BAB III METODOLOGI PENELITIAN. segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian. Populasi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pada penelitian Kusumawardhani (2015) menyebutkan bahwa secara

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengamati suatu kejadian terterntu pada periode tertentu. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Tahun yang digunakan yaitu pada tahun , yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah blueprint atau model untuk mengumpulkan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di bidang industri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan selama kurang lebih enam bulan sejak bulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama periode

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

BAB III METODA PENELITIAN. kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi dewan komisaris

BAB III METODE PENELITIAN. statistik serta pengujian hipotesis yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan tertentu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor energi yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai bagaimana penelitian ini akan dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahun 2010 sampai tahun Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hyphotesis testing

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Praktik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI periode Tabel 3.1 Pemilihan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pihak lain. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data

BAB III OBJEK / DESAIN PENELITIAN. 10 besar CGPI dan juga terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ada tiga kriteria yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Contoh Simulasi Analisis Regresi Berganda dengan SPSS

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan melalui internet financial reporting.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini adalah pada bulan Maret 2015 bulan Desember 2015

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel. manufaktur yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. yang terdapat dalam delapan jenis industri yang berbeda-beda. Kedelapan jenis industri

BAB III METODE PENELITIAN Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan tipe penelitian Hipothesis Testing Study atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Berikut ini disajikan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perusahaan manufaktur di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Lokasi dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan keuangan tahunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

DESAIN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generelisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Langkah selanjutnya adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Menurut Indriantoro (2009), populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel merupakan bagian atau elemen dari populasi yang akan diteliti dan memiliki karakteristik dari populasi itu. Populasi yang akan dijadikan target penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang sudah go publik dan terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia. Kemudian, metode pemilihan sampel untuk penelitian ini adalah metode pemilihan sampel nonprobabilitas, yang tidak memungkinkan semua elemen populasi memiliki kesempatan untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Dalam metode ini, pemilihan sampel penelitiannya dilakukan berdasarkan tujuannya (purposive sampling) dengan menggunakan pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus tersebut dalam arti suatu sampel memiliki kriteria dan karakteristik yang sesuai dengan tujuan pemilihan sampel. Sampel yang dipilih adalah LQ-45 yang berarti sampel dari populasi perusahaanperusahaan go publik yang terdaftar di BEI yang terdiri dari 45 perusahaan yang

46 memiliki saham berkualitas atau memiliki kualitas yang paling tinggi dan paling likuid dari pada saham-saham perusahaan lain. Perusahaan LQ-45 yang akan dijadikan populasi dan sampel penelitian adalah yang listing pada periode 2009-2013. Karena perusahaan dalam indeks LQ-45 selalu berubah dan tidak selalu tercantum dalam indeks LQ-45, maka dalam proses pengambilan sampel ini akan dipilih perusahaan yang tetap terdaftar dan konsisten dalam indeks LQ-45 pada periode 2009-2013. Berikut ini adalah kriteria dan syarat sampel yang akan dipilih: 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan tergabung dalam indeks LQ-45 tahun 2009-2013. 2. Perusahaan yang sahamnya masih aktif dan diperdagangkan pada periode 2009-2013. 3. Perusahaan yang pada periode 2009-2013 tercantum dalam indeks LQ-45 setiap tahunnya. 4. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan tahunan yang periodenya berakhir pada 31 Desember dan dalam mata uang rupiah. 5. Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan auditan tiap tahunnya. 3.2 Data Penelitian 3.2.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau data dokumenter. Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media prantara atau diperoleh dari pihak lain (Indriantoro,

