warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cerminan dari kemajuan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu bidang

BAB I PENDAHULUAN. fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki karakteristik yang membedakan dengan mata pembelajaran lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan dan mampu bersaing dengan bangsa lain, namun mengelola dan

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi jangka panjang manusia guna dapat bersaing pada era

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam keluarga, sekolah, maupun di masyarakat. siswa serta didukung oleh lingkungan belajar mengajar yang kondusif.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu mata pelajaran yang di pelajari di sekolah dasar adalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN Palabatu 1 Melalui Metode Diskusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. perumusan masalah dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. soal matematika apabila terlebih dahulu siswa dapat memahami konsepnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di indonesia merupakan masalah nasional. Meningkatkan mutu. merupakan petunjuk adanya usaha yang dilakukan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Yang terbayang oleh kita saat ini adalah seberapa jauh kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang beradab menganggap pendidikan sebagai suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dimasa sekarang maupun dimasa

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. penerus di mana negara Indonesia harus menghindari sistim pemerintahan yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang diterapkan dalam sistem Pendidikan Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan diberikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan mampu melahirkan generasi muda yang senantiasa berakhlak mulia serta mampu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam menghadapi perkembangan zaman. Susanto (2013: 225) menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangakan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral ini diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sehari-hari, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara. Berdasarkan pendapat yang dijelaskan oleh Susanto, maka Pendidikan Kewarganegaraan lebih menekankan pada aspek afektif siswa. Namun pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan hingga sampai sekarang ini lebih 1

2 banyak mentransfer pengetahuan tanpa disertai dengan internalisasi nilai yang terkandung dalam pengetahuan tersebut. Hal ini diduga karena Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ruang lingkup materi yang cukup luas mulai dari materi sejarah masa lampau, perkembangan sosial, budaya, tata cara hidup bersosial, serta peraturan kenegaraan sehingga tidak disadari hal yang menjadi prioritas dalam tujuan pembelajaran adalah aspek kognitifnya. Kondisi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang masih banyak mentransfer ilmu pengetahuan tanpa menginternalisasi nilai di dalamnya berdampak pada hasil pendidikan Kewarganegaraan. Sampai sekarang ini masih banyak siswa yang belum memiliki sikap-sikap yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan Kewarganegaraaan. Nilai budaya dan karakteristik Indonesia sangat menjunjung tinggi persaudaraan, saling menghormati dan saling menghargai orang lain, sehingga Indonesia dikenal luas dimata dunia sebagai bangsa yang menjunjung tinggi keramahan dan sopan santun. Namun, sekarang ini budaya keramahan dan sopan santun di Indonesia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari generasi muda atau remaja yang cenderung kehilangan etika dan sopan santun terhadap teman sebaya, orang lebih tua, guru bahkan kepada orang tua. Seperti yang terjadi di SD Negeri 2 Karangtengah khususnya siswa kelas V yang kurang memiliki sikap menghargai pendapat orang lain. Sikap siswa kurang menghargai pendapat orang lain kelas V SD Negeri 2 Karangtengah terbukti dengan ditemukan permasalahan yang terjadi di dalam kelas antara lain : (1) Pada saat guru menjelaskan materi atau ada siswa yang

3 sedang berpendapat seharusnya siswa lain mendengarkan dengan seksama agar memahami materi yang sedang dipelajari dan sekaligus menunjukan sikap menghargai orang yang sedang berbicara. Namun, kenyataanya banyak siswa yang tidak memperhatikannya. Masih terlihat siswa yang melamun, dan terlihat asik berbicara dan bermain dengan teman lainnya. (2) Pada saat proses diskusi, ada siswa yang mengutarakan pendapatnya, guru meminta siswa lain untuk menanggapi pendapat tersebut, namun banyak siswa yang hanya memilih untuk diam dan bersikap tidak peduli;(3) Pada saat siswa mengutarakan pendapatnya siswa tidak mengawalinya dengan memberikan sebuah kode atau tanda terlebih dahulu seperti salam atau mengangkat tangan namun siswa langsung berbicara saja;(4) Pada saat proses diskusi, masih ada siswa yang menyela pembicaraan teman atau guru; (5) Terlihat juga masih ada siswa yang kerap menertawakan temannya ketika temannya menjawab pertanyaan dari guru dengan kurang tepat. Elfindri (2012:101) menjelaskan bahwa karakter seseorang yang suka menghargai orang lain terbangun dari sifatnya yang mau memikirkan kepentingan orang lain, memiliki rasa pengakuan atas karya, ide, serta kontribusi orang lain. Orang yang memiliki karakter ini jauh dari sifat egois yang mementingkan diri sendiri, serta dengan tulus suka mengucapkan terimakasih atas jasa dan budi baik orang lain. Selain masalah sikap siswa, masalah lain yang terjadi di kelas V SD N 2 Karangtengah adalah prestasi belajar siswa. Hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 2 Karangtengah menjelaskan bahwa perolehan nilai siswa dalam mata

