BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0 6 bulan adalah ASI. Keunggulan

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan pendidikan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah bayi berusia 6 bulan. Selain MP-ASI, ASI harus tetap diberikan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Konsep Batita atau Tooddler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laktosa dan garam-garam organik yang di sekresi oleh kedua kelenjar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian makanan tambahan pada bayi merupakan salah satu upaya. pemenuhan kebutuhan gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh

Ingatlah bahwa pemberian MP ASI ini bertujuan mengenalkan variasi, tekstur serta rasa baru. Selera makan juga bervariasi setiap hari, hari ini dia men

: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. akhiran pe dan an. Imbuhan pe-an berarti menunjukkan adanya proses. Jadi

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisinya baik dalam segi mutu ataupun jumlahnya. Untuk bayi 0-

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi anak sekolah menurut World Health Organization (WHO) yaitu

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung zat kekebalan terhadap infeksi diantaranya immunoglobulin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB II LANDASAN TEORI. gizi selain dari air susu ibu (DepKes RI, 2006). berbasis susu menuju ke makanan yang semi padat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoadmojo, 2007 perilaku dari pandangan biologis merupakan sesuatu

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun oleh : AGUSTINA ITRIANI J

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna bagi bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya (Margaret

Kuesioner. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Ketepatan Pemberian MPASI di Kelurahan PB. Selayang II Kecamatan Medan Selayang Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi,

TINJAUAN PUSTAKA. Makanan Bayi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2006). Menurut WHO MP-ASI harus diberikan setelah anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Depkes RI, 1992). MP-ASI

Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tergantng dari motif yang dimiliki (Taufik, 2007). menggerakkan kita untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

Memperkenalkan Makanan pada Bayi.

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

: SUSANTI ROSMALA DEWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya, program pemberian ASI ekslusif tidak berlansung secara optimal

BAB 1 PENDAHULUAN. bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap

Melindungi kesehatan ibu :

BAB I PENDAHULUAN. operasional, pertanyaan penelitian dan hipotesis serta manfaat penelitian.

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dipelajari serta dipahami. Hal tersebut berkaitan dengan adanya perubahan

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. luas dan menyeluruh. Penyuluhan merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Usia Pertama Pemberian Makanan Pendamping ASI a. Pengertian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) merupakan makanan yang diberikan ke bayi selain ASI sebagai pendamping ASI guna menunjang pertumbuhan pada bayi ( Aliza, 2007 ). Menurut Soenardi ( 2000 ) makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan kepada bayi guna memenuhi kebutuhan bayi atau anak dalam melengkapi ASI dan biasanya diberikan pada bayi berusia 6 12 bulan. Sedangkan menurut Azwar ( 2000 ) makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan pada bayi mulai umur 6 bulan guna pemenuhan energi dan zat gizi lain yang tidak dicukupi oleh ASI. Berdasarkan pengertian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan pada bayi usia 6 12 bulan sebagai pendamping ASI guna memenuhi kebutuhan bayi yang tidak di cukupi oleh ASI. 6

b. Tujuan Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Dalam pemberian makanan pendamping ASI menurut Sholihin ( 1999 ) bertujuan, yaitu : 1) Untuk menambah energi 2) Membantu dalam proses pertumbuhan pada bayi 3) Sebagai makanan pelengkap 4) Mengembangkan kemampuan bayi untuk menguyah, mencium dan menelan serta melakukan adaptasi pada makanan yang mengandung energi tinggi 5) Guna melengkapi zat zat gizi yang belum di penuhi oleh ASI guna menunjang proses pertumbuhan supaya tetap optimal c. Tahap Tahap Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Dalam pemberian makanan pendamping ASI terdapat beberapa tahapan dalam pemberiannya, yaitu : 1) Mutu bahan makanan, mutu bahan makanan yang baik sangat penting dalam membantu proses pertumbuhan karena yang terkandung di dalam makanan sangat tinggi 2) Tektur dan kekentalan makanan, bayi dengan tektur makanan lumat, cair akan membantu dalam proses makan secara bertahap 3) Jenis makanan, bayi yang secara dini diperkenalkan satu per satu jenis makanan supaya mengenal dengan baik sehingga nantinya dengan perkembangan waktu dapat menerima makanan yang baru 7

