DAFTAR ISI. JUDUL... i ABSTRAK...iii ABSTRACT...iv. LEMBAR PENGESAHAN...v. RINGKASAN...vi. RIWAYAT HIDUP...x. KATA PENGANTAR...xi. DAFTAR ISI...

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

Perilaku Petani terhadap Teknologi Pengolahan Pakan Ternak Fermentasi Jerami Padi

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah bagian vital yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

dwijenagro Vol. 4 No. 2 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kehutanan. Sementara itu, revitalisasi pertanian, perikanan, dan kehutanan juga

: EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM SIMANTRI TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

I. PENDAHULUAN. orang pada tahun (Daryanto 2010). Daryanto (2009) mengatakan

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Model-Model Usaha Agribisnis. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

SURVEI PENDASARAN SOSIAL EKONOMI PROYEK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MISKIN MELAUI INOVASI (P4M2I)

AGRIMETA: JURNAL PERTANIAN BERBASIS KESEIMBANGAN EKOSISTEM

VI. ADOPSI PROGRAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN- TERNAK. partisipatif di lahan petani diharapkan dapat membawa dampak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Sektor pertanian

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

II TINJAUAN PUSTAKA. Terintegrasi memiliki arti yaitu upaya terobosan dalam mempercepat adopsi

I PENDAHULUAN. pertanian tersebut antara lain menyediakan bahan pangan bagi seluruh penduduk,

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya mata pencaharian penduduk Indonesia bergerak pada sektor

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

Suatu gagasan, praktek, atau objek yang dipandang sebagai hal yang baru oleh seorang individu. Teknologi yang senantiasa berubah

PROFIL SIMANTRI 030 POKTAN SATYA KENCANA DI DESA TARO, KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

III KERANGKA PEMIKIRAN

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

I. PENDAHULUAN. khususnya lahan pertanian intensif di Indonesia semakin kritis. Sebagian besar

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan daerah. Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. meramu bahan-bahan kimia (anorganik) berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara yang sebagian besar penduduknya

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

KETERKAITAN JENIS SUMBERDAYA LAHAN DENGAN BESAR DAN JENIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN LAMPUNG

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terbesar kedua setelah sektor pariwisata (perdagangan, hotel, dan restoran).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan dijiwai oleh semangat kewirausahaan terbukti meningkatkan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

MODUL KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP)

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG KEBERLANJUTAN PROGRAM SIMANTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

I. PENDAHULUAN. peradaban manusia. Padi adalah komoditas tanaman pangan yang menghasilkan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

TEMU INFORMASI TEKNOLOGI LAHAN KERING MENDUKUNG INOVASI TEKNOLOGI PERTANIAN DAN DISEMINASI

KOMPETENSI PENDAMPING SIMANTRI DALAM DIFUSI INOVASI TEKNOLOGI TRICHODERMA PADA KELOMPOK TANI SRI UMA DI DESA TAKMUNG, BANJARANGKAN, KLUNGKUNG

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SUBSISTEM DI DALAM SISTEM AGRIBISNIS KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR 1<? TAHUN 2013 KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN BUPATI BENGKAYANG,

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

LAPORAN AKHIR PENYULUHAN DAN PENYEBARAN INFORMASI HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN TEMU INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

I. PENDAHULUAN. saat Revolusi Hijau pada tahun 1980-an. Revolusi hijau merupakan teknik

PENDAHULUAN. Latar Belakang. subsektor peternakan. Suatu negara dapat dikatakan sistem

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

KAJIAN RAGAM SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA PEDESAAN (STUDI KASUS DESA PRIMA TANI KABUPATEN PROBOLINGGO, JAWA TIMUR)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI

ADOPSI TEKNOLOGI M-BIO

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN KABUPATEN JEMBRANA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

Transkripsi:

DAFTAR ISI JUDUL...... i ABSTRAK.........iii ABSTRACT.........iv LEMBAR PENGESAHAN...v RINGKASAN...vi RIWAYAT HIDUP...x KATA PENGANTAR...xi DAFTAR ISI...xv DAFTAR TABEL...xviii DAFTAR GAMBAR...xx DAFTAR LAMPIRAN...xxi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 4 1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1 Perilaku... 6 2.1.1 Pengertian dan klasifikasi perilaku... 6 2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku... 7 2.2 Teknologi fermentasi... 13 2.3.1 teknologi.. 13 xv

