Siaran Pers Tegaskan komitmen, perberat hukuman dan lindungi harimau sumatera

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN IMPLEMENTASI SMART DI KAWASAN KONSERVASI

RENCANA STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

BAB 2 DATA DAN ANALISA

TIGER BULETIN EDISI PERDANA. Media Informasi Proyek Sumatran Tiger.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

PANTHERA MERAYAKAN KESUKSESAN ATAS UPAYA KONSERVASI HARIMAU SUMATRA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Semiloka Peningkatan Partisipasi Publik Dalam Mendorong Penegakan Hukum Yang Sistematis (KPSL-Sumbagut)

SMP NEGERI 3 MENGGALA

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu IV Bulan Januari 2012

Nomor : S. /PHM-1/2012 Februari 2012 Lampiran : 1 (satu) berkas Hal : Laporan Rekap Berita Minggu III Bulan Januari 2012

SAMBUTAN. PADA PEMBUKAAN SEMINAR BENANG MERAH KONSERVASI FLORA DAN FAUNA DENGAN PERUBAHAN IKLIM Manado, 28 Mei 2015

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sumatera merupakan pulau yang memiliki luas hutan terbesar ketiga setelah pulau

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2015 DI SELURUH INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mengenal Satwa Liar dan Teknik Perlindungannya

I. PENDAHULUAN. liar di alam, termasuk jenis primata. Antara tahun 1995 sampai dengan tahun

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JANUARI DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Perdagangan satwa liar mungkin terdengar asing bagi kita. Kita mungkin

PEMANFAATAN JASA KARBON HUTAN DI KAWASAN HUTAN KONSERVASI Operasionalisasi Peran Konservasi kedalam REDD+ di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Konflik Manusia Satwa Liar, Mengapa Terjadi? yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

Pengelolaan Migrasi Burung Di Indonesia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi habitat lebih dari 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia,

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

Pemetaan Keanekaragaman Hayati Dan Stok Karbon di Tingkat Pulau & Kawasan Ekosistem Terpadu RIMBA

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BERITA NEGARA. KEMEN-LHK. Konservasi. Macan Tutul Jawa. Strategi dan Rencana Aksi. Tahun PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI LINGKUNGAN HIDUP SEDUNIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera Om Swastiastu

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat (SPTN II Bengkunat)

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

KERANGKA KERJA (SCOPE OF WORK) DAN UNDANGAN PENYAMPAIAN PROPOSAL PROGRAM KONSERVASI SPESIES KARISMATIK SUMATRA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANGAN PENYAMPAIAN PROPOSAL PROGRAM KONSERVASI SPESIES KARISMATIK SUMATRA

PANDUAN IDENTIFIKASI Kawasan Bernilai Konservasi Tinggi di Indonesia. Oleh: Konsorsium Revisi HCV Toolkit Indonesia

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VISI HIJAU UNTUK SUMATRA

BAB. I. PENDAHULUAN A.

PENATAAN KORIDOR RIMBA

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

SUAKA ELANG: PUSAT PENDIDIKAN BERBASIS KONSERVASI BURUNG PEMANGSA

I. PENDAHULUAN. udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang hidup bebas maupun yang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.39/Menhut-II/2012 TENTANG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah menyebabkan kerusakan yang parah terhadap sumberdaya hutan.

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai daya tarik wisata, seperti contoh wisata di Taman Nasional Way

I. PENDAHULUAN. mengkhawatirkan. Dalam kurun waktu laju kerusakan hutan tercatat

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

TIGER EDISI. Media Informasi Proyek Sumatran Tiger.

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satwa dilindungi

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Analisis Keuangan Taman Nasional di Indonesia:

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya luas hutan (sekitar 2 (dua) juta hektar per tahun) berkaitan

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Copyright 2017 Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2014 DI SELURUH INDONESIA TANGGAL 10 AGUSTUS 2014

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BLUEPRINT TINDAKAN INVESTIGASI MEMANTAU EKOSISTEM (TIME)

Frekuensi Pemberitaan Media Massa Bulan Februari 2013.

