IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MARGASARI KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI PROGRAM WIRAUSAHA BARU OLEH DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DALAM MENDUKUNG GERDU KEMPLING KOTA SEMARANG TAHUN 2014

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

ANALISIS IMPLEMENTASI PERUBAHAN ATAS PERDA TENTANG ALOKASI DANA DESA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. implementasi kebijakan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kelurahan Mangunharjo Kecamatan Tugu Kota Semarang

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

Keywords: financial management, village allocation fund, community empowerment

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

IMPLEMENTASI PROGRAM KOTA LAYAK ANAK DALAM UPAYA PEMENUHAN HAK-HAK ANAK DI KOTA BEKASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

SALINAN KEPALA DESA OLEHSARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA OLEHSARI NOMOR 01 TAHUN 2018 TENTANG

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS ASTRI SULASTRI ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KECAMATAN KEJAKSAN KOTA CIREBON. Oleh : Diah Ayu Purbasari, Sri Suwitri, Ida Hayu D. ABSTRAK

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG DANAA DESA (ADD) DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. PIPPK di Kecamatan Panyileukan, dapat kita analisa melalui teori implementasi

salinan KEPALA DESA JAMBESARI KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN KEPALA DESA JAMBESARI NOMOR 1 TAHUN 2018

Transformasi No. 32 Tahun 2017 Volume I Halaman 1-75

IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMP NEGERI 2 SEMARANG. Oleh: Ines Delaney Natasha, Aufarul Marom, Dewi Rostyaningsih

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 58 Tahun 2010 TENTANG PROGRAM DESA MANDIRI DALAM PERWUJUDAN DESA PERADABAN DI JAWA BARAT

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI BOS TAHUN 2011 di SMP AL AZHAR 14, SMP 12 dan SMP 29 Kota SEMARANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

Oleh : Rista Dewi Putriana, Hartuti Purnaweni

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN HIV-AIDS DI KABUPATEN KEBUMEN (Telaah Pasal 7)

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

Otniel Handityasa P 1), Hartuti Purnaweni 1,2) Universitas Diponegoro

ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Dalam Ilmu Hukum

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO PERATURAN BUPATI BONE BOLANGO NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 25 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

IMPLEMENTASI PERATURAN DISIPLIN PNS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan PNPM-MD tahun 2012 terdiri dari dua jenis kegiatan. yaitu pembuatan rabat beton jalan dan kegiatan POSYANDU.

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,

Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Pasar Kembangsari berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 8 Tahun 2011 (Telaah Pasal 61)

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Peran Profesi Akuntansi ISSN Dalam Penanggulangan Korupsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI PROGRAM REHABILITASI RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2014 J U R NAL

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DI DESA JAPAH KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS DI KABUPATEN KUDUS

Analisis Kepatuhan Implementasi UU RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal Serta Peraturan Turunannya Di Desa Simpang Empat

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PENDAHULUAN. Rencana Kerja Pemerintah Daerah merupakan pedoman untuk penyusunan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 tahun 2009 tentang Perizinan Mendirikan Bangunan di Kota Semarang

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

Implementasi Program Tahun Kunjungan Wisata Jawa Tengah 2013 di Jawa Tengah Oleh: Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

Implementasi Kebijakan Pengembangan Kawasan Agropolitan Sendang Kabupaten Tulungagung

