PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS ASTRI SULASTRI ABSTRAK
|
|
- Widya Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS ASTRI SULASTRI ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh adalah keterkaitan mengenai fakta dan data mengenai proses pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa oleh perangkat desa yang diharapkan dapat berdampak baik kepada pemanfaatan dan penggunaan dari alokasi dana desa guna memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan dalam rangka penulisan skripsi untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan alokasi dana desa, untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa, untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa dan upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriftif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan melalui kegiatan observasi, wawancara dan pencatatan dokumen. Adapun jumlah sumber data dalam penelitian ini adalah 1 orang Kepala Desa, 3 orang Perangkat Desa, 1 orang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan 1 orang masyarakat di Desa Mangkubumi Kecamtan Sadananya Kabupaten Ciamis. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis dinilai cukup baik dalam melaksanakannya, walaupun dilihat dari proses perencanaannya dan juga pengalokasian sesuai dengan aturan atau prosedur yang ada dinilai masih kurang baik. Faktor yang mendukung dalam pengelolaan alokasi dana desa yaitu adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang menjadi perantara untuk menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada perangkat desa, terpenuhinya sarana prasarana yang menunjang serta kesamaan kebutuhan Selanjutnya faktor yang menghambat yaitu tidak semua masyarakat dapat menggunakan media sosial untuk mengakses informasi mengenai alokasi dana desa, batasan peruntukan alokasi dana desa, masih rendahnya kualitas sumber daya manusia perangkat desa. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut yaitu menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada masyarakat, dan menyediakan papan informasi yang khusus memuat informasi mengenai alokasi dana desa, sehingga tidak bersatu dengan informasi yang lainnya. dan meningkatkan kerjasama antar perangkat desa dan tidak saling mengandalkan satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan khususnya dalam mengelola alokasi dana desa Kata kunci : Pengelolaan Alokasi Dana Desa A. PENDAHULUAN Desa merupakan sebuah organisasi pemerintah yang secara langsung berhadapan dengan Disini desa mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan yang di lakukan oleh desa, harus dapat memuat proses pemberdayaan masyarakat yang mengandung makna dinamis untuk pengembangan dalam mencapai tujuan. Untuk itu pemerintah mengeluarkan kebijakan yaitu berupa Alokasi Dana Desa (ADD) untuk menunjang segala sektor kebutuhan di Pemberian Alokasi Dana Desa merupakan wujud pemenuhan hak desa dalam rangka penyelenggaraan otonomi desa, namun dalam pengelolaannya tentu akan mendapat banyak hambatan. Sehubungan dengan uraian di atas dan berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis Di Kantor Kepala Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis ditemukan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan Alokasi Dana Desa. Hal tersebut dapat dilihat dari indikator sebagai berikut: 1. Masih minimnya kemampuan dan keahlian serta pengetahuan pengelola anggaran dalam mengelola Alokasi Dana Desa sesuai dengan aturan yang ada. Hal ini dapat terlihat dari masih kurangnya orang yang ahli dalam 511
2 membuat rencana anggaran, pengalokasian dana, dan juga membuat laporan pertanggungjawaban di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. 2. Penggunaan Alokasi Dana Desa dirasa masih kurang sesuai dengan kebutuhan Hal ini dapat dilihat dari kurang aktifnya masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya dalam kegiatan musyawarah bersama di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. 