STATISTIK MARET ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997

dokumen-dokumen yang mirip
B u l l e t i n S t a t i s t i k

STATISTIK FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN EDISI BULLETIN STATISTIK TAHUN 2018 ISSN : 89997

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

BULLETIN STATISTIK ISSN : ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME EDISI JANUARI

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

BULLETIN FEBRUARI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

B u l e t i n S t a t i s t i k

B u l l e t i n S t a t i s t i k

BULLETIN JULI ANTI PENCUCIAN UANG & PENDANAAN TERORISME PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia

Volume 29 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juli 2012)

2 dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tentang Pengenaan Sa

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG. Pasal 1 Dalam P

2017, No pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaim

Volume 19 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan September 2011)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Volume 25 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Maret 2012)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Volume 28 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Juni 2012)

Volume 24 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Februari 2012)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PENILIAN RISIKO SEKTORAL (SECTORAL RISK ASSESSMENT) PENYEDIA BARANG DAN/ATAU JASA LAINNYA TERHADAP TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-03/1.02.1/PPATK/03/12 TENTANG

REZIM ANTI PENCUCIAN UANG DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PIHAK PELAPOR DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

Pertumbuhan Simpanan BPR/BPRS. Semester I Tahun 2013

Pertumbuhan Simpanan BPR Dan BPRS

PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUAN6AN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN,

Volume 22 Thn III/2012 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Desember 2011)

Volume 20 Thn II/2011 BULLETIN STATISTIK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. (Periode Sampai dengan Bulan Oktober 2011)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENDANAAN TERORISME

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA (Penjelasanan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 642)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Volume 23 Thn III/2012 PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN BULL ETIN STATISTIK. (Periode Sampai dengan Bulan Januari 2012)

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Pertumbuhan Simpanan BPR dan BPRS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

INDONESIA Percentage below / above median

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia, terutama hak untuk hidup. Rangkaian tindak pidana terorisme yang terjadi di wilayah Negara Ke

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

Assalamu alaikum Wr. Wb.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH APRIL 2015

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

BAGI PIHAK PELAPOR DAN PIHAK LAINNYA. Bagian Kedua, Pengenalan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa

BERITA RESMI STATISTIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-07/PJ/2016 TENTANG

ANALISIS DAN EVALUASI PELAYANAN KELUARGA BERENCANA BAGI KELUARGA PRA SEJAHTERA DAN KELUARGA SEJAHTERA I DATA TAHUN 2013

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2003

Perpustakaan LAFAI

Transkripsi:

BULLETIN ISSN : 89997 STATISTIK ANTI PENCUCIAN UANG & PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BULLETIN STATISTIK TAHUN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN Jl. Ir. H. Juanda No. 35 Jakar ta Pusat www.ppatk.go.id EDISI MARET

. B U L L E T I N S T A T I S T I K DAFTAR ISI: Halaman Ringkasan Eksekutif 1 Ringkasan Statistik 2 Laporan Transaksi 3 A. Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) 3 B. Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) 12 C. Laporan Pembawaan Uang Tunai (LPUT) 14 D. Laporan dari Penyedia Barang dan Jasa 17 E. Laporan Transfer Dana dari/ke Luar Negeri 19 F. Laporan Penundaan Transaksi (LPT) 22 Analisis dan Pemeriksaan 26 A. Hasil Analisis (HA) 26 B. Karakteristik Terlapor HA 31 C. HA Terkait Pendanaan Terorisme 34 D. Hasil Pemeriksaan (HP) 37 E. Tindak Lanjut terhadap HA/HP 39 F. Permintaan Informasi Kepada PJK/PBJ Terkait Hasil Analisis 41 G. Pengaduan Masyarakat 43 Lain-lain 45 A. Putusan Pengadilan Terkait TPPU 45 B. Keterangan Ahli 48 C. Audit 50 D. Pertukaran Informasi Antar FIU 52 E. Nota Kesepahaman (MoU) 54 VOLUME 97/THN IX/ Maret ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENDANAAN TERORISME RINGKASAN EKSEKUTIF Bulletin Statistik APUPPT disusun secara periodik untuk menyampaikan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi PPATK dalam upaya mencegah dan memberantas Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (selanjutnya disebut UU TPPU) serta Undang-undang Nomor 9 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (selanjutnya disebut UU TPPT). Dalam bulletin ini, statistik yang dihimpun mencakup: 1. Perkembangan aktivitas pelaporan oleh Pihak Pelapor (Penyedia Jasa Keuangan/PJK, Penyedia Barang dan/atau Jasa Lain/PBJ), serta Ditjen Bea Cukai; 2. Penyampaian hasil analisis dan hasil pemeriksaan kepada Apgakum dan/atau penyidik, serta 3. Informasi lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas PPATK. Mengakhiri kuartal pertama tahun, jumlah penyampaian laporan ke PPATK semakin terus bertambah. Penerimaan pelaporan terbanyak selama Maret terutama terkait LTKL (Swift Bank), LTKT, LTKM, dan LTPBJ, yakni masing-masing bertambah sebanyak 691,8 ribu LTKL, 240,8 ribu LTKT, 5,0 ribu LTKM, 10,1 ribu LTPBJ, serta 62 LPUT. Dengan adanya penambahan laporan-laporan tersebut, jumlah keseluruhan laporan yang telah diterima PPATK sejak Januari 2003 telah mencapai 55.176.204 laporan atau meningkat sebanyak 5,1 persen dibandingkan jumlah kumulatif laporan per akhir Desember. Bila diamati perkembangan bulanannya (month-to-month, disingkat m-to-m), penerimaan keseluruhan laporan di Maret bila dibandingkan penerimaan pada bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 22,2 persen. Peningkatan terjadi pada seluruh jenis laporan terutama terjadi pada penerimaan LTPBJ, LPUT, dan LTKL, yakni masing-masing naik sebesar 308,6 persen, 37,8 persen, dan 25,9 persen. Terkait fungsi analisis, selama Maret, PPATK telah menyampaikan Hasil Analisis (selanjutnya disebut HA) kepada penyidik sebanyak 37 HA, dengan 24 HA diantaranya merupakan HA reaktif (permintaan dari penyidik), dan selebihnya sebanyak 13 HA merupakan HA Proaktif (inisiatif dari PPATK). Berdasarkan jumlah HA selama periode tersebut, dugaan tindak pidana Korupsi menjadi tindak pidana yang paling dominan, yaitu sebanyak 20 HA (54,1 persen). Sesuai amanat UU TPPU, selain melakukan fungsi analisis, PPATK juga memiliki fungsi pemeriksaan. Selama Maret, terdapat penambahan 3 Hasil Pemeriksaan (selanjutnya disebut HP) yang disampaikan kepada Penegak Hukum. Dengan demikian, jumlah HP yang telah disampaikan kepada penyidik maupun Kementerian/Lembaga terkait sejak berlakunya UU TPPU, tercatat sebanyak 110 HP, dengan rincian 45 HP diantaranya disampaikan ke Penyidik KPK, 31 HP masing-masing ke Penyidik Kejaksaan dan Kepolisian, 17 HP ke Penyidik DJP, 7 HP ke Penyidik DJBC, 5 HP ke Penyidik BNN, dan 3 HP ke Panglima TNI. Sementara itu, terkait dengan putusan pengadilan, berdasarkan data terkini, hingga Maret terdapat 130 putusan pengadilan terkait TPPU sejak berlakunya UU TPPU. Bila diakumulasikan sejak Januari 2005, jumlah putusan pengadilan terkait TPPU tercatat sudah sebanyak 168 kasus dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup dan denda maksimal Rp32 Miliar. Semoga buku ini dapat bermanfaat. Jakarta, April KIAGUS AHMAD BADARUDDIN Kepala PPATK

2 RINGKASAN STATISTIK LAPORAN TRANSAKSI Periode Januari 2003 s.d. Maret : Jumlah Laporan yang diterima PPATK s.d. Maret sebanyak 55.176.204 Laporan. A. LTKM = 373.361 Laporan, bertambah 4,2 persen dibanding posisi Desember. B. LTKT = 28.357.958 Laporan, bertambah 2,8 persen dibanding posisi Desember. C. LTPBJ = 271.892 Laporan, bertambah 7,8 persen dibanding posisi Desember. D. LPUT = 29.765 Laporan yang diperoleh melalui 25 lokasi pelaporan. E. LTKL = 26.143.228 Laporan (LTKL SWIFT Bank saja terhitung sejak Januari 2014). Tahun (s.d. Maret ): Jumlah Laporan yang diterima sebanyak 2.681.433 Laporan atau naik 16,6 persen dibandingkan jumlah kumulatif periode yang sama tahun (c-to-c). A. LTKM = 15.058 Laporan, naik 0,3 persen (c-to-c). B. LTKT = 774.550 Laporan, naik 14,5 persen (c-to-c). C. LTPBJ = 19.629 Laporan, naik 95,0 persen (c-to-c). D. LPUT = 160 Laporan, turun 96,7 persen (c-to-c). E. LTKL = 1.872.036 Laporan, naik 17,5 persen (c-to-c). Maret : Jumlah Laporan yang diterima sebanyak 947.681 Laporan, atau naik 22,2 persen dibandingkan Februari (m-to-m), atau naik 15,9 persen dibandingkan Maret (y-on-y). A. LTKM = 4.954 Laporan, naik 3,2 persen (m-to-m), namun turun 6,5 persen (y-on-y). B. LTKT = 240.834 Laporan, naik 10,2 persen (m-to-m), atau naik 10,7 persen (y-on-y). C. LTPBJ = 10.076 Laporan, naik 308,6 persen (m-to-m), atau naik 225,3 persen (y-on-y). D. LPUT = 62 Laporan, naik 37,8 persen (m-to-m), namun turun 98,7 persen (y-on-y). E. LTKL = 691.775 Laporan, naik 25,9 persen (m-to-m), atau naik 17,9 persen (y-on-y). HASIL ANALISIS DAN HASIL PEMERIKSAAN Periode Januari 2003 s.d. Maret : Hasil Analisis (tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. Maret sebanyak 4.220 HA yang terkait dengan 14.478 LTKM. A. HA - Proaktif = 2.082 HA yang terkait dengan 6.903 LTKM. - Inquiry = 2.138 HA yang terkait dengan 7.575 LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 1.873 IHA. C. HA terkait Pendanaan Terorisme = 133 HA yang terkait dengan 435 LTKM. D. HP yang disampaikan ke Penyidik/Kementerian/Lembaga Terkait = 110 Laporan. Tahun (s.d. Maret ): HA yang disampaikan ke Penyidik selama Maret sebanyak 102 HA yang terkait dengan 1.154 LTKM. A. HA - Proaktif = 30 HA yang terkait dengan 603 LTKM. - Inquiry = 72 HA yang terkait dengan 551 LTKM. B. Informasi Hasil Analisis (IHA) = 91 IHA. C. HA terkait Pendanaan Terorisme = 1 HA yang terkait dengan 1 LTKM. D. HP yang disampaikan ke Penyidik/Kementerian/Lembaga Terkait = 4 Laporan.

3 LAPORAN TRANSAKSI KEU ANGAN MENCURIGAKAN (LTKM) LAPORAN TRANSAKSI Pasal 23 Ayat (1): UU TPPU Penyedia jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi: a. Transaksi Keuangan Mencurigakan; b. Transaksi Keuangan Tunai dalam jumlah paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau dengan mata uang asing yang nilainya setara, yang dilakukan baik dalam satu kali Transaksi maupun beberapa kali Transaksi dalam 1 (satu) hari kerja; dan/atau c. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri. Pasal 1 Angka 5: Transaksi Keuangan Mencurigakan adalah: a. Transaksi Keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola Transaksi dari Pengguna Jasa yang bersangkutan; b. Transaksi Keuangan oleh Pengguna Jasa yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan Transaksi yang c. bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Pihak Pelapor sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; d. Transaksi Keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana; atau e. Transaksi Keuangan yang diminta oleh PPATK untuk dilaporkan oleh Pihak Pelapor karena melibatkan Harta Kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. LTKM merupakan laporan yang disampaikan oleh Penyedia Jasa Keuangan (selanjutnya disebut PJK) berdasarkan UU TPPU Pasal 23 Ayat (1) huruf a, sesuai kriteria pada Pasal 1 Angka 5. Selama Maret, jumlah LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK sebanyak 4.954 LTKM, dengan rata-rata penerimaan sebanyak 248 laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Pelaporan LTKM selama bulan ini meningkat 3,2 persen dibandingkan jumlah pada bulan Februari lalu (m-to-m), namun turun 6,5 persen dibandingkan dengan jumlah LTKM selama Maret (y-on-y). Secara keseluruhan, jumlah LTKM yang diterima oleh PPATK sejak Januari 2003 s.d. Maret telah mencapai sebanyak 373.361 LTKM atau bertambah 4,2 persen dibandingkan jumlah kumulatif LTKM pada akhir Desember. Peningkatan pelaporan LTKM, terutama terjadi sejak diberlakukannya UU TPPU tanggal 22 Oktober 2010. Jumlah LTKM yang telah diterima PPATK sejak Januari 2011 s.d. Maret tercatat sebanyak 309.437 LTKM, atau secara rata-rata tahunan meningkat 434,1 persen dibandingkan periode sebelum diberlakukannya UU TPPU. Dilihat dari sisi jumlah Pihak Pelapor, selama tahun (s.d. Maret ) tercatat sebanyak 269 PJK telah menyampaikan LTKM kepada PPATK. Sebagian besar LTKM atau sebanyak 53,0 persen LTKM disampaikan oleh PJK Bank, sedangkan 47,0 persen selebihnya disampaikan oleh PJK Non Bank. Mayoritas TKM selama periode ini terjadi di DKI Jakarta (51,2 persen), Jawa Barat (16,7 persen), dan Jawa Timur (5,6 persen). Berdasarkan profilnya, sebagian besar atau sebanyak 90,8 persen terlapor LTKM yang disampaikan selama tahun (s.d. Maret ) adalah perorangan, sedangkan 9,2 persen selebihnya merupakan korporasi. Mayoritas terlapor perorangan adalah Laki-laki (62,8 persen), dengan pekerjaan utama sebagai Pegawai Swasta (32,1 persen), serta sebagian besar berada pada usia produktif antara 30-60 tahun (67,2 persen). Berdasarkan LTKM selama tahun (s.d. Maret ), diketahui bahwa hanya sebanyak 32,3 persen LTKM saja yang mampu diidentifikasikan oleh Pihak Pelapor terindikasi tindak pidana, dan selebihnya sebanyak 67,7 persen LTKM tidak terisi atau belum mengindikasikan tindak pidana. Indikasi Tindak Pidana Asal yang dominan adalah Penipuan (39,4 persen), Korupsi (20,9 persen), dan Perjudian (8,0 persen).

