BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

Bank Syariah PIEw14 1

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara, seperti dalam hal penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap deposito mudharabah. Penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BANK TANPA BUNGA. /

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Bank syariah secara umum bertujuan untuk mendorong dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

Studi Kasus : PT Bank BNI Syariah Malang. Oleh : Maulida Luthfiyah

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya berlandasan Al-Qur an dan As-Sunnah. dilihat dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah.

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan, yaitu: (i) murabahah, (ii) salam dan salam paralel (iii) istishna

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan berkembang dengan begitu pesatnya.

BAB I PENDAHULUAN. syariah diragukan system operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan lembaga Islam di Indonesia termasuk cukup signifikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, dilakukan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti bahwa Islam diperuntukan bagi seluruh umat manusia di muka bumi dan dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman. Dalam konteks Islam, komprehensif berarti Islam mempunyai ajaran yang lengkap dan sempurna (syumul). Islam telah mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, tidak saja aspek spiritual (ibadah murni), tetapi juga aspek muamalah yang meliputi ekonomi, sosial hukum dan sebagainya (Rivai, dkk. 2012: 45). Dilihat dari perkembangan sekarang aspek ekonomi Islam dapat dikatakan cukup pesat, dengan banyak berdirinya lembaga keuangan syariah. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan syariah antara lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari kehidupan ekonominya berlandasan Al-Qur an dan As- Sunnah. Di Indonesia sendiri terdapat dua jenis bank yang ditinjau dari prinsipnya. Yang pertama adalah bank konvensional. Bank Konvensional adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak-pihak kekurangan dana dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Yang kedua adalah bank syariah. Bank Syariah adalah badan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang kekurangan dalam rangka mensejahterakan rakyat dan berdasarkan prinsip-prinsip syariat Islam. 1

Bank konvensional dalam menjalankan aktivitasnya memakai bunga sebagai pendapatan dalam memperoleh keuntungan. Bunga dalam bank konvensional didapat dari pendapatan bank yang disebut interest. Unsur bunga dalam pemberian kredit yang dilakukan bank konvensional berperan sangat penting. Tetapi, tingkat suku bunga yang fluktuatif kadang-kadang menjadi masalah di bank konvensional dalam memberikan atau mengajukan persentase bunga dari pemberian kredit yang dilakukan. Pada tahun 2004, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa No. 1 Tahun 2004 Tentang Hukum Bunga Bank, praktek penggunaan bunga tersebut hukumnya haram, oleh karena itu dalam menjalankan operasinya, bank syariah tidak mengenal konsep bunga dan tidak mengenal peminjaman uang, tetapi yang ada adalah kemitraan/kerjasama (mudharabah dan musyarakah) dengan prinsip bagi hasil. Sehingga dalam operasinya dikenal dengan produk bank syariah antara lain produk dengan prinsip mudharabah dan musyarakah. Prinsip mudharabah dilakukan dengan keuntungan usaha dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian bukan akibat dari kelalaian dari pengelola, pada prinsip mudharabah keseluruhan penyediaan modal dari pihak pertama, pihak lainnya menjadi pengelola. Prinsip musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan risiko ditangggung bersama sesuai dengan kesepakatan. (Sudarsono, 2008:76) Perbedaan mendasar antara bank konvensional dan bank syariah adalah adanya larangan bunga dalam bank syariah sebagaimana sistem bunga yang 2

dianut oleh konvensional sehingga dalam menjalankan kegiatan operasinya, bank syariah menganut sistem bagi hasil. Perbedaan tersebut dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Perbedaan Antara Bunga dan Sistem Bagi Hasil Bunga Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. Sumber: Sudarsono (2008:22) Bagi Hasil Penentuan besarnya rasio/ nisab bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperolehan. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah bahwa Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank dalam melakukan kegiatannya tidak hanya memperhatikan prinsip syariah saja tetapi juga harus memperhatikan ketentuan Bank Indonesia (BI) atas terjadinya usaha 3

yang dilakukan oleh bank. Penetapan ketentuan dari BI bertujuan agar bank sebagai financial intermediary institution melakukan kegiatan usaha pembiayaannya harus selalu dalam keadaan baik. Perbankan Islam yang terkait dengan jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank Syariah dikemas dalam produk-produk yang ada dalam Bank Syariah, diantaranya pembiayaan murabahah, salam, dan istishna. Pembiayaan murabahah, salam dan istishna adalah jasa pembiayaan yang mengambil bentuk transaksi jual beli. Berikut ini data perkembangan pendapatan jual beli dari pembiayaan murabahah dan istishna paralel. Tabel 1.2 Perkembangan Pendapatan Jual Beli PT. Bank Jabar Banten Syariah Periode Triwulan I Tahun 2011-Triwulan II Tahun 2014 (dalam jutaan rupiah) Tahun 2011 2012 2013 2014 Triwulan Pendapatan Jual Beli Margin Murabahah Istisnha Paralel Jumlah I 26.540 990 27.530 II 51.345 1.936 53.281 III 78.713 3.257 81.970 IV 108.667 3.553 112.220 I 33.334 301 33.635 II 64.809 498 65.307 III 101.784 706 102.490 IV 149.790 867 150.657 I 51.724 188 51.912 II 111.147 419 111.566 III 180.869 605 181.474 IV 258.380 775 259.155 I 78.422 161 78.583 II 160.980 249 161.229 Sumber: http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-keuangan/bank/umum-syariah/ Default.aspx, diunduh pada tanggal 26 September 2014 (diolah kembali) 4