3. Ketidakjelasan regulasi di dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Hal ini dapat dilihat dari perubahan yang terjadi dari Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 diubah menjadi Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2015 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN tentang mekanisme pengalokasian dana desa. 4. Masih rendahnya mekanisme pengawasan yang melibatkan masyarakat di dalam suatu kegiatan yang bersumber dari Alokasi Dana Desa. Hal ini dapat terlihat dari sikap masyarakat di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis seperti adanya sikap kurang peduli terhadap pelaksanaan kegiatan di desa. B. LANDASAN TEORITIS 1. Pengertian Keuangan Negara Pengertian Keuangan negara menurut Anggara ( 2016:11) adalah sebagai berikut: Keuangan negara adalah kekayaan yang dikelola oleh pemerintah, yang meliputi uang dan barang yang dimiliki, kertas berharga yang bernilai uang yang dimiliki, hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, dana-dana pihak ketiga yang terkumpul atas dasar potensi yang dimiliki dan/atau yang dijamin baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, badan-badan usaha, yayasan, maupun institusi lainnya. Secara ringkas keuangan negara ialah semua hak yang dapat dinilai dengan uang, yang dapat dijadikan milik negara. 2. Pengelolaan Keuangan Negara, Daerah dan Keuangan Desa Pengelolaan antara keuangan negara dan daerah dapat diartikan sebagai suatu sistem yang mengatur bagaimana caranya sejumlah dana dibagi di antara berbagai tingkat pemerintah, Hubungan pengelolaan keuangan negara dengan keuangan daerah tersebut dapat terlihat dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 22, yaitu menjelaskan bahwa: (1) Pemerintah Pusat mengalokasikan dana perimbangan kepada Pemerintah Daerah berdasarkan undang-undang perimbangan keuangan pusat dan daerah. (2) Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya. (3) Pemberian pinjaman dan/atau hibah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. (4) Pemerintah Daerah dapat memberikan pinjaman kepada/menerima pinjaman dari daerah lain dengan persetujuan DPRD. Selanjutnya untuk lebih meyakinkan hubungan keuangan negara, keuangan daerah dan keuangan desa saling berhubungan satu sama lain, dapat dilihat dari penjelasan yang dikemukakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (2015: 48) mengenai pengertian dana desa yaitu sebagai berikut: Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara nasional dalam APBN setiap tahun. 3. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pengertian alokasi dana desa menurut Soleh dan Rochmansjah ( 2015 : 11) adalah sebagai berikut: Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk disalurkan kepada pemerintah desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Adapun asas yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengelolaan alokasi dana desa yaitu yang dikemukakan dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (2015: 35), bahwa asas-asas pengelolaan keuangan desa yaitu dijelaskan sebagai berikut: 1. Transparan, yaitu prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas 512
3 yang membuka diri terhadap hak masyarkat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintahan desa dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. Akuntabel, yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. Partisipatif, yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikutsertakan kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa; 4. Tertib dan disiplin anggaran, yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan atau pedoman yang melandasinya. Dari penjelasan di atas, maka pada dasarnya pengelolaan keuangan desa merupakan serangkaian kegiatan pengalokasian, penggunaan, pelaporan dan pertanggungjawaban dana desa yang dilakukan baik secara langsung ataupun secara tidak langsung yang dimaksudkan bukan saja sebagai penggerak perekonomian desa tetapi juga sebagai sumber pendapatan desa. C. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yaitu merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Seperti yang dikemukakan menurut Prastowo (2012: 24) bahwa metode penelitian kualitatif adalah: Metode penelitian kualitatif adalah metode (jalan) penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metodemetode yang alamiah ketika hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-ukuran kuantitas, namun makna ( segi kualitas) dari fenomena yang diamati. Adapun subjek penelitian ditetapkan sebagai berikut: Kepala Desa Mangkubumi, Sekretaris Desa, Kepala Urusan Perencanaan dan Keuangan, Kepala Seksi Kesejahteraan, Anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD) dan masyarakat Desa Mangkubumi yang apabila dijumlahkan keseluruhannya menjadi 6 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Analisis data menurut Bogdan (Sugiyono, 2013: 224), Analisis data proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis, dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Dimensi Transparan a. Adanya kemudahan yang diberikan kepada masyarakat untuk mengakses informasi mengenai anggaran desa. alokasi dana desa dilihat dari indikator ini penulis melihat bahwa di Desa Mangkubumi ada papan informasi yang dipampangkan mengenai anggaran desa, juga ada media sosial yang memang dibuat pemerintah desa dan di dalamnya terdapat keterangan mengenai anggaran yang ada di desa. Dari pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa ini sudah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum Indonesia ( HFI) yang diakses tanggal 25 April 2017 di ( blog.faceoffice.co.id/penejelasantransparansi-pemerintahan/) tentang adanya 6 prinsip transparansi yaitu: a. Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk bantuan atau program). b. Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan detail keuangan. c. Adanya laporan berkala mengenai pendayagunaan sumer daya dalam 513
4 perkembangan proyek yang dapat diakses oleh umum. d. Laporan tahunan. e. Website atau media publikasi organisasi. f. Pedoman dalam penyebaran informasi. b. Memberikan keleluasaan kepada masyarakat dalam memberikan aspirasi untuk pengalokasian dana desa. alokasi dana desa dilihat dari indikator ini biasanya masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya dalam kegiatankegiatan yang diadakan pemerintah desa baik itu musyawarah desa dan juga pertemuan-pertemuan lainnya. Sedangkan menurut Mustopa Didjaja (2003: 261), menerangkan bahwa prinsip transparansi tidak hanya berhubungan dengan hal-hal yang menyangkut keuangan, transparansi dalam perencanaan juga meliputi 5( lima) hal yaitu sebagai berikut: a. Keterbukaan dalam rapat penting dimana masyarakat ikut memberikan pendapatnya. b. Keterbukaan informasi yang berhubungan dengan dokumen yang perlu diketahui oleh c. Keterbukaan prosedur (pengambilan keputusan atau penyusunan rencana). d. Keterbukaan registrasi yang bersifat fakta hukum (catatan sipil, buku tanah, dan lainlain). e. Keterbukaan menerima peran serta c. Adanya laporan penggunaan anggaran yang disampaikan dari pemerintah desa bagi alokasi dana desa dilihat dari indikator ini biasanya setiap kali akhir kegiatan yang di danai dari alokasi dana desa selesai maka akan ada laporan penggunaan anggaran yang disampaikan kepada masyarakat baik melalui musyawarah ataupun pertemuan-pertemuan desa. Hal ini dapat dikatakan sama atau sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Humanitarian Forum Indonesia ( HFI) yang diakses tanggal 25 April 2017 di ( blog.faceoffice.co.id/penejelasan-transparansipemerintahan/) tentang adanya 6 prinsip transparansi yaitu : a. Adanya informasi yang mudah dipahami dan diakses (dana, cara pelaksanaan, bentuk bantuan atau program). b. Adanya publikasi dan media mengenai proses kegiatan dan detail keuangan. c. Adanya laporan berkala mengenai pedayagunaan sumer daya dalam perkembangan proyek yang dapat diakses oleh umum. d. Laporan tahunan. e. Website atau media publikasi organisasi. f. Pedoman dalam penyebaran informasi. 2. Dimensi Akuntabel a. Pengelolaan anggaran dilakukan berdasarkan aturan/uud yang berlaku. alokasi dana desa dilihat dari indikator ini biasanya dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi berpedoman atau berlandaskan aturan yang ditetapkan yaitu diantaranya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa Tahun Anggaran Maka ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Permana ( 2012) yang diakese tanggal 25 April 2017 di ( 5/12/akuntabilitas.html?.m=1), bahwa untuk menciptakan laporan keuangan yang berkualitas perlu adanya pertanggungjawaban atas pembuatan laporan keuangan yang harus meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Integritas keuangan. 2. Pengungkapan. 3. Ketaatan terhadap peraturan perundangundangan. b. Setiap pengeluaran yang bersumber dari alokasi dana desa disertai dengan laporan pertanggungjawaban. alokasi dana desa dilihat dari indikator ini biasanya pemerintah desa selalu memberikan laporan pertanggungjawaban setiap kali menggunakan anggaran dari alokasi dana desa dan laporan tersebut nantinya akan dibahas dalam pertemuan desa atau musyawarah desa bersama Adanya laporan pertanggungjawaban atas dana yang bersumber dari alokasi dana desa sesuai dengan Pasal 37 ayat (1) Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian Dana Desa bahwa yang dijelaskan sebagai berikut: Pasal 37 Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban yang berisi realisasi penerimaan dan belanja ADD, pelaksanaan penggunaan dana ADD secara rutin setiap bulan 514