4 Tabel 1 Perbandingan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Maret Jenis PJK Pelapor Mar- s.d. Jan- s.d. s.d. Feb- Mar- Mar- Des- Mar- (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Bank 36,309 123,049 2,992 7,959 31,080 2,284 2,592 7,537 161,666 197,975 109 Ø Bank Umum 36,022 121,167 2,947 7,826 30,626 2,224 2,568 7,394 159,187 195,209 94 Bank Milik Negara 11,096 50,200 932 2,936 9,873 634 869 2,209 62,282 73,378 4 Bank Swasta 12,540 58,073 1,716 4,009 17,708 1,353 1,442 4,479 80,260 92,800 48 Bank Pembangunan Daerah 8,614 7,959 181 385 1,640 126 118 389 9,988 18,602 24 Bank Asing 2,615 2,592 90 365 906 94 112 250 3,748 6,363 10 Bank Campuran 1,157 2,343 28 131 499 17 27 67 2,909 4,066 8 Ø Bank Perkreditan Rakyat 287 1,882 45 133 454 60 24 143 2,479 2,766 15 Non Bank 27,615 115,203 2,306 7,049 25,047 2,518 2,362 7,521 147,771 175,386 160 Ø Pasar Modal 1,088 3,461 138 354 1,322 133 137 402 5,185 6,273 13 Ø Asuransi 2,939 20,961 489 1,294 4,627 293 294 890 26,478 29,417 27 Ø Dana Pensiun 1 13 0 0 3 0 0 1 17 18 1 Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Ø Kegiatan Usaha Penukaran V aluta Asing Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun 2011-2016 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun Tahun Jumlah Jan 2003 Jumlah PJK Pelapor () 1,435 43,286 275 794 3,140 307 340 1,030 47,456 48,891 20 22,122 36,839 1,038 3,249 11,506 1,320 1,274 4,073 52,418 74,540 57 Ø Money Remittance/KUPU 30 9,467 293 1,080 3,663 434 267 994 14,124 14,154 29 Ø Perusahaan Perdagangan 0 1,084 72 276 778 29 49 128 1,990 1,990 11 Berjangka Komoditi Ø Koperasi 0 87 0 1 1 2 0 2 90 90 1 Ø Penyelenggara E-Money 0 5 1 1 6 0 1 1 12 12 1 Ø Perusahaan Modal Ventura 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 Ø Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total LTKM 63,924 238,252 5,298 15,008 56,127 4,802 4,954 15,058 309,437 373,361 269 - Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. - Data Tahun 2011 s.d.maret menggunakan Database SIAPUPPT per 31 Maret. Jumlah Grafik 1 Perbandingan Rata-rata LTKM per Tahun Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Tahun 2010 Berdasarkan Jenis PJK Pelapor Total Pos dan Giro Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi Money Remittance/KUPU Pedagang Valuta Asing Lembaga Pembiayaan/Leasing Dana Pensiun Asuransi Pasar Modal Bank Perkreditan Rakyat Bank Campuran Bank Asing Bank Pembangunan Daerah Bank Swasta Bank Milik Negara 7,991 42,681 0 12 0 274 4 1,948 2,765 7,230 179 6,546 0 2 367 3,652 136 715 36 342 145 401 327 Sebelum berlakunya UU TPPU 517 1,077 1,378 Sesudah berlakunya UU TPPU 1,568 11,070 1,387 8,591

40.0 30.0 20.0 10.0 0.0-10.0-20.0-30.0 5 Grafik 2 Perkembangan dan Peningkatan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK per-bulan Maret s.d. Maret 6,000 5,000-27.2 22.8-6.6-9.0 27.8-7.2 2.4 3.3-17.0 26.3-9.4 3.2 4,000 3,000 2,000 1,000 0 5,298 3,858 4,738 4,427 4,028 5,146 4,778 4,892 5,055 4,197 5,302 4,802 4,954 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 LTKM per Bulan % Perkembangan Bulanan (month-to-month) - Peningkatan month-to-month (disingkat m-to-m) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan sebelumnya. Grafik 3 Jumlah dan Persentase LTKM Menurut Jenis PJK Pelapor Maret Grafik 4 Jumlah dan Persentase PJK Pelapor yang Menyampaikan LTKM Maret Non Bank 7,521 50% 15,058 LTKM Bank 7,537 50% Non Bank 160 59% 269 PJK Bank 109 41%

6 Grafik 5 Perkembangan Jumlah per-tahun dan LTKM Januari 2014 s.d. Maret 18.6% 4.2% 19.2% 28.8% 196,775 253,508 302,176 358,303 373,361 39,688 56,733 48,668 56,127 15,058 2014 2015 2016 Jumlah Jumlah Per-tahun Perkembangan (%) Catatan : - Jumlah dihitung sejak Januari 2003 - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2014 s.d. Maret Grafik 6 Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun dan Rata-rata Penerimaan per-bulan Januari 2014 s.d. Maret 56,733 48,668 56,127 39,688 15,058 3,307 4,728 4,056 4,677 5,019 2014 2015 2016 Jumlah Per-tahun Rata-rata per-bulan Catatan : - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2014 s.d. Maret

7 Grafik 7 Perkembangan Jumlah LTKM per-tahun Berdasarkan Jenis PJK Januari 2014 s.d. Maret 56,733 48,668 56,127 39,688 30,166 23,790 26,567 15,898 25,507 23,161 31,080 25,047 15,058 7,537 7,521 2014 2015 2016 Bank + Non Bank Bank Non Bank Catatan : - Jumlah LTKM per tahun dihitung berdasarkan penerimaan LTKM oleh PPATK pada tahun berjalan. - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2014 s.d.maret Grafik 8 Perkembangan Rata-rata Penerimaan LTKM per-bulan Januari 2014 s.d. Maret 5,019.3 4,677.3 2016 4,055.7 2015 4,727.8 2014 3,307.3 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 Catatan : - Perkembangan LTKM yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2014 s.d. Maret

8 Tabel 2 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Propinsi Domisili Kantor Penyedia Jasa Keuangan Pelapor Kejadian Transaksi s.d. Maret Propinsi Kantor PJK Pelapor Kejadian Transaksi Mar- Jan- s.d. Des- Feb- Mar- m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Nanggroe Aceh Darussalam 26 97 387 47 37 132 0.9-21.3 42.3 36.1 Sumatera Utara 151 491 1,952 139 204 521 3.5 46.8 35.1 6.1 Sumatera Barat 20 62 198 21 11 51 0.3-47.6-45.0-17.7 Sumatera Selatan 379 531 1,321 66 69 212 1.4 4.5-81.8-60.1 Bengkulu 6 21 164 14 3 22 0.1-78.6-50.0 4.8 Jambi 22 58 290 36 30 99 0.7-16.7 36.4 70.7 Riau 88 184 552 60 51 183 1.2-15.0-42.0-0.5 Kepulauan Riau 171 256 1,191 93 83 275 1.8-10.8-51.5 7.4 Lampung 66 175 522 77 69 234 1.6-10.4 4.5 33.7 Kep Bangka Belitung 5 15 86 6 4 17 0.1-33.3-20.0 13.3 Banten 312 702 2,405 105 200 513 3.4 90.5-35.9-26.9 DKI Jakarta 2,436 7,615 27,001 2,510 2,430 7,713 51.2-3.2-0.2 1.3 Jawa Barat 801 2,301 10,376 827 927 2,519 16.7 12.1 15.7 9.5 Jawa Tengah 99 367 1,546 160 126 494 3.3-21.3 27.3 34.6 Jawa Timur 270 929 3,544 257 310 841 5.6 20.6 14.8-9.5 DI Yogyakarta 48 189 592 31 42 129 0.9 35.5-12.5-31.7 Bali 42 115 448 56 30 151 1.0-46.4-28.6 31.3 Nusa Tenggara Barat 20 59 162 9 13 39 0.3 44.4-35.0-33.9 Nusa Tenggara Timur 45 62 138 9 7 18 0.1-22.2-84.4-71.0 Maluku 3 15 80 9 7 23 0.2-22.2 133.3 53.3 Maluku Utara 1 3 44 1 5 10 0.1 400.0 400.0 233.3 Kalimantan Barat 33 88 366 42 26 88 0.6-38.1-21.2 0.0 Kalimantan Timur 30 93 542 45 37 125 0.8-17.8 23.3 34.4 Kalimantan Tengah 4 26 81 16 9 40 0.3-43.8 125.0 53.8 Kalimantan Selatan 32 80 277 39 23 108 0.7-41.0-28.1 35.0 Kalimantan Utara 1 14 29 4 0 11 0.1-100.0-100.0-21.4 Sulawesi Utara 16 38 217 22 19 64 0.4-13.6 18.8 68.4 Sulawesi Selatan 124 276 934 51 96 214 1.4 88.2-22.6-22.5 Sulawesi Tengah 6 30 156 15 17 43 0.3 13.3 183.3 43.3 Sulawesi Tenggara 13 36 176 10 22 69 0.5 120.0 69.2 91.7 Sulawesi Barat 1 1 8 0 0 0 0.0 n.a. -100.0-100.0 Gorontalo 3 7 31 3 4 13 0.1 33.3 33.3 85.7 Papua 24 64 280 22 39 81 0.5 77.3 62.5 26.6 Papua Barat 0 8 31 0 4 6 0.0 n.a. n.a. -25.0 Catatan: Jumlah LTKM % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (dalam Persen) Total LTKM 5,298 15,008 56,127 4,802 4,954 15,058 100.0 3.2-6.5 0.3 - Angka tidak mencerminkan kejadian tindak pidana pada wilayah pelaporan - Angka 0.0 mencerminkan tidak adanya PJK yang melaporkan adanya transaksi keuangan mencurigakan pada wilayah tersebut atau dalam pelaporan tidak disebutkan wilayah kejadian sehingga dihitung sebagai laporan dari kantor pusat (DKI Jakarta). - Peningkatan month-to-month (disingkat m-to-m) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan sebelumnya. - Peningkatan year-on-year (disingkat y-on-y) merupakan perbandingan jumlah pada bulan tertentu terhadap jumlah pada bulan yang sama tahun sebelumnya. - Peningkatan cummulative-to-cummulative (disingkat c-to-c) merupakan perbandingan jumlah kumulatif tahunan hingga bulan tertentu terhadap jumlah kumulatif pada periode yang sama tahun sebelumnya.

9 Gambar 1. Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase LTKM Tahun (s.d. Maret ) Catatan : Jumlah LTKM dihitung berdasarkan Lokasi Pelaporan. Jumlah LTKM tidak Mencerminkan Terjadinya Tindak Pidana.

10 Tabel 3 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kategori Terlapor s.d. Maret Jenis Kategori Terlapor Mar- Jumlah LTKM Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Perorangan 4,791 13,650 50,425 4,365 4,491 13,671 90.8 2.9-6.3 0.2 Ø Laki-Laki 3,044 8,671 31,824 2,697 2,836 8,592 62.8 5.2-6.8-0.9 Ø Perempuan 1,747 4,979 18,601 1,668 1,655 5,079 37.2-0.8-5.3 2.0 Perusahaan/Korporasi 507 1,358 5,702 437 463 1,387 9.2 5.9-8.7 2.1 Total LTKM 5,298 15,008 56,127 4,802 4,954 15,058 100.0 3.2-6.5 0.3 Tabel 4 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Pekerjaan Terlapor Perseorangan s.d. Maret Jenis Pekerjaan Utama Terlapor Perseorangan Mar- Jan- s.d. Des- Feb- Mar- m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Ø Pegawai Swasta 1,475 4,137 16,736 1,407 1,516 4,386 32.1 7.7 2.8 6.0 Ø Pengusaha/Wiraswasta 1,140 3,224 11,077 954 919 3,080 22.5-3.7-19.4-4.5 Ø PNS (termasuk pensiunan) 356 1,059 4,687 426 402 1,263 9.2-5.6 12.9 19.3 Ø Ibu Rumah Tangga 289 923 3,387 345 337 1,021 7.5-2.3 16.6 10.6 Ø Pedagang 305 626 2,339 248 228 762 5.6-8.1-25.2 21.7 Ø Pelajar/Mahasiswa 240 707 2,305 152 185 507 3.7 21.7-22.9-28.3 Ø TNI/Polri (termasuk pensiunan) 141 362 1,211 106 123 346 2.5 16.0-12.8-4.4 Ø Pegawai BI/BUMN/BUMD (termasuk pensiunan) 109 270 1,033 110 125 340 2.5 13.6 14.7 25.9 Ø Pejabat Lembaga Legislatif dan Pemerintah 97 264 951 95 90 285 2.1-5.3-7.2 8.0 Ø Profesional dan Konsultan 64 178 859 82 103 281 2.1 25.6 60.9 57.9 Ø Pengajar dan Dosen 54 140 414 29 38 96 0.7 31.0-29.6-31.4 Ø Buruh, Pembantu Rumah Tangga dan Tenaga Keamanan Jumlah LTKM % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (dalam Persen) 23 65 159 16 26 50 0.4 62.5 13.0-23.1 Ø Pegawai Bank 8 22 126 11 15 41 0.3 36.4 87.5 86.4 Ø Petani dan Nelayan 19 51 164 8 15 36 0.3 87.5-21.1-29.4 Ø Pengurus dan pegawai yayasan/lembaga berbadan 21 78 276 10 11 27 0.2 10.0-47.6-65.4 hukum lainnya Ø Ulama/Pendeta/Pimpinan organisasi dan kelompok 1 6 38 6 4 15 0.1-33.3 300.0 150.0 keagamaan Ø Pengurus/Pegawai LSM/organisasi tidak berbadan 1 1 7 2 2 5 0.0 0.0 100.0 400.0 hukum lainnya Ø Pengurus Parpol 2 7 29 0 2 2 0.0 n.a. 0.0-71.4 Ø Pegawai Money Changer 0 1 3 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0 Ø Pengrajin 0 1 2 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0 Ø Tidak Teridentifikasi dll 446 1,528 4,622 358 350 1,128 8.3-2.2-21.5-26.2 Total Terlapor Perseorangan 4,791 13,650 50,425 4,365 4,491 13,671 100.0 2.9-6.3 0.2

11 Tabel 5 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Kelompok Umur Terlapor Perseorangan s.d. Maret Kategori Umur Terlapor Perseorangan Mar- Jumlah LTKM Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Ø Usia Dibawah 30 tahun 1,126 3,334 12,818 1,047 1,125 3,532 25.8 7.4-0.1 5.9 Ø Usia 30-40 tahun 1,478 3,974 14,263 1,306 1,337 4,040 29.6 2.4-9.5 1.7 Ø Usia 40-50 tahun 1,126 3,233 12,042 1,019 1,084 3,191 23.3 6.4-3.7-1.3 Ø Usia 50-60 tahun 743 2,101 7,574 660 629 1,951 14.3-4.7-15.3-7.1 Ø Usia Diatas 60 tahun 252 844 3,102 286 261 789 5.8-8.7 3.6-6.5 Ø Tidak Teridentifikasi 66 164 626 47 55 168 1.2 17.0-16.7 2.4 Total Terlapor Perseorangan 4,791 13,650 50,425 4,365 4,491 13,671 100.0 2.9-6.3 0.2 Tabel 6 Perkembangan Jumlah LTKM yang Diterima PPATK Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal s.d. Maret Dugaan Tindak Pidana Asal Mar- Jumlah LTKM Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Terkait Tindak Pidana 1,849 4,175 14,695 1,543 1,782 4,871 32.3 15.5-3.6 16.7 Ø Penipuan 827 1,897 6,210 604 689 1,920 39.4 14.1-16.7 1.2 Ø Korupsi 431 917 3,344 267 400 1,019 20.9 49.8-7.2 11.1 Ø Perjudian 244 386 1,156 85 170 392 8.0 100.0-30.3 1.6 Ø Terorisme 45 235 1,107 142 124 367 7.5-12.7 175.6 56.2 Ø Narkotika 25 124 399 129 117 343 7.0-9.3 368.0 176.6 Ø Di Bidang Perpajakan 48 181 581 30 87 180 3.7 190.0 81.3-0.6 Ø Di Bidang Perbankan 37 71 369 52 41 155 3.2-21.2 10.8 118.3 Ø Penyuapan 23 118 479 62 62 139 2.9 0.0 169.6 17.8 Ø Penggelapan 18 39 249 46 29 122 2.5-37.0 61.1 212.8 Ø Penyelundupan Imigran 0 0 0 56 2 58 1.2-96.4 n.a. n.a. Ø Di Bidang Asuransi 0 0 2 0 3 4 0.1 n.a. n.a. n.a. Ø Penyelundupan Tenaga Kerja 0 0 6 3 1 4 0.1-66.7 n.a. n.a. Ø Perdagangan Manusia 1 1 36 3 1 4 0.1-66.7 0.0 300.0 Ø Di Bidang Lingkungan Hidup 1 1 83 3 0 3 0.1-100.0-100.0 200.0 Ø Pencurian 1 3 19 2 1 3 0.1-50.0 0.0 0.0 Ø Penyelundupan Barang 0 3 12 0 2 3 0.1 n.a. n.a. 0.0 Ø Di Bidang Kehutanan 1 2 57 0 2 2 0.0 n.a. 100.0 0.0 Ø Psikotropika 1 1 11 0 1 2 0.0 n.a. 0.0 100.0 Ø Di Bidang Kelautan 109 109 167 1 0 1 0.0-100.0-100.0-99.1 Ø Di Bidang Pasar Modal 4 7 12 1 0 1 0.0-100.0-100.0-85.7 Ø Pemalsuan Uang 0 0 3 1 0 1 0.0-100.0 n.a. n.a. Ø Perdagangan Senjata Gelap 0 0 6 0 0 1 0.0 n.a. n.a. n.a. Ø Prostitusi 1 3 5 0 0 1 0.0 n.a. -100.0-66.7 Ø Penculikan 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Ø Tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 32 77 382 56 50 146 3.0-10.7 56.3 89.6 4 tahun atau lebih Tidak Teridentifikasi Tindak Pidana/dll 3,449 10,833 41,432 3,259 3,172 10,187 67.7-2.7-8.0-6.0 Total LTKM 5,298 15,008 56,127 4,802 4,954 15,058 100.0 3.2-6.5 0.3

