BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB II LANDASAN TEORI. produk atau jasa dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli

BAB II LANDASAN TEORI. waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. 1 Berdasarkan pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB II LANDASAN TEORI. yang disepakati. Dalam Murabahah, penjual harus memberi tahu harga pokok

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Wardi dan Putri (2011) tentang Analisis

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. secara dini indeksi-indeksi penyimpangan (deviation) dari kesepakatan

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB II Landasan Teori

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari dan menyalurkan ke dalam masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahasa, 2007:207) pengertian prosedur adalah tahap-tahap kegiatan untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengawasan adalah : a. Menurut Sondang P. Siagian pengawasan adalah proses pengamatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

Mura>bahah adalah istilah dalam fikih Islam yang

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Syariah. Dana Jasa. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4896)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB III LANDASAN TEORISTIS TENTANG PENGAWASAN PEMBIYAAN MURABAHAH. adalah skim jual beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazimnya digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya. Pertumbuhan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bankbank

BAB II LANDASAN TEORI. bank syari ah diwujudkan dengan pemberian pembiayaaan. Menurut Undang-Undang Perbankan No. 21 Tahun 2008, pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank atau perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan di

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengertian Akad Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RESCHEDULING DAN KOLEKTABILITAS

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju,

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH

Porsi. Nasabah. Porsi. Bank. SUMBER DANA: Giro Wadiah Tab Wadiah Tab. Mudharabah Dep. Mudharabah Equity. Profit Distribution.

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Pembiayaan 1. Pengertian pembiayaan Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak lain bank berdasarkan prinsip syariah. Penyaluran dana dalam pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang di berikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana dalam bentuk pembiayaan yang di berikan pasti akan terbayar. Penerima pembiayaan mendapat kepercayaan dari pemberi pembiayaan, sehingga penerima pembiayaan berkewajiban untuk mengembalikan pembiayaan yang telah di terimanya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan. Menurut pasal 1 Ayat 25 UU RI Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan, yang dimaksud dengan pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istisna d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh 11

12 e. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujarah, tanpa imbalan, atau bagi hasil. 1 2. Unsur-unsur pembiayaan Unsur-unsur pembiayaan dalam perbankan adalah sebagai berikut : a. Bank syariah Merupakan badan usaha yang memberikan pembiayaan kepada pihak lain yang membutuhkan dana. b. Mitra Usaha Partner Merupakan pihak yang mendapatkan pembiayaan dari bank syariah, atau pengguna dana yang di salurkan oleh bank syariah. c. Kepercayaan ( Trust ) Bank syariah memberikan kepercayaan kepada pihak penerima pembiayaan bahwa mitra akan memenuhi kewajiban untuk mengembalikan dana bank syariah sesuai dengan jangka waktu yang telah di perjanjikan. d. Akad Merupakan suatu kontrak perjanjian yang dilakukan antara bank dengan nasabah. 1 Pasal 1 Ayat 25 UU No 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

13 e. Risiko Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengundang resiko tidak kembali dana. f. Jangka waktu Merupakan periode waktu yang diperlukan oleh nasabah untuk membayarkan kembali pembiayaan yang telah diberikan bank syariah. g. Balas Jasa Sebagai balas jasa dana yang di salurkan oleh bank syariah, maka nasabah membayar sejumlah tertentu sesuai dengan akad yang telah disepakati antara bank dan nasabah. 3. Fungsi Pembiayaan Secara perinci pembiayaan memiliki fungsi antara lain : a. Pembiayaan dapat meningktakan arus tukar-menukar barang dan jasa. b. Pembiayaan merupakan alat yang di pakai untuk memanfatkan ide fund. c. Pembiayaan sebagai alat pengendali harga. d. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada. 4. Manfaat Pembiayaan Beberapa manfaat pembiayaan yang di salurkan oleh bank syariah kepada mitra usaha antara lain :

