BAB I PENDAHULUAN. wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB II DESKRIPSI MUSEUM GUNUNG API MERAPI (MGM)

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta dan banyak memiliki potensi wisata walaupun semua

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah, sektor pariwisata memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata merupakan industri yang banyak dikembangkan di negaranegara

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pariwisata sudah menjadi salah satu industri pelayanan dan jasa yang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 42 SERI D

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

-1- BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya melalui industri pariwisata. Sebagai negara kepulauan,

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

2015 PERANAN MEDIA VISUAL TERHADAP DAYA TARIK WISATA DI MUSEUM GEOLOGI BANDUNG

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. umumnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masing-masing individu.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I LATAR BELAKANG

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan wisata saat ini sedang menjadi gaya hidup (lifestyle) di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. Ciwidey, daerah ini kaya akan pemandangan alam dan mempunyai udara yang

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu subsektor yang potensial dalam

B A B 5 PROGRAM. BAB 5 Program Program SKPD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan Sumber Daya Alam (SDA) yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Permasalahan. Dewasa ini, manajemen kearsipan yang baik menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang

BUPATI MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG TANDA DAFTAR USAHA PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu. pariwisata dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN. Wisata merupakan kebutuhan hiburan untuk masyarakat yang cukup. penting untuk sedikit meregangkan pikiran setelah lelah bekerja dan

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peluang yang cukup prospektif untuk dikembangkan di sektor

PEMANFAATAN KAWASAN UMBUL TLATAR KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI BERDASARKAN PENDAPAT MASYARAKAT TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buatan dan peninggalan sejarah. Wilayah Kabupaten Sleman terdapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB 1 PENDAHULUAN. seni dan budaya yang dimiliki merupakan ciri kepribadian bangsa. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata bergerak dari tiga aktor utama, yaitu masyarakat (komunitas

TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui. Wiyasa, 1997 dalam Budisusetio, 2004).

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata di Kota Padang sangat penting dikarenakan Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PD. 2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Disparbud Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. Retribusi Daerah, dapat dilihat pada lampiran (4). Pemerintah Daerah diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. pasar bebas khususnya di bidang ekonomi, terlebih kepada negara yang semakin

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

RENCANA KERJA Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keadaan Museum di Indonesia

Halaman : 1 URUSAN PEMERINTAHAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Prov. Jatim ORGANISASI. Bertambah/(Berkurang) DASAR HUKUM KODE REKENING

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial. Pariwisata telah menjadi industri yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Sleman adalah salah satu Kabupaten yang menjadi bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten ini merupakan kabupaten terbesar di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas mencapai 574,82 km². Kabupaten Sleman memiliki berbagai daya tarik wisata yang beragam jenisnya mulai dari wisata budaya, wisata museum, wisata alam, wisata kuliner, dan berbagai jenis wisata lainnya. Salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Sleman berada di kawasan Kaliurang, yang merupakan bagian dari lereng gunung Merapi. Berbagai objek terdapat di kawasan ini, seperti : Telaga Putri, Taman Rekreasi Kaliurang, beberapa gua peninggalan Jepang, Museum Ullen Sentalu, dan Museum Gunungapi Merapi, yang merupakan pokok bahasan dalam Tugas Akhir ini. Museum Gunungapi Merapi merupakan sebuah museum yang berada di kawasan Kaliurang, tepatnya berada di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Museum ini berisi berbagai koleksi yang berkaitan dengan kegunungapian di Indonesia maupun dunia, khususnya Gunung Merapi. Pembangunan Museum Gunungapi Merapi diprakarsai oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman (Pemda 1

Kab.Sleman). Dilihat dari fungsi museum ini sebagai salah satu Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Kabupaten Sleman, pihak yang paling berperan dalam pengelolaan dan pengemban gan museum ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman (Disbudpar Kab.Sleman). Pada tugas akhir kali ini penulis ingin memaparkan tentang peranan Disbudpar Kab.Sleman dalam upaya pengelolaan dan pengembangan Museum Gunungapi Merapi. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang hal tersebut, penulis memberikan judul tulisannya yaitu : Peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam Pengelolan dan Pengembangan Museum Gunungapi Merapi. B. Ruang Lingkup Penelitian ini memliki ruang lingkup agar penulis mendapatkan hasil yang lebih maksimal selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKM) di Disbudpar Kab.Sleman yang ditempatkan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Gunungapi Merapi selama satu bulan, dan ditempatkan di sub-bagian Pengembangan Pariwisata selama dua bulan, agar tidak terjadi perluasan dan keluar dari tema yang ditentukan, maka pembatasan dalam penelitian ini yaitu M useum Gunungapi Merapi (MGM), Peranan Disbudpar Kab.Sleman, serta upaya pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan. 2