12 Pasal 1 Angka 6 : UU TPPU Transaksi Keuangan Tunai adalah Transaksi Keuangan yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam. LAPORAN TRANSAKSI KEU ANGAN TUNAI (LTKT) LTKT adalah laporan atas transaksi yang dilakukan dengan menggunakan uang kertas dan/atau uang logam yang dilaporkan oleh PJK. Kewajiban ini sesuai dengan UU TPPU, Pasal 23. Jumlah LTKT yang disampaikan PJK kepada PPATK selama Maret sebanyak 240.834 LTKT, dengan rata-rata penerimaan sebanyak 12.042 laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Dibandingkan jumlah LTKT pada bulan sebelumnya, jumlah tersebut meningkat 10,2 persen (m-to-m), atau tercatat naik 10,7 persen jika dibandingkan jumlah pada Maret (y-on-y). Dengan demikian, jumlah penerimaan LTKT selama tahun (s.d. Maret ) telah sebanyak 774,6 ribu laporan yang dilaporkan oleh 332 PJK. Bila diakumulasikan sejak Januari 2003 s.d. Maret, PPATK mencatat telah menerima sebanyak 24,7 juta LTKT. Dilihat berdasarkan jenis industri PJK pelapor, mayoritas LTKT disampaikan oleh PJK Bank (99,3 persen), utamanya PJK Bank Umum (99,1 persen). Sejak diberlakukannya UU TPPU, jumlah LTKT telah mengalami penambahan sebesar 105,8 persen atau sebanyak 16,1 juta laporan dibandingkan dengan sebelum berlakunya UU TPPU. Grafik 9 Perkembangan dan Peningkatan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK per-bulan s.d. Maret 350,000 100.0 300,000 250,000 200,000-27.0 81.9-30.4 35.2-6.6-6.0 3.5 4.6-1.1 23.2-30.7 10.2 80.0 60.0 40.0 150,000 20.0 100,000 0.0 50,000 0 217,642 158,848 288,890 201,093 271,878 253,981 238,860 247,179 258,640 255,902 315,171 218,545 240,834 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 LTKT per Bulan % Perkembangan Bulanan (month-to-month) -20.0-40.0

13 Tabel 7 Perbandingan Jumlah LTKT yang Diterima PPATK Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Maret Jenis Pihak Pelapor Mar- Jan- s.d. Des- Feb- Mar- (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Bank 8,620,893 12,417,477 215,713 671,615 2,830,771 216,386 239,260 769,194 16,017,442 24,638,335 238 Ø Bank Umum 8,619,074 12,402,484 215,455 670,840 2,827,121 216,057 238,812 767,768 15,997,373 24,616,447 103 Ø Bank Perkreditan Rakyat 1,819 14,993 258 775 3,650 329 448 1,426 20,069 21,888 135 Non Bank 10,530 56,232 1,929 4,977 21,092 2,159 1,574 5,356 82,680 93,210 94 Ø Pasar Modal 44 39 0 0 3 0 0 1 43 87 1 Ø Asuransi 165 867 0 137 187 46 0 152 1,206 1,371 1 Ø Dana Pensiun 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ø Lembaga Pembiayaan/Leasing Ø Kegiatan Usaha Penukaran V aluta Asing 3 804 10 45 68 1 3 6 878 881 1 9,972 49,614 1,723 4,468 19,809 1,950 1,350 4,681 74,104 84,076 78 Ø Money Remittance/KUPU 346 4,611 196 327 1,025 162 221 516 6,152 6,498 13 Ø Pos dan Giro 0 3 0 0 0 0 0 0 3 3 0 Ø Koperasi 0 87 0 0 0 0 0 0 87 87 0 Ø Pegadaian 0 207 0 0 0 0 0 0 207 207 0 Ø Perusahaan Perdagangan Berjangka Komoditi Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun 2011-2016 Jumlah PJK Pelapor Tahun ( ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total LTKT 8,631,423 12,473,709 217,642 676,592 2,851,863 218,545 240,834 774,550 16,100,122 24,731,545 332 - Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun Tahun Jumlah Jumlah Jan 2003 s.d. Mar- Grafik 10 Perkembangan Jumlah per-tahun dan LTKT Januari 2014 s.d. Maret 13.5% 3.2% 15.0% 13.8% 16,121,147 18,347,896 21,105,132 23,956,995 24,731,545 1,851,086 2,226,749 2,757,236 2,851,863 774,550 2014 2015 2016 LTKT LTKT Per-Tahun Perkembangan (%) Catatan : - Jumlah dihitung sejak Januari 2003 - Perkembangan LTKT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2014 s.d.maret.

14 UU TPPU Pasal 34 Ayat (1) : Setiap orang yang membawa uang tunai dalam mata uang rupiah dan/atau mata uang asing, dan/atau instrumen pembayaran lain dalam bentuk cek, cek perjalanan, surat sanggup bayar, atau bilyet giro paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) atau yang nilainya setara dengan itu ke dalam atau ke luar daerah pabean Indonesia wajib memberitahukannya kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pasal 35 Ayat (1) : Setiap orang yang tidak memberitahukan pembawaan uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 10% (sepuluh perseratus) dari seluruh jumlah uang tunai dan/atau instrumen pembayaran lain yang dibawa dengan jumlah paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). LAPORAN PEMBAWAAN UANG TUNAI (LPUT) LPUT merupakan laporan atas pembawaan uang tunai ke dalam atau ke luar daerah kepabeanan Indonesia. Penyampaian LPUT dilakukan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai RI kepada PPATK, dan mulai efektif per Januari 2006. Selama Maret, terdapat 62 LPUT yang disampaikan Direktorat Jendral Bea dan Cukai RI kepada PPATK. Dengan adanya penambahan LPUT selama Maret, maka jumlah total LPUT yang diterima PPATK sejak Januari 2006 s.d. Maret tercatat sebanyak 22.301 laporan dengan penerimaan laporan terbanyak berasal dari Soekarno Hatta (60,4 persen) dan Batam (34,5 persen). Selain menerima LPUT, PPATK juga telah menerima pelaporan pelanggaran pembawaan uang tunai dari Dirjen Bea dan Cukai RI. Hingga Maret, tercatat terjadi 304 pelanggaran pembawaan uang tunai yang terjadi di 19 lokasi pelaporan. Berdasarkan lokasinya, sebagaian besar pelanggaran pembawaaan uang tunai terjadi di Ngurah Rai Denpasar, yakni sebanyak 45,1 persen atau sebanyak 137 pelanggaran. Tabel 8 Perbandingan Jumlah LPUT Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Lokasi Pelaporan s.d. Maret Lokasi Pelaporan Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun 2011-2016 Mar- Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun Jan- s.d. Des- Feb- Tahun Mar- Jumlah Jan 2006 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Ø Batam 2,683 1,617 2,772 2,772 3,368 1 0 2 4,987 7,670 Ø Soekarno Hatta 2,866 7,278 1,621 1,856 3,329 0 0 0 10,607 13,473 Ø Bandung 3 4 2 2 7 0 0 0 11 14 Ø Tanjung Balai Karimun 0 34 17 17 19 0 0 0 53 53 Ø Tj. Pinang 97 16 2 2 3 0 0 0 19 116 Ø Ngurah Rai Denpasar 50 113 180 180 465 42 61 147 725 775 Ø Dumai 1 4 0 0 0 0 0 0 4 5 Ø Teluk Bayur 7 2 0 0 0 0 0 0 2 9 Ø Teluk Nibung 1 0 1 1 1 0 0 0 1 2 Ø Medan 3 1 3 3 3 0 0 0 4 7 Ø Balikpapan 0 3 3 3 4 0 0 0 7 7 Ø Pontianak 0 4 7 9 9 0 0 0 13 13 Ø Pekanbaru 0 2 6 6 8 1 0 4 14 14 Ø Semarang (Tj. Emas) 0 6 2 2 5 0 0 0 11 11 Ø Lombok 0 12 0 0 0 0 0 0 12 12 Ø Palembang 0 2 0 0 4 0 0 0 6 6 Ø Yogyakarta 0 4 3 3 3 0 0 0 7 7 Ø Mataram 0 5 2 2 8 0 0 0 13 13 Ø Entikong 0 4 3 3 15 0 0 0 19 19 Ø Kuala Namu 0 1 20 20 36 0 0 2 39 39 Ø Juanda 0 14 2 7 14 0 0 0 28 28 Ø Tarakan 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 Ø Atambua 0 0 0 0 2 0 1 1 3 3 Ø Kupang 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 Ø Nunukan 0 0 0 0 0 0 0 3 3 3 Total LPUT 5,711 9,126 4,646 4,888 7,304 45 62 160 16,590 22,301 - Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. Jumlah

15 Grafik 11 Perbandingan Jumlah LPUT Berdasarkan Lokasi Pelaporan Januari 2006 s.d. Maret Nunukan Kupang Atambua Tarakan Juanda Kuala Namu Entikong Mataram Yogyakarta Palembang Lombok Semarang (Tj. Emas) Pekanbaru Pontianak Balikpapan Medan Teluk Nibung Teluk Bayur Dumai Ngurah Rai Denpasar Tj. Pinang Tanjung Balai Karimun Bandung Soekarno Hatta Batam 3 1 3 1 28 39 19 13 7 6 12 11 14 13 7 7 2 9 5 775 116 53 14 7,670 13,473 0 5,000 10,000 15,000 Grafik 12 Perkembangan Jumlah per-tahun dan LPUT Januari 2013 s.d. Maret 0.7% 49.2% 0.1% 6.6% 22,141 22,301 13,902 13,920 14,837 1,470 18 917 7,304 160 2014 2015 2016 LPUT LPUT Per-Tahun Perkembangan (%) Catatan : - Jumlah dihitung sejak Januari 2006 - Perkembangan LPUT yang disajikan hanya dibatasi selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2014 s.d. Maret.

16 Tabel 9 Jumlah Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Menurut Lokasi Pelaporan Januari 2005 s.d. Maret Lokasi Pelaporan Jumlah Jan-2006 % (1) (2) (3) Ngurah Rai Denpasar 137 45.1% Soekarno Hatta 60 19.7% Batam 49 16.1% Kuala Namu 13 4.3% Pekan Baru 8 2.6% Pontianak 8 2.6% Medan 6 2.0% Tarakan 4 1.3% Dumai 3 1.0% Bandung 3 1.0% Tj. Pinang 2 0.7% Teluk Bayur 2 0.7% Tj. Balai Karimun 2 0.7% Halim Perdana Kusumah 1 0.3% Teluk Nibung 1 0.3% Juanda 1 0.3% Mataram 1 0.3% Palembang 1 0.3% Atambua 2 0.7% Total Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai 304 100.0% Grafik 13 Perbandingan Jumlah Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Menurut Lokasi Pelaporan Januari 2005 s.d. Maret Atambua Palembang Mataram Juanda Teluk Nibung Halim Perdana Kusumah Tj. Balai Karimun Teluk Bayur Tj. Pinang Bandung Dumai Tarakan Medan Pontianak Pekan Baru Kuala Namu Batam Soekarno Hatta Ngurah Rai Denpasar 2 1 1 1 1 1 2 2 2 3 3 4 6 8 8 13 49 60 137

17 UU TPPU Pasal 17 Ayat (1) : Pihak Pelapor meliputi: a. penyedia jasa keuangan: 1. bank; 2. perusahaan pembiayaan; 3. perusahaan asuransi dan perusahaan pialang asuransi; 4. dana pensiun lembaga keuangan; 5. perusahaan efek; 6. manajer investasi; 7. kustodian; 8. wali amanat; 9. perposan sebagai penyedia jasa giro; 10. pedagang valuta asing; 11. penyelenggara alat pembayaran menggunakan kartu; 12. penyelenggara e-money dan/atau e-wallet; 13. koperasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam; 14. pegadaian; 15. perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan berjangka komoditi; atau 16. penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang. b. penyedia barang dan/atau jasa lain: 1. perusahaan properti/agen properti; 2. pedagang kendaraan bermotor; 3. pedagang permata dan perhiasan/logam mulia; 4. pedagang barang seni dan antik; atau 5. balai lelang. LAPORAN TRANSAKSI DARI PENYEDIA BARANG DAN JASA (LTPBJ) Laporan Transaksi dari PBJ telah diatur dalam UU TPPU, Pasal 17 ayat (1). Laporan Transaksi dari PBJ mulai efektif diterima PPATK sejak Mei 2012. Jumlah Laporan Transaksi dari PBJ (LTPBJ) yang disampaikan kepada PPATK selama Maret tercatat bertambah sebanyak 10.076 Laporan, atau meningkat sebesar 105,8 persen (m-to-m) dibandingkan jumlah pada bulan sebelumnya, atau lebih tinggi 225,3 persen dibandingkan jumlah pada Maret. Dengan adanya penambahan tersebut, bila diakumulasikan sejak Mei 2012, maka jumlah LTPBJ yang diterima PPATK hingga Maret telah mencapai 209.336 laporan yang berasal dari 738 PBJ. Dari sejumlah LTPBJ yang dilaporkan selama Mei 2012 s.d. Maret, sebagian besar laporan transaksi yang dilaporkan berasal dari PBJ di bidang Properti, yaitu sebanyak 128.627 laporan atau 61,4 persen, diikuti oleh Pedagang Kendaraan Bermotor sebanyak 75.488 laporan atau 36,1 persen, Pedagang Perhiasan/Logam Mulia sebanyak 3.940 laporan atau 1,9 persen, Balai Lelang sebanyak 1.215 laporan atau 0,6 persen, dan Pedagang Barang Seni/Antik sebanyak 4 laporan atau 0,0 persen. Tabel 10 Jumlah Laporan Transaksi dari Penyedia Barang dan Jasa (PBJ) Mei 2012 s.d. Maret Jenis Perusahaan Penyedia Barang dan Jasa Lainnya (PBJ) Tahun 2012-2016 Tahun Tahun Jumlah LTPBJ Mei 2012 s.d. Mar- Jumlah PBJ Pelapor Mei 2012 Mar- Jan- s.d. Des- Feb- Mar- (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Ø Perusahaan Properti 90,629 1,849 7,061 23,472 1,309 8,130 14,526 128,627 488 Ø Pedagang Kendaraan Bermotor Ø Pedagang Perhiasan/logam mulia 52,326 1,209 2,917 18,398 1,058 1,841 4,764 75,488 177 3,294 25 49 454 58 69 192 3,940 10 Ø Balai Lelang 465 14 38 603 41 36 147 1,215 53 Ø Barang Seni / Antik 4 0 0 0 0 0 0 4 10 Ø Tidak terklasifikasi 62 0 0 0 0 0 0 62 0 Total LTPBJ 146,780 3,097 10,065 42,927 2,466 10,076 19,629 209,336 738 Catatan : Laporan dari PBJ diterima sejak Mei 2012, setelah diundangkannya UU TPPU (Oktober 2010).