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

Jurnal Tata Sejuta STIA MATARAM http://ejurnalstiamataram.ac.id P-ISSN 2442-9023, E-ISSN 2615-0670 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MARGASARI KECAMATAN MARGASARI KABUPATEN TEGAL Yuni Kurniasih 1, Hardi Warsono 2, Budi Puspo Priyadi 3 1 Universitas Diponegoro Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima: 1 Maret 2018 Disetujui: 21 Maret 2018 Dipublikasikan: 30 Maret 2018 Kata Kunci: Alokasi Dana Desa, Implementasi, Kebijakan Abstrak Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Tegal untuk desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keungan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten. Alokasi Dana Desa sebagai salah satu sumber pendapatan desa diharapkan mampu membiayai berbagai pembangunan di desa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dana dari kabupaten diberikan langsung kepada desa untuk dikelola oleh Pemerintah Desa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari belum menunjukkan hasil yang efektif. Hal ini bisa dilihat dari beberapa aspek implementasi kebijakan yang belum dijalankan dengan optimal seperti keterlibatan masyarakat dalam perencanaan ADD, pelaksanaan tupoksi tim koordinasi ADD tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten, kesesuaian alokasi dengan pedoman, pelaporan dan pertanggungjawaban, dan kemanfaatan ADD untuk kemandirian desa. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi seperti komunikasi, sumber daya, disposisi pelaksa dan struktur birokrasi juga belum berjalan dengan baik. Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti merekomendasikan kepada para pelaksana mengenai perlunya komitmen yang tinggi dan memanfaatkan dukungan sumber daya finansial yang ada secara maksimal sehingga apa yang menjadi tujuan dari kebijakan ini dapat tercapai. THE IMPLEMENTATION OF VILLAGE ALLOCATION FUND POLICY IN MARGASARI VILLAGE SUB DISTRICT MARGASARI TEGAL DISTRICT Keywords: Village Allocation Fund, Implementation, Policy Abstract Village Allocation Fund is a fund allocated by the Government for village in Tegal regency, which rises from the central and balance financial of fund received by district area. The Village Fund Allocation as one of village income source is expected to finance various development programme in the village so that it can improve the prosperity of the local community. Funds from districts are provided directly to villages to be managed by the Village Government. This research was meant to find out how the implementation of village

allocation fund policy in Margasari village and knowing the influence factors of this implementation. This research using qualitative research methods. The results showed that the implementation of village allocation fund policy are still less effective that is seen from the precision implementation aspects such as society participation in planning process, performance of implementers, compatibility allocation with regulation, accountability of Village Allocation Fund, and benefit of Village Allocation Fund for village autonomy. The factors that influence the implementation such as communication, resource policy, disposition of the implementor and bureaucratic structure are still less optimal too. Based on these conclusions, the researcher recommend to the implementation agency should have high commitment and take maximal advantages of financial sources in order to achieve the purpose of this policy. Alamat korespondensi: fisip@undip.ac.id, k.yunikurniasih@gmail.com 2018 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mataram PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat agar tercipta kemandirian daerah dan pemberdayaan masyarakat. Kemandirian daerah bertumpu pada pemberdayaan potensi lokal yang mana kemandirian tersebut harus dimulai dari level pemerintahan di tingkat paling bawah, yaitu desa. Anggaran pembangunan secara khusus dicantumkan dalam APBD untuk pembangunan wilayah pedesaan, yakni dalam bentuk Alokasi Dana Desa (ADD). Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Tegal untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten. Alokasi Dana Desa sebagai salah satu sumber pendapatan desa diharapkan mampu membiayai berbagai pembangunan di desa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Adapun permasalahan pada Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal yang telah berjalan selama ini yaitu kemampuan pengelola alokasi dana desa baik dari unsur pemerintah desa maupun lembaga kemasyarakatan di desa dalam perencanaan dan pengendalian kegiatan yang belum baik. Tidak diikutsertakannya seluruh komponen masyarakat dalam musyawarah penggunaan ADD. Perencanaan 2