2.3.2 Fermenrasi... 14 2.3 Kerangka pemikiran... 18 BAB III METODE PENELITIAN... 21 3.1 Lokasi Penelitian... 21 3.2 Populasi dan Responden... 21 3.3 Jenis dan Sumber Data... 22 3.4 Pengumpulan Data... 23 3.5 Variabel dan Pengukuran Variabel... 23 3.6 Instrumen penelitian... 29 3.7 Analisis data... 30 BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITAN... 33 4.1 Desa Pohsanten... 33 4.1.1 Letak geografis dan topografis... 33 4.1.2 Keadaan penduduk... 34 4.1.3 Potensi pertanian... 36 4.2 Simantri 222... 37 4.2.1 Gambaran Simantri 222... 37 4.2.2 Struktur organisasi... 38 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 40 5.1 Karakteristik Responden... 40 5.1.1 Umur... 40 5.1.2 Tingkat pendidikan formal... 41 xvi

5.1.3 Mata pencaharian... 42 5.1.4 Luas lahan... 43 5.1.5 Jumlah anggota rumah tangga... 44 5.2 Perilaku Petani Terhadap Pengolahan Pakan Ternak Fermentasi...45 5.2.1. Pengetahuan Petani... 47 5.2.2. Sikap petani... 50 5.2.3. Keterampilan petani... 52 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 56 6.1 Simpulan... 56 6.2 Saran... 56 DAFTAR PUSTAKA... 58 LAMPIRAN...... 60 xvii

Abstrak I Putu Juni Karnawan. NIM 1105315071. Perilaku Petani Terhadap Teknologi Pengolahan Pakan Ternak Fermentasi Jerami Padi (Kasus pada Simantri 222 Gapoktan Sriasih di Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali) Dibimbing oleh: Ir. Wayan Sudarta, MS dan Dr.Ir. I Dewa Putu Oka Suardi,M.Si Adanya pembangunan sektor pertanian di Provinsi Bali, Pemerintah Provinsi Bali melaksanakan sistem pertanian terintegrasi, yang selanjutnya dikenal dengan Simantri yang memiliki tujuan untuk mendukung berkembaangnya usahatani secara terpadu terhadap potensi lokal, meningkatkan pendapatan sebagai salah satu penunjang program pemerintah mengentaskan kemiskinan, mengintegrasi usahatani tanaman pangan dan ternak, serta merintis pengembangan pertanian secara berkelanjutan untuk pendapatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat perilaku petani di Simantri 222 terhadap pengembangan teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi. Ruang lingkup dari penelitian ini adalah kajian mengenai perilaku (pengetahuan,sikap,keterampilan) petani terhadap teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi yang dilaksanakan oleh anggota Simantri 222 Gapoktan Sriasih di Desa Pohsanten Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perilaku anggota Simantri tentang teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi pada Simantri 222 tergolong kategori baik, dengan pencapaian skor pengetahuan 3,93 sikap 3,97 dan penerapan 4,16 Dari tiga komponen perilaku (pengetahuan,sikap, dan keterampilan), dapat disimpulkan bahawa Perilaku petani tergolong kategori baik dengan pencapaian skor 4,02 Untuk upaya meningkatkan perilaku anggota Simantri 222 tentang Pengolahan pakan ternak fermentasi, dapat disarankan agar meningkatkan komponen-konponen perilaku yang masih tergolong kategori baik agar menjadi sangat baik Diharapkan penyuluh dapat memberikan pelatihan ulang guna agar anggota Simantri lebih memahami teknologi yang diberikan Kata Kunci: Perilaku petani, Fermentasi, Simantri 222. xviii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Provinsi Bali memiliki luas wilayah ± 5.636,66 km2 atau 0,29 % dari luas daratan Indonesia. Berdasarkan potensi wilayah Provinsi Bali dengan kesuburan lahan, ketersediaan sumber daya air dan faktor-faktor klimatologis yang sesuai untuk kegiatan pertanian dan didukung oleh aspek sosial budaya masyarakat akan memberikan peluang untuk pengembangan kegiatan pertanian. Peran sektor primer terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada Tahun 2016 di Provinsi Bali menempati urutan kedua dengan kontribusi sebesar 17,62%. (BPS Prov. Bali, 2016). Kenyataan ini menunjukkan bahwa sektor primer memerlukan perhatian lebih serius agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali. Pemerintah Provinsi Bali bertekad mengembangkan program agribisnis terpadu di perdesaan sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan dan mendorong pengembangan pertanian organik, melalui pengelolaan potensi unggulan daerah dalam program pengembangan pertanian terintegrasi Provinsi Bali. Sektor pertanian masih menjadi salah satu sektor strategis dalam perekonomian indonesia yang ditunjukan oleh kontribusinya terhadap PDB nasional. dalam rangka pembangunan sektor pertanian di Provinsi Bali, Pemerintah Provinsi Bali melaksanakan Sistem Pertanian Terintegrasi, yang selanjutnya dikenal dengan Simantri. Dalam usaha terintegrasi ternak sapi dipelihara sehingga dapat menghasilkan pupuk kandang, sedangkan proses produksi tanaman untuk menghasilkan bahan makanan dan limbahnya digunakan untuk pakan ternak dan xix