18 Grafik 14 Perbandingan Jumlah Laporan Transaksi dari PBJ dan Jumlah PBJ Pelapor Mei 2012 s.d. Maret Barang Seni / Antik 4 10 Balai Lelang 1,215 53 Perhiasan / logam mulia 10 3,940 Pedagang Kendaraan Bermotor 177 75,488 Perusahaan Properti 488 128,627 Jumlah Laporan Transaksi Jumlah PBJ Grafik 15 Jumlah dan Persentase Laporan Transaksi dari PBJ Tahun (s.d. Maret ) Pedagang Kendaraan Bermotor 4,764 24% Balai Lelang 147 1% Perhiasan / logam mulia 129 5% Barang Seni / Antik 0 0% Perusahaan Properti 14,526 74%

19 UU TPPU Pasal 23 Angka 1 : Penyedia jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a wajib menyampaikan laporan kepada PPATK yang meliputi: c. Transaksi Keuangan transfer dana dari dan ke luar negeri.. Peraturan Kepala PPATK No: PER- 12/1.02/PPATK/06/13 tentang Tata Cara Penyampaian LTKL bagi Penyedia Jasa Keuangan Pasal 1 Angka 4: Transfer Dana Dari dan Ke Luar Negeri adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana dari dan ke luar wilayah Indonesia kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima. LAPORAN TRANSAKSI KEUANGAN TRANSFER DANA DARI/KE LUAR NEGERI (LTKL) Pelaksanaan kewajiban pelaporan LTKL mulai berlaku pada tanggal 14 Januari 2014 untuk Bank Umum dan 1 Desember 2015 untuk PJK selain Bank Umum. Kewajiban ini sesuai dengan UU TPPU, Pasal 23 Angka 1 huruf c. Hingga akhir Maret sebanyak 187 PJK telah menyampaikan LTKL kepada PPATK, yang terdiri dari 94 PJK Bank Umum dan 93 PJK selain Bank Umum. Dominasi pelaporan LTKL berasal dari Bank Umum, yakni sebesar 51,3 persen dari keseluruhan LTKL. Dilihat berdasarkan jenis laporan, mayoritas LTKL disampaikan oleh Bank Umum melalui LTKL SWIFT (28 persen), diikuti NON SWIFT oleh selain Bank Umum (38 persen), dan KUPU (34 persen). Jumlah LTKL SWIFT yang disampaikan PJK Bank kepada PPATK selama Januari 2014 s.d. Maret sebanyak 26,1 juta LTKL, dengan rata-rata penerimaan per bulan sebanyak 512,6 ribu laporan atau sebanyak 25,6 ribu laporan/hari (1 bulan = 20 hari). Dilihat berdasarkan jumlah laporan, sebagian besar LTKL SWIFT merupakan LTKL Incoming, yakni sebanyak 15,8 juta Laporan atau 60,5 persen sedangkan LTKL Outgoing sebanyak 10,3 juta Laporan atau 39,5 persen. Secara total, bila dilihat berdasarkan nilai dana yang ditransaksikan pada LTKL SWIFT, total nilai transfer dana yang masuk dari luar negeri (Incoming) cenderung lebih besar daripada total nilai transfer dana ke luar negeri (Outgoing). Namun demikian, nilai rata-rata transfer dana Outgoing per transaksi masih lebih besar daripada Incoming, yakni masing-masing sebesar Rp1.604 juta untuk setiap LTKL Outgoing dan Rp1.160 juta untuk setiap LTKL Incoming. Grafik 16 Jumlah Pihak Pelapor LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor Grafik 17 Jumlah LTKL Menurut Jenis Pihak Pelapor NON BANK UMUM 93 50% BANK UMUM 94 50% NON BANK UMUM 48.7% BANK UMUM 51.3%

20 Grafik 18 Persentase Komposisi LTKL Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. Maret KUPU 34% SWIFT 28% NON SWIFT 38% Grafik 19 Jumlah LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. Maret Incoming 15,820,411 61% Outgoing 10,322,817 39% Grafik 20 Total Nilai LTKL SWIFT Menurut Jenis Laporan Periode Januari 2014 s.d. Maret Incoming Rp18,360,874,571,621,600 52% Outgoing Rp16,633,529,874,851,900 48%

21 Grafik 21 Perkembangan Jumlah LTKL SWIFT Bank (dalam Ribu Laporan) Periode Maret s.d. Maret 466 361 308 336 298 358 336 322 356 346 341 403 364 226 188 209 182 210 212 197 212 226 212 228 186 226 Outgoing Incoming Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Grafik 22 Perkembangan Total Nilai (dalam Triliun Rupiah) LTKL SWIFT Bank Periode Maret s.d. Maret 374 363 323 300 322 288 268 267 341 325 356 358 354 343 334 339 416 404 394 377 386 376 372 357 433 431 Outgoing Incoming Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Grafik 23 Perkembangan Rata-rata Nilai (dalam Juta Rupiah) per Laporan LTKL SWIFT Bank Periode Maret s.d. Maret 1,605 1,426 1,545 1,464 1,546 1,620 1,695 1,604 1,673 1,821 1,650 1,923 1,907 1,166 1,155 1,038 975 957 967 952 1,060 1,112 994 1,034 1,024 930 Outgoing Incoming Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18

22 UU TPPU Pasal 26 Ayat (1) : (1) Penyedia jasa keuangan dapat melakukan penundaan Transaksi paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penundaan Transaksi dilakukan. (2) Penundaan Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal Pengguna Jasa: a. melakukan Transaksi yang patut diduga menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1); b. memiliki rekening untuk menampung Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1); atau c. diketahui dan/atau patut diduga menggunakan Dokumen palsu. (3) Pelaksanaan penundaan Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dalam berita acara penundaan Transaksi. (4) Penyedia jasa keuangan memberikan salinan berita acara penundaan Transaksi kepada Pengguna Jasa. (5) Penyedia jasa keuangan wajib melaporkan penundaan Transaksi kepada PPATK dengan melampirkan berita acara penundaan Transaksi dalam waktu paling lama 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak waktu penundaan Transaksi dilakukan. (6) Setelah menerima laporan penundaan Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) PPATK wajib memastikan pelaksanaan penundaan Transaksi dilakukan sesuai dengan Undang-Undang ini. (7) Dalam hal penundaan Transaksi telah dilakukan sampai dengan hari kerja kelima, penyedia jasa keuangan harus memutuskan akan melaksanakan Transaksi atau menolak Transaksi tersebut. LAPORAN PENUNDAAN TRANSAKSI (LPT) Sesuai UU TPPU Pasal 26, Penyedia jasa keuangan dapat melakukan penundaan Transaksi paling lama 5 (lima) hari kerja terhitung sejak penundaan Transaksi dilakukan. Berikut ini perkembangan pelaporan LPT sampai dengan Maret. Jumlah LPT yang dilaporkan oleh PJK kepada PPATK selama Maret tercatat sebanyak 22 Laporan, atau naik 57,1 persen dibandingkan dengan jumlah laporan yang diterima pada Februari yang sebanyak 19 laporan. Dengan adanya penambahan tersebut, jumlah keseluruhan LPT yang diterima PPATK sejak tahun 2013 hingga Maret tercatat sebanyak 2.895 laporan. Mayoritas penundaan transaksi selama tahun (s.d. Maret ) dilakukan oleh PJK Bank (98,1 persen), terutama Bank Negara (59,3 persen) dan BPD (24,1 persen). Sebagian besar transaksi yang ditunda berupa Transfer (38,9 persen). Dilihat dari profil terlapor, mayoritas terlapor adalah perorangan (96,3 persen) dengan profesi utama sebagai Pengusaha/Wiraswasta (42,6 persen), Pegawai Swasta (22,2 persen), dan Pedagang (9,3 persen). Bila dilihat dari besaran nominalnya, sebagian besar transaksi yang ditunda selama tahun (s.d. Maret ) bernilai dibawah Rp100 juta (90,7 persen). Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan pemenuhan aspeknya, sebagian besar LPT selama periode tersebut atau sebanyak 90,7 persen telah memenuhi aspek formil, namun disisi lain belum memenuhi aspek materil. Bila dilihat menurut domisili PJK Penunda Transaksi, mayoritas dari transaksi yang ditunda selama tahun (s.d. Maret ) terjadi di Propinsi DKI Jakarta (46,3 persen), Jawa Barat (18,5 persen), dan Sumatera Selatan (14,8 persen). Alasan Penundaan Transaksi: Terdapat 40,7 persen transaksi yang ditunda oleh PJK belum teridentifikasi dengan jelas alasan yang menjadi pertimbangan penundaan transaksi sesuai ketentuan UU TPPU. Sedangkan dari sejumlah transaksi yang telah teridentifikasi alasan penundaannya, sebagian besar LPT didasari atas pertimbangan bahwa Pengguna Jasa memiliki rekening untuk menampung Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana (20,4 persen).

23 Grafik 24 Perkembangan Bulanan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Maret s.d. Maret 50 28 25 11 6 18 6 6 5 14 13 19 22 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Jenis Pihak Pelapor Tabel 11 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis PJK Pelapor s.d. Maret Mar- Jumlah LPT Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Bank 27 84 219 19 22 53 98.1 15.8-18.5-36.9 Ø Bank Negara 5 14 31 10 15 32 59.3 50.0 200.0 128.6 Ø Bank Swasta 5 11 22 1 4 5 9.3 300.0-20.0-54.5 Ø BPD 17 59 163 6 2 13 24.1-66.7-88.2-78.0 Ø Bank Asing 0 0 3 1 1 2 3.7 0.0 n.a. n.a. Ø Bank Campuran 0 0 0 1 0 1 1.9-100.0 n.a. n.a. Non Bank 1 2 8 0 0 1 1.9 n.a. -100.0-50.0 Ø Asuransi 1 2 7 0 0 1 1.9 n.a. -100.0-50.0 Ø Pasar Modal 0 0 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Total LPT 28 86 227 19 22 54 100.0 15.8-21.4-37.2 Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil Laporan Penundaan Transaksi Tabel 12 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Pemenuhan Aspek Formil dan Aspek Materil s.d. Maret Mar- Jan- s.d. Des- Feb- Mar- m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Aspek Formil dan Aspek Materil terpenuhi 1 2 4 0 0 1 1.9 n.a. -100.0-50.0 Aspek Formil terpenuhi, namun Aspek Materil tidak terpenuhi Aspek Formil tidak terpenuhi, namun Aspek Materil terpenuhi Aspek Formil dan Aspek Materil tidak terpenuhi Jumlah LPT % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (Dalam Persen) 27 83 212 19 18 49 90.7-5.3-33.3-41.0 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. 0 1 11 0 4 4 7.4 n.a. n.a. 300.0 Total LPT 28 86 227 19 22 54 100.0 15.8-21.4-37.2 Keterangan: (1) Aspek formil terpenuhi bila Berita Acara/Pernyataan telah dilakukan penundaan transaksi dibuat tidak lebih dari 24 jam setelah transaksi ditunda. (2) Aspek materil terpenuhi bila transaksi yang ditunda bernilai Rp100 juta atau lebih.

24 Jenis Transaksi Yang Ditunda Tabel 13 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Transaksi Yang Ditunda s.d. Maret Mar- Jumlah LPT Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Transfer 15 61 135 10 8 21 38.9-20.0-46.7-65.6 Tarik/Setor Tunai 3 8 15 2 0 6 11.1-100.0-100.0-25.0 Incoming Valas 0 0 1 0 2 4 7.4 n.a. n.a. n.a. Polis Asuransi 0 0 3 0 0 1 1.9 n.a. n.a. n.a. Penukaran Valas 0 0 0 1 0 1 1.9-100.0 n.a. n.a. Remittance 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Redemption penyertaan 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. SMS/Mobile Banking 2 2 7 0 0 0 0.0 n.a. -100.0-100.0 Internet Banking 0 1 3 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0 Saham 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Kirim Valas 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Lainnya 6 11 39 2 7 11 20.4 250.0 16.7 0.0 Tidak Terisi 2 3 24 4 5 10 18.5 25.0 150.0 233.3 Total LPT 28 86 227 19 22 54 100.0 15.8-21.4-37.2 Jenis Terlapor dan Pekerjaan Utama Terlapor Perorangan Tabel 14 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Terlapor dan Jenis Pekerjaan Utama Terlapor Perorangan s.d. Maret Mar- Jumlah LPT Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Perorangan 28 86 226 18 22 52 96.3 22.2-21.4-39.5 Ø Pengusaha/Wiraswasta 7 29 80 6 11 23 42.6 83.3 57.1-20.7 Ø Pegawai Swasta 9 19 43 4 5 12 22.2 25.0-44.4-36.8 Ø Pedagang 1 4 10 3 2 5 9.3-33.3 100.0 25.0 Ø Ibu Rumahtangga 1 8 27 2 0 4 7.4-100.0-100.0-50.0 Ø Pelajar/Mahasiswa 5 5 25 2 1 3 5.6-50.0-80.0-40.0 Ø Profesional 0 0 1 0 0 1 1.9 n.a. n.a. n.a. Ø TNI/POLRI (Termasuk Pensiunan) 1 1 2 0 0 0 0.0 n.a. -100.0-100.0 Ø PNS 1 6 9 0 0 0 0.0 n.a. -100.0-100.0 Ø Buruh 2 13 20 0 0 0 0.0 n.a. -100.0-100.0 Ø TKW 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Ø PEPS 0 0 5 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Ø Pengajar/Dosen 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Ø Belum/Tidak Bekerja 0 0 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Ø Tidak Teridentifikasi 1 1 3 1 3 4 7.4 200.0 200.0 300.0 Korporasi 0 0 1 1 0 2 3.7-100.0 n.a. n.a. Total LPT 28 86 227 19 22 54 100.0 15.8-21.4-37.2 Kategori Nominal Transaksi Tabel 15 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi Yang Ditunda s.d. Maret Mar- Jumlah LPT Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Ø Dibawah Rp100 juta 25 80 212 18 21 49 90.7 16.7-16.0-38.8 Ø Rp100 juta s.d. Rp1 miliar 2 4 11 1 1 4 7.4 0.0-50.0 0.0 Ø Diatas Rp1 miliar 1 2 4 0 0 1 1.9 n.a. -100.0-50.0 Total LPT 28 86 227 19 22 54 100.0 15.8-21.4-37.2

25 Propinsi Kantor PJK Penunda Transaksi Tabel 16 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Propinsi Kantor PJK Pelapor Penundaan Transaksi s.d. Maret Mar- Jumlah LPT Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) DKI JAKARTA 9 24 53 7 12 25 46.3 71.4 33.3 4.2 JAWA BARAT 0 1 4 2 5 10 18.5 150.0 n.a. 900.0 SUMSEL 16 56 156 6 0 8 14.8-100.0-100.0-85.7 DIY 0 0 0 0 2 3 5.6 n.a. n.a. n.a. JAWA TIMUR 0 1 2 0 2 2 3.7 n.a. n.a. 100.0 KEPRI 0 0 0 1 0 2 3.7-100.0 n.a. n.a. SUMUT 0 0 0 1 0 1 1.9-100.0 n.a. n.a. KALTIM 0 0 3 0 1 1 1.9 n.a. n.a. n.a. KALSEL 0 0 0 1 0 1 1.9-100.0 n.a. n.a. BANTEN 1 1 1 1 0 1 1.9-100.0-100.0 0.0 SUMBAR 0 0 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. SULSEL 1 1 1 0 0 0 0.0 n.a. -100.0-100.0 JAWA TENGAH 0 0 2 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. KALTENG 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. SULTRA 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. BENGKULU 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. KALBAR 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. KEP BABEL 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. SULBAR 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. MALUKU 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. SULTENG 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. BALI 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. SULUT 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. NAD 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. JAMBI 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. GORONTALO 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. NTT 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. PAPUA 1 1 1 0 0 0 0.0 n.a. -100.0-100.0 RIAU 0 0 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. NTB 0 1 2 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0 LAMPUNG 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Total LPT 28 86 227 19 22 54 100.0 15.8-21.4-37.2 Alasan Penundaan Transaksi Tabel 17 Perkembangan Jumlah LPT yang Diterima PPATK Berdasarkan Jenis Alasan Penundaan Transaksi s.d. Maret Mar- Jumlah LPT Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Pertimbangan (1) dan (2) 2 2 7 7 0 7 13.0-100.0-100.0 250.0 Pertimbangan (1) dan (3) 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Pertimbangan (2) dan (3) 0 0 0 2 2 4 7.4 0.0 n.a. n.a. Pertimbangan (1) saja 11 21 51 2 0 6 11.1-100.0-100.0-71.4 Pertimbangan (2) saja 2 18 40 2 6 11 20.4 200.0 200.0-38.9 Pertimbangan (3) saja 0 1 4 0 1 4 7.4 n.a. n.a. 300.0 Tidak Teridentifikasi 13 44 125 6 13 22 40.7 116.7 0.0-50.0 Total LPT 28 86 227 19 22 54 100.0 15.8-21.4-37.2 Keterangan: (1) Pengguna Jasa melakukan transaksi yang patut diduga menggunakan Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana; (2) Pengguna Jasa memiliki rekening untuk menampung Harta Kekayaan yang berasal dari hasil tindak pidana; (3) Penguna Jasa diketahui dan/atau patut diduga menggunakan Dokumen palsu.

