2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah dalam kurikulum pendidikan terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pembelajaran Layeutan Suara Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Di Smp Pasundan Katapang Kabupaten Bandung

2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diana Susi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Akar tradisi melekat di kehidupan masyarakat sangat

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Widyawati, 2013 Eksistensi Sanggar Seni Getar Pakuan Kota Bogor Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Pembelajaran Rampak Bedug Pada Ekstrakurikuler Di SDN Cilegon-2 Kecamatan Jombang Banten

BAB I PENDAHULUAN. pada masa indonesia di tahun lalu. saat ini mayoritas penikmat musik

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan cerminan yang terefleksikan dalam keseharian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ada sejak lama, yaitu sekira abad ke-16. Awalnya Tanjidor tumbuh dan

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ARIF RAMDAN, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

2014 TARI WAYANG HIHID DI SANGGAR ETNIKA DAYA SORA KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 KOMPOSISI KACAPI PADA LAGU KEMBANG TANJUNG PANINEUNGAN KARYA MANG KOKO

2015 PENGOLAHAN MUSIK TETABUHAN NUSANTARA DALAM RHYTHM SAWAH KARYA GILANG RAMADHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

BAB I PENDAHULUAN. Menyanyi dapat dikatakan sebagai aktifitas bermusik yang paling mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki warisan budaya yang beranekaragam. Keanekarangaman warisan

2013 PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TARI DI SANGGAR FAMILY SUKAJADI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Entin Sukmawati, 2013 Pengelolaan Seni Tari Di Lingkungan Seni Family Group Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. cara hidup sehari-hari masyarakat. Kesenian tradisional biasanya bersumber pada

2015 PELATIHAN KERONCONG PADA REMAJA USIA TAHUN DI BATAVIA SUNDA KELAPA MARINA JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa itu sendiri. Dari berbagai macam suku yang ada di Indonesia, salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berliyana Agustine, 2014 Transmisi kesenian sintren di sanggar sekar pandan keraton kacirebonan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Ayu Yunuarti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widdy Kusdinasary, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masa sekarang tempat dan waktu bukan lagi penghalang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian terlahir dari ekspresi dan kreativitas masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berjalannya waktu, tantangan dan persaingan di era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat Jawa Barat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Helda Rakhmasari Hadie, 2015

RENCANA AKSI DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2017

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk ungkapan kehidupan atau pernyataan diri masyarakat

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kelurahan Sindangkasih adalah kearifan lokal budaya yang masih tersisa di

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB I PENDAHULUAN. membuat tradisi sering kali tercabut dari akar budayanya,sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi kesenian yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan kekayaan budaya yang tidak ternilai harganya, karena kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang selalu mengiringi kehidupan masyarakat pendukungnya. Setiap masyarakat memiliki kebudayaan masing-masing bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu. Seni dan budaya merupakan dua hal yang berbeda akan tetapi berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya. Keterangan di atas memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kesenian tradisional, karena kesenian tradisional tumbuh dan berkembang di masyarakat, yang merupakan seni sebagai warisan leluhur juga memiliki nilai-nilai budaya yang sangat tinggi sebagai salah satu akar budaya nasional yang harus dijaga dan dilestarikan. Saat ini beberapa kesenian tradisional telah mengalami stagnasi dan ditinggalkan masyarakat pendukungnya akibat pergeseran nilai-nilai budaya yang berkembang di masyarakat. Pergeseran nilai-nilai budaya kesenian tradisional di masyarakat salah satunya disebabkan oleh adanya adaptasi budaya yang dilakukan masyarakat pendukungnya, terutama kepada budaya Barat. Mereka memandang kesenian tradisional dianggap kolot dan ketinggalan jaman. Ke depan, perlu adanya peningkatan dan pemberdayaan seni sehingga dapat memperkaya budaya nusantara serta mendorong kreativitas seni dan dapat meningkatkan apresiasi masyarakat. Kekayaan budaya yang berada di daerah Jawa Barat sangat banyak dan beragam, salah satu diantaranya adalah rampak kendang. Istilah Rampak berasal dari bahasa Sunda yang bermakna serempak atau bersama-sama, jadi rampak kendang dapat juga diartikan sebagai suatu pertunjukan kendang yang dimainkan secara bersama-sama. Kendang merupakan waditra (alat musik) utama dari pertunjukan rampak kendang. 1

