SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS?

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur

I. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Wealth of Nation (Halwani & Tjiptoherijanto, 1993). Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

Materi Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional

Adapun penulis menyadari beberapa kekurangan dari penelitian ini yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian mendatang :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara sebagian anggota masyarakat internasional masuk dalam blokblok

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kerjasama perdagangan Indonesia dengan Thailand. AFTA, dimana Indonesia dengan Thailand telah menerapkan skema

PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade belakangan ini, perdagangan internasional telah

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendeklarasikan AEC sebagai tujuan integrasi ekonomi regional dalam kerangka

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dhiani Dyahjatmatmayanti, S.TP., M.B.A.

ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.

PEMASARAN INTERNASIONAL

: Determinan Intra-Industry Trade Komoditi Kosmetik Indonesia dengan Mitra Dagang Negara ASEAN-5 : I Putu Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan global merupakan aspek penting dalam perekonomian di setiap

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB. I PENDAHULUAN. akan mengembangkan pasar dan perdagangan, menyebabkan penurunan harga

ERD GANGAN INTERNA INTERN SIONA SION L

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

I. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan resiprokal antara dua mitra dagang atau lebih. RTA mencakup

BAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dilakukan negara untuk menjalin kerjasama perdagangan. Hal ini

PENDAHULUAN Latar Belakang

JURNAL ILMU EKONOMI & SOSIAL, VOL.VIII, NO. 2, OKTOBER 2017; p-issn: e-issn: SIAPKAH INDONESIA MENGHADAPI MEA?

MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL

EKONOMI INTERNASIONAL. Dr. M. Anang F., MM

BAB I PENDAHULUAN. anggota ASEAN pada ASEAN Summit di Singapura pada Juni Pertemuan tersebut mendeklarasikan pembentukan Asian Free Trade Area

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

Bab 5 PEREKONOMIAN TERBUKA

Makalah Perdagangan Internasional BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Poppy Ismalina, M.Ec.Dev., Ph.D., Konsultan ILO

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG BERPEGARUH TERHADAP PERDAGANGAN INDONESIA DENGAN CINA DALAM USAHA MERESPON PASAR BEBAS TAHUN 2020

Akumulasi logam mulia adalah esensial bagi kekayaan suatu bangsa. Kebijakan ekonomi: mendorong ekspor dan membatasi impor

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ASEAN sebagai organisasi regional, kerjasama ekonomi dijadikan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu yang mencakup banyak bidang atau multidimensi yang melewati batas-batas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan aspek yang sangat penting dalam. perekonomian setiap Negara di dunia. Tanpa adanya perdagangan

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

KINERJA PERDAGANGAN DAN DAMPAK FREE TRADE AREA (FTA) ASEAN PLUS THREE TERHADAP PEREKONOMIAN.INDONESIA AHMAD HERI FIRDAUS

ekonomi Sesi PERDAGANGAN INTERNASIONAL A. KONSEP DASAR a. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi, foreign direct investment, dan perdagangan internasional. Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

GAMBARAN UMUM EKONOMI INTERNASIONAL

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESEMPATAN KERJA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

SILABUS. : Perdagangan Pertanian Nomor Kode/SKS : ESL 314 / 3(3-0)2

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN NILAI TUKAR ASIAN CURRENCY UNIT (ACU) DI KAWASAN ASEAN+3 BAYU DARUSSALAM H TESIS

PEREKONOMIAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.

BAB II. Landasan Teori. 2.1 Integrasi Ekonomi Sebagai Tatanan Dalam Perdagangan International

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara bertujuan agar posisi ekonomi negara tersebut di pasar internasional

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: Institute Of Southeast Asian Studies

Kajian Kelayakan Pembentukan FTA Indonesia Mesir

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

2 masing-masing negara masih berhak untuk menentukan sendiri hambatan bagi negara non anggota. 1 Sebagai negara dalam kawasan Asia Tenggara tentunya p

ACFTA sebagai Tantangan Menuju Perekonomian yang Kompetitif Rabu, 07 April 2010

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di bentuk ialah meliputi integrasi perdagangan dan integrasi moneter. Ada

BAB VI. KESIMPULAN. integrasi ekonomi ASEAN menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: perdagangan di kawasan ASEAN dan negara anggotanya.