C. Rumusan Masalah Dalam kegiatan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peranan dari pemerintah daerah dalam hal ini dikhususkan kepada peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam Pengelolaan dan Pengembangan Museum Gunungapi Merapi, penulis memiliki pertanyaan sebagai titik tolak pembahasan menulis. Pertanyaan tersebut sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi perkembangan Museum Gunungapi Merapi sejak awal dibuka, hingga saat ini? 2. Bagaimana peranan Disbudpar Kab.Sleman dalam pengelolaan Museum Gunungapi Merapi? 3. Bagaimana peranan Disbudpar Kab.Sleman dalam pengembangan Museum Gunungapi Merapi? D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui kondisi perkembangan Museum Gunungapi Merapi dari awal dibuka hingga saat ini. 2. Mengetahui seberapa jauh peran andil Disbudpar Kab.Sleman dalam pengelolaan Museum Gunungapi Merapi. 3. Mengetahui seberapa jauh peran andil Disbudpar Kab.Sleman dalam pengembangan Museum Gunungapi Merapi. 3

E. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis 1. Sebagai referensi untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Museum Gunungapi Merapi yang merupakan salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Sleman. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pariwisata pada umumnya. b. Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak Dinbudpar Kab.Sleman dalam mengelola dan mengembangkan potensi wisata yang ada di Kab.Sleman. F. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa bahan acuan dari beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan, antara lain : Pertama, dalam Tugas Akhir yang ditulis oleh Yekti Andini yang berjudul Pengelolaan Obyek Wisata Tlatar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayan Kabupaten Boyolali. Dalam tugas akhir tersebut disimpulkan bahwa bentuk Pengelolaan Obyek Wisata Tlatar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : 4

1. Pembenahan Fisik Pembenahan fisik terdiri dari pembangunan maupun pengembangan sarana dan prasarana, serta fasilitas pendukung lainnya di Obyek Wisata Tlatar. Pembangunan tersebut meliputi pembangunan kolam pemandian, pembangunan sarana pengembangan atlet renang, pengembangan area olahraga woodball, pengembangan fasilitas seni dan penyediaan fasilitas spa ikan. 2. Peningkatan Kinerja Selain pembenahan secara fisik, di obyek wisata Tlatar juga mementingkan peningkatan kinerja bagi para petugas, atau pegawainya. Dengan adanya peningkatan kinerja diharapkan seluruh petugas atau pegawainya dapat mendukung dalam pengembangan kualitas Obyek Wisata Tlatar (Yekti Andriani, 2009). Kedua, dalam Skripsi yang ditulis oleh Murdiyanto yang berjudul Upaya Pemerintah Kota Singkawang dalam Mengembangkan Obyek Wisata. Dalam skripsi ini disebutkan bahwa Kawasan Obyek Wisata di Kota Singkawang merupakan obyek wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai daerah kunjungan wisata. Pengembangan daerah kepariwisataan di kawasan obyek ini ternyata banyak membawa dampak positif lebih besar daripada dampak negatifnya, diantaranya a dalah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, memberi peluang kesempatan kerja bagi masyarakat, dan pendapatan retribusi. 5

Upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Singkawang dalam pengembangan obyek wisata di Kota Singkawang meliputi : a. Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta b. Melakukan pengamanan dan pemeliharaan terhadap kawasan obyek wisata, dan memberdayakan masyarakat sekitar untuk berperan dalam kegiatan kepariwisataan. c. Menganalisa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam kegiatan pengembangan yang dilakukan (Murdiyanto, 2007). Dari penelitian-penelitian terdahulu, dapat terlihat bahwa penelitian dengan judul Peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam Pengelolaan dan Pengembangan Museum Gunungapi Merapi belum pernah dikerjakan oleh siapapun. G. Landasan Teori Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. (Undang-Undang Republik Indonesia nom or 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan). Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik 6

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. (Undang-Undang Republik Indonesia nom or 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan). Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan). Menurut Undang-Undang No.10/2009 Bab VIII tentang Kewenangan Pemerintah da n Pemerintah Daerah, Pemerintah berwenang : 1. Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional 2. Mengoordinasikan pembangunan kepariwisataan lintas sektor dan lintas provinsi 3. Menyelenggarakan kerja sama internasional di bidang kepariwisataan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 4. Menetapkan daya tarik wisata nasional 5. Menetapkan destinasi pariwisata nasional 6. Menetapkan norma, standar, pedoman, prosedur, kriteria, dan sistem pengawasan dalam penyelenggaraan kepariwisatan 7. Mengembangkan kebijakan pengembangan sumber daya manusia di bidang kepariwisataan 8. Memelihara, mengembangkan, dan melestarikan aset nasional yang menjadi daya tarik wisata dan aset potensial yang belum tergali 7