26 HASIL ANALISIS (HA) ANALISIS & PEMERIKSAAN UU TPPU Pasal 44 Ayat (1) : Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat: a. meminta dan menerima laporan dan informasi dari Pihak Pelapor; b. meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait; c. meminta informasi kepada Pihak Pelapor d. berdasarkan pengembangan hasil analisis PPATK; e. meminta informasi kepada Pihak Pelapor f. berdasarkan permintaan dari instansi penegak hukum atau mitra kerja di luar negeri; g. meneruskan informasi dan/atau hasil analisis kepada instansi peminta, baik di dalam maupun di luar negeri; h. menerima laporan dan/atau informasi dari i. masyarakat mengenai adanya dugaan tindak pidana Pencucian Uang; j. meminta keterangan kepada Pihak Pelapor dan pihak lain yang terkait dengan dugaan tindak pidana Pencucian Uang; k. merekomendasikan kepada instansi penegak hukum mengenai pentingnya melakukan intersepsi atau penyadapan atas informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; l. meminta penyedia jasa keuangan untuk m. menghentikan sementara seluruh atau sebagian Transaksi yang diketahui atau dicurigai merupakan hasil tindak pidana; n. meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang; o. mengadakan kegiatan administratif lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini; dan p. meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik. Selama Maret, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 37 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 367 laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif sebanyak 13 HA (35,1 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 150 laporan, dan o HA Inquiry sebanyak 24 HA (64,9 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 217 laporan. Selama tahun (s.d. Maret ), PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 102 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 1.154 laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif sebanyak 30 HA (29,4 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 603 laporan, dan o HA Inquiry sebanyak 72 HA (70,6 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 551 laporan. Setelah berlakunya UU TPPU s.d. Maret, PPATK telah menyampaikan kepada Penyidik sebanyak 2.789 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 11.368 laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif sebanyak 910 HA (32,6 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 4.052 laporan, dan o HA Inquiry sebanyak 1.879 HA (67,4 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 7.316 laporan. Dengan demikian, sejak Januari 2003 s.d. Maret, jumlah HA (tidak termasuk Hasil Pemeriksaan) yang disampaikan kepada Penyidik sudah mencapai 4.220 HA dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 14.478 laporan, yang terdiri dari: o HA Proaktif sebanyak 2.082 HA (49,3 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 6.903 laporan, dan o HA Inquiry sebanyak 2.138 HA (50,7 persen) dengan jumlah LTKM terkait sebanyak 7.575 laporan. Berdasarkan jumlah HA selama tahun (s.d. Maret ), dugaan tindak pidana Korupsi masih menjadi tindak pidana yang paling dominan dalam HA, yaitu sebanyak 50 HA (49,0 persen). Jumlah HA dengan dugaan tindak pidana Korupsi tersebut naik 8.7 persen jika dibandingkan jumlah HA selama periode yang sama tahun yang berjumlah sebanyak 46 HA. Sementara itu, jumlah HA dengan dugaan tindak pidana Penipuan yang merupakan tindak pidana dominan berikutnya juga mengalami peningkatan sebesar 40,0 persen jika dibandingkan jumlah HA selama periode yang sama tahun. Selain menyampaikan Hasil Analisis, PPATK juga menyampaikan Informasi Hasil Analisis kepada pihak-pihak yang telah menjalin kerjasama pertukaran informasi dengan PPATK. Selama tahun (s.d. Maret ), jumlah IHA yang telah disampaikan telah sebanyak 91 IHA. IHA terbanyak disampaikan kepada KPK, yaitu sebanyak 18 IHA (19,8 persen).

27 Tabel 18 Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik dan Jumlah LTKM yang menjadi Dasar Analisis (Terkait) Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Januari 2003 s.d. Maret PROAKTIF Jenis Hasil Analisis (HA) Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun 2011-2016 Mar- Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun Jan- s.d. Des- Tahun Feb- Mar- (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Ø Hasil Analisis 1,172 750 12 34 130 7 13 30 910 2,082 Ø LTKM Terkait 2,851 2,042 84 183 1,407 43 150 603 4,052 6,903 Jumlah Jumlah Jan 2003 INQUIRY**) Ø Hasil Analisis 259 1,523 25 65 284 21 24 72 1,879 2,138 Ø LTKM Terkait 259 4,626 229 471 2,139 153 217 551 7,316 7,575 TOTAL Ø Hasil Analisis 1,431 2,273 37 99 414 28 37 102 2,789 4,220 Ø LTKM Terkait 3,110 6,668 313 654 3,546 196 367 1,154 11,368 14,478 Keterangan : - Cut off data per 31 Maret. - Proaktif adalah HA yang disampaikan atas insiatif PPATK. - Inquiry adalah HA yang disampaikan sebagai jawaban atas permintaan dari Apgakum. - Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. - HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan sebagai HA. Grafik 25 Perkembangan Jumlah HA per-tahun yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis HA Januari 2013 s.d. Maret 456 435 414 362 383 332 252 284 102 73 110 103 130 72 30 2014 2015 2016 HA per-tahun Proaktif Inquiry

28 Penyidik Tabel 19 Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik Berdasarkan Jenis Penyidik Januari 2003 s.d. Maret Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun 2011-2016 Mar- Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun Jan- s.d. Des- Tahun Feb- Mar- Jumlah Jan 2003 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Ø KEPOLISIAN SAJA 0 832 18 54 189 12 14 42 1,063 1,063 Ø KEJAKSAAN SAJA 104 414 4 9 47 6 0 11 472 576 Ø KPK SAJA 0 587 9 23 114 3 18 29 730 730 Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN KPK 0 99 0 0 0 0 0 0 99 99 Ø KEPOLISIAN DAN KEJAKSAAN 1,327 52 0 0 0 0 0 0 52 1,379 Ø KEPOLISIAN DAN KPK 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2 Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2 BNN Ø KEPOLISIAN, KEJAKSAAN DAN 0 5 0 0 0 0 0 0 5 5 DITJEN PAJAK Ø KEJAKSAAN DAN KPK 0 7 0 0 0 0 0 0 7 7 Ø DITJEN PAJAK 0 214 5 12 43 4 3 12 269 269 Ø DITJEN BEA DAN CUKAI 0 14 0 0 10 2 0 4 28 28 Ø BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) 0 45 1 1 11 1 2 4 60 60 Jumlah JUMLAH HA 1,431 2,273 37 99 414 28 37 102 2,789 4,220 Catatan : Jumlah Inquiry belum memperhitungkan inquiry Januari 2004 s.d. Desember 2008, sebanyak 295 laporan. Tabel 20 Jumlah HA yang Disampaikan ke Penyidik Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2003 s.d. Maret Dugaan Tindak Pidana Asal Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun 2011-2016 Mar- Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun Jan- s.d. Des- Tahun Feb- Mar- Jumlah Jan 2003 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Ø Korupsi; 580 1,166 16 46 196 14 20 50 1,412 1,992 Ø Penyuapan; 40 59 2 5 14 1 1 2 75 115 Ø Narkotika; 47 93 3 6 29 1 6 9 131 178 Ø Di bidang perbankan; 46 41 0 0 5 0 1 2 48 94 Ø Di bidang Pasar Modal 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 Ø Di bidang perasuransian; 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Ø Kepabeanan; 9 20 0 0 9 2 0 4 33 42 Ø Terorisme/Pendanaan 19 74 3 9 23 1 0 1 98 117 Teorisme; Ø Pencurian; 4 5 0 0 0 0 0 0 5 9 Ø Penggelapan; 42 64 2 6 16 1 0 3 83 125 Ø Penipuan; 419 278 3 10 49 4 3 14 341 760 Ø Pemalsuan uang; 5 5 0 0 0 0 0 1 6 11 Ø Perjudian; 17 40 1 1 1 0 0 0 41 58 Ø Prostitusi; 4 2 0 0 0 0 0 0 2 6 Ø Di bidang perpajakan; 7 197 5 12 43 4 3 12 252 259 Ø Di bidang kehutanan; 6 7 0 0 1 0 1 2 10 16 Ø Di bidang kelautan dan 0 0 0 1 3 0 0 0 3 3 perikanan; Ø Perdagangan orang; 0 7 0 0 8 0 2 2 17 17 Ø Pidana lain yang diancam dengan 0 26 2 3 13 0 0 0 39 39 penjara 4 tahun atau lebih Ø Tidak Teridentifikasi / dll 185 188 0 0 4 0 0 0 192 377 Jumlah JUMLAH HA 1,431 2,273 37 99 414 28 37 102 2,789 4,220

29 Tabel 21 Jumlah HA yang Tidak Ditemukan Indikasi berkaitan dengan Tindak Pidana dan Tidak disampaikan ke Penyidik (HA database) Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Periode Januari 2003 s.d. Maret Tahun Hasil Analisis LTKM Terkait Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Januari 2003 - Desember 2010 553 938 2011-2013 255 504 2014 36 63 Setelah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* 2015 1 1 2016 - - - - (s.d. Mar) - - Jumlah 292 568 Jumlah Tahun 2003 s.d. Mar 845 1,506 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Catatan : HA dimasukan dalam database karena tidak terindikasi terkait dugaan tindak pidana, dianggap sesuai dengan profil dan memiliki underlying yang wajar serta keterbatasan data. Grafik 26 Perkembangan Jumlah HA per-tahun yang Tidak Terindikasi Tindak Pidana (HA database) dan Jumlah HA yang disampaikan ke Penyidik Januari 2003 s.d. Maret 456 362 435 414 102 36 1 0 0 0 2014 2015 2016 HA Database HA ke Penyidik

30 Tabel 22 Jumlah Informasi Hasil Analisis (IHA) Terkait dengan Pemberian Informasi sesuai dengan MoU dengan Lembaga/Instansi #) Terkait Berdasarkan Lembaga/Instansi Penyampaian IHA Januari 2003 s.d. Maret Instansi Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s.d. Oktober 2010)*) Tahun 2011-2016 Mar- Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) Tahun Jan- s.d. Des- Tahun Feb- Mar- Jumlah Jan 2003 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Ø Komisi Pemberantasan Korupsi 378 81 2 13 55 4 7 18 154 532 Ø Badan Pengawas Pemilu 9 4 0 0 0 0 0 0 4 13 Ø Komisi Yudisial 5 23 0 0 2 2 2 4 29 34 Ø Tim Tas TIPIKOR 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 (Bubar Tgl 11/06/2007) Ø BAPEPAM-LK (Menjadi OJK Th. 34 14 0 0 0 0 0 0 14 48 2012) Ø Bank Indonesia 8 20 0 3 6 0 3 3 29 37 Ø Dirjen Pajak 47 92 1 4 26 2 8 12 130 177 Ø Kementerian Luar Negeri 1 0 0 0 1 0 0 0 1 2 Ø Kementerian Kehutanan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Ø Badan Pemeriksa Keuangan 13 15 0 0 6 0 1 2 23 36 Ø Badan Pengawasan 6 0 0 1 5 0 0 1 6 12 Keuangan dan Pembangunan Ø Kementerian Keuangan 39 134 2 10 27 1 1 3 164 203 Ø Lembaga Penjamin Simpanan 1 6 0 0 1 0 0 0 7 8 Ø Ditjen Bea dan Cukai 1 1 0 0 1 0 0 0 2 3 Ø Badan Narkotika Nasional 12 7 1 1 2 0 0 0 9 21 Ø Kementerian Hukum dan HAM 1 20 0 0 2 2 0 2 24 25 Ø Kementerian Dalam Negeri 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 Ø Ombudsman 0 2 0 0 0 0 0 0 2 2 Ø Kementerian Pendayagunaan 0 3 0 0 0 0 0 0 3 3 Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Ø Kementerian Koordinator 0 4 0 0 0 0 0 0 4 4 Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Ø KPPU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ø Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 0 18 1 1 4 2 0 3 25 25 Ø Kementerian Lingkungan Hidup 0 4 0 0 4 0 0 0 8 8 dan Kehutanan RI Ø Kementerian Kelautan dan 0 11 0 3 4 1 1 2 17 17 Perikanan RI Ø Kementerian Koordinator 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 Bidang Perekonomian RI Ø Kementerian Komunikasi dan 0 9 0 0 0 1 0 1 10 10 Informatika RI Ø Kementerian Agama RI 0 1 1 3 3 0 0 0 4 4 Ø Tentara Nasional Indonesia 0 15 0 0 9 0 1 1 25 25 Ø BNPB 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 Ø Kementerian Pertahanan 0 7 0 1 1 0 0 0 8 8 Ø Bappenas 0 4 0 0 1 0 0 0 5 5 Ø Kementerian Pekerjaan Umum 0 2 0 1 3 0 0 1 6 6 dan Perumahan Rakyat Ø Badan Kepegawaian Negara 0 1 0 0 1 0 0 0 2 2 Ø Kementerian Kesehatan 0 1 0 0 1 0 0 0 2 2 Ø Kementerian Agraria dan Tata 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 Ruang / Badan Pertanahan Nasional Ø Badan Intelijen Negara 0 7 0 2 4 0 0 0 11 11 Ø Kementerian Pendidikan dan 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 Kebudayaan Ø Kementerian Perhubungan 0 0 0 1 3 0 0 0 3 3 Ø Kementerian Desa, 0 0 3 3 7 0 0 0 7 7 Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Ø Kementerian Badan Usaha 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 Milik Negara RI Ø Kementerian Riset, Teknologi, 0 0 2 2 23 1 2 5 28 28 dan Pendidikan Tinggi Ø Badan Pengawasan Obat 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 Makanan Ø SKK Migas 0 0 0 0 1 0 1 1 2 2 Ø Lainnya 6 327 37 66 176 11 12 32 535 541 JUMLAH IHA 563 837 51 117 382 27 39 91 1,310 1,873 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. #) Pada periode sebelum berlakunya UU TPPU No.8 Tahun 2010, Instansi KPK, Ditjen Pajak, BNN, Ditjen Bea dan Cukai belum dinyatakan sebagai instansi yang berwenang untuk menerima HA dari PPATK. Jumlah