ADD dan pengalokasiannya sebagian besar dilakukan oleh kepala desa dan bendahara umum desa saja, belum melibatkan aspirasi masyarakat seperti yang tercantum dalam Peraturan Bupati Tegal Nomor 5 Tahun 2015. Selain itu, ada indikasi kurangnya sosialisasi kebijakan ADD sampai tingkat pelaksana di desa. Sosialisasi Kebijakan ADD telah disampaikan kepada Tim Koordinasi Tingkat Kecamatan dan Tim Pelaksana Tingkat Desa. Namun, sosialisasi hanya dihadiri oleh perwakilan Tim Pelaksana Tingkat Desa sehingga ada kemungkinan terjadi bias dalam pemahaman ketika kebijakan harus diimplementasikan di desa. Sering terjadi keterlambatan penyusunan dokumen laporan pertanggungjawaban yang mengakibatkan terlambatnya pencairan ADD tahap selanjutnya. Laporan realisasi pelaksanaan ADD semester pertama seharusnya disampaikan akhir bulan Juli tahun berjalan namun kenyataannya bulan Agustus akhir Oktober awal SPJ baru dilaporkan kepada pihak kecamatan. Demikian pula dengan laporan akhir tahun yang seharusnya disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya namun keadaan di lapangan laporan akhir tahun disampaikan bulan Februari-April tahun berikutnya. Permasalahan selanjutnya adalah rendahnya Pendapatan Asli Desa dibandingkan dengan Alokasi Dana Desa yang diterima. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan ketergantungan desa terhadap dana transfer dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis merasa perlu untuk menganalisis secara mendalam bagaimana implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. Dalam implementasi kebijakan publik, satu hal yang paling penting adalah implementasi kebijakan harus dapat menampilkan keefektifan dari kebijakan itu sendiri. B. Tujuan 1. Untuk menjelaskan pelaksanaan Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. 2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor pendorong dan faktor penghambat pelaksanaan Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. 3

3. Untuk merumuskan upaya optimalisasi pelaksanaan Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal. C. Teori Administrasi Publik Administrasi publik menurut Chandler dan Plano dalam Keban (2008:3) adalah proses dimana sumber daya dan personel publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola keputusan-keputusan dalam kebijakan publik. Administrasi publik merupakan seni dan ilmu yang ditujukan untuk mengatur public affairs dan melaksanakan berbagai tugas yang telah ditetapkan. Kebijakan Publik Kebijakan publik menurut James A. Enderson dalam Subarsono (2009:2-3) yaitu sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah. Walaupun disadari bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi oleh para aktor dan faktor dari luar pemerintah. Pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau badan pemerintah dalam bidang tertentu, misalnya bidang pendidikan, politik, ekonomi, pertanian, industri, pertanahan, dan sebagainya. Implementasi Kebijakan Publik Implementasi merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan kebijakan itu sendiri. Berbagai regulasi dan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah tidak akan mencapai tujuan yang efektif dan efisien apabila tidak adanya implementasi atau pelaksanaan dari kebijakan itu sendiri. Untuk dapat mengkaji dengan baik suatu implementasi kebijakan publik perlu diketahui variable atau faktor-faktor yang berpengaruh penting terhadap implementasi kebijakan serta guna penyederhanaan pemahaman, maka digunakan model-model implementasi kebijakan publik. Model implementasi kebijakan publik yang dijadikan acuan untuk melakukan penelitian ini adalah model implementasi kebijakan dengan perspektif top-down oleh George C. Edward III. Menurut George C. Edward III terdapat empat variabel yang 4

mempengaruhi kinerja suatu implementasi kebijakan publik, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi pelaksana, dan struktur birokrasi. METODE PENELITIAN Peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah Kabid Administrasi Pemerintahan Desa Dispermades Kabupaten Tegal, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Margasari, Kepala Desa Margasari, Bendahara Umum Desa Margasari, Ketua Tim Pelaksana ADD Desa Margasari, dan Tokoh Masyarakat Desa Margasari. Jenis data yang digunakan yaitu data yang berbentuk teks dan data yang berbentuk kata-kata. Adapun sumber data terdiri dari sumber data primer yang berasal dari wawancara terhadap informan dan sumber data sekunder yang berasal dari dokumen, buku, data statistik, laporan dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Teknik Pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Data yang diperoleh dari informan selanjutnya akan dianalisis secara sistematis dengan melakukan tiga langkah secara bersamaan yaitu kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data berdasarkan teknik triangulasi dengan sumber yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal 1. Keterlibatan Masyarakat dalam Perencanaan ADD Masyarakat Desa Margasari memiliki kesadaran untuk turut hadir dan aktif dalam kegiatan Musrenbangdes dalam rangka pembahasan perencanaan penggunaan ADD. Kegiatan musyawarah pembangunan ini dilaksanakan untuk menyerap aspirasi masyarakat desa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada program tersebut. Namun, Musyawarah Desa dalam rangka untuk membahas 5