9. Melakukan dan menfasilitasi promosi pariwisata nasional 10. Memberikan kemudahan yang mendukung kunjungan wisatawan dini yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan wisatawan 11. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan potensi wisata yang dimiliki masyarakat 12. Mengawasi, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan kepariwisataan, dan 13. Mengalokasikan anggaran kepariwisataan 14. Memberikan informasi dan/atau peringatan (Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan) Menurut Wikitionary, Pengelolaan adalah proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggunakan tenaga orang lain. Pengelolaan berarti menyelenggarakan, mengelola berarti mengurus perusahaan atau pemerintah. (http://id.wiktionary.org/wiki/pengelolaan ) Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan. (http://developmentcountry.blogspot.com/2009/12/definisipengembangan.html) Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Daya Tarik W isata mampu menunjang kegiatan pariwisata (dapat mendatangkan wisatawan), jika dikelola dan dikembangkan dengan baik, sesuai dengan kebijakan 8

yang diberikan oleh pemangku kepentingan (stakeholder). Dalam tugas akhir ini, stakeholder yang dimaksud adalah Disbudpar Kab.Sleman yang mengelola dan mengembangkan Museum Gunungapi Merapi. H. Metode Penelitian a. Bahan / Materi Penelitian Agar data yang diperoleh untuk penelitian ini lengkap, maka penulis menetapkan bahan/materi Penelitian yang menjadi sumber data dari penelitian ini. Bahan/materi tersebut meliputi : Data yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak yang terkait dengan Peranan Disbudpar Kab.Sleman terhadap Pengelolaan dan Pengembangan Museum Gunungapi Merapi, dan data yang terkait dengan Perkembangan Museum Gunungapi Merapi. Selain itu, bahan/materi penelitian juga berasal dari data yang diperoleh dengan cara melakukan studi kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, jurnal maupun karya ilmiah orang lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dan juga merupakan data yang terkait dengan Gambaran Umum dari obyek yang diteliti, dalam hal ini terkait dengan Gambaran Umum Kabupaten Sleman, Gambaran Umum Disbudpar Kab.Sleman, serta Gambaran Umum Museum Gunungapi Merapi. Adapun waktu pengambilan data/waktu penelitian untuk Tugas Akhir ini dilakukan pada saat penulis menjalani Praktik Kerja Lapangan 9

(PKL) di Disbudpar Kab.Sleman selama tiga bulan, dimulai pada tanggal 3 Maret 2014 dan selesai pada tanggal 3 Juni 2014. b. Alat dan Bahan Untuk menunjang kegiatan penelitian agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih optimal, penulis memanfaatkan beberapa alat sebagai sarana penunjang, yaitu : 1. Kamera Kamera digunakan sebagai alat dokumentasi untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dari objek yang diteliti. Dengan adanya foto, gambaran dari obyek yang diteliti dapat dipaparkan lebih jelas dan komunikatif. 2. Alat Tulis Alat Tulis digunakan untuk mencatat hasil dari kegiatan wawancara, dan mencatat segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini. 3. Perekam Suara Alat perekam suara digunakan untuk merekam kegiatan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. Dengan adanya rekaman suara, dapat mempermudah dalam penulisan tugas akhir ini. 10

c. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research ) Metode penulisan data ini merupakan penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan dengan cara membaca dan mengumpulkan data dari referensi buku-buku ilm iah yang didapat dari perpustakaan, buku tentang pariwisata, dan hal yang berkaitan selama kuliah, brosur, koran, majalah, buku report dan internet yang berhubungan dengan pembahasan yang dibicarakan. 2. Wawancara Metode yang digunakan penulis dengan melakukan wawancara tentang pengelolaan dan pengembangan Museum Gunungapi Merapi kepada pihak-pihak terkait, dalam hal ini dikhususkan kepada bagian Pengembangan Pariwisata di Disbudpar Kab.Sleman yang mempunyai peranan penting dalam pengelolaan dan pengembangan Museum Gunungapi Merapi 3. Observasi Lapangan Penulis langsung melakukan observasi/pengamatan sebagai mahasiswa Praktik Kerja Lapangan di Disbudpar Kab.Sleman yang belajar untuk mengetahui secara jelas dan nyata peranan Disbudpar Kab.Sleman dalam pengelolaan dan pengembangan Museum Gunungapi Merapi. 11

d. Analisis Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Dalam penelitian ini, data yang di deskripsikan atau digambarkan adalah data yang berkaitan dengan Peranan Disbudpar Kab.Sleman dalam Pengelolaan dan Pengembangan Museum Gunungapi Merapi. I. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri atas empat bab yang masing-masing dijabarkan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang penjelasan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penulisan tugas akhir dan sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM Bab ini berisi tentang gambaran umum dari objek yang diteliti, meliputi : Gambaran umum Kabupaten Sleman, Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, dan gambaran umum Museum Gunungapi Merapi. 12

BAB III : PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang peranan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam pengelolaan dan pengembangan Museum Gunungapi Merapi. BAB IV : PENUTUP Penutup yang berisi kesim pulan dan saran. LAMPIRAN Lampiran yang berisi mengenai lampiran data-data tambahan yang perlu ditampilkan untuk melengkapi data yang sudah ada. 13