31 KARAKTERISTIK TERLAPOR BERDASARKAN HASIL ANALISIS (HA) UU TPPU Pasal 1 Angka 9 : Setiap Orang adalah orang perseorangan atau Korporasi. Berdasarkan register data HA Proaktif selama tahun (s.d. Maret ) yang berjumlah sebanyak 30 HA, mayoritas terlapor HA proaktif adalah perorangan (73,3 persen atau sebanyak 22 HA). Dilihat berdasarkan nominal transaksinya, mayoritas HA proaktif selama tahun (s.d. Maret ) bernominal di atas Rp5 Miliar, yakni sebesar 20,0 persen atau sebanyak 6 HA. Berdasarkan lokus kejadiannya, diketahui bahwa sebagian besar kasus dugaan TPPU dalam HA proaktif terjadi di Propinsi DKI Jakarta (43,3 persen atau 13 HA), Papua (23,3 persen atau 7 HA), dan Kepulauan Riau (23,5 persen atau 4 HA). Tabel 23 Perkembangan HA Proaktif Berdasarkan Kategori Terlapor s.d. Maret Kategori Terlapor Mar- Jan- s.d. Des- Jumlah HA Feb- Mar- % Distribusi Perkembangan Mar- (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Perorangan 10 29 109 5 10 22 73.3 100.0 0.0-24.1 Ø Laki-Laki 9 21 92 3 7 17 56.7 133.3-22.2-19.0 Ø Perempuan 1 8 17 2 3 5 16.7 50.0 200.0-37.5 Non Perorangan/Korporasi 2 5 21 2 3 8 26.7 50.0 50.0 60.0 Total HA Proaktif 12 34 130 7 13 30 100.0 85.7 8.3-11.8 Grafik 27 Persentase HA Proaktif Berdasarkan Kategori Nominal Transaksi HA Tahun (s.d. Maret ) Di atas Rp 5 Miliar 20.0 Rp4 Miliar - Rp5 Miliar 0.0 Dibawah Rp1 Miliar 13.3 Rp3 Miliar - Rp4 Miliar 3.3 Rp2 Miliar - Rp3 Miliar 6.7 Rp1 Miliar - Rp2 Miliar 6.7

32 Tabel 24 Perkembangan HA Proaktif Menurut Locus (Tempat Kejadian) Indikasi Terjadinya Tindak Pidana s.d. Maret Propinsi Mar- Jumlah HA Jan- s.d. Des- Feb- Mar- % Distribusi Perkembangan Mar- (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Nanggroe Aceh Darussalam 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Sumatera Utara 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Sumatera Barat 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Sumatera Selatan 1 1 1 0 0 0 0.0 n.a. -100.0-100.0 Bengkulu 0 0 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Jambi 0 0 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Riau 0 0 2 0 0 1 3.3 n.a. n.a. n.a. Kepulauan Riau 0 1 8 2 0 4 13.3-100.0 n.a. 300.0 Lampung 0 0 2 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Kep Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Banten 0 0 3 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. DKI Jakarta 10 24 77 4 7 13 43.3 75.0-30.0-45.8 Jawa Barat 0 0 0 0 0 1 3.3 n.a. n.a. n.a. Jawa Tengah 0 2 8 1 1 2 6.7 0.0 n.a. 0.0 Jawa Timur 0 0 2 0 0 1 3.3 n.a. n.a. n.a. DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Bali 0 1 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0 Nusa Tenggara Barat 0 1 3 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0 Nusa Tenggara Timur 1 1 1 0 0 0 0.0 n.a. -100.0-100.0 Maluku 0 0 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Kalimantan Barat 0 0 3 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Kalimantan Timur 0 0 2 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Kalimantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Sulawesi Utara 0 0 1 0 0 1 3.3 n.a. n.a. n.a. Sulawesi Selatan 0 1 3 0 0 0 0.0 n.a. n.a. -100.0 Sulawesi Tengah 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Sulawesi Tenggara 0 0 1 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Sulawesi Barat 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Papua 0 2 9 0 5 7 23.3 n.a. n.a. 250.0 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Total HA Proaktif 12 34 130 7 13 30 100.0 85.7 8.3-11.8 Catatan : - Provinsi kejadian terlapor merupakan locus (tempat kejadian) dugaan tindak pidana yang berindikasi dalam HA terdiri dari seluruh dugaan tindak pidana, dan juga dari seluruh profil pekerjaan.

33 Gambar 2. Pemetaan Propinsi Menurut Kategori Persentase Locus (Tempat Kejadian) Dugaan Tindak Pidana yang Terindikasikan dalam HA Proaktif Tahun (s.d. Maret ) Catatan : Terkait dengan seluruh tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 UU No.8 tahun 2010, tanpa membedakan profile terlapor.

34 UU TPPU Pasal 2 Ayat (2) : Harta Kekayaan yang diketahui atau patut diduga akan digunakan dan/atau digunakan secara langsung atau tidak langsung untuk kegiatan terorisme, organisasi teroris, atau teroris perseorangan disamakan sebagai hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf n. Pasal 93: Dalam hal ada perkembangan konvensi internasional atau rekomendasi internasional di bidang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang dan pendanaan terorisme, PPATK dan instansi terkait dapat melaksanakan ketentuan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. HASIL ANALISIS (HA) PENDANAAN TERORISME Sepanjang tahun (s.d. Maret ), terdapat 1 HA yang terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme dan/atau pendanaan terorisme. Dengan demikian, sejak Januari 2003 s.d. Maret, jumlah seluruh HA yang telah disampaikan kepada penyidik terkait dengan dugaan tindak pidana terorisme sebanyak 133 HA, yang terdiri dari: o HA Proaktif : sebanyak 65 HA o HA Inquiry : sebanyak 68 HA (sudah termasuk Inquiry pada periode Januari tahun 2007 s.d. Desember 2008 dimana pada periode tersebut belum dicatat sebagai HA) Jumlah LTKM yang disampaikan PJK kepada PPATK terkait dengan HA dengan dugaan tindak pidana terorisme sejak Januari 2003 s.d. Maret sebanyak 435 LTKM. Tabel 25 Jumlah HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Berdasarkan Jenis HA Januari 2003 s.d. Maret Tahun Proaktif Hasil Analisis Inquiry Jumlah HA Jumlah HA Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Januari 2003 - Desember 2010 8 27 35 35 2011-2013 12 9 21 56 2014 3 6 9 65 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) 2015 11 4 15 80 2016 13 16 29 109 17 6 23 132 (s.d. Mar) 1 0 1 133 Jumlah 57 41 98 133 Jumlah Jan-2003 65 68 133 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010. - HA Inquiry Januari 2004 sampai dengan Desember 2008, hanya diperhitungkan sebagai catatan biasa dan tidak diperhitungkan sebagai HA.

35 Grafik 28 Perkembangan Jumlah per-tahun dan HA Terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Januari 2003 s.d. Maret 109 132 133 65 80 9 15 29 23 1 2014 2015 2016 Jumlah Jumlah Per-Tahun Catatan : Jumlah pada tahun 2010 dihitung sejak Januari 2003. Grafik 29 Perkembangan Jumlah per-tahun dan LTKM Terkait dengan HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Januari 2003 s.d. Maret 425 435 230 242 271 26 12 29 154 10 2014 2015 2016 Jumlah Jumlah per Tahun Catatan : Jumlah pada tahun 2010 dihitung sejak Januari 2003.

36 Grafik 30 Jumlah dan Persentase HA yang Disampaikan ke Penyidik, Terkait dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Januari 2003 s.d. Maret Inquiry 68 51% Proaktif 65 49% Tabel 26 Jumlah LTKM Yang Disampaikan PJK Kepada PPATK Terkait Dengan HA dengan Dugaan Tindak Pidana Terorisme Sebelum dan Sesudah Berlakunya UU TPPU Januari 2003 s.d. Maret Tahun Jumlah LTKM Jumlah LTKM Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Januari 2003 - Desember 2010 128 128 2011-2013 76 553 2014 26 230 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) 2015 12 242 2016 29 271 154 425 (s.d. Mar) 10 435 Jumlah 307 435 Jumlah Jan-2003 435 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010.

37 UU TPPU Pasal 1 Angka 8 : Hasil Pemeriksaan adalah penilaian akhir dari seluruh proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi Transaksi Keuangan Mencurigakan yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional yang disampaikan kepada penyidik. Pasal 90 Ayat (1) : Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun internasional, yang meliputi: a. instansi penegak hukum; b. lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan; c. lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; d. lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana Pencucian Uang; dan e. financial intelligence unit negara lain. HASI L PEMERIKSAAN (HP) Selama Maret, terdapat penambahan penyampaian 3 Hasil Pemeriksaan (HP) dari PPATK kepada Penegak Hukum, yaitu: 2 HP kepada Penyidik Kepolisian dan 1 HP kepada Penyidik KPK. Dengan adanya penambahan HP tersebut, maka jumlah keseluruhan HP yang telah disampaikan oleh PPATK ke Penyidik sejak berlakunya UU TPPU hingga Maret tercatat sebanyak 110 HP, dengan perincian: 45 HP diantaranya disampaikan ke Penyidik KPK, 31 HP masingmasing ke Penyidik Kejaksaan dan Kepolisian, 17 HP ke Ditjen Pajak, 7 HP ke Ditjen Bea Cukai, 5 HP ke Penyidik BNN, 3 HP masing-masing ke Gubernur BI dan Panglima TNI, serta 1 HP masing-masing ke Ketua Dewan OJK, Kemendagri, dan Kementerian Koperasi dan UKM. Berkaitan dengan perkara TPPU yang telah diperiksa oleh PPATK sejak berlakunya UU TPPU, pemeriksaan telah dilakukan setidaknya terhadap 9.654 rekening Pihak Terkait yang tersebar pada 1.147 PJK. Tabel 27 Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang disampaikan oleh PPATK per Bulan Januari 2011 s.d. Maret Periode Jumlah HP Jumlah HP ke Penyidik Jumlah IHP ke Penyidik Lainnya Jumlah IHP ke Instansi Lainnya Kepolisian Kejaksaan KPK BNN DJP DJBC Gubernur BI Panglima TNI Ketua Kemenkop & Kemendagri Dewan OJK UKM Tahun 2011 5 5 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 Tahun 2012 13 7 10 5 1 0 0 2 0 0 0 0 Tahun 2013 10 4 4 6 0 1 0 0 0 0 0 0 Tahun 2014 19 2 7 7 1 4 1 1 1 1 1 1 Tahun 2015 20 1 3 9 1 6 0 0 0 0 0 0 Tahun 2016 19 6 1 3 1 4 3 0 1 0 0 0 Tahun 20 4 1 9 1 2 2 0 1 0 0 0 Januari 1 - - - - - 1 - - - - - Maret 2 - - 1 - - - - 1 - - - Mei 1 1 - - - - - - - - - - Juli 3 1-1 1 - - - - - - - September 3-1 2 - - - - - - - - Oktober 2 1-1 - - - - - - - - November 3 - - 1-1 1 - - - - - Desember 5 1-3 - 1 - - - - - - Tahun 4 2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 Januari 0 - - - - - - - - - - - Februari 1 - - - - - 1 - - - - - Maret 3 2-1 - - - - - - - - Jumlah 110 31 31 45 5 17 7 3 3 1 1 1

38 Tabel 28 Jumlah HP Berdasarkan Tahun Penyampaian Januari 2011 s.d. Maret Tahun Jumlah HP Jumlah PJK Jumlah Rekening 2014 19 95 1,410 2015 20 200 1,831 2016 19 261 1,774 20 339 1,853 (s.d. Mar) 4 61 1,398 Jumlah 110 1,147 9,654 Grafik 31 Perkembangan Jumlah HP, Jumlah PJK, dan Jumlah Rekening yang Diperiksa Januari 2011 s.d. Maret 1,831 1,774 1,853 1,410 1,398 339 261 200 95 19 20 19 20 4 61 2014 2015 2016 (s.d. Mar) Jumlah HP Jumlah PJK Jumlah Rekening

39 TINDAK LANJUT TERHADAP HA/HP/INFORMASI UU TPPU Pasal 44 Ayat (1) : Dalam rangka melaksanakan fungsi analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf d, PPATK dapat : j. meminta informasi perkembangan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal dan tindak pidana Pencucian Uang. Terhadap HA dan/atau HP dan/atau Informasi Hasil Analisis (IHA) yang telah disampaikan kepada penyidik, PPATK telah melakukan pemantauan tindak lanjut (feedback). Tindak lanjut oleh penyidik tersebut diantaranya dapat berupa pengumpulan bahan dan keterangan/penelahaan, penyelidikan, penyidikan, dalam proses penuntutan, pemeriksaan di persidangan, ataupun sudah berkekuatan hukum tetap. HA/HP/IHA PPATK juga digunakan untuk mendukung proses pelacakan aset, mendorong peningkatan pendapatan negara melalui optimalisasi penerimaan pajak, serta mendukung validitas LHKPN. Tindak lanjut terhadap HA/HP/IHA yang disampaikan kepada penyidik dalam publikasi ini merupakan informasi tindak lanjut atas HA/IHA yang telah disampaikan oleh PPATK kepada Penyidik, selama periode Januari 2015 s.d. Maret serta tindak lanjut atas HP periode Januari 2015 s.d. Maret. Berdasarkan register feedback HA/HP, diketahui bahwa penerimaan feedback HA/HP/IHA dari Instansi Penyidik TPPU masih belum sepenuhnya optimal. Tingkat rasio penyampaian feedback atas HA, HP, dan Informasi Proaktif secara rata-rata sebesar 43,9 persen, dengan rasio feedback tertinggi adalah terkait HP sebesar 100,0 persen, diikuti oleh HA Inquiry sebesar 60,4 persen, HA Proaktif sebesar 58,4 persen, dan IHA sebesar 19,6 persen. Dilihat berdasarkan bentuk tindak lanjut atas feedback selama Januari 2015-Maret, mayoritas status tindak lanjutnya masih dalam tahap penyelidikan, yaitu sebesar 31,4 persen. Grafik 32 Komposisi Jumlah Feedback HA/HP/IHA *) yang Diterima PPATK menurut Jenis HA/HP/IHA Januari 2015 s.d. Maret IHA 198 19% HP 63 6% HA- Proaktif 218 21% HA- Inquiry 568 54%

40 Grafik 33 Perbandingan Jumlah HA/HP/IHA dengan Feedback yang Diterima Januari 2015 s.d. Maret 2,800 2,400 2,000 100.0% 2,384 100.0% 80.0% 1,600 58.4% 60.4% 1,047 60.0% 1,200 940 1,008 43.9% 40.0% 800 400 0 568 373 19.6% 218 198 63 63 HA-Proaktif HA-Inquiry IHA HP Total 20.0% 0.0% Jumlah HA/HP/INF Jumlah Feedback Rasio Feedback Grafik 34 Persentase Bentuk Tindak Lanjut atas Feedback HA/HP?IHA yang diterima Januari 2015 Maret Penuntutan 3.3% Henti Penyidikan 0.7% Putusan Hakim 11.1% Pemeriksaan 23.8% Persidangan 2.5% Penyidikan 27.2% Penyelidikan 31.4%

41 PERMINTAAN INFORMASI KEPADA PJK/PBJ TERKAIT HA Terkait kegiatan analisis transaksi keuangan, selama Maret, PPATK telah menyampaikan sebanyak 386 permintaan informasi, dengan rincian 358 permintaan informasi kepada PJK Bank, dan 28 permintaan informasi kepada PJK Non Bank. Dengan demikian, jumlah permintaan informasi yang disampaikan kepada PJK/PBJ/instansi lainnya dalam rangka mendukung penyusunan HA sejak Januari 2010 s.d. Maret telah mencapai sebanyak 24.012 permintaan. Sebagian besar permintaan informasi selama Januari 2010 s.d. Maret disampaikan kepada PJK Bank (84,8 persen atau 20.371 permintaan), kepada PJK Non Bank (14,8 persen atau 3.549 permintaan), serta kepada regulator/instansi lainnya (0,4 persen atau 92 permintaan). Tabel 29 Jumlah Permintaan Informasi Kepada PJK /PBJ Berdasarkan Jenis PJK/PBJ/Instansi Januari 2010 s.d. Maret Tahun Bank Non Bank Regulator/ Instansi Lainnya Jumlah 2010-2013 5,262 1,077 21 6,360 2014 2,756 284 8 3,048 2015 3,205 616 4 3,825 2016 3,969 799 48 4,816 3,949 580 10 4,539 (s.d. Mar) Jumlah 2010 s.d. Mar 1,230 193 1 1,424 20,371 3,549 92 24,012 % Distribusi 84.8 14.8 0.4 100.0