perencanaan pengelolaan ADD belum sepenuhnya melibatkan seluruh unsur elemen masyarakat. Proses perencanaan juga tidak dilakukan secara partisipatif dan terbuka karena jumlah dana ADD yang dialokasikan untuk masing-masing lembaga kemasyarakatan telah ditentukan terlebih dahulu oleh perangkat desa. Hal ini tentu menjadi sebuah kendala bagi lembaga masyarakat itu sendiri karena jumlah dana yang mereka terima bisa saja tidak sesuai dengan kebutuhan. 2. Pelaksanaan Tupoksi Tim Koordinasi ADD Pendampingan kegiatan ADD di Desa Margasari dilaksanakan oleh Tim Koodinasi Kabupaten, Tim Koordinasi Kecamatan dan Tenaga Pendamping Profesional Desa. Kinerja Tim Koordinasi ADD Tingkat Kabupaten dinilai sudah sesuai dalam melaksanakan tupoksi dan koordinasinya. Namun, Tim Koordinasi ADD Tingkat Kecamatan dan Tenaga Profesional Pendamping Desa kurang maksimal dalam melaksanakan tugasnya. Tim Koordinasi Tingkat Kecamatan kesulitan melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan ADD dalam setiap proses tahapan kegiatan di desa-desa karena keterbatasan waktu dan tenaga. Kemudian untuk tugas menghimpun dan menyimpan salinan arsip Surat Pertanggungjawaban ADD dari desa, Tim Koordinasi Tingkat Kecamatan hanya menghimpun sampai tahun 2015 saja karena sudah tidak ada tempat untuk menyimpan arsip di kantor kecamatan. 3. Kesesuaian Alokasi dengan Pedoman Jumlah ADD Kabupaten Tegal tahun 2017 sebesar Rp 120.521.520.000. Sedangkan jumlah ADD yang diterima oleh Desa Margasari yaitu sebesar Rp 521.924.635,17. Sasaran lokasi ADD adalah seluruh desa dalam wilayah Kabupaten Tegal dengan perhitungan jumlah alokasi dana sesuai dalam Peraturan Bupati Tegal Nomor 2 Tahun 2017. ADD di Desa Margasari dialokasikan untuk penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa, operasional pemerintahan desa, tunjangan dan operasional BPD, insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga dan pembiayaan kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya. ADD di Desa Margasari lebih banyak dialokasikan untuk kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti pemberdayaan perempuan, kewirausahaan, kepemudaan dan lain lain. 6

4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban ADD Mekanisme pelaporan penggunaan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari adalah Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi penggunaan ADD kepada Bupati melalui Camat setiap enam bulan dengan tembusan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Namun, pelaporan penggunaan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari tidak tepat waktu dan sering terlambat. Pembinaan pengelolaan ADD di Desa Margasari dilakukan secara berjenjang mulai dari Tim Koordinasi Kecamatan sampai Tim Koordinasi Kabupaten. Upaya pembinaan dan pengawasan yang dilakukan diantaranya adalah mengadakan monitoring untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan ADD di Desa Margasari. Pengawasan pengelolaan ADD dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Tegal. Pengawasan tersebut hanya dilakukan pada tingkat kecamatan. Tim Pelaksana ADD Tingkat Desa hanya diminta untuk melengkapi laporan-laporan dan bukti-bukti administrasi terkait pengelolaan ADD di desanya. 5. Kemanfaatan ADD untuk Kemandirian Desa ADD digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, pemberdayaan masyarakat desa, penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa, operasional pemerintah desa, tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa, dan insentif rukun tetangga dan rukun warga. Selanjutnya mengenai tata cara pengadaan barang/jasa dalam kegiatan ADD dilakukan secara swakelola dengan memaksimalkan penggunaan sumber daya alam berupa material atau bahan dari wilayah desa setempat. Hal itu dilaksanakan secara gotong royong dengan melibatkan partisipasi masyarakat setempat untuk memperluas kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat di desa tersebut. Secara keseluruhan tingkat partisipasi swadaya gotong royong masyarakat di desa-desa di wilayah Kabupaten Tegal masih rendah karena kondisi perekonomian masyarakat yang kurang mendukung dimana sebagai besar penduduk bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani. Partisipasi lebih bersifat gotong royong menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk merencanakan pembangunan fisik di desa. Dengan adanya ADD dan bantuan keuangan lain 7