4) Jumlah atau porsi makanan, pemberian makanan secara bertahap merupakan cara yang tepat dalam proses makan. Jangan sekali memaksa bayi untuk menghabiskan makanan karena akan mengurangi rasa selera makan bayi. 5) Urutan pemberian MP ASI, makan yang diberikan secara bertahap dan berurutan dari makanan yang ringan kemudian agak padat, seperti makan saring, nasi tim, sari jeruk dan jus kemudian di lanjutkan sayuran dan daging. 6) Jadwal waktu makan, jadwal makan yang di perlukan bayi sangat bervariasi tergantung tingkat lapar pada bayi. Jadwal yang sesuai dengan keadaan lapar atau haus yang sangat berkaitan dengan pengosongan lambung sehingga saluran cerna siap untuk makanan ( Ferdinan, 2008 ). Di tambahkan pula dalam tahapan pemberian makanan pendamping ASI menurut DEPKES RI ( 1999 ): 1) Pentingnya golongan makanan Golongan makanan yang mengandung vitamin dan protein penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Vitamin, mineral, hidrat arang, lemak sayur dan buah baik untuk pertumbuhan. Vitamin A sangat penting untuk perkembangan mata dan kesehatan kulit yang baik. Vitamin C untuk kesehatan gusi dan jaringan, dan vitamin D juga sangat berharga karena banyak mengandung protein untuk menunjang pertumbuhan. 8

2) Nafsu makan anak Kebiasaan anak untuk makan pada umumnya tidak teratur, anak umumnya lebih suka apa yang di makan dari pada jumlah, selama anak sehat dan berat badan tidak kurang atau berlebihan dengan serius. Nafsu makan anak biasanya tidak pasti, sehingga dalam memberikan makan jangan memaksa anak untuk makan lebih banyak atau sedikit dari pada keinginannya yang sebenarnya supaya nantinya tidak mengganggu nafsu makannya. 3) Berat Badan anak yang berlebihan Anak dengan berat badan yang terlalu berat, ini hanyalah karena terlalu sedikit gerak. Pengaruh kenaikan atau penurunan berat badan secara mencolok atau dalam batas kesehatan yang wajar masih dalam batas normal. d. Syarat Syarat Makanan Pendamping ASI Dalam pemberian makanan pendamping pada anak harus memenuhi beberapa syarat yang harus diperhatikan pada ibu, diantaranya adalah : 1) Makanan yang disajikan harus sesuai dengan kebutuhan bayi 2) Makanan yang disajikan dapat diterima dengan baik oleh organ pencernaan bayi. 9

3) Makanan yang disajikan aman dikonsumsi oleh bayi yaitu makanan yang disajikan bebas dari gangguan dari pathogen dan organic lainnya bebas dari racun dan bahan bahan yang berbahaya lainnya. Di tambahkan lagi menurut WHO ( 2003 ) tentang makanan pendamping yang baik untuk bayi adalah : 1) Makanan yang dimakan dapat memenuhi kebutuhannya terutama zat zat besi, kalsium, vitamin A, B, C, D dan K 2) Bersih dan Aman a) Tidak ada pathogen misalnya tidak ada bakteri penyebab penyakit, atau organisme penyebab penyakit b) Tidak ada bahan kimia lainnya yang berbahaya c) Makanan yang disajikan tidak terlalu panas d) Makanan yang disajikan tidak terlalu pedas e) Makan mudah dicerna oleh organ pencernaan f) Makanan di sukai oleh anak g) Makanan tersedia dan mudah di jangkau. 10

e. Usia Dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Menurut Lewis ( 2004 ) dan Amalia ( 2006 ) kebutuhan nutrisi yang harus di konsumsi oleh bayi, yaitu : 1) Usia 0 6 Bulan Bayi hanya diberikan ASI saja, lebih sering lebih baik karena ASI banyak mengandung zat zat antibody yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, serta sangat baik untuk pertumbuhan otak si bayi. 2) Usia 6 9 Bulan Bayi yang diberi ASI dan makanan pendamping pada usia 6 bulan lebih karena dalam hal ini alat cerna sudah berfungsi dengan baik, makan yang cocok diberikan diantaranya bubur, tepung beras, bubur encer, pisang lumat dan pepaya lumat. 3) Usia 9 12 Bulan Bayi diberikan ASI dan diberikan makanan pendamping seperti makanan bubur, nasi, dan menginjak usia 10 bulan bayi mulai diperkenalkan makanan keluarga. 4) Usia 12 24 Bulan Bayi tetap terus diberi ASI dan makan lengkap sekurang kurangnya diberikan 3x sehari dengan porsi setengah makan tetap diberikan makanan selingan 2 3x sehari. 11

