BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Fenomena yang sering terjadi belakangan ini adalah isu lingkungan dan sosial berkaitan dengan perkembangan bisnis di era global. Perkembangan sektor industri yang semakin pesat bersamaan dengan era globalisasi maka persaingan yang berkaitan dengan competitive advantage semakin tinggi. Untuk mencapai keunggulan yang bersaing perusahaan berupaya meningkatkan kinerja keuangan. Peningkatan kinerja yang dilakukan tidak terlepas dari dampak globalisasi dan keterbukaan pasar. Hal ini juga diikuti dengan kemajuan di bidang teknologi, yang mengakibatkan semakin mutakhirnya teknologi yang digunakan oleh kalangan dunia usaha tersebut. Kemajuan yang seperti itu tentunya membawa dampak yang positif bagi perkembangan dunia investasi dan bisnis di Indonesia Oleh karena itu perusahaan harus serius memperhatikan kinerjanya. (Latifah, 2011) Perusahaan besar dalam aktivitas operasi menghasilkan produk cenderung berorientasi pada laba semata atau profit oriented tanpa memepertimbangkan dampak dari kegiatan eksploitasi sumber daya yang telah dilakukan. Perusahan-perusahaan tersebut dalam melaksanakan kegiatannya secara langsung akan bersinggungan dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu perusahaan di wajibkan membuat laporan pengelolaan atas entitas tersebut 1
2 dalam bentuk laporan pertanggungjawaban sosial atau yang lebih dikenal dengan Corporate Sosial Responsibility (CSR), sehingga pada saat beroperasi perusahaan tidak merugikan masyarakat sekitar (Sitepu, 2009). Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan merupakan prestasi manajemen. Penilaian prestasi atau kinerja suatu perusahaan diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. ( Ermayanti, 2009) Perusahaan dengan kinerja yang baik diharapkan membuat laporan terkait dengan aktivitas sosial yang telah dilakukan, karena dengan mengungkapkan kinerja sosial maka image dari suatu perusahaan akan meningkat sehingga volume penjualan meningkat dan loyalitas pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut dapat berkelanjutan (Anggraini, 2006). Apabila perusahaan melakukan program-program kinerja sosial secara berkelanjutan, maka perusahaan telah memberikan konstribusi terhadap sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan (Siregar, 2007 dalam Cahya, 2010).
3 Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), CSR adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan tersebut, berikut komunitas setempat dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup. Konsep CSR pada umumnya menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga terhadap para stakeholder yang terkait dan terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Perusahaan yang menjalankan aktivitas CSR akan memperhatikan dampak operasional perusahaan terhadap kondisi sosial dan lingkungan dan berupaya agar dampaknya positif. Sehingga dengan adanya konsep CSR diharapkan kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi udara dan air, hingga perubahan iklim dapat dikurangi (Fahrizqi, 2010). Peristiwa yang terjadi belakangan ini ikut menyadarkan akan arti penting penerapan CSR. Sebagai contoh kasus penambangan PT Newmont merupakan salah satu kasus berskala nasional yang memilki pengaruh besar terhadap masalah lingkungan dan sosial, karena sistem pembuangan limbah operasional yang masih berrmasalah (Hadi, 2011). Dari contoh tersebut tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang semakin bagus (good corporate governance) semakin memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai sejauh mana perusahaan sudah melaksanakan aktivitas sosialnya sehingga hak
4 masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi dapat terpenuhi. (Marpaung, 2009) (Hendriksen 1991 dalam Nurlela dan Islahudin 2006) mendefinisikan pengungkapan (disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandatory) yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat sukarela (voluntary) yang merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari paraturan yang berlaku. Balabanis, Phillips, dan Lyall (1998) dalam Dahlia dan Siregar (2007), menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berhubungan positif dengan kinerja keuangan perusahaan (gross profit to sales ratio/gps), tetapi berhubungan negatif dengan return on capital employed (ROCE). Hasil lainnya yang lebih kontras adalah bahwa reaksi pasar modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan (GPS) yang melakukan pengungkapan CSR dengan baik adalah negatif, sehingga pengungkapan CSR dianggap lebih bermanfaat bagi stakeholder lainnya. Penelitian yang dilakukan Hadi (2001) membuktikan bahwa luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan dipengaruhi rasio likuiditas. Penelitian lain oleh Almilia dan Retrinasari (2007) tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan dalam laporan tahunan menyatakan variabel likuiditas, ukuran perusahaaan, dan status perusahaan