5 dan/atau tahapan penyaluran kepada DPMD. c. Laporan pertanggungjawaban harus selesai tepat waktu pembuatan laporan pertanggungjawaban dalam alokasi dana desa sangat rumit dan butuh ketelian lebih sehingga tidak jarang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menyelesaikannya. Sedangkan ketentuan batas waktu maksimal atau waktu paling lambat dalam menyelesaikan laporan pertanggungjawaban telah sesuai dengan apa yang tercantum dalam Pasal 38 ayat (1) dan (2) Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 yaitu sebagai berikut: (1) Secara umum, pertanggungjawaban ADD adalah bagian dan merupakan satu kesatuan dengan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa. (2) Untuk pelaporan sebagaimana dimaksud ayat (1), kepala Desa wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa yang ditetapkan dengan Peraturan Desa dan disampaikan kepada Bupati melalui Camat, paling lambat 1 (satu) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. 3. Dimensi Partisipatif a. Masyarakat diikutsertakan dalam perencanaan pengalokasian dana desa. biasanya pemerintah desa mengundang perwakilan dari masyarakat atau tokoh-tokoh di masyarakat untuk hadir dan ikut serta dalam pertemuan desa untuk merencanakan pengalokasian dana desa di Desa Mangkubumi. Dengan melihat hal tersebut maka pengelolaan Alokasi Dana Desa sama seperti yang dikemukakan oleh Sulistion (2004) yang diakses di ( AAN_KEUANGAN_DESA_DALAM_SISTEM _KEUANGAN_NEGARA_REPUBLIK_INDON ESIA) yang diakses tangal 25 April 2017, menyatakan partisipasi masyarakat dalam penganggaran mencakup hal-hal: a. Adanya akses bagi pasrtisipatif aktif publik dalam dalam proses perumusan program dan pengambilan keputusan anggaran. b. Adanya peraturan yang memberikan tempat ruang kontrol oleh lembaga independen dan masyarakat baik secara program maupun kelembagaan sebagai media chek and balance. c. Adanya sikap proaktif pemerintah daerah untuk mendorong partisipasi warga pada proses penganggaran. Hal ini mengingat kesenjangan yang tajam antara kesadaran masyarakat tentang cara berpartisipasi yang efektif dan citacitamewujudkan APBDesa yang aspiratif. b. Anggaran desa digunakan dengan didasari atas kesesuaian kebutuhan penggunaan anggaran desa khususnya alokasi dana desa memiliki peruntukan tertentu dalam penggunaannya, jadi terkadang pemerintah desa menggunakan anggaran desa tersebut disesuaikan dengan aturan yang ada. Dari pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa ini belum sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 80 Undang-Undang No 6 tahun 2014 Tentang Desa yaitu: 1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pasal 79 diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa. 2) Dalam menyusun perencanaan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa. 3) Musyawarah perencanaa Pembangunan Desa menetapkan prioritas, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa. Dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota. 4) Prioritas program kegiatan dan kebutuhan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkanpenilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa. c. Setiap alokasi dana desa yang digunakan harus berdasarkan kesepakatan bersama masyarakat misalnya melalui musyawarah. biasanya dalam pengunaan anggaran yang bersumber dari alokasi dana desa harus berdasar kesepakatan bersama antara pemerintah desa dan juga 515
6 Dari pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa ini sesuai dengan yang tercantum dalam Pasal 80 Undang-Undang No 6 tahun 2014 Tentang Desa yaitu: 1) Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pasal 79 diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa. 2) Dalam menyusun perencanaan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Desa wajib menyelenggarakan musyawarah perencanaan Pembangunan Desa. 3) Musyawarah perencanaa Pembangunan Desa menetapkan prioritas, kegiatan, dan kebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa. Dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota. 4) Prioritas program kegiatan dan kebutuhan Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa. 4. Dimensi Tertib dan Disiplin Anggaran a. Setiap pengalokasian dana desa sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. sudah sesuai karena sebelum melakukan kegiatan yang bersumber dari alokasi dana desa akan