14 a. Manfaat pembiayaan bagi bank 1) Pembiayaan yang di berikan bank kepada nasabah mendapatkan balas jasa dengan berupa bagi hasil, margin sesuai dengan penjanjian. 2) Pembiayaan akan berpengaruh pada peningkatan profitabilitas bank. 3) Pemberian bembiayaan kepada nasabah secara sinergi akan memasarkan produk bank syariah lain seperti produk dana dan jasa. 4) Kegiatan pembiayaan dapat mendorong peningkatan kemampuan pegawai untuk lebih memahami secara perinci aktivitas usaha para nasabah di berbagai sektor usaha. b. Manfaat pembiayaan bagi debitur 1) Meningkatkan usaha nasabah. 2) Biaya yang di perlukan dalam rangka mendapatkan pembiayaan dari bank syariah relatif murah, misalnya biaya provisi. 3) Nasabah dapat memilih berbagai macam pembiayaan berdasarkan akad yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. 4) Bank dapat memberikan fasilitas lain kepada nasabah seperti transfer dan sebagainya. 5) Jangka waktu pembiayaan sesuai dengan jenis pembiayaan dan kemampuan nasabah dalam membayarkan kembali pembiayaan. c. Manfaat pembiayaan bagi pemerintah 1) Pembiayaan dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan sektor riil.

15 2) Pembiayaan dapat di gunakan sebagai alat pengendali moneter. 3) Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat. 4) Secara tidak lansung pembiayaan dapat meningkatkan pendapatan negara seperti pajak. d. Manfaat pembiayaan bagi masyarakat luas 1) Mengurangi tingkat pengangguran. 2) Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu, misalkan akuntan, notaris, asuransi. 3) Penyimpanan dana akan mendapatkan imbalan berupa bagi hasil lebih tinggi dari bank apabila keuntungan bank meningkat. 4) Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan pelayanan jasa perbankan seperti letter of kredit, transfer, kliring dan lainya. 5. Analisis pembiayaan Merupakan suatu proses analisis yang dilakukan oleh bank syariah untuk menilai suatu permohonan pembiayaan yang telah di ajukan oleh calon nasabah. Dengan melalukan analisis permohonan pembiayaan, bank syariah akan memperoleh keyakinan bahwa proyek yang akan di biayai layak. Bank melakukan analisis pembiayaan dengan tujuan untuk mencegah secara dini kemungkinan terjadinya deoult oleh nasabah. Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi bank syariah dalam mengambil keputusan untuk menyetujui menolak permohonan pembiayaan.

16 Analisis yang baik akan mmenghasilkan keputusan yang tepat. Analisis pembiayaan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai acuan bagi bank syariah untuk meyakini kelayakan atas permohonan pembiayaan nasabah. Beberapa prinsip dasar yang perlu dilakukan sebelum memutuskan permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah antara lain dikenal dengan prinsip 5C dan analisis 6A. a. Analisis 5C 1) Character Menggambarkan watak dan kepribadian calon nasabah. Cara yang perlu dilakukan oleh bank untuk mengetahui character nasabah antara lain: a) BI Checking BI Checking dapat digunakan oleh bank untuk mengetahui dengan jelas calon nasabahnya, baik kualitas pembiayaan calon nasabah bila telah menjadi debitur bank lain. b) Informasi dari pihak lain. Dalam hal calon nasabah belum memiliki pinjaman di bank lain, maka cara yang efektif dengan meneliti nasabah melalui pihak-pihak lain yang mengenal dengan baik calon nasabah.