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, dewasa ini lebih banyak dituangkan dalam program kerja kegiatan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nom

Transkripsi:

Siaran Pers Tegaskan komitmen, perberat hukuman dan lindungi harimau sumatera Forum HarimauKita - Jakarta, 30 Juli 2017 Kita tidak mau kehilangan lagi, 30 tahun yang lalu kita kehilangan harimau jawa (Panthera tigris sondaica), setelah jauh sebelumnya harimau bali (Panthera tigris balica) lebih dahulu punah. Dengan hanya tersisa satu subspesies yaitu harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), sudah saatnya semua pihak memperkuat komitmen untuk melindungi yang tersisa yakni harimau sumatera. Hal ini menjadi fokus kerja-kerja kolaborasi konservasi harimau sumatera yang diusung oleh HarimauKita, Forum Konservasi Harimau Sumatera. Kajian kesintasan populasi pada bentang alam yang ada di sumatera dengan kondisi saat ini memperlihatkan harimau sumatera yang tersisa hanya 600an ekor, meningkat dari perhitungan populasi pada tahun 2007 sejumlah 400-an individu. Sebuah kondisi yang banyak diharapkan oleh para pejuang konservasi dan pemerintah Indonesia. Harimau sumatera merupakan salah satu biodiversitas yang kita miliki dan banggakan. Harimau adalah simbol kelestarian ekosistem. Keberadaan nya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitatnya terjaga, ungkap Direktur Jenderal KSDAE, Wiratno dalam siaran pers perayaan Global Tiger Day 2017. Ketua Forum HarimauKita (FHK), Munawar Kholis menuturkan bahwa nilai peningkatan ini masih dalam tahap analisis untuk memastikan berbagai variabel yang mempengaruhinya. Meski ada indikasi peningkatan, kami tidak akan lengah karena berbagai faktor yang mengancam kepunahan masih terus terjadi. Global Tiger Day: Upaya kampanye pelestarian harimau sedunia Sejak tahun 2011, Forum HarimauKita bersama pemerintah, TigerHeart-jaringan relawan HarimauKita, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat penggiat konservasi, publik figur dan masyarakat umum merayakan Global Tiger Day (GTD) secara rutin di Indonesia. Global Tiger Day atau Hari Harimau Sedunia dideklarasikan pada Pertemuan International Tiger Forum di Saint Petersburg, Rusia tahun 2010 dan diperingati setiap tanggal 29 Juli. Global tiger day yang diadakan setiap tahun diharapkan mampu menarik minat masyarakat untuk turut terlibat sebagai volunteer maupun sekedar berpartisipasi. GTD kali ini menjangkau ribuan orang dari ujung Pulau Sumatera hingga Pulau Jawa. Lebih dari sepuluh kota yakni Banda Aceh, Medan, Padang, Bengkulu, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Sungai Penuh, Bukti Tigapuluh, Kampar, Bandar Lampung, Purwokerto, dan Jakarta bergabung menyelenggaran peringatan GTD dengan mengusung tema Time for Tigers (#Time4Tigers), dengan pengertian Saatnya berkomitmen untuk pelestarian harimau sumatera. Masyarakat diharapkan semakin paham tantangan konservasi saat ini, masyarakat makin kritis dan ini merupakan awal dari komitmen secara kolektif untuk melestarikan harimau sumatera dan hidup berdampingan dengan harimau. Bagi para pemburu harimau, ini saatnya anda hentikan perbuatan anda, sebelum kami hentikan anda" tegas Munawar Kholis. Berbagai bentuk kegiatan dari peringatan Global Tiger Day diantaranya pemberian informasi secara langsung melalui talkshow di stasiun radio dan kunjungan ke sekolah serta kampus. Perlombaan video pendek harimau sumatera, lomba caption photo, lomba essay tingkat SMA se-sumatera,