2 Belakangan ini, kesenian rampak kendang kurang diminati oleh generasi muda. Budaya Barat semakin banyak disenangi dan populer karena dinilai lebih menarik dibandingkan kesenian rampak kendang. Adapun upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian rampak kendang diantaranya dengan melalui pembelajaran rampak kendang di sanggar-sanggar seni di Jawa Barat khususnya di desa Ciranjang kecamatan Ciranjang kabupaten Cianjur. Dari sekian banyak sanggar yang terdapat di desa Ciranjang kecamatan Ciranjang kabupaten Cianjur yang masih eksis dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan seni-seni tradisi khususnya pembelajaran rampak kendang adalah sanggar seni Kutalaras. Sanggar Seni Kutalaras di bawah pimpinan Bapak Wawan Kurnia S.Pd., MM. Berdiri sejak tanggal 1 September 1992 yang beralamat di Jl.Raya Ciranjang Gg. A. Rosyim no. D. 15 Rt 01/04 Desa Ciranjang Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur-Jawa Barat. Sanggar seni Kutalaras, menerima beberapa pembelajaran seperti pembelajaran kecapi kawih, membaca notasi damina, tembang Cianjuran, tari sunda, dan rampak kendang. Cukup banyak prestasi yang telah dicapai oleh sanggar seni Kutalaras dalam berbagai bidang kesenian seperti pasanggiri calung yang mendapat peringkat II tingkat Kab. Cianjur. Pasanggiri Seni musik tari dan teater mendapat peringkat 1 vokal dan pangrawit (pemain) tingkat BKPP I Bogor. Kemilau Nusantara mendapat Juara 3 Nasional tingkat Nasional Kementrian Budaya dan Pariwisata, dan masih banyak peringkat lain yang telah dicapai. Kesenian rampak kendang yang ada di Sanggar Seni Kutalaras, sering mendapat undangan atau kegiatan partisipasi ke berbagai acara. Diantaranya adalah acara-acara resmi di Pemerintah Daerah dan Kabupaten, pembukaan pasar atau gedung baru di Kabupaten, bahkan telah mengikuti acara festival Nusa Dua Bali tahun 2006 dan festival-festival nasional lainnya. Pembelajaran rampak kendang itu sendiri telah berdiri semenjak tahun 2004. Dimasa sekarang, kehidupan rampak kendang di sanggar seni Kutalaras mengalami perkembangan yang cukup pesat dikarenakan penyajian rampak kendang di sanggar seni Kutalaras dikemas secara menarik. Hal ini juga dapat dilihat dari

3 banyaknya masyarakat khususnya generasi muda yang berminat untuk mengikuti pembelajaran rampak kendang. Ada beberapa proses yang harus dilakukan untuk bisa mengikuti proses pembelajaran rampak kendang. Dalam proses pembelajaran rampak kendang di sanggar tersebut, melibatkan peserta pembelajaran yang telah lebih dulu berlatih (senior) untuk memberikan tutor sebaya agar lebih memudahkan peserta pembelajaran dalam mempelajari materi dengan masih diperhatikan pelatih. Pembelajaran rampak kendang di sanggar seni Kutalaras melibatkan 4 orang wanita dan 7 orang penabuh gamelan laki-laki. Acara rampak kendang memiliki daya tarik tersendiri untuk penikmatnya, salah satu daya tariknya dapat kita lihat dari segi bentuk penyajiannya. Rampak kendang biasanya melibatkan pemain laki-laki maupun perempuan. Namun di sanggar seni Kutalaras pembelajaran rampak kendang dikhususkan untuk perempuan saja, terkecuali untuk penabuh gamelan biasanya laki-laki. Rampak kendang ini lebih berpariasi karena di dalamnya terdapat pola tabuh yang bermacam-macam. Berdasarkan paparan di atas, kesenian rampak kendang di sanggar seni Kutaralaras Ciranjang-Cianjur memiliki suatu proses yang harus dilakukan, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana proses pembelajaran rampak kendang sehingga bisa mendapatkan pengetahuan dan wawasan dari kesenian rampak kendang tersebut, untuk itu peneliti mengajukan judul PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR. Dengan harapan hasil penelitian ini memiliki konstribusi bagi dunia pendidikan seni, khususnya untuk pengayaan bahan ajar pada mata kuliah perkusi di Departemen Pendidikan Seni Musik.

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka ditentukan permasalahannya yakni bagaimana proses pembelajaran rampak kendang di Sanggar Seni Kutalaras? Secara operasional agar lebih terfokus bahasannya, maka rumusan permasalahan dapat disusun melalui bentuk pertanyaan penelitian, sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran rampak kendang di Sanggar Seni Kutalaras? 2. Bagaimana strategi pembelajaran rampak kendang di Sanggar Seni Kutalaras? 3. Bagaimana hasil pembelajaran rampak kendang di Sanggar Seni Kutalaras? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menjawab dan mendeskripsikan tentang proses pembelajaran rampak kendang di Sanggar Seni Kutalaras Ciranjang Cianjur. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menjawab dan mendeskripsikan mengenai : a. Perencanaan pembelajaran rampak kendang di Sanggar Seni Kutalaras. b. Strategi pembelajaran rampak kendang di Sanggar Seni Kutalaras. c. Hasil pembelajaran rampak kendang di Sanggar Seni Kutalaras.

5 D. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, diantaranya adalah : 1. Peneliti Menambah wawasan keilmuan mengenai proses pembelajaran rampak kendang di Sanggar Seni Kutalaras Ciranjang Cianjur 2. Sanggar Seni Kutalaras Ciranjang Cianjur Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu media informasi bagi upaya pembinaan yang lebih baik. 3. Departemen Pendidikan Seni Musik UPI Dijadikan sebagai salah satu referensi bagi mahasiswa Pendidikan Seni Musik bagaimana proses pembelajaran rampak kendang. 4. Masyarakat Diharapkan masyarakat lebih mengetahui eksistensi dan keberadaan Sanggar Seni Kutalaras Ciranjang Cianjur agar bias lebih mengembangkan potensi dari kesenian tersebut.