17 2) Capacity Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi kewajibannya setelah bank syariah memberikan pembiayaan. Bebepara cara yang dapat di tempuh dalam mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah antara lain : a) Melihat laporan keuangan b) Memeriksa Slip gaji dan rekening tabungan c) Survei ke lokasi usaha calon nasabah 3) Capital Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek pembiayaan perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon nasabah atau jumlah dana yang akan disertakan dalam proyek yang dibiayai. Cara yang di tempuh oleh bank untuk mengetahui capital antara lain : a) Laporan keuangan calon nasabah b) Uang Muka Maksudnya uang muka yang dibayarkan dalam memperoleh pembiayaan. 4) Collateral Merupakan agunan yang diberikan oleh calon nasabah atas pembiayaan yang diajukan. Dalam hal nasabah tidak bisa melakukan pembayaran maka bank syariah dapat melakukan penjualan terhadap

18 agunan. Hasil penjualan agunan digunakan sebagi sumber pembiayaan kedua untuk melunasi pembiayaan. 5) Conditio of economi Merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian. Bank perlu mempertimbangkan sektor usaha calon nasabah dikaitkan dengan kondisi ekonomi. b. Analisis 6A Analisis 6A, artinya terdapat enam aspek yang perlu di lakukan analisis terhadap permohonan pembiayaan, yang terdiri dari : 1) Analisis aspek hukum Analisis aspek hukum perlu dilakukan oleh bank syariah untuk evaluasi terhadap legalitas calon nasabah. Dalam akad pembiayaan terdapat dua pihak yang berserikat, antara bank dan nasabah. 2) Analisis aspek pemasaran Aspek pemasaran merupakan aspek yang sangat penting untuk di analisis lebih mendalam karena hal ini berkaitan dengan aktivitas pemasaran produk calon nasabah. Bank syariah dapat mengetahui sejauh mana produk yang dihasilkan oleh calon nasabah bertahan dan bersaing di pasaran. Aspek pemasaran yang perlu di analisis, yaitu : a) Produk yang di pasarkan b) Pangsa pasar

19 c) Pesaing d) Strategi pemasaran 3) Analisis aspek teknis Merupakan analisis yang dilakukan bank syariah dengan tujuan untuk mengetahui fisik dan lingkungan usaha perusahaan calon nasabah serta proses produksi. Dengan menganalisis aspek teknis bank syariah dapat menyimpulkan apakah perusahaan ( calon nasabah ) menjalankan aktivitas produksi secara efisien. Analisis aspek teknis ini dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap : a) Lokasi pabrik Untuk mengetahui apakah lokasi pabrik berada di tempat yang aman sehingga muncul kemungkinan mengganggu lingkungan. b) Layout pabrik Adanya pemisahan antara gedung kantor, gedung pabrik dan gudang. c) Proses produksi Bank perlu mengetahui untuk satu unit produksi barang membutuhkan waktu berapa lama, sehingga bank dapat menentukan berapa kebutuhan modal kerja dalam satu siklus usaha. d) Ketersedian bahan baku e) Ketersediaan tenaga kerja dan kualitasnya.

20 4) Analisis aspek manajemen Yang perlu dilakukan penelitian dalam aspek manajemen antara lain : a) Struktur organisasi b) Job description c) Sistem dan prosedur d) Penataan sumberdaya manusia e) Pengalaman usaha f) Management skill 5) Analisis aspek keuangan Aspek keuangan diperlukan oleh bank untuk mengetahui kemampuan keuangan perusahaaan dalam memenuhi kewajibannya baik kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Instrumen yang perlu di analisis adalah liquiditas, solvability dan profitability. 6) Analisis aspek sosial ekonomi Analisis aspek sosial ekonomi antara lain meliputi : a) Dampak yang di timbulkan oleh perusahaan terhadap lingkungan b) Pengaruh perusahaan terhadap lapangan kerja c) Pengaruh perusahaan terhadap pendapatan negara d) Debitur melakukan kegiatan yang tidak bertentangan dengan kondisi lingkungan sekitar, sehingga aktivitas calon nasabah.