lomba desain poster harimau serta lomba kultwit (kuliah twitter) tentang harimau. Selain itu juga ada dialog publik yang sekaligus pemusnahan barang bukti hasil operasi penegakan hukum kejahatan satwa liar. Salah satu kegiatan yang menarik dalam menyambut peringatan GTD ini adalah sapu jerat di kantung habitat harimau yang menjadi target perburuan dan tercatat memiliki tingkat insiden konflik yang cukup tinggi. Bersama dengan BKSDA Bengkulu dan TN Kerinci Seblat, kegiatan ini didukung oleh puluhan relawan dan masyarakat sekitar kawasan hutan dengan menggunakan perangkat SMART Patrol dan Cybertracker, sistem koleksi data yang tehubung ke dalam perangkat smartphone. Kami bangga dengan kesungguhan para relawan, dalam satu minggu sudah berhasil mengumpulkan tidak kurang dari 45 jerat, dan kami berharap kegiatan ini dapat terus berjalan dengan kerjasama dan komitmen yang semakin kuat dan beragam jelas Munawar Kholis lebih lanjut. Ancaman masih tinggi Dalam kurun waktu tiga tahun, Tim patroli dari berbagai elemen baik pemerintah maupun non pemerintah, telah menjelajah lebih dari 12,000 km di lima bentang alam di sumatera dan menemukan kurang lebih 800 jerat harimau. Dalam kurun waktu yang sama 48 pemburu dan pedagang harimau ditangkap dan diproses hukum dengan hukuman yang bervariasi. Disisi lain habitat harimau yang tersisa tergerus hilang. Menurut pantauan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menyebutkan bahwa lebih dari 9 juta hektar hutan Sumatera telah hilang dalam kurun waktu 25 tahun terakhir. Hutan alam yang tersisa hanya tinggal 11 juta hektar. Permintaan pasar akan harimau juga belum berkurang, ujar Dwi Nugroho Adhiasto, Program Manager Wildlife Trade-Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP). Meski upaya penegakan hukum dan penangkapan meningkat akhir-akhir ini, namun para pemburu dan pedagang selalu memodifikasi caranya sehingga masih bisa lolos. "Saat ini belum ada pemetaan dari jaringan operasi perburuan dan perdagangan harimau yang terintegrasi dari ujung sumatera hingga pulau jawa," jelasnya. Lebih lanjut, Adhiasto menjelaskan bahwa upaya penangkapan dan penegakan hukum kejahatan satwa liar masih parsial dan tidak terkoneksi, sehingga perlu duduk bersama berbagai lembaga untuk berkolaborasi, menyamakan metode dan perangkat untuk mengefektifkan pembongkaran jaringan. Selain itu, upaya penegakan hukum tercatat masih lemah dan belum menimbulkan efek jera. Ratarata untuk vonis kasus harimau masih sekitar 2 tahun penjara, hanya satu kasus yang bisa mencapai vonis 4 tahun. Parahnya lagi dalam penjara mereka masih bisa menjalankan jaringan perdagangan. Hal seperti ini yang patutnya kita pantau dan pastikan bahwa setelah vonis, pelaku mendapatkan hukuman yang menimbulkan efek jera. Sifat dari penegakan hukum di indonesia saat ini belum mengubah niat pelaku agar tidak berburu atau berdagang harimau lagi tapi masih pada tataran mengubah motif pelaku agar tidak diketahui oleh pihak yang berwenang. "Alasan lain yang tak kurang pentingnya yaitu nilai keuntungan dari perdagangan harimau masih lebih tinggi dibandingkan dengan kerugian jika dia tertangkap dan divonis di penjara. Sehingga pelaku tidak akan jera terhadap penegakan hukum yang ada sekarang ini," tutur Adhiasto.