42 Grafik 35 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Permintaan Informasi Kepada PJK /PBJ Januari 2014 s.d. Maret 25.1% 6.3% 36.4% 40.7% 13,233 18,049 22,588 24,012 3,048 3,825 4,816 4,539 1,424 2014 2015 2016 (s.d. Mar) Jumlah Jumlah per Tahun Grafik 36 Perkembangan Jumlah Permintaan Informasi Kepada PJK /PBJ per tahun Berdasarkan Jenis PJK/PBJ Januari 2014 s.d. Maret 3,969 3,949 2,756 3,205 1,230 284 616 799 580 193 8 4 48 10 1 2014 2015 2016 (s.d. Mar) Bank Non Bank Regulator/ Instansi Lainnya

43 PENGADUAN MASYARAKAT (DUMAS) Sejak Januari 2013 s.d. Maret, PPATK telah menerima 622 Dumas, dengan 79 Dumas diantaranya disampaikan selama tahun, dan belum terdapat Dumas yang disampaikan selama Maret. Sebagian besar Dumas selama Januari 2013 s.d. Maret disampaikan oleh Pelapor Individu, yakni sebanyak 431 Dumas atau sebesar 69,3 persen. Sedangkan Dumas yang disampaikan oleh Lembaga sebanyak 191 Dumas saja atau sebesar 30,7 persen. Terhadap 622 laporan Dumas yang telah disampaikan oleh Pelapor kepada PPATK selama Januari 2013 s.d. Maret, tercatat keseluruhan Laporan atau sebesar 100,0 persen Dumas telah ditindaklanjuti. Tabel 30 Jumlah Pengaduan Masyarakat yang Disampaikan Kepada PPATK Januari 2013 s.d. Maret Periode Jenis Pelapor Individu Lembaga Total 2013 33 54 87 2014 219 63 282 2015 99 17 116 2016 47 11 58 33 46 79 () 0 0 0 Jumlah Jan-2013 431 191 622 Grafik 37 Distribusi Pengaduan Masyarakat yang DIsampaikan Kepada PPATK Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Januari 2013 s.d. Maret Lembaga 191 31% Individu 431 69%

44 Tabel 31 Rasio Tindak Lanjut Laporan Pengaduan Masyarakat oleh PPATK Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Dumas Januari 2013 s.d. Maret Pengaduan Masyarakat Jan-2013 Jenis Pelapor Individu Lembaga Total Jumlah Laporan Dumas 431 191 622 Jumlah Dumas yang DitindaklanjutI Rasio Tindak Lanjut Dumas 431 191 622 100.0% 100.0% 100.0% Grafik 38 Perbandingan Jumlah Dumas yang diterima terhadap Jumlah Dumas yang telah ditindaklanjuti oleh PPATK Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Dumas Januari 2013 s.d. Maret 622 622 431 431 191 191 Individu Lembaga Total Jumlah Laporan Dumas Jumlah Dumas yang DitindaklanjutI

45 PUTUSAN PENGADILAN TERKAIT TPPU LAIN-LAIN UU TPPU Pasal 69: Untuk dapat dilakukan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap tindak pidana Pencucian Uang tidak wajib dibuktikan terlebih dahulu tindak pidana asalnya. Pasal 77: Untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan, terdakwa wajib membuktikan bahwa Harta Kekayaannya bukan merupakan hasil tindak pidana. Berdasarkan data terkini, telah terdapat 168 perkara TPPU yang telah diputus oleh Pengadilan sejak Januari 2005 s.d. Maret. Selama periode tersebut, sebagian besar Putusan Pengadilan terkait TPPU diputus oleh Pengadilan (mencakup Pengadilan Negeri/Tipikor, Pengadilan Tinggi, dan atau Mahkamah Agung) di wilayah DKI Jakarta, yaitu sebanyak 70 putusan atau 41,7 persen. Putusan yang telah diputus oleh Pengadilan terkait TPPU adalah hukuman maksimal selama seumur hidup dan denda maksimal sebesar Rp32 Miliar. Sebagian besar putusan Pengadilan perkara TPPU terkait dengan tindak pidana asal Korupsi, yakni sebanyak 45 putusan atau 26,8 persen dari total keseluruhan putusan TPPU. Tabel 32 Jumlah Putusan Pengadilan Terkait Tindak Pidana Pencucian Uang Menurut Propinsi Januari 2005 s.d. Maret Propinsi 2005 s.d. (s.d. Mar) % Distribusi DKI Jakarta 70 41.7 Jawa Tengah 19 11.3 Jawa Barat 12 7.1 Sumatera Utara 11 6.5 Jawa Timur 7 4.2 Bali 6 3.6 Kalimantan Selatan 5 3.0 Kalimantan Timur 4 2.4 Kalimantan Barat 4 2.4 Banten 4 2.4 Banda Aceh 4 2.4 Lampung 1 0.6 Riau 3 1.8 Kepri 3 1.8 Sumatera Selatan 2 1.2 Jambi 2 1.2 Bengkulu 2 1.2 Papua 2 1.2 Sulawesi Utara 1 0.6 Papua Barat 1 0.6 Sulawesi Tengah 1 0.6 Sulawesi Barat 1 0.6 Kalimantan Utara 1 0.6 Kalimantan Tengah 1 0.6 Sulawesi Selatan 1 0.6 Jumlah 168 100.0

46 Grafik 39 Perbandingan Jumlah Putusan Pengadilan Terkait TPPU Menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2005 s.d. Maret Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan TPPU Kehutanan Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai Penyuapan TP Perpajakan Pemerasan Transfer Dana Perdagangan Pencurian Psikotropika Perjudian Pemalsuan Perbankan Penggelapan Penipuan Narkotika Korupsi 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 5 9 17 18 19 40 45 Tabel 33 Jumlah Putusan Pengadilan Terkait TPPU Menurut Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2005 s.d. Maret Tindak Pidana Asal 2005 s.d. (s.d. Mar) % Distribusi Korupsi 45 26.8 Narkotika 40 23.8 Penipuan 19 11.3 Penggelapan 18 10.7 Perbankan 17 10.1 Pemalsuan 9 5.4 Perjudian 4 2.4 Psikotropika 2 1.2 Pencurian 2 1.2 Perdagangan 1 0.6 Transfer Dana 1 0.6 Pemerasan 1 0.6 TP Perpajakan 1 0.6 Penyuapan 1 0.6 Pelanggaran Pembawaan Uang Tunai 1 0.6 Kehutanan 1 0.6 Tindak Pidana Lain yang berkaitan dengan TPPU 5 3.0 Jumlah 168 100.0

47 Tabel 34 Putusan Pengadilan Terkait TPPU Menurut Tahun Putusan dan Hukuman Januari 2005 s.d. Maret Tahun Jumlah Putusan Hukuman Penjara (dalam Tahun) Hukuman Denda (dalam Rupiah) Minimal Maksimal Minimal Maksimal Total Denda (dalam rupiah) Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010) * Januari 2003 - Desember 2010 38 5 (bulan) 17 5,000,000 15,000,000,000 72,555,000,000 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) Jumlah 2011 4 7 10 300,000,000 500,000,000 8,300,000,000 2012 51 1 13 50,000,000 10,000,000,000 12,600,000,000 2013 12 - - - - - 2014 22-18 - 32,000,000,000-2015 10 - Seumur Hidup - - - 2016 7 - - - - - 24 - - - - - (s.d. Mar) Jumlah 130 1 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 0 - - - - - 168 5 (bulan) Seumur Hidup Seumur Hidup 50,000,000 32,000,000,000 20,900,000,000 5,000,000 32,000,000,000 93,455,000,000 Grafik 40 Perkembangan Jumlah Putusan Pengadilan Terkait TPPU Berdasarkan Dugaan Tindak Pidana Asal Januari 2008 s.d. Maret 168 168 127 137 144 22 10 7 24 0 2014 2015 2016 Putusan Jumlah Putusan

48 PEMENUHAN KETERANGAN AHLI Dalam mendukung proses penegakan hukum TPPU, PPATK turut berkontribusi dalam memberikan keterangan ahli. Berdasarkan data terkini selama tahun (s.d. akhir Maret ) tercatat sebanyak 13 permintaan keterangan ahli telah dipenuhi oleh PPATK. Bila diakumulasikan sejak Januari 2008 s.d. Maret, tercatat sebanyak 1.099 permintaan Keterangan Ahli dari beberapa instansi yang telah dipenuhi PPATK. Mayoritas permintaan Keterangan Ahli selama Tahun 2008 (s.d. Maret ) tersebut berasal dari Kepolisian, yakni sebanyak 9 permintaan atau 59,4 persen dari seluruh permintaan yang telah dipenuhi oleh PPATK. Bila dilihat berdasarkan periode berlakunya UU TPPU, PPATK telah memenuhi permintaan keterangan ahli sebanyak 1.040 permintaan sejak tahun 2011. Selama periode ini, sebagian besar permintaan keterangan ahli yang dapat dipenuhi oleh PPATK juga berasal dari Kepolisian, yakni sebanyak 620 permintaan atau sebanyak 59,6 persen dari keseluruhan permintaan yang telah dipenuhi oleh PPATK. Tabel 35 Jumlah Permintaan Keterangan Ahli Dari PPATK Berdasarkan Instansi Pemohon Januari 2008 s.d. Maret Instansi Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* 2011-2013 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) 2014 2015 2016 (s.d. Mar) Jumlah Jumlah Tahun 2008 BADAN RESERSE DAN KRIMINAL (BARESKRIM) 14 45 19 19 15 42 3 143 157 KEPOLISIAN DAERAH (POLDA) & RESOR (POLRES) 19 86 86 71 122 106 6 477 496 KEJAKSAAN AGUNG RI 26 106 49 33 41 51 3 283 309 KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) 0 5 1 1 0 5 0 12 12 0 45 10 7 34 21 1 118 118 KOMISI INFORMASI PUSAT (KIP) 0 1 0 0 0 0 0 1 1 PENGADILAN MILITER 0 1 0 0 0 1 0 2 2 DITJEN PAJAK 0 0 0 2 1 0 0 3 3 DITJEN BEA & CUKAI 0 0 0 0 0 1 0 1 1 Jumlah 59 289 165 133 213 227 13 1,040 1,099 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010

49 Grafik 41 Perbandingan Jumlah Permintaan Keterangan Ahli Kepada PPATK Berdasarkan Instansi Pemohon Januari 2008 s.d. Maret 496 309 157 118 12 1 2 3 1 BARESKRIM POLDA & POLRES KEJAKSAAN KPK BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KOMISI INFORMASI PUSAT (KIP) PENGADILAN MILITER DITJEN PAJAK DITJEN PAJAK Grafik 42 Perkembangan Jumlah Permintaan Keterangan Ahli Kepada PPATK dan Jumlah Putusan Pengadilan Terkait TPPU Januari 2008 s.d. Maret Jumlah Keterangan Ahli Jumlah Keterangan Ahli per Tahun 1,086 1,099 Jumlah Putusan Pengadilan 859 646 513 213 227 165 133 127 137 144 168 168 13 2014 2015 2016

50 AUDIT KEPATUHAN TERHADAP PIHAK PELAPOR UU TPPU Pasal 43: Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf c, PPATK berwenang: c. melakukan audit kepatuhan atau audit khusus; d. menyampaikan informasi dari hasil audit kepada lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap Pihak Pelapor; Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor, PPATK berwenang melakukan kegiatan Audit Kepatuhan dan Audit Khusus terhadap Pihak Pelapor, baik secara off-site maupun secara on-site kepada Pihak Pelapor Penyedia Jasa Keuangan maupun Penyedia Barang/Jasa Lainnya. Sepanjang tahun (s.d. akhir Maret ), PPATK secara berkala melakukan monitoring secara offsite kepada Pihak Pelapor dan telah melakukan audit secara on-site kepada 23 Pihak Pelapor. Berdasarkan data akumulasi kegiatan audit selama tahun (s.d. Maret ), sebagian besar audit yang dilakukan adalah terhadap 17 Perusahaan Properti/Agen Properti (73,9 persen), 5 KUPVA (21,7 persen), dan 1 Pedagang Kendaraan Bermotor (4,3 persen). Jenis Pihak Pelapor Bila diakumulasi sejak Januari 2005, jumlah keseluruhan pelaksanaan audit yang telah dilakukan oleh PPATK terhadap PJK/PBJ s.d. Maret telah mencapai 1.127 audit. Tabel 36 Jumlah Pihak Pelapor yang telah di Audit *) Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor s.d. Maret Tahun 2005-2016 Mar- Jumlah Audit Jan- s.d. Des- Feb- Mar- s.d. Mar- % Distribusi s.d. Mar- Perkembangan Mar- (Dalam Persen) m-to-m y-on-y c-to-c (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) PENYEDIA JASA KEUANGAN: Bank 303 4 4 13 0 0 0 0.0-100.0-100.0-100.0 Perusahaan Pembiayaan 63 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Perusahaan Asuransi dan n.a. n.a. n.a. 96 0 0 0 0 0 0 0.0 Pialang Asuransi Dana Pensiun Lembaga n.a. n.a. n.a. 0 0 0 0 0 0 0 0.0 Keuangan Perusahaan Efek dan Manajer n.a. n.a. n.a. 128 0 0 0 0 0 0 0.0 Investasi Perposan 1 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Kegiatan Usaha Penukaran 200.0 200.0 400.0 108 1 1 10 2 3 5 21.7 V aluta Asing Koperasi Simpan Pinjam 7 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Pegadaian 1 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Penyelenggara Kegiatan n.a. n.a. n.a. 32 0 0 0 0 0 0 0.0 Usaha Pengiriman Uang PENYEDIA BARANG DAN JASA: Perusahaan Properti/Agen 28.6 28.6 13.3 183 7 15 65 8 9 17 73.9 Properti Pedagang Kendaraan 0.0 0.0-66.7 72 1 3 9 0 1 1 4.3 Bermotor Pedagang Permata dan n.a. n.a. n.a. 13 0 0 0 0 0 0 0.0 Perhiasan/Logam Mulia Pedagang Barang Seni dan n.a. n.a. n.a. 0 0 0 0 0 0 0 0.0 Antik Balai Lelang 0 0 0 0 0 0 0 0.0 n.a. n.a. n.a. Total Audit 1,007 13 23 97 10 13 23 100.0 0.0 0.0 0.0 *) Mencakup audit kepatuhan dan audit khusus.