21 B. Pensiunan 1. Pengertian pensiunan Pengertian perusahan dana pensiunan secara umum dapat dikatakan merupakan perusahaan yang memunggut dana dari karyawan suatu perusahaan dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiunan sesuai perjanjian. Artinya dana pensiunan dikelola oleh suatu lembaga dan memungut dana dari pendapatan karyawan suatu perusahaan, kemudian menyebarkan kembali dana tersebut dalam bentuk pensiunan setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara kedua belah pihak. Selanjutnya pengertian pensiunan merupakan hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiunan atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. 2 2. Tujuan Pensiunan Dewasa ini pelaksanaan program pensiunan atau harapan untuk memperoleh pensiun di hubungkan dengan berbagai tujuan. Masing-masing tujuan memiliki maksud tersendiri, baik dari penerima pensiunan maupun bagi penyelenggara pensiunan. Bagi pemberi kerja tujuan untuk menyelengarakan dana pensiunan bagi karyawannya adalah sebagai berikut : hal. 325 2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya,(jakarta: PT. Rajagrafindo persada,2009),

22 a. Memberikan penghargaan kepada karyawannya yang telah mengabdi di perusaahan tersebut. b. Agar dimasa usia pensiunan karyawan tetap dapat menikmati hasil yang di peroleh setelah bekerja di perusahaannya. c. Memberikan rasa aman dari segi batiniah sehingga dapat menurunkan turn over karyawan. d. Meningkatkan motivasi karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. e. Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Sedangkan bagi karyawan yang menerima pensiunan, manfaat yang diperoleh dengan adanya pensiunan adalah : a. Kepastian memperoleh penghasilan di masa yang akan datang sesudah masa pensiunan. b. Memberikaan rasa aman dan dapat meningkatkan motivasi untuk bekerja. Selanjutnya bagi Lembaga Pengelola Dana Pensiunan tujuan penyelengaraan dana pensiunan adalah : a. Mengelola dana pensiunan untuk memperoleh keuntungan dengan melakukan berbagai kegiatan investasi. b. Turut membantu dan mendukung program pemerintah.

23 3. Jenis-jenis Pensiunan Proses pelaksanaan pensiunan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Para penerima pensiunan dapat memilih salah satu dari berbagai alternatif jenis pensiunan ada sesuai dengan tujuan masing-masing. Jenis-jenis pensiunan yang ditawarkan dapat dilihat dari bebagai kondisi atau dapat pula disesuaikan dengan kondisi yang ada. Secara umum jenis pensiunan yang dapat di pilih oleh karyawan yang akan menghadapi pensiunan antara lain : a. Pensiunan Normal. Yaitu pensiunan yang di berikan untuk karyawan yang usianya telah mencapai masa pensiunan seperti yang di tetapkan perusahaan. b. Pensiunan dipercepat Jenis pensiunan ini di berikan karna kondisi tertentu, misal karena ada pengurangan pegawai di perusahaan tersebut. c. Pensiunan ditunda Yaitu pensiunan yang diberikan kepada karyawan yang meminta pensiunan sendiri, namun usia pensiunan belum memenuhi untuk pensiunan. d. Pensiunan Cacat Yaitu pensiunan yang di berikan bukan karena usia, tetapi lebih disebabkan peserta mengalami kecelakaan sehingga dianggap tidak mampu lagi untuk di pekerjakan.

24 4. Akad-akad pensiunan Pembiayaan yang diberikan kepada pensiunan dalam rangka memberi kesempatan dan kemudahan memperoleh fasilitas pembiayaan untuk menjebatani kebutuhan para pensiunan dengan menggunakan murabahah dan ijarah. 3 Murabahah adalah jual beli dengan harga asal di tambah keuntungan yang disepakati antara pihak bank dengan nasabah. Dalam hal ini bank menyebutkan harga barang kepada nasabah yang kemudian bank memberikan laba dalam jumlah tertentu sesuai dengan kesepakatan. 4 Ijarah adalah hak untuk memanfaatkan barang atau jasa dengan membayar imbalan tertentu. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, ijarah adalah akad pemindahan hak guna ( manfaat ) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian dalam ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya pemindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa. 5 3 Veni, Sales Assistant di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Bukittinggi, wawancara langsung, 28 Maret 2017 4 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015), h.29 5 A diwarman A. Karim. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2014), h. 138