dilakukan musyawarah dulu untuk perencanaan pengalokasian dana desa, dan jika rencana tersebut sudah selesai maka kegiatan pun akan direalisasikan sesuai dengan rencana tersebut. Dengan melihat hal tersebut maka sama seperti yang dikemukakan oleh Adisasmita (2011:34) bahwa prinsip pengelolaan keuangan dan anggaran harus meliputi 4 prinsip, yaitu: 1. Prinsip Kemandirian, prinsip ini mengarah kapada pengelolaan anggaran yang dikelola dengan pengurangan ketergantungan terhadap sumber keuangan yang sifatnya pragmatis datang dari atas, tanpa harus mencoba melakukan sebuah inovasi dan penemuan sumber-sumber penerimaan yang baru. 2. Penggunaan skala prioritas dalam menentukan objek-objek dalam perjalanan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. 3. Efisiensi, efektivitas dan ekonomis. 4. Penggunaan anggaran sesuai dengan alokasi anggaran yang telah ditentukan sebelumnya. b. Adanya prosedur khusus dalam pengalokasian dana desa pengelolaan alokasi dana desa dilakukan dengan berdasar aturan yang berlaku yang mungkin dapat dikatakan sebagai prosedur pengelolaan alokasi dana desa. Jika melihat hal tersebut maka sudah sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ismail (2004: 74) yang diakses tanggal 25 April 2017 di ( Blogspot.co.id/2013/10/sistem prosedurpencatatan-transparansi.html?m=1) yaitu bahwa: Prosedur adalah suatu rangkaian tugastugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang. Prosedur pencatatan adalah mencatat, menggolongkan, menyajikan, dan menafsirkan. Pencatatan harus dilakukan secara tanggungjawab, terbuka, jujur, tertib, cermat, aman, benar, sah, efektif, dan efisien. c. Adanya pengawasan atau monitoring terhadap setiap anggaran yang masuk dan keluar dari desa. alokasi dana desa dilihat dari ini, pengawasan yang dilakukan oleh inspektorat, oleh camat, oleh Badan Permusyawaratan Desa ( BPD), dan juga pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mangkubumi sendiri. Jika melihat hal maka sudah sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 40 ayat (1) dan (2) Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian Alokasi Dana Desa sebagai berikut: Pasal 40 (1) Pengawasan atas pelaksanaan ADD dilaksanakan oleh: a. tim pembinaan dan pengawasan Kabupaten; b. tim pembinaan dan evaluasi Kecamatan; c. aparat pengawasan fungsional; d. pejabat yang berwenang sesuai dengan perundangan yang berlaku; e. masyarakat untuk perbaikan pelaksanaannya. (2) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai 516
7 kewenangan, tugas dan fungsinya masingmasing. 2. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Berdasarkan observasi di lapangan, ditemukan adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis tersebut diantaranya: 1. Adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang menjadi perantara untuk menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada perangkat desa. 2. Terpenuhinya sarana prasarana yang menunjang dalam pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa. 3. Kesamaan kebutuhan masyarakat dalam penggunaan pengalokasian dana desa. 4. Pencairan alokasi dana desa yang sesuai dengan pengajuan yang diberikan oleh perangkat desa sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat desa dan perangkat desa. Sementara faktor penghambat yang memepengaruhi dalam pengelolaan alokasi dana desa diantaranya sebagai berikut : 1. Tidak semua masyarakat dapat menggunakan media sosial untuk mengakses informasi mengenai alokasi dana desa, dan kadang informasi yang terdapat dalam papan informasi masih kurang jelas. 2. Batasan peruntukan alokasi dana desa, sehingga tidak setiap kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. 3. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia perangkat desa, sehingga kesulitan dalam memahami peraturanperaturan yang digunakan dalam pengalokasian dana desa. 4. Masyarakat yang merasa sungkan untuk menyampaikan aspirasinya seecara langsung kepada perangkat desa. 3. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Hambatan Hambatan yang Dihadapi Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Berdasarkan observasi di lapangan, upayaupaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis tersebut diantaranya: 1. Pengelola alokasi dana desa menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada 2. Menyediakan papan informasi yang khusus memuat informasi mengenai alokasi dana desa, sehingga tidak bersatu dengan informasi yang lainnya. 