BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi Jawa Timur ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam rangka pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jawa Timur yang semakin transparan, jujur, demokratis, efektif, efisien, dan akuntabel, maka penulis dapat menganalisis pertumbuhan ekonomi dan disparitas pendapatan di Provinsi Jawa Timur sehingga menjadikan suatu informasi yang penting terutama untuk membuat kebijakan dalam menganalisis pertumbuhan ekonomi dan disparitas pendapatan di Provinsi Jawa Timur dengan baik atau sebaliknya. B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu melakukan perhitungan-perhitungan terhadap data-data yang diperoleh untuk memecahkan masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian. C. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 1988). Untuk memudahkan dan menghindari kesalahan dalam mengartikan maka peneliti akan memberikan beberapa definisi dari masing-masing obyek yang diteliti, sehingga obyek yang diteliti mudah dipahami oleh pembaca. 21
22 Adapun obyek variabel dan definisi operasional penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Ketimpangan Pendapatan Ketimpangan Pendapatan adalah perbedaan pendapatan pada suatu daerah dengan daerah lain yang berbeda dalamsuatu wilayah. Satuan yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan adalah Indeks Williamson yang menggunakan data PDRB atas dasar harga konstan. 2. Pendapatan Perkapita Merupakan perkiraan pendapatan perorangan yang dihasilkan dari PDRB pertahun dibagi dengan jumlah penduduk pada pertahun atau dengan kata lain pendapatan perkapita merupakan hasil bagi pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertahun. 3. Penduduk BPS mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan penduduk adalah semua orang yang berdomisili atau menatap di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 (enam) bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 (enam) bulan tetapi bertujuan untuk menatap atau bertempat tinggal (dalam satuan jiwa). 4. Disparitas atau Kesenjangan Regional Kesenjangan regional adalah merupakan suatu keadaan yang merupakan tingkat perbedaan tingkat pembangunan dan pendapatan antara Kabupaten atau daerah yang satu dengan yang lain. Kesenjangan Regional ini dapat diketahui
23 dengan menggunakan suatu alat analisis yang dinamakan Indeks Williamson, yang dapat dihitung dengan data PDRB atas dasar harga konstan. D. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data. Data dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Jawa Timur. Data yang digunakan adalah data PDRB Provinsi Jawa Timur, PDRB Kabupaten / Kota, Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Timur dan Jumlah Penduduk Kabupaten / Kota tahun 2011-2015 yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 9 Kota di Provinsi Jawa Timur. E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan menggunakan data yang berkaitan dengan objek penelitian yang didapatkan dari kantor statistik maupun melalui literatur-literatur lainnya yang sesuai dengan penelitian ini. F. Teknik Analisis Data 1. Analisis Tingkat Ketimpangan Antar Daerah Indeks Williamson digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat disparitas pendapatan antar wilayah untuk mengukur ketimpangan pendapatan regional bruto Provinsi (Kuncoro, 2004). Dalam formula Indeks Williamson menggunakan PDRB Perkapita dan jumlah penduduk dimana nilai yang diperoleh antara nol dan satu (0<W<1). Dengan Indikator bahwa apabila semakin kecil nilai Indeks Williamson maka menunjukkan ketimpangan yang semakin rendah begitu
24 pula sebaliknya semakin besar angka Indeks Williamson menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. IndeksWilliamson : IW = ( ) Dimana : IW : Indeks Williamson Yi : Pendapatan per kapita di daerah studi i Y : Pendapatan per kapita rata-rata daerah refrensi f i : Jumlah penduduk di daerah studi i n : Jumlah penduduk di daerah refrensi 2. Analisis Tipology Klassen Dengan memodifikasi analisis Tipology Klassen analisis ini diperoleh empat klasifikasi melalui pendekatan wilayah. Kabupaten / kota yang masingmasing mempunyai karakteristik pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita yang berbeda-beda diklasifikasikan dengan Tipology Klassen pendekatan wilayah (Syafrizal,1997). Tabel 3.1. Klasifikasi Tipology Klassen Pendekatan Daerah Pertumbuhan Ekonomi IW gi> gr gi< gr IW i < IW r IW i > IW r I Daerah Maju dan Tumbuh dengan Pesat III Daerah yang masih dapat Berkembang Pesat II Daerah Maju tapi Tertekan IV Daerah Relative Tertinggal Sumber: Syafrizal, 1997 (dimodifikasi)
25 Keterangan: gi gr IW i IW r : Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten / Kota i : Pertumbuhan Ekonomi rata-rata Kabupaten / Kota di Jawa Timur : Indeks Williamson daerah Kabupaten / Kota i : Indeks Williamson rata-rata Kabupaten / Kota di Jawa Timur 3. Analisis GIS (Geografis Information System) Dengan memberikan gambaran yang jelas maka penulis memberikan tambahan alat bantu analisis pemetaan yang menggunakan GIS (Geografis Information System) guna memperjelas daerah mana saja yang diklasifikasikan menurut tipology klassen pendekatan daerah dan dibagi menjadi 4 (empat) yaitu klasifikasi 1: daerah maju dan tumbuh dengan pesat, klasifikasi 2: daerah maju tapi tertekan, klasifikasi 3: daerah yang masih dapat berkembang pesat, klasifikasi 4: daerah relative tertinggal.