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Skema CEPT-AFTA Dalam Kerjasama Perdagangan

There are no translations available.

BAB I PENDAHULUAN. tekstil terutama bagi para pengusaha industri kecil dan menengah yang lebih mengalami

BAB I PENDAHULUAN. merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam

Strategi dan Kebijakan Investasi di Indonesia Selasa, 25 Maret 2008

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB VII Perdagangan Internasional

EKONOMI INTERNASIONAL

ii Ekonomi Internasional

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN CINA BAGI PEREKONOMIAN INDONESIA (Studi Kasus : Dampak pada Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia (TPT))

BAB IV PENUTUP. IV.1 Kesimpulan

Transkripsi:

SIAPA YANG DIUNTUNGKAN DALAM PERJANJIAN PERDAGANGAN BEBAS? Oleh: Ahmad Syariful Jamil, S.E., M.Si Calon Widyaiswara Ahli Pertama Belum selesai proses penarikan diri Inggris dari keanggotaan Uni Eropa, dunia tengah di ancam fenomena perang tarif yang dipicu oleh kebijakan pegenaan tarif impor baja dan aluminium oleh Amerika Serikat. Fenomena tren meninggalkan perjanjian perdagangan bebas tersebut memberikan suatu tanda tanya besar mengenai berbagai teori perdagangan bebas yang selama ini menyatakan bahwa suatu negara akan mencapai kemakmurannya apabila melakukan perdagangan secara bebas dengan negara lain. Lalu, bagaimanakah teori perdagangan menjawab fenomena yang sedang terjadi saat ini? Berdasarkan definisinya perdagangan internasional merupakan transaksi dagang antara subjek ekonomi negara dengan subjek negara yang lain. Subjek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara, perusahaan swasta dan perusahaan negara ataupun pemerintah yang dapat digambarkan dari neraca perdagangan satu negara. Menurut Salvatore (1998) menyatakan bahwa perdagangan merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu negara. Hal ini disebabkan dengan adanya perdagangan internasional, perekonomian akan meningkat dan tercipta hubungan atau kerjasama yang saling menguntungkan diantara negara yang melakukan perdagangan. Perdagangan internasional sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena dalam perdagangan internasional semua negara bersaing di pasar internasional. Oleh karena itu, suatu negara akan diuntungkan oleh adanya perdagangan internasional apabila subjek ekonomi dalam negara tersebut memiliki tingkat produktivitas yang relatif tinggi. Pada tingkat mikro, perdagangan internasional diharapkan mampu meningkatkan produktivitas melalui upaya pembukaan pasar baru yaitu pasar ekspor bagi subjek ekonomi di suatu negara. Adanya perdagangan tersebut akhirnya dapat mengarahkan subjek ekonomi tersebut semakin berspesialisasi dalam menghasilkan barang/ jasa secara efisien. Pada tingkat nasional, peningkatan produktivitas diharapkan dapat menambah kemampuan bersaing misalnya melalui transaksi perdagangan internasional yang akan meningkatkan pendapatan negara, pertumbuhan ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja. Terciptanya kondisi tersebut pada tingkat makro dinilai akan mampu meningkatkan kesejahteraan secara umum.