semakin membuat partisipasi swadaya masyarakat rendah karena masyarakat bergantung pada dana bantuan keuangan yang diterima. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal 1. Komunikasi Komunikasi yang dilakukan dalam implementasi kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari dinilai masih kurang maksimal. Intensitas sosialisasi kebijakan ADD masih sangat rendah karena hanya dilakukan satu kali pada tingkat kecamatan saja sedangkan di desa tidak ada sosialisasi tentang kebijakan ADD kepada masyarakat secara luas. Terkait penjelasan atau materi yang disampaikan baik oleh Tim Koordinasi Tingkat Kabupaten maupun Tim Koordinasi Tingkat Kecamatan tidak terdapat perbedaan, penyampaian perintah-perintah kebijakan ADD dapat dikatakan konsisten sampai ke tingkat desa. Adapun materi tentang kebijakan ADD secara umum dapat dipahami dan diterima secara jelas oleh para pelaksana ADD di tingkat desa. Namun demikian terkait dengan materi penyusunan laporan pertanggungjawaban, para pelaksana khususnya para sekretaris dan bendahara tim pelaksana ADD tingkat desa masih mengalami kesulitan dan memerlukan pembimbingan lebih lanjut. 2. Sumber Daya Ketersediaan sumber daya dalam pelaksanaan kebijakan Alokasi Dana Desa masih kurang maksimal terutama dalam hal ketersediaan sumber daya manusia. Dari segi kuantitas, Dispermades Kabupaten Tegal menyatakan bahwa jumlah staf yang ada sampai saat sekarang masih kurang memadai dibandingkan dengan banyaknya beban tugas yang harus dilaksanakan, sedangkan dari segi kualitas, kemampuan dari Tim Pelaksana ADD Tingkat Desa dinilai masih belum mumpuni sehingga sering mengakibatkan berbagai permasalahan muncul dalam pelaksanaan kebijakan Alokasi Dana Desa. Ketersediaan sumber daya finansial dan sarana prasarana pendukung pelaksanaan kebijakan ADD di Desa Margasari Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal sudah cukup memadai. 3. Disposisi Pelaksana 8

Pemahaman implementor mengenai pelaksanaan program ini sudah cukup baik. Implementor telah memberikan tanggapan yang baik dan positif serta mengetahui apa yang menjadi tugasnya. Tindakan yang dilakukan para pelaksana khususnya tim koordinasi tingkat kabupaten dan tim koordinasi tingkat kecamatan sudah sejalan dengan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya di lapangan. Namun, Tim Pelaksana ADD Tingkat Desa yang juga sebagai implementor dinilai kurang berkompeten dalam melaksanakan tugasnya karena pengaruh dari faktor SDM rendah yang dimiliki oleh perangkat di desa. 4. Struktur Birokrasi Struktur birokrasi di Bidang Administrasi Pemerintahan Desa Dispermades Kabupaten Tegal sebagai pelaksana kebijakan ADD saat ini strukturnya sudah ramping dan fleksibel serta sesuai dengan apa yang telah ditentukan dalam perbup. Terjalin kerjasama yang baik dan pembagian tugas serta tanggung jawabnya masing-masing, koordinasi antar pegawai juga dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, telah ada pembentukan struktur organisasi pelaksana ADD tingkat desa sesuai dengan petunjuk teknis ADD yang dikeluarkan oleh Bupati. Kerja sama antar tim pelaksana ADD berjalan dengan baik dan tidak ada konflik. Intensitas koordinasi di tingkat desa tinggi hanya antar perangkat desa, sedangkan koordinasi dengan anggota lain di luar perangkat desa dinilai masih rendah. PENUTUP 1. Kesimpulan Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari belum sepenuhnya dapat berjalan dengan optimal dimana hasil dari kegiatan ini belum dapat mencapai beberapa tujuan yang telah tercantum dalam Peraturan Bupati Tegal Nomor 2 Tahun 2017. Dari lima indikator implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa ini, tiga diantaranya masih dinilai belum baik yaitu berdasarkan keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengalokasian ADD, pelaporan dan pertanggungjawaban, dan kemanfaatan ADD untuk kemandirian desa. Sedangkan penilaian yang sudah baik ada dalam indikator kesesuaian alokasi 9