3. Memanfaatkan tokoh-tokoh yang ada dimasyarakat untuk mengetahui yang menjadi kebutuhan dan aspirasi 4. Mengikutsertakan perangkat desa sebagai pengelola alokasi dana desa dalam pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia perangkat desa dengan menambah pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak. E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian baik melalui observasi dan wawancara mengenai Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi dinilai cukup baik dalam melaksanakannya, walaupun dilihat dari proses perencanaannya dan juga pengalokasian sesuai dengan aturan atau prosedur yang ada dinilai masih kurang baik. 2. Faktor yang mendukung dalam pengelolaan alokasi dana desa yaitu adanya tokoh-tokoh dimasyarakat yang menjadi perantara untuk menyampaikan aspirasi bagi masyarakat kepada perangkat desa, terpenuhinya sarana prasarana. Selanjutnya faktor yang menghambat dalam pengelolaan alokasi dana desa yaitu tidak semua masyarakat dapat menggunakan media sosial untuk mengakses informasi mengenai alokasi dana desa. 3. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, maka diketahui adanya upaya dalam mengatasi hambatan dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Mangkubumi yaitu menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada 2. Saran Melihat dari kesimpulan yang ada dari penelitian ini ada beberapa saran yang dapat penulis uraikan sebagai berikut: 517
8 1. Mengenai pelaksanaan pengelolaan alokasi dana desa di Desa Mangkubumi pengelola alokasi dana desa harus dapat lebih memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengakses informasi mengenai alokasi dana desa serta pengelola alokasi dana desa harus lebih mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi dari adanya alokasi dana desa tersebut. 2. Seyogyanya pengelola harus mampu memanfaatkan yang dianggap faktor pendukung dan juga dapat menghindari atau menyelasaikan yang dianggap faktor penghambat. 3. Diperlukan upaya seperti menekankan kepada kepala dusun untuk lebih sering melaksanakan sosialisasi mengenai alokasi dana desa kepada masyarakat dan meningkatkan kerjasama antar perangkat desa dan tidak saling mengandalkan satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan khususnya dalam mengelola alokasi dana desa. Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengalokasian Alokasi Dana Desa Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Alokasi Dana Desa ( ADD ) di Kabupaten Ciamis. IDENTITAS PENULIS Astri Sulastri, lahir di Ciamis tanggal 7 Juni 1994, NPM , tercatat sebagai Mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. DAFTAR PUSTAKA Buku - Buku Adisasmita, Raharjo Pengelolaan Pendapatan & Anggaran Daerah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Anggara, Sahya, Administrasi Keuangan Negara. Bandung: Pustaka Setia. Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Derah Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan & Konsultasi Pengelolaan Keuangan Desa. Jakarta: BPKP. Didjaja, Mustofa Transparansi Pemerintah. Jakarta: PT. Rinekacipta. Prastowo, Andi Metode Penelitian Kualitatif dalam perspektif rancangan penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Soleh, Chabib & Heru Rochamansjah. 2015: Pengelolaan Keuangan Desa. Bandung: Fokusmedia. Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Dokumen 518
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
Lebih terperinciBUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : bahwa untuk memenuhi maksud pada Pasal 67 Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciB U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,
B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, 2 Menimbang : a. bahwa salah satu sumber pendapatan
Lebih terperinciBUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA
BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA
BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa pengaturan
Lebih terperinciBUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA
BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TULUNGAGUNG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang
Lebih terperinciPENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan amanat Undang-Undang
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI LAMONGAN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis multidimensional yang tengah melanda bangsa Indonesia telah menyadarkan kepada masyarakat akan pentingnya konsep otonomi daerah dalam arti yang sebenarnya.