pupuk kompos. Integrasi dikembangkan lewat perantara petani-petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Distan, 2012). Program Simantri untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh pemerintah pada tahun 2009, yang dilakukan oleh sepuluh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Hingga tahun 2012, di Provinsi Bali terdapat 325 Gapoktan pelaksana Simantri, yang tersebar di sembilan Kabupaten/Kota dan di seluruh kecamatan yang ada di Bali (Distan, 2012). Salah satu Kabupaten yang mendapat bantuan program Simantri adalah Kabupaten Jembrana. Program Simantri merupakan program berkelanjutan, yang begitu dimulai ada kelanjutannya lagi. ini menjadi awal pemberdayaan dan pembentukan kreativitas petani dalam rangka terjun ke bisnis dan industri khusunya industri pupuk organik. Sebagai sebuah industri tentunya harus dapat meningkatkan pendapatan dan lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja sehingga dapat membantu mengurangi jumlah pengangguran. Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) merupakan upaya terobosan dalam mempercepat adopsi teknologi pertanian karena merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan alih teknologi kepada masyarakat perdesaan. Simantri mengintegrasikan kegiatan sektor pertanian dengan sektor pendukungnya sesuai potensi masing-masing wilayah dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada. Inovasi teknologi yang diintroduksikan berorientasi untuk menghasilkan produk pertanian organik dengan pendekatan pertanian tekno ekologis. Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah. xx

Penyuluh memberikan teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi, yang tujuan agar pakan ternak lebih memiliki nutrisi dan pakan ternak dapat disimpan. Penerapan teknologi fermentasi ini dilakukan di Simantri 222 yang berlokasi di Desa Pohsanten Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Simantri 222 mempunyai luas lahan 10 are dengan jumlah anggota 15 orang petani yang diambil dari subak Semanggong. Simantri 222 Gapoktan Sriasih adalah kelompok ternak sapi yang ada di Desa Pohsanten. Para anggota yang tergabung dalam kelompok ini adalah petani yang memiliki lahan pertanian (sawah) yang masih produktif. Pengolahan pakan ternak fermentasi yang dilakukan di Simantri 222 sudah dilaksanakan mulai tahun 2014 (laporan kegiatan Simantri 222). Pelaksanaan pengolahan pakan ternak fermentasi pada Simantri 222 dilakukan pada saat musim kemarau tiba dan dilaksanakan bedasarkan faktor internal individu dari anggota simantri, karena melihat pada saat musim kemarau anggota Simantri sebagian besar kesulitan mencari pakan ternak sapi. Sehingga Simantri 222 melakukan fermentasi pada musim kemarau. Jika musim hujan Simantri 222 tidak melakukan fermentasi, karena pakan ternak sapi sudah mudah untuk diperoleh oleh anggota Simantri. Dengan adanya masalah kesulitan untuk memperoleh pakan hijauan di Simantri pada saat musim kemarau tiba penyuluh memberikan program teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi, guna untuk mengganti hijauan pakan ternak, dan juga agar pakan bisa disimpan apabila musim kemarau tiba. Melihat kondisi tersebut anggota simantri mulai melakukan pengolahan pakan ternak fermentasi untuk mengganti pakan hijauan yang sulit diperoleh ketika musim kemarau tiba. xxi

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perilaku petani terhadap teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi pada Simantri 222. Penelitian perilaku petani terhadap teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi dilakukan untuk melihat bagaimana pengetahuan, sikap dan keterampilan petani terhadap teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi. Sehingga dapat diketahui perkembangan dan keberhasilan dari teknologi yang telah diberikan. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang ditelaah dalam penelitian ini, bagaimana perilaku (pengetahuan,sikap, dan keterampilan) petani terhadap teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi yang dikembangkan di Simantri 222 di Desa Poh Santen, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. 1.3 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat perilaku (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani di Simantri 222 terhadap pengembangan teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi yang telah dikembangkan di Simantri 222 di Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. 1.4 Manfaat penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagi petani, penelitian ini dapat menambah pengetahuan sejauh mana petani memahami setiap pengembangan teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi jerami padi. xxii

2. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam hal pengetahuan petani terhadap teknologi yang di berikan. 3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait dengan pengembangan teknologi bagi petani yang berpengaruh terhadap keberlanjutan simantri, pertanian, termasuk petani sebagai subjek di dalamnya. 1.5 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup dari penelitian ini adalah kajian mengenai Perilaku yang terdiri atas unsur-unsur pengetahuan pada tingkatan tahu, sikap pada tingkatan menerima, keterampilan pada tingkatan praktik petani terhadap teknologi pengolahan pakan ternak fermentasi yang dilaksanakan oleh anggota Simantri 222 Gapoktan Sriasih. xxiii