lebih rendah. Kadar tinggi pada sampel beras dapat terjadi karena limbah industri yang mengandung timbal tergenang di titik ini. Sedangkan kadar terendah yaitu pada titik kiri belakang yaitu sebesar 0,28 ppm, hal ini dikarenakan posisi tanah yang lebih tinggi dari pada titik yang lain. Kondisi seperti ini menyebabkan air limbah tidak tergenang seperti pada titik kanan belakang. Pada petak ke dua, hasil tertinggi didapat pada titik kiri belakang dan kanan belakang hal ini dikarenakan letak titik tersebut berada pada posisi paling dekat dengan pipa tempat pembuangan limbah industri yang berasal dari pabrik di sebrang sawah tersebut. Kadar terendah yaitu pada titik kanan depan, karena letaknya yang cukup jauh dari sumber pembuangan limbah industri sehingga air sawah tersebut tidak tercemari seperti pada titik yang lain. Hasil rerata kadar timbal pada padi sawah petak satu yaitu 0,35 ppm serta hasil rerata kadar timbal pada padi sawah petak dua yaitu 0,16 ppm, kadar timbal pada padi sawah petak satu berada di atas batas maksimum cemaran timbal (Pb) sedangkan pada padi sawah petak dua masih berada di bawah batas maksimum cemaran timbal (Pb), itu membuktikan bahwa penyerapan logam berat timbal pada padi petak satu lebih tinggi dari pada kadar logam timbal pada padi petak dua karena sawah petak satu berbatasan langsung dengan selokan tempat pembuangan limbah sisa produksi yang sebagian airnya mengalir ke area pesawahan, dimana batas maksimum cemaran timbal (Pb) menurut Standar Nasional Indonesia, nomor: 7387/2009 tentang batas maksimum cemaran timbal dalam pangan khususnya serealia dan produk serealia yaitu 0,3 mg/kg. Kandungan timbal (Pb) tinggi di dalam beras dapat berbahaya karena jika beras yang mengandung timbal (Pb) tinggi dikonsumsi setiap hari maka akan menyebabkan akumulasi timbal (Pb) dalam tubuh yang dapat mengakibatkan anemia, hipertensi, dan kerusakan serius pada ginjal, paru-paru dan tulang. Keracunan makanan yang mengandung timbal (Pb) tinggi mengakibatkan kematian pada 200 orang anak di Zamfara Nigeria pada tahun 2012 (Anonimous, 2010, Nigeria lead poisoning: MSF urges goverment to do more, www.bbc.co.uk/news/world-africa-1803001, diperoleh tanggal 12 Juli 2012). 20

D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Kandungan logam berat timbal pada air dan beras di daerah Leuwigajah Cimahi bervariasi dan tidak memenuhi syarat Standar Nasional Indonesia 2. Saran Hasil penelitian dapat dilanjutkan dengan mencari metode alternative untuk penanganan limbah logam berat di Leuwigajah Cimahi. 21

DAFTAR PUSTAKA Hardiani. (2009). Potensi Tanaman dalam Mengakumulasi Logam Cu pada Media Tanah Terkontaminasi Limbah Padat Industri Kertas. BS, 44(1), 29. Khaniki, G.R.J. & Zazoli, M.A. (2005). Cadmium and Lead Contents in Rice (Oryza sativa) in the North of Iran. International Jaournal Of Agriculture & Biology, 07(6), 1560-8530. Lakitan, B. (2011). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Pers. Standar Nasional Indonesia, (2009), Cara Uji Timbal (Pb) Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-Nyala, Bagian 8, Jakarta: BSN Naibaho, P.M. 1996. Tekhnologi pengolahan Kelap Sawit. Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Sondari, N. (2005). Pertumbuhan, Kadar Logam Berat Pb, dan Hasil Padi Gogo (Oryza sativa L.) Akibat Pemberian Kombinasi Limbah Batubara Bottom Ash dan Bokashi Bottom Ash. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, 9(2), 88-94. Widowati, W. (2008). Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggualangan Pencemaran. Yogyakarta: Andi. 22