25 5. Rukun dan Syarat Murabahah dan Ijarah 1. Rukun dan syarat Murabahah Rukun jual beli menurut mazhab hanafi adalah ijab dan qabul yang menunjukan adanya pertukaran atau kegiatan saling memberi yang menepati kedudukan ijab dan qabul itu. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan pekerjaan yang menunjukkan keridhaan dengan cara dua harta milik, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Menurut jumhur ulama ada empat rukun dalam jual beli yaitu: a. Orang yang menjual. b. Orang yang membeli. c. Sighat. d. Barang atau sesuatu yang diakadkan. 6 Syarat-syarat yang harus ada dalam setiap transaksi pembiayaan murabahah yaitu: a. Mengetahui harga pertama (harga pembelian) Pembelian kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu adalah syarat-syarat transaksi jual beli. 6 Bagya Agung Prabowo, Aspek Hukum Pembiayaan Murabahah pada perbankan syariah.(uii Press Yogyakarta IKAPI, 2012), h. 31

26 b. Mengetahui besarnya keuntungan Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga (Isaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli. 7 c. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian. d. Kontrak harus bebas dari riba Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya tambahan,sedangkan tambahan terdapat harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungannya. e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara ( rukun yang diterapkan ) Apabila transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli secara murabahah. Karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak ditetapkan. 8 7 Ibid, h.32 8 Ibid

27 2. Rukun dan Syarat Ijarah Rukun dari ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu: a. Penyewa ( musta jir ) b. Pemberi sewa ( muajjir ) c. Obye sewa ( ma jur ) d. Harga sewa ( ujrah ) e. Manfaat sewa ( munfaah ) f. Ijab dan qabul ( sighat ) Beberapa syarat yang harus dipenuhi agar hukum-hukum syariah terpenuhi, yaitu: a. Jasa atau manfaat yang akan diberikan oleh aset yang disewakan tersebut harus diketahui dengan jelas oleh kedua belah pihak. b. Kepemilikan aset tetap pada yang menyewakan yang bertanggung jawab atas pemiliharaannya sehingga aset tersebut dapat memberi manfaat kepada penyewa. c. Ijarah dihentikan pada saat aset yang bersangkutan berhenti memberikan manfaat kepada penyewa. Jika aset tersebut rusak dalam periode kontrak, ijarah masih akan tetap berlaku.

28 d. Aset tidak boleh dijual kepada penyewa dengan harga yang ditetapkan sebelumnya pada saat kontrak berakhir. Apabila aset akan dijual harganya akan ditentukan pada saat kontrak berakhir. 9 C. Landasan Hukum Murabahah dan Ijarah 1. Landasan hukum murabahah a. Landasan syariah 1). QS. An Nissa :29 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. ( An-nissa: 29 ) 10 2). Al Hadist Dari Suhaib Ar Rumi r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda : tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan jual beli secara tangguh mugaradhah ( mudharabah ), dan campuran gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual. (H.R Ibnu Majah). 11 b. Landasan hukun perbankan syariah 9 Ascarya, akad dan produk Bank Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2008). h 101 10 Ikatan Bankir Syariah. Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2014), h. 22 11 Muhammad Syafi i Antoni, Bank Syariah Suatu Umum, (Tazkia Institute.1999), h. 146

29 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 04 DSN/MUI/IV/2000 tentang murabahah. 12 Menimbang, mengingat, memperhatikan: memutuskan, menetapkan: Fatwa tentang pembiayaan Murabahah 1) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 3) Barang yang diperjual belikan tidak di haramkan. 4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah. 5) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian. 6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah. 2. Landasan hukum ijarah a. Landasan syariah 1) Al-quran Artinya: dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah: 233) 13 h.117-118 12 Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika. 2008). H. 246 13 Muhammad Syafi I Antoni,Bank Syariah Dari Teori ke Prakek, (Jakarta: Gema Insani,2011).

30 2) Al-Hadis Riwayat Abu Daud dan sa d Ibn Waqqash: kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya, maka rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak. 14 14 Ikatan Bankir Syariah, h. 30