dengan pedoman, tupoksi tim koordinasi tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan. Terdapat faktor pendorong dalam implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari sumber daya finansial, sarana prasarana, konsistensi penyampaian informasi, pemahaman pelaksana, struktur organisasi dan kerja sama antar para pelaksana. Faktor penghambatnya yaitu kualitas sumberdaya manusia, minimnya kegiatan sosialisasi, tindakan pelaksana yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan intensitas koordinasi diantara para pelaksana kebijakan yang dinilai masih rendah. 2. Rekomendasi Rekomendasi disini berkaitan dengan belum optimalnya implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa di Desa Margasari. Berikut rekomendasinya : 1. Kegiatan sosialisasi kebijakan ADD secara umum perlu lebih diintensifkan sampai dengan tingkat Desa dan untuk materi pembuatan laporan pertanggungjawaban perlu diadakan pelatihan atau pendampingan khusus. 2. Petunjuk Teknis ADD perlu mengatur tentang mekanisme penyusunan dokumen rencana penggunaan ADD yang lebih partisipatif. 3. Dispermades Kabupaten Tegal perlu melakukan koordinasi rutin secara berkala kepada Tim Koordinasi ADD Tingkat Kecamatan baik melalui pertemuan langsung atau dengan memanfaatkan perantara media komunikasi. 4. Peningkatan pengawasan terhadap kinerja Tim Pelaksana ADD Tingkat Desa oleh pihak kecamatan sebagai upaya untuk mendorong komitmen pelaksana tingkat desa agar dapat mematuhi semua aturan dan jadwal kegiatan yang telah ditentukan. 5. Perlunya dibuat suatu aturan standar ketercapaian hasil yang harus dicapai terhadap kinerja lembaga kemasyarakatan dan perangkat desa agar dapat mengetahui tingkat ketercapaian tujuan kebijakan ADD dalam meningkatkan kemampuan dan profesionalisme aparatur pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan desa. DAFTAR PUSTAKA Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta 10

Dwijowijoto, Riant Nugroho. 2008. Public Policy. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta : Bumi Aksara Keban, Yeremias T. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik : Konsep, Teori dan Isu. Yogyakarta : Gava Media Moleong, J. Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung: Alfabeta Rozaki, Abdur, dkk. 2004. Memperkuat Kapasitas Desa dalam Membangun Otonomi.Yogyakarta : IRE dan Ford Fondation Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung : Alfabeta Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung: PT. Refika Aditama Suwitri, Sri. 2011. Konsep Dasar Kebijakan Publik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik : Teori dan Proses. Jakarta : PT. Buku Kita Yani, Ahmad. 2008. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta : Rajawali Press Sumber regulasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Peraturan Bupati Tegal Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa Peraturan Bupati Tegal Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pengalokasian Dan Pelaksanaan serta Penetapan Lokasi dan Alokasi Dana Desa Kabupaten Tegal Tahun 2017 11