4 pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan hasil ulangan harian semester II tahun 2015/2016 materi menghargai keputusan bersama, sebagian masih ada yang di bawah KKM. Hal tersebut ditunjukan pada tabel 1.1 di bawah ini: Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran PKn Materi Menghargai Jumlah Siswa Keputusan Bersama di Kelas V SD Negeri 2 Karangtengah Jumlah siswa yang mengikuti ulangan harian Jumlah nilai Rata-rata Tuntas 31 31 1985 64,03 45,16% atau 14 siswa Dilihat dari hasil tabel di atas menunjukan bahwa dari 31 siswa yang megikuti ulangan harian, hanya 14 atau 45,16% siswa yang tuntas belajar dan memenuhi KKM yaitu 70. Rata-rata yang diperoleh siswa juga masih rendah yaitu 64,03. Guru kelas V menjelaskan bahwa rendahnya prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan itu terjadi karena banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai mata pelajaran yang memiliki materi yang cukup luas, Pendidikan Kewarganegaraan tergolong dalam karakteristik pelajaran yang dianggap hafalan. Hal tersebut mengakibatkan tidak sedikit siswa yang merasa kesulitan dalam memahami mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sehingga siswa merasa malas untuk mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan. Dari permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan di atas tentunya memerlukan adanya sebuah penyelesaian, karena apabila dibiarkan terus menerus tentunya akan merusak bangsa Indonesia. Salah satu cara yang dapat dilakukan

5 adalah dengan menggunakan teknik atau model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Guru kelas V menjelaskan bahwa selama ini dalam melakukan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja. Peneliti dan guru berkolaborasi untuk melakukan pembaharuan dalam proses pemebelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas peneliti dan guru kelas V bersepakat akan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan Value Clarification Technique Gejala Kontinum. Sanjaya dalam Taniredja (2012 : 87) menjelaskan bahwa VCT merupakan teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi suatu persoalan melalui proses menganalis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa. VCT dapat membantu siswa dalam mengkaji perasaannya, meningkatkan kesadaran tentang nilai-nilai serta mampu mendorong siswa untuk menerapkan nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui VCT siswa diharapkan dapat memahami materi menghargai keputusan bersama mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta dapat menginternalisasi nilai yang terkandung didalamnya, sehingga sikap menghargai pendapat orang lain dapat tertanam dalam diri siswa dan prestasi belajar siswa juga meningkat. Pada penerapan VCT, peneliti mencoba mengkolaborasikan pelaksanaan VCT dengan menggunakan permainan. Hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran dan tertarik untuk mengikuti proses VCT, sehingga dapat

6 menunjang keberhasilan proses Value Clarification Technique (VCT). Permainan yang akan peneliti gunakan adalah permainan Kisah Angka. Permainan kisah angka bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan dalam kelas serta mengingat kembali materi yang telah diajarkan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Sikap Menghargai Pendapat dan Prestasi Belajar siswa Materi Menghargai Keputusan Bersama melalui VCT Gejala Kontinum di Kelas V SD Negeri 2 Karangtengah. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan sikap menghargai pendapat orang lain dan prestasi belajar siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana VCT Gejala Kontinum dapat meningkatkan sikap menghargai pendapat dan prestasi belajar siswa materi menghargai keputusan bersama di kelas V SD Negeri 2 Karangtengah. Dari rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana VCT Gejala Kontinum dapat meningkatkan sikap menghargai pendapat siswa di kelas V SD Negeri 2 Karangtengah materi menghargai keputusan bersama? 2. Bagaimana VCT Gejala Kontinum dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V SD Negeri 2 Karangtengah materi menghargai keputusan bersama?

7 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Meningkatkan sikap menghargai pendapat kelas V SD Negeri 2 Karangtengah materi menghargai keputusan bersama melalui VCT Gejala Kontinum. 2. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V SD Negeri 2 Karangtengah materi menghargai keputusan bersama melalui VCT Gejala Kontinum. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Manfaat praktis a. Siswa Dengan adanya penelitian tindakan kelas, dapat membantu siswa untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan serta meningkatkan sikap menghargai pendapat orang lain dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa. b. Guru 1) Meningkatkan profesionalitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2) Dengan adanya penelitian tindakan kelas, guru dapat mengetahui teknik pembelajaran yang sesuai sehingga tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

8 c. Sekolah 1) Memberikan kontribusi dalam rangka perbaikan proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembalajaran dengan maksimal. 2) Sebagai bahan perenungan terhadap peningkatan kinerja guru kelas. d. Peneliti Dengan adanya penelitian tindakan kelas, dapat mengaplikasikan gagasan yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta sebagai proses pembelajaran. 2. Manfaat teoritis a. Sebagai acuan untuk mengembangkan teknik-teknik pembelajaran sehingga prestasi yang diperoleh siswa meningkat dan sikap menghargai pendapat orang lain juga meningkat. b. Sebagai acuan untuk melaksankan penelitian selanjutnya.