47 2009). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau arsip yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Dalam penelitian ini, data yang digunakan yaitu laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang sudah go publik dan merupakan perusahaan yang selalu tercantum dalam indeks LQ-45 yang telah dipilih sebagai sampel penelitian, yang terdaftar atau listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sumber-sumber atau dokumen lainnya yang dapat digunakan. 3.2.2 Teknik Pengumpulan Data Metode atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi yang diperoleh dari penelusuran data dari media elektronik dan berbagai literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh dari media elektronik yaitu seperti data laporan keuangan auditan dan annual report perusahaan yang dijadikan sampel yang terdaftar di BEI. Selain itu, digunakan juga jurnal-jurnal penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 3.3 Operasional Variabel Penelitian 3.3.1 Variabel Dependen Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini, variabel dependen yang digunakan adalah kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan manajemen laba (earnings management). Halim dkk. (2005) dalam penelitian Sihombing (2014) menjelaskan bahwa manajemen laba kerap terjadi jika perusahaan menerapkan

48 basis akrual. Dasar akrual pada laporan keuangan memberikan kesempatan kepada manajer untuk memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba yang diinginkan. Rezaee (2002) dalam penelitian Norbarani (2012) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi terhadap proses pelaporan keuangan eksternal untuk memeroleh beberapa keuntungan pribadi. Tindakan manajemen laba menjadi cikal bakal terjadinya suatu skandal akuntansi (Norbarani, 2012). Banyak skandal akuntansi yang telah terjadi dan disebabkan oleh manajemen laba. Pengukuran manajemen laba mengacu pada penelitian Dechow dkk. (1995) yang mengukur kecurangan laporan keuangan dengan menggunakan proksi manajemen laba yang diukur menggunakan discretionary accrual. Dalam penelitian Nabila (2013) dijelaskan bahwa discretionary accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari manajemen laba yang dilakukan manajer atau pengakuan akrual yang bebas, tidak diatur dalam standar akuntansi, dan merupakan pilihan kebijakan manajemen. Sedangkan nondiscretionary accruals merupakan pengakuan akrual yang wajar dan tunduk pada standar akuntansi yang berlaku secara umum. selain itu nondiscretionary accrual adalah komponen akrual yang terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Pengukuran discretionary accrual menggunakan model Jones (1991) yang dimodifikasi oleh Dechow dkk. (1995). Alasan penggunaan model ini karena Modified Jones Model dapat mendeteksi manajemen laba lebih baik dibandingkan dengan model-model lainnya sejalan dengan hasil penelitian Dechow dkk. (1995). Selain itu telah banyak penelitian terkait dengan manajemen laba menggunakan model modifikasi Jones. Model ini menggunakan total accrual (TACC) yang

49 diklasifikasikan menjadi komponen discretionary accrual (DACC) dan nondiscretionary accrual (NDACC), yang dirumuskan sebagai berikut: = + Dimana: TACCit = Total accrual perusahaan i pada periode t NDACCit = nilai nondiscretionary accrual perusahaan i pada periode t DACCit = nilai discretionary accruals perusahaan i pada periode t Langkah pertama dengan menghitung nilai TACC, yaitu: = h Selanjutnya, menghitung estimasi discretionary accrual dengan menggunakan model Jones (1991), yang diestimasi dengan persamaan regresi sebagai berikut: TACCit/Ait-1= α1(1/ait-1)+α2[( REVit)/Ait-1]+α3(PPEit/Ait-1)+εit Dimana: Ait-1 = total aset perusahaan i pada periode t-1 REVit = perubahan penjualan bersih perusahaan i pada periode t PPEit = gross property, plant, and equipmen perusahaan i pada periode t = error

50 Untuk mencari nilai nondiscretionary accrual (NDACC), maka digunakan rumus Jones (1991) yang dimodifikasi Dechow dkk. (1995), yaitu: NDACCit=α1(1/Ait-1)+α2[( REVit- RECit)/Ait-1]+α3(PPEit/Ait-1) Dimana: RECit = perubahan piutang bersih perusahaan i pada periode t α1, α2, α3 = nilai koefisien yang diperoleh dari hasil regresi selanjutnya,discretionary accrual (DACC) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: = Dimana: DACCit = discretionary accrual perusahaan i pada tahun t TACCit = total akrual perusahaan i pada tahun t NDACCit = nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t