Berdasarkan berbagai keunggulan yang ditawarkan oleh perdagangan internasional tersebut membuat hampir seluruh negara di dunia telah melakukan upaya perdagangan internasional melalui perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement). Free Trade Zone/ Agreement merupakan bagian dari suatu inetegrasi ekonomi. Menurut Onkvisit (2007) definisi integrasi ekonomi secara umum adalah pencabutan (penghapusan) hambatanhambatan ekonomi diantara dua atau lebih perekonomian (negara). Secara operasional, didefinisikan sebagai pencabutan (penghapusan) diskriminasi dan penyatuan politik (kebijakan) seperti norma, peraturan, prosedur. Instrumennya meliputi bea masuk, pajak, mata uang, undang-undang, lembaga, standarisasi, dan keijakan ekonomi. Berdasarkan derajat integrasi ekonominya, integrasi ekonomi dapat dibedakan sebagai berikut (Salvatore 1998 dan Onkvisit 2004): 1. Preferential Trade Agreements Dalam perjanjian perdagangan bentuk ini, negara-negara yang bergabung akan mengurangi hambatan-hambatan perdagangan bagi sesama anggota saja. Sebaliknya negara anggota tersebut tetap memberlakukan hambatan perdagangan dengan anggota non anggota. Salah satu contohnya adalah British Commonwealth Preference Scheme yang dibentuk oleh United Kingdom (1932) bersama para anggota dan bekas anggota kerajaan Besar Inggris. 2.Free trade Area (FTA). Dua negara atau lebih dikatakan membentuk FTA apabila mereka sepakat untuk menghilangkan semua kewajiban impor atau hambatan-hambatan perdagangan baik dalam bentuk tarif maupun non tariff terhadap semua barang yang diperdagangkan diantara mereka; sedangkan terhadap negara-negara lain yang bukan merupakan anggota masih tetap diperlakukan menurut ketentuan di masing-masing negara. Setiap negara anggota bebas menentukan tarifnya terhadap arus perdagangan internasional dari negara-negara bukan anggota. Salah satu contohnya adalah ASEAN + China. 3. Customs Union (CU). Dua negara atau lebih dikatakan membentuk CU apabila mereka sepakat untuk menghilangkan semua kewajiban impor atau hambatan-hambatan perdagangan dalam bentuk tarif maupun non tarif terhadap semua barang dan jasa yang diperdagangkan di antara sesama mereka, sedangkan terhadap negara-negara lain yang bukan anggota juga akan diberlakukan penyeragaman ketentuan.

3. Common Market (CM). Dua negara atau lebih akan dikatakan membentuk CM jika terpenuhi kondisi CU plus mengizinkan adanya perpindahan yang bebas seluruh faktor produksi di antara sesama negara anggota. Salah satu contohnya adalah ASEAN. 5. Economic Union (EU). Dua negara atau lebih dikatakan membentuk EU jika terpenuhi kondisi CM plus adanya harmonsasi dalam kebijakan-kebijakan makroekonomi nasional di antara sesama negara anggota. Dengan begitu dapat dihindari adanya kebijakan-kebijakan yang saling bertentangan dan kontroversial satu sama lain. Salah satu contoh dari penerapan bentuk integrasi ini adalah Uni Eropa ditandai dengan penerapan satu mata uang euro. 6. Total Economic Integration (TEI). Kondisi ini terwujud apabila telah terjadi penyatuan kebijakan makroekonomi maupun social dan memfungsikan suatu badan atau lembaga yang bersifat supra nasional dengan kewenangan yang cukup luas dan sangat mengikat semua negara anggotanya. Asumsi utama dari konsep integrasi ekonomi (custom union) adalah semakin bebasnya wilayah perdagangan suatu kelompok negara dengan mengurangi hambatan tarif atau non tarif. Dimana pada akhirnya dengan bebasnya suatu kawasan akan mendorong suatu negara meningkatkan kemakmurannya. Namun adanya peningkatan kemakmuran satu negara tersebut dipengaruhi oleh 2 kekuatan yang mempengaruhi integrasi ekonomi. Kedua kekuatan tersebut adalah trade creation dan trade diversion. Secara umum pembentukan custom union dapat mengakibatkan terjadinya trade creation dan trade diversion (Salvatore 1998). Trade creation terjadi ketika produksi suatu negara anggota custom union digantikan oleh impor berbiaya lebih rendah (lebih efisien) dari negara anggota lain. Dimana asumsi yang digunakan adalah bahwa sumberdaya ekonomi secara penuh (full employment) baik sebelum dan sesudah pembentukan custom union tersebut. Adanya mekanisme tersebut secara langsung akan meningkatkan kemakmuran negara anggota, karena hal ini akan mendorong terjadinya spesialisasi yang lebih mendalam berdasarkan keunggulan komparatif negara tersebut. Custom union yang menciptakan trade creation akan turut meningkatkan kemakmuran negara-negara non anggota karena sebagian dari kenaikan pendapatan riil negara anggota tersebut (disebabkan oleh spesialisasi yang lebih mendalam dalam produksinya) akan membuat kenaikan impornya dari negara-negara lain non anggota. Analisis trade creation dapat dilakukan secara matematis dengan asumsi dasar dari data sebagai berikut:

Tabel 1. Daftar besaran tarif bea masuk koputer untuk Indonesia, Singapura dan AS Negara Indonesia Singapore AS Harga sepeda tarif bea masuk $80 0 $70 $100 Harga sepeda Sebelum FTA $80 $90 $120 Harga sepeda Sesudah FTA $80 $70 $120 Keterangan: Berdasarkan tabel tersebut sebelum adanya FTA antara Indonesia dengan Singapura terbentuk, tidak ada perdagangan komputer baik dari singapura atau AS. Hal ini disebabkan adanya tarif bea masuk yang diberlakukan sebesar. Sehingga komputer buatan Indonesia akan selalu lebih murah daripada buatan Singapura atau AS. Sebaliknya ketika Indonesia bergabung dengan Singapura dengan membentuk FTA, maka impor komputer dari Singapura tidak dikenakan tarif bea masuk sehingga tercipta impor komputer dari Singapura dengan harga yang lebih murah (efisien) sebesar $70. Timbulnya perdagangan dalam bentuk impor ini merupakan dampak trade creation dari pembentukan free trade area (FTA) antara Indonesia dengan Singapura. Mekanisme tersebut akan meningkatkan kesejahteraan pada kedua negara yang bergabung dalam FTA. Selain adanya peningkatan kesejahteraan bagi negara yang bergabung, integrasi ekonomi juga dapat menimbulkan mekanisme yang merugikan negara anggota. Mekanisme tersebut disebut sebagai trade diversion. Trade diversion terjadi ketika impor berbiaya rendah dari negara-negara non anggota digantikan oleh impor yang berbiaya tinggi (tidak efisien) dari negara anggota custom union. Hal ini disebabkan oleh perlakukan preferential trade yang diberikan pada negara-negara anggota. Trade diversion akan mengurangi kemakmuran karena produksi akan bergeser dari produsen yang lebih efisien di luar union ke produsen yang kurang efisien di dalam union. Sehingga dengan adanya custom union akan memperburuk alokasi sumber daya intenasional dan menggeser produksi menjauh dari keunggulan komparatifnya. Penurunan kemakmuran juga dialami oleh negara non anggota yang sebelum CU mengspor produknya ke negara anggota CU. Analisis trade diversion juga dapat dilakukan secara matematis seperti berikut: Tabel 2. Daftar besaran tarif bea masuk komputer untuk Indonesia, Singapura dan AS Negara Indonesia Singapura AS Harga sepeda tarif bea masuk $120 0 $100 $90 Harga sepeda Sebelum FTA $120 $120 $110 Harga sepeda Sesudah FTA $120 $100 $110

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan sebelum adanya FTA antara Indonesia dengan Singapura terbentuk, tidak ada perdagangan atau impor komputer dari Singapura, tetapi Indonesia mengimpor komputer dari AS yang memiliki harga lebih rendah. Hal ini disebabkan dengan tarif bea masuk sebesar maka harga komputer buatan AS lebih murah daripada buatan Indonesia atau Singapura. Setelah adanya FTA antara Indonesia dengan Singapura terbentuk maka impor dari Singapura tidak dikenakan tarif bea masuk dan sekaligus memaksa Indonesia melakukan impor komputer dari Singapura (karena harga komputer Singapura lebih murah dibandingkan Indonesia). Sedangkan dalam hal ini Indonesia mengalami kerugian karena Indonesia sebanarnya masih dapat mengimpor produk yang lebih efisien yaitu dari AS. Berbagai penjelasan diatas membuktikan bahwa pada hakikatnya perdagangan internasional merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Namun, untung atau tidaknya suatu negara sangat dipengaruhi oleh tingkat produktivitas negara tersebut dan bagaimana mekanisme perdagangan bekerja (trade creation and trade diversion). Keduanya diharapkan menjadi suatu dasar yang harus diperhitungkan dan juga melatarbelakangi apakah diperlukan suatu negara melakukan suatu integrasi ekonomi. Oleh karena itu, integrasi ekonomi hanya menguntungkan suatu negara yang mau dan mampu meningkatkan produktivitas dan melakukan spesialisasi terhadap produk dan jasa utamanya. Sumber: Salvatore, D. 1998. International Economics, Prentice Hall; London Onkvisit, S & Shaw John. 2007. International Marketing: Analysis and strategy [4th edition]. Routlede. New York.