f. Dampak Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Terlalu Dini Menurut Amalia ( 2006 ) bayi yang terlalu dini diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dapat mengalami dampak, sebagai berikut : 1) Gangguan menyusui Bayi usia 0 6 bulan makanan yang paling cocok adalah ASI eksklusif tetapi dalam hal ini bayi sudah diperkenalkan makanan selain ASI sehingga dalam kelangsungan laktasi akan mengalami gangguan dan bayi sulit untuk menyusu. 2) Beban ginjal yang meningkat Bayi yang secara dini diperkenalkan makanan pendamping kurang baik karena pada usia yang masih dini ini sistem sistem organ terutama organ ginjal belum bisa berfungsi secara sempurna, karena fungsi ginjal sebagai reabsobsi kembali. Makanan yang dimakan bayi terlalu banyak mengandung natrium klorida akan meningkatkan beban kerja ginjal 2x lipat, dan kemungkinan akan terjadi hiperosmolaritas sehingga bayi cepat lapar, haus. 3) Alergi terhadap makanan Sistem organ yang belum sempurna pada bayi dan sistem imunitas yang masih rendah maka bayi yang mendapatkan makanan pendamping ASI akan mudah alergi terhadap makanan yang dimakan antaranya alergi terhadap susu sapi dengan angka kejadian sekitar 7,5%, selain itu juga bayi dapat pula alergi terhadap sayuran, ikan, telur dan sereal. 12

4) Gangguan pengaturan selera makan Makan padat di anggap sebagai penyebab kegemukan. Beberapa penelitian menunjukan bayi yang diberi susu formula dan makanan padat akan meningkatkan berat badan di banding bayi yang diberi susu formula saja. Sumardiono ( 2007 ) pada penelitiannya menunjukan bahwa pemberian makanan pendamping tidak terdapat perubahan berat badan di banding dengan bayi yang mendapat susu formula yang disukai. 5) Perubahan selera makan Bayi biasanya sering makan makanan yang disukai tidak pandang itu bahaya atau bukan terhadap tubuh mereka. Kebiasaan makanan yang manis dan banyak mengandung gula kurang baik buat bayi dan biasanya akan menyebabkan kerusakan pada gigi dan akan membiasakan bayi untuk makan yang manis. 6) Gangguan Saluran Pencernaan Bayi yang secara dini diperkenalkan makanan pendamping kurang baik karena pada usia yang masih dini ini saluran pencernaan belum bisa berfungsi secara sempurna terutama pada lambung dan usus. Sehingga bayi akan sering mangalami diare, infeksi saluran pencernaan, dll. 13

2. Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) a. Pendidikan Ibu 1) Definisi Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan ( Notoatmodjo, 2003 ). 2) Unsur Unsur Pendidikan Notoatmodjo ( 2003 ) dalam bukunya tersirat unsur unsur pendidikan yaitu : a) Input Sasaran pendidikan ( individu, kelompok, atau masyarakat ) dan pendidik ( pelaku pendidikan ). b) Proses Upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain. c) Out Put Melakukan apa yang diharapkan / perilaku. 3. Metode Pendidikan Faktor faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masuknya sendiri juga metode materi / pesannya, pendidikan atau petugas yang melakukannya, dan alat alat bantu / alat peraga 14

pendidikan. Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis. Hal ini berarti bahwa masukan ( sasaran pendidikan ) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individu. Untuk sasaran massa berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya. Dibawah ini akan diuraikan metode pendidikan individual, kelompok dan massa ( publik ). 1) Metode Individual Metode pendidikan yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku ( inovasi ). Dalam pendekatan individual ini terdapat beberapa bentuk yakni bimbingan dan penyuluhan serta wawancara. 2) Metode Kelompok a) Kelompok Besar Suatu kelompok dapat dikatakan kelompok besar jika jumlah peserta lebih dari 15 orang. Adapun metode yang biasa digunakan adalah ceramah dan seminar. b) Kelompok Kecil Suatu kelompok dapat dikatakan sebagai kelompok kecil jika jumlah peserta kurang dari 15 orang. Metode yang cocok adalah diskusi 15

kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok kelompok kecil, memainkan peranan, permainan simulasi. 3) Metode Massa ( Publik ) Metode pendidikan massa cocok untuk mengkomunikasikan pesan pesan yang ditujukan pada masyarakat. Metode yang cocok adalah ceramah umum, pidato, sinetron, tulisan di majalah, dll. Tingkat pendidikan seseorang dalam hal ini ibu bukan merupakan satu satunya faktor, tetapi dalam menyerap pengetahuan dan kemampuan untuk mengambil langkah dan kemampuan tentang gizi memang sangat berpengaruh. Seorang anak yang lahir dari latar pendidikan yang baik akan mempunyai kesempatan hidup yang lebih baik serta tumbuh lebih baik pula. Suatu sistem keterbukaan yang berlaku dalam keluarga dalam menerima suatu perubahan atau menerima hal hal yang baru guna memelihara kesehatan keluarga dan anak. Tingkatan pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan tingkah laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang nantinya suatu saat akan muncul dalam keluarga ( Budioro, 2007 ). Luluk ( 2006 ) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada kelompok ibu yang tidak berpendidikan dalam pemberian makanan tambahan kepada bayinya pada usia 1 2 minggu, pada kelompok ibu yang berpendidikan dasar dalam pemberian makanan tambahan bayinya usia 1 bulan, pada kelompok ibu yang berpendidikan menengah dalam pemberian makanan tambahan bayinya usia 4 5 bulan, sedangkan pada kelompok ibu yang 16

berpendidikan tinggi dalam pemberian makanan tambahan bayinya setelah berusia 6 bulan. Dengan demikian pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian makanan tambahan. Sumardiono ( 2007 ) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada kelompok ibu yang berpendidikan dasar dalam pemberian makanan pendamping kepada bayinya pada usia 2 bulan, pada kelompok ibu yang berpendidikan menengah dalam pemberian makanan pendamping bayinya setelah berusia 3 5 bulan, sedangkan pada kelompok ibu yang berpendidikan tinggi dalam pemberian makanan pendamping bayinya setelah berusia lebih dari 6 bulan. Jadi dalam hal ini pendidikan ibu dengan berpendidikan yang cukup dan berpendidikan formal merupakan salah satu faktor penentu dalam kemampuan menyerap informasi tentang gizi. Tingkat pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan daya tangkap ibu dengan masalah gizi dan dalam keluarga mampu mengambil tindakan secara cepat dalam masalah kesehatan. b. Pengetahuan ( knowledge ) Ibu 1) Definisi Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba ( Notoatmodjo, 2007 ). 17

2) Tingkat Pengetahuan Notoatmodjo ( 2007 ) dalam bukunya membagi pengetahuan dalam beberapa tingkatan, yaitu : a) Tahu ( know ) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuai yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. b) Memahami ( comprehension ) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. c) Aplikasi ( application ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum hokum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 18

d) Analisis ( analysis ) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e) Sintesis ( synthesis ) Sistensis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi formulasi yang ada. f) Evaluasi ( evaluation ) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria kriteria yang telah ada. Luluk ( 2006 ) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada kelompok ibu yang berpengetahuan kurang dalam pemberian makanan tambahan kepada bayinya pada usia 1 bulan, sedangkan pada kelompok ibu yang berpengetahuan cukup dan baik dalam pemberian makanan tambahan bayinya setelah berusia 5 6 bulan. Dengan demikian pengetahuan ibu tentang pemberian makanan tambahan mempengaruhi dalam pemberian makanan tambahan yang sesuai waktunya. 19

Sumardiono ( 2007 ) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada kelompok ibu yang berpengetahuan kurang dalam pemberian makanan pendamping kepada bayinya pada usia 2 bulan, pada kelompok ibu yang berpengetahuan cukup dalam pemberian makanan pendamping bayinya setelah berusia 3 5 bulan, sedangkan pada kelompok ibu yang berpengetahuan baik dalam pemberian makanan pendamping bayinya setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan. Jadi dalam hal ini pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor penentu dalam kemampuan menyerap informasi. Pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI diukur menggunakan alat bantu kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan baik, cukup dan kurang. Pengetahuan baik bila > 80 % ( skor 9 10 ), cukup bila 60 80 % ( skor 6 8 ) dan kurang bila < 60 % ( skor 1 5 ) ( Khomsan, 2000 ). c. Pekerjaan Ibu 1) Definisi Bekerja adalah melakukan kegiatan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling sedikit 1 jam dalam 1 minggu yang lalu. Maksud bekerja tersebut harus berurutan dan tidak terputus ( Darthos, 2001 ). 20