51 3.3.2 Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel bebas yang memengaruhi keberadaan variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Stabilitas keuangan (Financial stability) Skousen dkk. (2009) membuktikan bahwa semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan, maka kemungkinan dilakukannya kecurangan laporan keuangan suatu perusahaan semakin tinggi. Dalam penelitian Hanum (2014) menyatakan bahwa dalam menarik minat investor untuk menanamkan modalnya, perusahaan berusaha untuk mempercantik tampilan total aset yang dimiliki. Oleh karena itu, rasio perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel stabilitas keuangan (financial stability). Dalam penelitian ini, stabilitas keuangan diproksikan dengan rasio perubahan total aset (ACHANGE), yang dihitung dengan rumus: = ( 1) 1 2. Efektivitas Pengawasan (Effectivity of monitoring) Andayani (2010) dalam Sihombing (2014) menyatakan bahwa terjadinya praktik kecurangan atau fraud merupakan salah satu dampak dari pengawasan atau monitoring yang lemah, sehingga memberikan kesempatan kepada manajer untuk berperilaku menyimpang dengan

52 melakukan manajemen laba. Dechow dkk. (1995) meneliti hubungan antara dewan komisaris dengan kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa kecurangan lebih sering terjadi pada perusahaan yang lebih sedikit memiliki anggota dewan komisaris eksternal. Dalam penelitian ini, efektivitas pengawasan diproksikan dengan rasio komisaris independen (BDOUT), yang dihitung dengan rumus: = h 3. Pergantian auditor ekternal (Auditor change) SAS No. 99 menyatakan bahwa pengaruh adanya pergantian ataupun perubahan auditor eksternal dalam perusahaan dapat menjadi indikasi terjadinya kecurangan. Hal ini diperkuat oleh skandal perusahaan Enron Amerika Serikat yang membuktikan bahwa auditor gagal dalam mendeteksi adanya manipulasi laba yang dilakukan Enron. Rini (2012) menyatakan bahwa efektivitas dan kemampuan auditor untuk mendeteksi adanya praktik kecurangan tergantung pada kualitas dan independensi auditor tersebut. Kualitas audit dan auditor biasanya dikaitkan dengan ukuran Kantor Akuntan Publik. Jika Kantor Akuntan Publik (KAP) berukuran besar, maka kualitas independensi dan auditnya baik, sehingga dapat dipercaya dalam mendeteksi adanya kecurangan laporan keuangan. Dengan adanya perubahan atau pergantian auditor,

53 maka manajemen dapat memanipulasi data keuangan yang kemungkinan tidak akan terdeteksi oleh auditor yang baru. Hasil dari penelitian Kurniawati (2012) menyatakan bahwa dengan adanya pengunduran diri atau pergantian auditor, maka akan berpengaruh terhadap kemungkinan kecurangan laporan keuangan. Dalam penelitian ini, perubahan auditor eksternal diproksikan dengan perubahan atau pergantian akuntan publik (AUDCHANGE) yang diukur dengan variabel dummy yang apabila terdapat perubahan auditor, maka diberi kode 1. Jika tidak terdapat perubahan auditor, maka diberi kode 0. 4. Kemampuan (Capability) Wolfe dan Hermanson (2004) menyatakan bahwa posisi CEO, direksi, maupun kepala divisi lainnya merupakan faktor penentu terjadinya kecurangan, dengan mengandalkan posisinya yang dapat memengaruhi orang lain dan dengan kemampuannya memanfaatkan keadaan yang dapat memperlancar tindakan kecurangannya. Selain itu, Wolfe dan Hermanson (2004) juga menyatakan kemampuan sebagai salah satu faktor risiko kecurangan yang melatarbelakangi terjadinya kecurangan menyimpulkan bahwa perubahan direksi atau CEO dapat mengindikasi terjadinya kecurangan. Kecurangan akan cederung terjadi dan meningkat pada saat akhir masa jabatan seorang CEO atau pada saat akan dilakukannya pergantian CEO perusahaan yang baru. CEO akan berusaha meningkatkan kinerjanya untuk menghindari pergantian CEO oleh pemilik perusahaan dengan cara