Lampiran: Profil HarimauKita Forum HarimauKita (FHK) merupakan sebuah kelompok masyarakat sipil yang mendedikasikan diri dalam konservasi populasi Harimau Sumatera di alam. Dibentuk pada tahun 2008, forum ini beranggotakan lebih dari 100 orang dengan anggota profesional yang berasal dari 26 organisasi yang bekerja untuk Harimau Sumatera di Indonesia. Selain itu, forum ini juga didukung oleh lebih dari 300 volunteer yang tergabung dalam TigerHeart dan juga mitra kolaborasi seperti FFI, WCS, WWF dan ZSL. Forum HarimauKita telah berkontribusi secara signifikan dalam konservasi harimau di Indonesia, termasuk memfasilitasi analisis-analisis terkait habitat dan populasi harimau; sebagai forum mandat STRAKOHAS (Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Harimau Sumatera); memfasilitasi program konservasi dan menyelenggarakan pelatihan bagi anggota dan mitra kolaborasi FHK; menyediakan bantuan penasihat bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta kontribusi dalam inisiasi konservasi di lingkup internasional. Sumber Data pada siaran pers Forum HarimauKita Refleksi upaya pengamanan habitat harimau dari perburuan dan kerusakan habitat dalam 3 tahun terakhir serta penanggulangan konflik antara manusia dan harimau sumatera. Sumber Data* Total km patroli dalam 3 tahun terakhir Jumlah Jerat dimusnahkan dalam 3 tahun terakhir Jumlah konflik ditangani dalam 3 tahun terakhir TN Gunung Leuser dan WCS 2302 162 30 TN Kerinci Seblat dan FFI 1739 391 13 TN Berbak Sembilang dan ZSL 1796 14 1 TN Bukit Barisan Selatan dan WCS 2192 114 41 TN Rimbang Baling dan WWF 4009 129 2 TOTAL 12,038 810 87 *) Data Miradi Project FHK-Disney Conservation Fund 3 tahun terakhir (2015-2017) TN = Taman Nasional Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam menghadapi maraknya perburuan dan perdagangan harimau Refleksi Penegakan Hukum perdagangan dan perburuan harimau dalam 3 tahun terakhir Sumber Data* Jumlah pedagang dan pemburu harimau yang dihukum WCS-Indonesia Program 20 FFI-Indonesia Program 12 ZSL-Indonesia Program 14 WWF Indonesia 2 TOTAL 48 *) Data Miradi Project FHK-Disney Conserevation Fund 3 tahun terakhir (2015-2017)

Siaran pers resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan SIARAN PERS Global Tiger Day 2017, Time for Tigers (#Time4Tigers), saatnya berkomitmen untuk pelestarian Harimau Sumatera Jambi 30 Juli 2017 Jerat harimau adalah alat yang sering dipakai dalam perburuan liar yang mengancam kelestarian harimau sumatera yang dilindungi dan terancam punah ini. Diperkirakan hanya ada 600 ekor harimau dewasa yang saat ini hidup di alam Sumatera. Harimau adalah simbol kelestarian ekosistem. Keberadaan harimau hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitat harimau terjaga. Harimau memiliki daya jelajah yang sangat luas hingga 300 km 2. Harimau menjaga ekosistem dengan menyeimbangan populasi herbivora dan omnivora yang menjadi mangsanya. Aksi pelestarian harimau adalah bagian dari aksi untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati Indonesia. Pemerintah mempunyai Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP). Sebuah strategi yang telah disusun bersama-sama dengan berbagai elemen masyarakat untuk tahun 2015 2020. Kawasan konservasi merupakan areal yang ditetapkan untuk penyelamatan keanekaragaman hayati. Saat ini pemerintah mengalokasikan lebih dari 27 juta hektar sebagai areal utama perlindungan keanekaragaman hayati. Luasan tersebut tidak termasuk kawasan-kawasan lindung yang ditunjuk oleh pemerintah daerah; wilayah lindung di areal produksi maupun wilayah-wilayah perlindungan lainnya. Sebagaimana diketahui Indonesia telah kehilangan 2 sub spesies harimau yakni harimau bali dan harimau jawa telah dinyatakan punah di tahun 1930an dan 1980an. Hal ini menjadikan harimau sumatera merupakan satu-satunya sub spesies harimau yang masih tersisa. Harimau sumatera merupakan salah satu biodiversitas yang kita miliki dan banggakan. Harimau adalah simbol kelestarian ekosistem. Keberadaan nya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitatnya terjaga, ungkap Direktur Jenderal KSDAE, Ir. Wiratno, M.Sc dalam sambutannya. Melestarikan harimau sumatera sudah merupakan tekad dari pemerintah bersama-sama dengan berbagai elemen masyarakat. Arahan konservasi jenis langka ini telah dituangkan dalam Strategi Konservasi dan Rencana Aksi Harimau Sumatera 2007-2017. Selain itu, peningkatan populasi harimau menjadi bagian dari Rencana Strategis Ditjen KSDAE yang harus dicapai di akhir 2019. Peningkatan populasi ini juga merupakan komitmen pemerintah yang disampaikan dalam deklarasi St. Petterburg 2010, bersama dengan negara-negara yang memiliki harimau.