51 Grafik 43 Perkembangan Jumlah per-tahun dan Audit Kepada Pihak Pelapor Januari 2013 s.d. Maret 14.4% 9.6% 2.1% 16.7% 754 880 1,007 1,104 1,127 96 126 127 97 23 2014 2015 2016 Jumlah Perkembangan (%) Jumlah per-tahun Grafik 44 Perbandingan Jumlah Pihak Pelapor yang telah di Audit Berdasarkan Jenis Pihak Pelapor Januari 2005 s.d. Maret Balai Lelang Pedagang Barang Seni dan Antik Pedagang Permata dan Perhiasan/Logam Mulia Pedagang Kendaraan Bermotor 0 0 13 81 Perusahaan Properti/Agen Properti 248 Penyelenggara Kegiatan Usaha Pengiriman Uang 32 Pegadaian 1 Koperasi Simpan Pinjam 7 Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing 118 Perposan 1 Perusahaan Efek dan Manajer Investasi 128 Dana Pensiun Lembaga Keuangan 0 Perusahaan Asuransi dan Pialang Asuransi 96 Perusahaan Pembiayaan 63 Bank 316 0 50 100 150 200 250 300 350

52 UU TPPU Pasal 88 Ayat (1) dan Ayat (2) : Kerja sama nasional yang dilakukan PPATK dengan pihak yang terkait dituangkan dengan atau tanpa bentuk kerja sama formal. Pihak yang terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pihak yang mempunyai keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang di Indonesia. Pasal 89 Ayat (1) dan Ayat (2) : Kerja sama internasional dilakukan oleh PPATK dengan lembaga sejenis yang ada di negara lain dan lembaga internasional yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang. Kerja sama internasional yang dilakukan PPATK dapat dilaksanakan dalam bentuk kerja sama formal atau berdasarkan bantuan timbal balik atau prinsip resiprositas. Pasal 90 Ayat (1): Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun internasional,. PERTUKARAN INFORMASI ANTAR FIU Selama tahun (s.d. Maret ), terdapat 14 pertukaran informasi yang dilakukan antara PPATK dengan Financial Intellegence Unit (FIU) lain, yang mayoritas terdiri dari 9 pertukaran informasi yang bersifat Outgoing Information (64,3 persen). Dalam hal ini, PPATK memberikan informasi kepada FIU lain atas permintaan informasi dari FIU lain. Dengan adanya penambahan tersebut, maka jumlah keseluruhan pertukaran informasi sejak berlakunya UU TPPU pada tanggal 22 Oktober 2010 s.d. Maret tercatat sebanyak 1.024 pertukaran informasi, dengan 417 kali atau 40,7 persen merupakan penyampaian informasi dari PPATK atas permintaan informasi dari FIU lain (Incoming Mutual Request). Dengan demikian, sejak Januari 2003 s.d Maret, pertukaran informasi yang melibatkan FIU lain sebanyak 1.430 pertukaran informasi. Sebagian besar pertukaran informasi, didominasi oleh informasi yang berasal Incoming Mutual Request (Outgoing Information), yaitu sebanyak 615 informasi atau sebesar 43,0 persen. Tabel 37 Jumlah Pertukaran Informasi per Tahun Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi Januari 2003 s.d. Maret No. Jenis Pertukaran Informasi Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Januari 2003 - Desember 2010 2011-2013 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (Sejak Januari 2011) 2014 2015 2016 (s.d. Mar) Jumlah Jumlah Tahun 2003 s.d. Mar % Distribusi 1 2 Outgoing Mutual Request (Incoming Information) Incoming Mutual Request (Outgoing Information) 163 77 15 15 31 - - 138 301 21.0 198 157 46 71 84 50 9 417 615 43.0 3 Spontaneous Incoming Information 37 23 43 194 105 - - 365 402 28.1 4 Spontaneous Outgoing Information 8 1 4 9 14 71 5 104 112 7.8 Jumlah 406 258 108 289 234 121 14 1024 1,430 100.0 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010 Keterangan: 1. Outgoing Mutual Request (Incoming Information) : PPATK mengirimkan permintaan informasi kepada FIU lain, dan PPATK menerima informasi yang diminta. 2. Incoming Mutual Request (Outgoing Information) : PPATK menerima permintaan informasi dari FIU lain, dan PPATK memberikan informasi yang diminta. 3. Spontaneous Incoming Information : PPATK menerima informasi dari FIUs secara spontan (tanpa diminta). 4. Spontaneous Outgoing Information : PPATK memberikan informasi kepada FIU lain secara spontan (tanpa diminta. Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip berdasarkan EGMONT Group yang merupakan wadah perhimpunan FIU seluruh dunia.

53 Grafik 45 Perkembangan Jumlah Pertukaran Informasi per-tahun Berdasarkan Jenis Pertukaran Informasi Januari 2013 s.d. Maret 194 Outgoing Mutual Request (Incoming Information) Incoming Mutual Request (Outgoing Information) Spontaneous Incoming Information Spontaneous Outgoing Information 105 84 71 71 46 50 43 31 15 9 15 14 0 4 9 5 0 2014 2015 2016 Grafik 46 Jumlah dan Persentase Pertukaran Informasi Antara PPATK Dengan FIU Lain Berdasarkan Jenis Informasi Januari 2003 s.d. Maret Spontaneous Incoming Information 402 28% Spontaneous Outgoing Information 112 8% Outgoing Mutual Request (Incoming Information) 301 21% Incoming Mutual Request (Outgoing Information) 615 43%

54 UU TPPU Pasal 88: (1) Kerja sama nasional yang dilakukan PPATK dengan pihak yang terkait dituangkan dengan atau tanpa bentuk kerja sama formal. (2) Pihak yang terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pihak yang mempunyai keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang d Indonesia. Pasal 90 ayat (1): Dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang, PPATK dapat melakukan kerja sama pertukaran informasi berupa permintaan, pemberian, dan penerimaan informasi dengan pihak, baik dalam lingkup nasional maupun internasional, yang meliputi: a. instansi penegak hukum; b. lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa keuangan; c. lembaga yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara; d. lembaga lain yang terkait dengan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang atau tindak pidana lain terkait dengan tindak pidana Pencucian Uang; dan e. financial intelligence unit negara lain. NOTA KESEPAHAMAN (MOU) Selama Maret, terdapat penandatangan 2 MoU/Nota Kesepahaman antara PPATK dengan FIU luar negeri, yaitu: FIU Argentina dan FIU Ghana bertempat di Argentina pada 14 Maret. Sementara itu dari sisi domestik, tidak terdapat penambahan penandatanganan MoU antara PPATK dengan Lembaga/Instansi dalam negeri. Dengan adanya penambahan MoU baru selama Maret tersebut, maka sejak Januari 2003 s.d. Maret, terdapat sebanyak 153 Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani oleh PPATK, dengan 54 MoU diantaranya merupakan MoU dengan FIU luar negeri serta 99 MoU merupakan MoU dengan Lembaga/Instansi di dalam negeri. Bila dilihat berdasarkan periode penandatanganannya, terdapat 75 MoU ditandatangani setelah berlakunya UU TPPU pada 22 Oktober 2010, yang terdiri dari 17 MoU dengan FIU dan 58 MoU dengan Lembaga/Instansi dalam negeri. Sementara itu, 78 MoU ditandatangani sebelum berlakunya UU TPPU, dengan 37 MoU dengan FIU dan 41 MoU dengan Lembaga/Instansi dalam negeri. Tabel 38 Jumlah MoU Berdasarkan Tahun Penandatangan Antara PPATK dengan FIU atau Instansi/Lembaga, Januari 2003 s.d. Maret Tahun Internasional (FIU) Nasional (Instansi/ Lembaga) Jumlah % Distribusi Sebelum Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (s/d Oktober 2010)* Januari 2003 - Desember 2010 37 41 78 51.0 2011-2013 9 28 37 24.2 2014 3 7 10 6.5 Sesudah Berlakunya UU TPPU No. 8 Thn 2010 (sejak Januari 2011) 2015 1 9 10 6.5 2016 2 6 8 5.2 0 8 8 5.2 (s.d. Mar) 2 0 2 1.3 Jumlah 17 58 75 49.0 Jumlah 54 99 153 100.0 *) Data Tahun 2010 dihitung s.d. Desember 2010

55 Grafik 47 Perkembangan Jumlah MoU yang Telah Ditandatangani antara PPATK dengan FIU atau Instansi/Lembaga, Januari 2003 s.d. Maret 12 11 9 9 8 8 7 7 7 5 6 6 5 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 0 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 FIU Dalam Negeri Grafik 48 Jumlah dan Persentase MoU yang Telah Ditandatangani antara PPATK dengan FIU atau Instansi/Lembaga, Januari 2003 s.d. Maret Nasional (Instansi/ Lembaga) 99 65% Internasional (FIU) 54 35% No. Tabel 39 FIU dari Negara ASEAN Yang Telah Memiliki MoU dengan PPATK Negara (FIU) Penandatangan Nota Kesepahaman Tempat Tanggal/Bulan/Tahun Ket 1 Thailand Bangkok 24 Maret 2003 2 Malaysia Malaysia 31 Juli 2003 3 Philippines Brunei Darussalam 5 Oktober 2004 4 Vietnam Jakarta 18 Agustus 2010 5 Myanmar Jakarta 14 November 2006 6 Brunei Darussalam Jakarta 17 Desember 2008 7 Singapura Singapore 17 September 2013 Jakarta 25 September 2013 8 Kamboja Jakarta 22 September 2015 9 Laos Bali 11 Agustus 2016

56 Tabel 40 Lembaga/Organisasi Domestik Yang Telah Memiliki MoU dengan PPATK Penandatanganan Nota Kesepahaman No. Nama Lembaga / Organisasi Tempat Tanggal Keterangan Tahun 2003 Diperbaharui pada 18 Maret 2010 dan 5 Maret 2015 (disertai Perjanjian Jakarta 5 Februari 2003 1 Bank Indonesia Kerjasama pada 5 Maret 2015) 2 Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Jakarta 20 Oktober 2003 Diperbaharui pada 19 Oktober 2011 dan 24 Agustus 3 Ditjen Pajak Jakarta 28 Oktober 2003 (Juknis PPATK Ditjen Pajak) 4 Ditjen Lembaga Keuangan (LK) Jakarta 28 Oktober 2003 5 Ditjen Bea & Cukai Jakarta 31 Oktober 2003 Diperbaharui pada 21 Agustus Tahun 2004 6 Center For International Forestry Research Jakarta 16 Januari 2004 7 Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta 29 April 2004 Diperbaharui pada 12 Februari 2015 8 Kepolisian Negara RI Jakarta 16 Juni 2004 Diperbaharui pada 18 April 2011 dan 25 Januari 9 Kejaksaan Agung RI Jakarta 27 September 2004 Diperbaharui pada 18 April 2011 Tahun 2005 10 Departemen Kehutanan Jakarta 28 Maret 2005 Tahun 2006 11 Badan Pemeriksa Keuangan Jakarta 25 September 2006 Diperbaharui pada 24 Februari 2015 Tahun 2007 12 Itjen Departemen Keuangan Jakarta 12 Januari 2007 13 Komisi Yudisial Jakarta 1 Februari 2007 14 Ditjen Administrasi Hukum Umum Jakarta 6 Maret 2007 15 Ditjen Imigrasi Jakarta 6 Maret 2007 16 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Jakarta 19 April 2007 17 Badan Narkotika Nasional Jakarta 13 Juni 2007 Diperbaharui pada 14 Oktober 2011 dan 11 Januari 18 Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Banda Aceh 15 Agustus 2007 Tahun 2008 19 Universitas Surabaya Jakarta 17 April 2008 20 STIE Perbanas Surabaya Surabaya 31 Juli 2008 21 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 17 September 2008 Diperbaharui pada 16 November 2015 22 Badan Pengawas Pemilu Jakarta 6 November 2008 Diperbaharui pada 7 Juli 2010 23 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Jakarta 7 November 2008 Tahun 2009 24 Universitas Soedirman Purwokerto 23 Januari 2009 25 Badan Pertanahan Nasional Jakarta 17 April 2009 Diperbaharui pada 23 Mei (MoU dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN) 26 Universitas Andalas Padang 18 Mei 2009 27 Ditjen Pos dan Telekomunikasi Jakarta 12 Juni 2009 28 Universitas Hasanuddin Makassar 23 Juni 2009 29 Institut Teknologi Bandung Bandung 25 Juni 2009 30 Universitas Diponogoro Semarang 12 Agustus 2009 31 Lembaga Penjamin Simpanan Jakarta 17 November 2009 Diperbaharui pada 16 Juni 2015 32 Universitas Muhammadiyah Surakarta Solo 20 November 2009 33 Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan Jakarta 3 Desember 2009 Diperbaharui pada 14 Agustus (Kerja Sama dalam mewujudkan Sistem Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik) 34 Universitas Indonesia Jakarta 7 Desember 2009 35 Universitas Jember Jakarta 7 Desember 2009 Diperbaharui pada 20 November 2015 Tahun 2010 36 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Jakarta 14 April 2010 37 Universitas Padjajaran Bandung 22 Juni 2010 38 Ditjen Kesatuan Bangsa dan Politik Jakarta 7 Juli 2010 39 Universitas Mataram Mataram 27 Juli 2010 40 Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 8 Oktober 2010 41 Setjen Badan Pemeriksa Keuangan RI (BPK) Jakarta 29 Desember 2010 Tahun 2011 42 Kementerian Perhubungan RI Jakarta 27 Januari 2011 43 Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban Jakarta 18 April 2011 44 Universitas Pattimura Ambon 5 Mei 2011 45 Universitas Indonesia & Bank Indonesia (terkait pendirian Jakarta 29 Juli 2011 Pusat Kajian TPPU di UI) 46 Ombudsman RI Jakarta 11 Agustus 2011 47 Universitas Sriwijaya Palembang 12 September 2011 48 Universitas Udayana Denpasar 4 Oktober 2011 49 PT. Pertamina (Persero) Jakarta 19 Oktober 2011 50 Universitas Bina Nusantara Jakarta 19 Oktober 2011 Tahun 2012 51 Universitas Esa Unggul Jakarta 10 januari 2012 52 Universitas Sumatera Utara Jakarta 30 Januari 2012 53 Universitas Airlangga Surabaya 28 Februari 2012 54 Itjen Kementerian Pekerjaan Umum Jakarta 11 April 2012 55 Itjen Kementerian Hukum dan HAM Jakarta 23 Oktober 2012 56 Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 5 November 2012 57 Universitas Cendrawasih Jayapura 29 November 2012 58 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Surabaya 3 Desember 2012 59 Satgas REDD Jakarta 20 Desember 2012 60 NCB Interpol Indonesia Jakarta 21 Desember 2012 61 Itjen Kementerian Agama Jakarta 26 Desember 2012 Tahun 2013 62 Setjen Mahkamah Konstitusi Jakarta 7 Januari 2013 63 LPSE Kementerian Keuangan Jakarta 5 Februari 2013 64 Sisminbakum DJAHU Kementerian Hukum & HAM Jakarta 15 Februari 2013 65 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jakarta 18 Juni 2013 66 Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Jakarta 21 Juni 2013 67 Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri RI Jakarta 30 Juli 2013 68 Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta 27 Agustus 2013 69 Itjen Kemendikbud Jakarta 30 September 2013 Tahun 2014 70 Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta 30 Januari 2014 (Perjanjian Kerja Sama) 71 Keputusan Bersama antara PPATK dengan Bawaslu, KPU, Jakarta 4 April 2014 KPK, dan KIP 72 Komisi Pemilihan Umum Jakarta 4 Februari 2014 73 Badan Pengawasan Obat Makanan Jakarta 26 Mei 2014 74 PT. Indonesia Power Jakarta 17 Oktober 2014 75 PT. PLN (persero) Jakarta 19 November 2014 76 Itjen Kementerian Komunikasi dan Informatika Jakarta 18 Desember 2014 Tahun 2015 77 Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta 5 Januari 2015 78 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Jakarta 22 Januari 2015 79 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Samarinda 12 Maret 2015 80 Kementerian Pemuda dan Olahraga Jakarta 25 Maret 2015 81 PT Elang Mahkota Teknologi TbK (SCTV, Indosiar dan Jakarta 17 April 2015 Liputan6.com) 82 Kementerian Kesehatan Jakarta 30 April 2015 83 Badan SAR Nasional (BASARNAS) Jakarta 12 Mei 2015 84 Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta 3 Juli 2015 85 Lembaga Sandi Negara Jakarta 9 November 2015 disertai Perjanjian Kerjasama pada 9 November 2015 Tahun 2016 86 Kementerian Pertahanan Jakarta 14 Maret 2016 87 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Jakarta 2 Mei 2016 Pemerintah (LKPP) 88 UIN Alauddin Makassar Gowa 15 Juli 2016 89 Badan Intelijen Negara Jakarta 4 Agustus 2016 90 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Jakarta 17 Oktober 2016 91 Kesepakatan Bersama antara Kementerian Keuangan, Jakarta 24 Oktober 2016 Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan PPATK Tahun 92 Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Jakarta 7 Maret 93 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Jakarta 12 April 94 Badan Pengawas Berjangka Komoditi (Bappebti) Jakarta 2 Mei Perjanjian Kerjasama 95 TNI Angkatan Udara Jakarta 9 Mei 96 Kementerian Perhubungan Jakarta 9 Juni disertai Perjanjian Kerjasama pada 9 Juni 97 Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Jakarta 6 Juli Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) 98 Universitas Jayabaya Jakarta 26 September 99 Universitas Brawijaya Malang 4 Desember

57 Gambar 3. FIU yang Telah Memiliki MoU dengan PPATK