54 meningkatkan laba, apabila penilaian kinerja berdasarkan laba (Fransiska, 2007). Seorang CEO akan memanipulasi laba yang diperoleh perusahaan untuk mendapatkan atau memaksimalkan bonus atas kinerjanya. CEO yang dinilai baik oleh pemilik perusahaan akan diberikan bonus (reward), sedangkan CEO yang kinerjanya kurang baik akan diganti oleh pemilik perusahaan. Selain itu, Scott (1997: 296-306) dalam penelitian Tiono dkk. (2004) menyatakan bahwa CEO yang akan habis masa penugasannya atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya. Demikian pula dengan CEO yang kinerjanya kurang baik, ia akan cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya. Kemampuan atau capability dalam penelitian ini menggunakan proksi perubahan direksi perusahaan (DCHANGE) yang diukur dengan variabel dummy, dimana jika terdapat perubahan direksi perusahaan, maka diberi kode 1. Jika tidak ada perubahan direksi, maka diberi kode 0. 3.4 Metode Analisis Data Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian dilakukan (Indriantoro, 2009). Dalam analisis ini, data-data yang dipilih dan dikumpulkan tersebut mulai diolah dan dikelola dengan menggunakan metode-metode analisis statistik dan kemudian dapat memberikan interpretasi. Alat-alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan dibawah ini.

55 3.4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness atau kemencengan distribusi (Ghozali, 2013). Dari hasil analisis statistik deskriptif ini, dapat memberikan gambaran tentang kesimpulan dari analisis data tersebut. 3.4.2 Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013). Seperti yang diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika data berdistribusi normal, maka titik-titik akan menyebar disekitar garis diagonal. Penelitian ini juga menggunakan pengujian data dengan analisis statistik menggunakan kolmogorov-smirnov. Jika nilai uji kolmogorov-smirnov > 0,05 berarti data terdistribusi normal. Jika nilai uji kolmogorov-smirnov < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal.

56 3.4.2.2 Uji Multikolonieritas Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi multikolonieritas 2. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, tidak terjadi multikolonieritas 3.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pangamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Namun jika berbeda, maka disebut heteroskedatisitas. Cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik plot, yang memberikan gambaran pola titik menyebar yang menandakan tidak ada heteroskedastisitas. Selain itu, uji Glejser juga digunakan dalam penelitian ini yang mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika hasil uji Glejser menunjukkan nilai signifikansi melebihi 0,05 maka dinyatakan bebas dari heteroskedastisitas.

57 3.4.2.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini mendeteksi autokorelasi dengan uji Run test. Pada metode ini, jika tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Jika nilai tes signifikannya > 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi. 3.4.3 Pengujian Goodness of Fit 3.4.3.1 Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013).

58 3.4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pada dasarnya uji ini menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Jika nilai F menunjukkan signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Atau dengan kata lain, variabel independen secara bersama-sama memengaruhi variabel dependen. 3.5 Pengujian Hipotesis Pada tahapan akhir, akan dilakukan pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan untuk melihat hasil dari uji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan model regresi sebagai berikut: = 0 + 1 + 2 + 3 + 4 + Dimana: 0 = koefisien regresi konstanta β1,2,3,4 = koefisien regresi masing-masing proksi DACCit = Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t ACHANGE = rasio perubahan total aset

59 BDOUT = rasio dewan komisaris independen AUDCHANGE = perubahan auditor DCHANGE = perubahan direksi = error Kriteria penerimaan hipotesis dalam penelitian ini adalah apabila hasil dari uji regresi menunjukkan tingkat signifikansi < 0,05 atau t hitung > t tabel, maka hipotesis diterima. Tetapi, jika hasil regresi ini menunjukkan tingkat signifikansi > 0,05 atau t hitung < t tabel, maka hipotesis ditolak.