Status pekerjaan adalah kebutuhan seseorang di dalam melakukan pekerjaan, yaitu apakah orang tersebut berkedudukan sebagai buruh atau karyawan perusahan dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap, buruh dengan dibantu oleh atau karyawan tetap; pekerja keluarga tanpa upah atau sebagai pekerja social ( Hasibuan, 2003 ). Pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan suatu jabatan dengan baik dan kompeten ( Hasibuan, 2003 ). Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang berkembang di ASIA. Krisis global membawakan dampak yang luar biasa kepada masyarakat sehingga menambah angka kemiskinan pada masyarakat. Luluk ( 2006 ) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa keluarga yang pendapatannya lebih rendah dan sedang dalam pemberian makanan tambahan biasanya pada usia 5 6 bulan, sedangkan keluarga yang pendapatannya lebih tinggi dalam pemberian makanan tambahan biasanya pada usia 3 4 bulan. Sumardiono ( 2007 ) kesibukan ibu rumah tangga yang sering keluar rumah untuk bekerja seringkali mengabaikan tugas ibu untuk menyusui anaknya dan waktu yang sangat minim sekali untuk bertemu anaknya, sehingga pemberian ASI secara eksklusif sangat minimal sekali. Pemberian makanan pendamping dan susu formula untuk jalan alternative dengan anggapan anak tetap mendapatkan asupan nutrisi yang cukup merupakan jalan yang di tempuh oleh ibu yang sedang bekerja. Jika dalam pemberian ASI dihentikan pada saat 21

usia yang dini, maka penggunaan makanan bayi buatan sendiri dan makanan pendamping adalah sangat tinggi pula. d. Sikap ( attitude ) Ibu 1) Definisi Sikap ( attitude ) merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek ( Notoatmodjo, 2007 ). Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi : Stimulasi Rangsanga n Proses Stimulus Reaksi Tingkah Laku (terbuka) Sikap (tertutup) Sumber : Notoatmodjo ( 2007 ) Gambar 2.1 : Skema Proses Terbentuknya Sikap 2) Tingkatan Sikap Notoatmodjo ( 2007 ) membagi sikap dalam beberapa tingkat seperti halnya dengan pengetahuan, yaitu : a) Menerima ( receiving ) Menerima diartikan bahwa orang ( subjek ) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan ( objek ). 22

b) Merespon ( responding ) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. c) Menghargai ( valuing ) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d) Bertanggung Jawab ( responsible ) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Nilu ( 2005 ) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dari 30 ibu yang memberikan makanan tambahan usia < 6 bulan 20 orang, sedangkan ibu yang memberikan makanan tambahan setelah usia > 6 bulan cuma 10 orang.dengan demikian sikap ibu dalam pemberian makanan tambahan mempengaruhi dalam pemberian makanan tambahan yang sesuai waktunya. Samardiono ( 2007 ) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa 65 % ibu ibu memberikan makanan pendamping pada usia < 6 bulan dan 35 % ibu ibu memberikan makanan pendamping pada anaknya setelah usia 6 bulan. Dengan demikian sikap ibu yang dapat menerima informasi 23

dengan baik akan mempengaruhi dalam pemberian makanan tambahan yang sesuai waktunya. Sikap ibu dalam pemberian MP ASI diukur menggunakan alat bantu kuesioner dengan cara menilainya dengan dikategorikan mendukung dan tidak mendukung. Sikap ibu yang mendukung bila > 50 % ( skor 6 10 ), dan sikap ibu yang tidak mendukung bila < 50 % ( skor 1 5 ) ( Khomsan, 2000 ). B. Kerangka Teori penelitian ini adalah : Mengacu pada tinjauan pustaka yang telah dipaparkan kerangka teori dalam Faktor faktor yang mempengaruhi usia pertama pemberian MP - ASI Pendidikan ibu Pengetahuan ibu tentang pemberian MP ASI Usia Pertama pemberian MP - ASI Pekerjaan ibu Sikap ibu terhadap pemberian MP ASI Sumber : Kerangka Teori modifikasi dari Notoatmodjo ( 2007), Depkes RI ( 1999 ). Gambar 2.2 : Skema Kerangka Teori 24

C. Kerangka Konsep Berdasarkan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Variabel Bebas Variabel Terikat Pendidikan Ibu Pekerjaan Ibu Pengetahuan Ibu tentang pemberian MP ASI Usia Pertama Pemberian MP - ASI Sikap Ibu dalam pemberian MP ASI Gambar 2.3 : Skema Kerangka Konsep D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan usia pertama pemberian makanan pendamping ASI 25

2. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI dengan usia pertama pemberian makanan pendamping ASI 3. Ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan usia pertama pemberian makanan pendamping ASI 4. Ada hubungan antara sikap ibu terhadap pemberian makanan pendamping ASI dengan usia pertama pemberian makanan pendamping ASI 26