Saat ini harimau sumatera dibayangi ancaman kepunahan. Ada tiga hal yang mempercepat kepunahan Harimau Sumatera yakni; (1) Perburuan dan perdagangan illegal, (2) Hilangnya habitat dan alih fungsi hutan (kebakaran hutan, deforestasi, pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan di kawasan hutan) dan (3) Konflik antara manusia-harimau sebagai akibat berkurangnya habitat dan jumlah satwa mangsa (diburu) Pada tahun ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berkolaborasi dengan berbagai lembaga untuk perayaan GTD yakni Forum HarimauKita, Disney Conservation Fund, Flora Fauna International-Indonesia Program (FFI-IP), Wildlife Conservation Society- Indonesia Program (WCS-IP), Zoological Society of London-Indonesia Program (ZSL-IP), World Wildlife Fund Indonesia (WWF-IP), Yayasan KEHATI, Tropical Forest Conservation Action (TFCA) Sumatera, UNDP-Indonesia, Forum Konservasi Leuser (FKL), Yayasan Penyelamatan dan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS), Biodiversity Warrior (BW) dan Biodiversity Society (BS) serta lembaga lainnya. Kegiatan dan rangkaian peringatan GTD tahun 2017 dilaksanakan di sepuluh (10) kota yakni Banda Aceh, Medan, Padang, Bengkulu, Pekanbaru, Palembang, Jambi, Bandar Lampung, Purwokerto, dan Jakarta. Pada perayaan GTD ini kami mengusung tema Time for Tigers (#Time4Tigers), dengan pengertian saatnya berkomitmen untuk pelestarian Harimau Sumatera. Komitmen diharapkan muncul dari berbagai pihak dan elemen untuk memerangi perburuan dan perdagangan serta bersama-sama untuk menciptakan keharmonisan hidup berdampingan dengan harimau sumatera. Selanjutnya Direktur Jenderal KSDAE juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut serta dalam rangkaian perayaan Hari Harimau Sedunia 2017 sebagai wujud dukungan dan kepedulian kita terhadap kelestarian satwa Harimau Sumatera. Pemerintah bersama para penggiat konservasi harimau dalam beberapa waktu terakhir sangat intensif melakukan upaya memerangi kejahatan terhadap satwa liar, termasuk pembersihan habitat-habitat harimau dan satwa-satwa lain dari alat-alat penangkap atau jerat. Untuk itu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung upaya dimaksud. Kolaborasi yang telah dilakukan merupakan contoh bagaimana pemerintah bersinergi dengan semua lapisan masyarakat dalam mencapai tujuan bersama dalam membangun Indonesia menjadi lebih baik.