Lebih terperinciBUPATI BOGOR. Cibinong, Desember 2017
BUPATI BOGOR Cibinong, Desember 2017 Nomor : / -DPMD Kepada Sifat : Penting Yth. Camat Se-Kabupaten Bogor Lampiran : 1 (satu) Berkas Perihal : Penganggaran, Pelaksanaan, Pelaporan, Pertanggungjawaban,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 77 Peraturan
Lebih terperinciBUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015
SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,
Lebih terperinciBUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA
BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan
Lebih terperinciHimpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA
Lebih terperinciBUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : a. bahwa Desa memiliki hak asal usul
Lebih terperinciBUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai kesatuan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan desa didanai dari
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016
BUPATI KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : 01 TAHUN 2016 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KONAWE SELATAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG RAYA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memajukan
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014
LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciKEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017
KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BADAMITA Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 35 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA, SUMBER PENDAPATAN DESA, KERJA SAMA DESA, LEMBAGA ADAT, LEMBAGA KEMASAYARATAN DAN
Lebih terperinciBUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang :
Lebih terperinciPemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN PERDA KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2015 Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Pemerintah Desa adalah kepala Desa yang dibantu oleh perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA,
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Peraturan Menteri
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR :11 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR :11 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARAPENGALOKASIAN DAN PENETAPAN BESARAN ALOKASI DANA DESA (ADD)YANG BERSUMBER DARIANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciKEPALA DESA SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SEMPU NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016
KEPALA DESA SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SEMPU NOMOR : 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEMPU Menimbang : a. Bahwa
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA
BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 29 TAHUN 2016 TENTANG PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DI KABUPATEN TANAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008
Menimbang Mengingat : : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PINRANG, a. bahwa kedudukan Keuangan Desa merupakan salah
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA
1 BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS
1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang : a. bahwa Desa sebagai kesatuan masyarakat hukum berwenang untuk
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN ALOKASI DANA DESA, BAGIAN DARI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, DAN BANTUAN KEUANGAN
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian pernah dilakukan untuk menganalisis pengelolaan keuangan lembaga publik, diantaranya Sumiati (2015), meneliti tentang Pengelolaan
Lebih terperinciBUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)
PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS,
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
Lebih terperinciBUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MELAWI
PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 12 TAHUN 2011 T E N T A N G KETERBUKAAN INFORMASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.
Lebih terperinciKEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT
KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT PERATURAN DESA CINTAKARYA NOMOR: 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KEGIATAN PEMERINTAH DESA (RKP-DESA) TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NO. : 8, 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS DI KABUPATEN KUDUS
SALINAN BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN DESA YANG BERSIFAT KHUSUS DI KABUPATEN KUDUS Menimbang BUPATI KUDUS, : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA, PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA, DAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 737 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN SERANG BUPATI SERANG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pembangunan desa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007
1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA
BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8 TAHUN 201515 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KABUPATEN BLORA BUPATI BLORA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 43 Peraturan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pembangunan
Lebih terperinciBUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENETAPAN BESARAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN KUPANG TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2007 T E N T A N G KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2007 T E N T A N G KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I A. Latar Belakang Masalah
BAB I A. Latar Belakang Masalah Sistem pemerintahan yang ada dan berlaku saat ini desa mempunyai peran yang strategis dan penting dalam membantu pemerintah daerah dan proses penyelenggaraan pemerintah
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
+- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang
Lebih terperinciPeran BPK Dalam Mewujudkan Akuntabilitas Dana Desa z. Pekanbaru, 16 Nopember 2017
Peran BPK Dalam Mewujudkan Akuntabilitas Dana Desa z Pekanbaru, 16 Nopember 2017 z Agenda Gambaran Umum Keuangan Desa Pembinaan dan Pengawasan Desa Pemeriksaan BPK atas Keuangan Desa DASAR HUKUM PP 43/2014
Lebih terperinciBUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T
BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 630 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN UNTUK PENGADAAN SEMEN YANG DIPERUNTUKAN BAGI DESA-DESA DI KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA
BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciBUPATI KEPULAUAN MERANTI
[ BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 16 TAHUN 20112011 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN MERANTI, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa (UU No. 06 Tahun 2014) pada tanggal 15 Januari tahun 2014, pengaturan tentang Desa mengalami perubahan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciWALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI KOTA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 737 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN SERANG BUPATI SERANG, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciKEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG
KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,
PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENGALOKASIAN DAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun
Lebih terperinci