5 berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela sedang leverage hanya berpengaruh terhadap pengungkapan wajib. Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, leverage, dan ukuran terhadap tanggung jawab sosial perusahaan oleh Darwis (2009) menyatakan bahwa profitabilitas dan ukuran berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengungkapaan tanggung jawab sosial dan leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian Sudarmadji dan Sularto (2007) tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan tipe kepemilikan perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan keuangan. Hasil penelitian adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan tipe kepemilikan perusahaan yang dinyatakan dalam saham publik tidak berpengaruh terhadap voluntary disclosure. Pengungkapan sukarela baik kinerja sosial maupun kinerja lainnya dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi ukuran perusahaan, kepemilkan manajemen, profil perusahaan, rasio likuiditas, rasio leverage, dan profitabilitas. Hubungan antara tingkat likuiditas dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan yang didasarkan kodisi perusahaan (Sofiana, 2010) Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam mengahasilkan laba pada tingkat penjualan, asset, dan modal. Hubungan antara profitabilitas dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial
6 memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial (Bowman & Haire, 1976 dalam Sembiring, 2003). Leverage penting untuk menilai kemampuan suatu perusahaan melunasi semua hutang-hutangnya. Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi krediturnya (Suripto, 1999 dalam Junaedi, 2011). Pada penelitian ini menggunakan objek perusahaan tambang karena salama ini sering kali perusahaan tersebut dalam eksploitasi sumber daya alam kurang memperhatikan kondisi lingkungan sehingga muncul masalah lingkungan dan sosial. Perusahaan-perusahaan tambang termasuk dalam kategori industri high profile, yaitu perusahaan atau industri yang mempunyai tingkat sensitivitas tinggi terhadap lingkungan, tingkat resiko politik yang tinggi atau tingkat kompetisi yang ketat. Perusahaan high profile pada umumnya merupakan perusahaan yang memperoleh sorotan dari masyarakat karena aktivitas operasinya memilki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan luas (Darwis, 2007). Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat secara empiris apakah kinerja keuangan perusahaan berpengaruh terhadap tanggung jawab sosial dan untuk memberikan pertimbangan dalam
7 pembuatan kebijaksanaan perusahaan agar lebih meningkatkan tanggung jawab dan kepeduliannya pada lingkungan sosial. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pengungkapan CSR pada perusahaan pertambangan yang list di BEI? 2. Bagaimana pengaruh likuiditas, profitabilitas, dan leverage terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial (corporate sosial responsibility) pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI? C. Tujuan 1. Mendeskripsikan pengungkapan CSR pada perusahaan pertambangan yang list di BEI. 2. Untuk mendiskripsikan dan menguji pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap tanggung jawab sosial pada perusahaan tambang yang terdaftar di BEI. D. Manfaat penelitian 1. Bagi Perusahaan Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajemen mengenai keefektifan CSR dalam Laporan Tahunan, manfaat dan kontribusi riil yang dirasakan masyarakat pada khususnya dan stakeholder pada umumnya.
8 2. Bagi Perkembangan Kajian Akuntansi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh kinerja perusahaan terhadap informasi tanggung jawab sosial. Bagi pihak manajemen perusahaan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam hal pengambilan kebijakan, khususnya yang berhubungan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial. Sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan kajian akuntansi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi, masukan, dan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenis, dengan objek, variabel, ataupun periode yang berbeda.