Dari tabel diatas, untuk perkembangan pendapatan margin murabahah tiap tahunnya mengalami peningkatan sedangkan pada pendapatan bersih istisnha paralel mengalami penurunan tiap tahunannya. Yang artinya produk pembiayaan murabahah paling banyak digemari oleh para nasabah dibandingkan dengan pembiayaan istisnha paralel. Perbankan syariah memiliki keunggulan yang terletak pada sistem yang berdasarkan pada pinsip bagi hasil (profit and loss sharing) dan berbagai risiko (risk sharing), dalam penelitian ini penulis mengambil bagi hasil tabungan mudharabah tidak secara keseluruhan. Dengan sistem profit loss sharing dan revenue sharing serta adanya ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh bank diharapkan untuk kepuasaan dan transparansi. Sistem profit sharing merupakan perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada laba dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usaha tersebut. Sedangkan revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil yang mendasarkan pada revenue (pendapatan) dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi dengan beban usaha untuk mendapatkan pendapatan usahaa tersebut (Wiyono, 2005:57). Dengan adanya transparansi diharapkan akan semakin meningkatkan kepercayaan nasabah salah satu implementai transparansi dalam operasional bank syariah adalah pembuatan laporan bagi hasil kepada semua deposan secara rutin setiap bulan. Dalam laporan bagi hasil antara lain dilaporkan berapa jumlah pendapatan yang diterima bank dalam satu bulan, yang akhirnya berpengaruh terhadap berapa nominal hasil investasi yang akan diterima. 5

Pengertian pendapatan menurut Antonio (2007:204) adalah kenaikan kotor dalam asset atau penurunan dalam libilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal, perdagangan, dan memberikan jasa atau aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan seperti manajemen investasi terbatas. Berikut ini adalah tabel perkembangan pendapatan jual beli, bagi hasil tabungan mudharabah dan pendapatan operasional dalam periode 4 tahun : Tabel 1.3 Perkembangan Pendapatan Jual Beli, Bagi Hasil Tabungan Mudharabah dan Pendapatan Operasional PT. Bank Jabar Banten Syariah Periode Triwulan I Tahun 2011 Triwulan II Tahun 2014 (dalam jutaan rupiah) Tahun Triwulan 2011 2012 2013 2014 Pendapatan Jual Beli Bagi Hasil Tabungan Mudharabah Pendapatan Operasional I 27.530 818 58.464 II 53.281 1.648 116.102 III 81.970 2.537 182.607 IV 112.220 3.536 285.039 I 33.635 1.076 78.923 II 65.307 2.681 163.328 III 102.490 4.151 251.192 IV 150.657 5.541 370.923 I 51.912 1.283 124.125 II 111.566 2.494 247.197 III 181.474 3.953 380.037 IV 259.155 5.642 528.197 I 78.583 1.856 145.814 II 160.980 3.667 292.926 Sumber: http://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan-keuangan/bank/umum-syariah/ Default.aspx, diunduh pada tanggal 26 September 2014 (diolah kembali) 6

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan pendapatan jual beli (margin murabahah/ istishna paralel) untuk setiap tahunnya mengalami kenaikan yang terus-menerus, dapat dilihat untuk pencapaian pendapatan jual beli tertinggi adalah pada tahun 2013 triwulan 4 sebesar Rp. 259.155.000.000 sedangkan untuk pendapatan terendah adalah adalah pada tahun 2011 triwulan 1 sebesar Rp. 27.530.000.000. Untuk perkembangan bagi hasil tabungan mudharabah pada Bank Jabar Banten Syariah mengalami fluktuatif tetapi cenderung naik setiap triwulannya, untuk bagi hasil tertinggi terlihat pada tahun 2013 triwulan 4 sebesar Rp. 5.642.000.000. Sedangkan untuk bagi hasil terendahnya adalah pada tahun 2011 triwulan 1 sebesar Rp. 818.000.000. Dan untuk perkembangan pendapatan operasional Bank Jabar Banten Syariah tertinggi dilihat pada tahun tahun 2013 triwulan 4 sebesar Rp. 528.197.000.000. Sedangkan untuk pendapatan terendahnya adalah pada tahun 2011 triwulan 1 sebesar Rp. 58.464.000.000. Secara keseluruhan pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, perkembangan pendapatan jual beli, bagi hasil, dan pendapatan operasioanal Bank Jabar Banten Syariah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Yang artinya Bank Jabar Banten Syariah sudah mampu memperoleh keuntungan dari pembiayaan dan kualitas pembiayaan tersebut baik. Semakin tinggi pembiayaan yang diberikan maka semakin tinggi pula porsi nisbah bagi hasil yang akan didapat oleh Bank Jabar Banten Syariah, dengan hasil yang seperti itu maka otomatis tingkat pendapatan Bank Jabar Banten Syariah pun akan meningkat. 7

Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Linda Amalia (2010) menyimpulkan bahwa pendapatan murabahah memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap total pendapatan. Dodit Siswantoro (2006), jurnal ekonomi Universitas Indonesia yang berjudul Analisa Persepsi Pengaruh Pendapatan Bank Syariah terhadap Bagi Hasil Tabungan Mudharabah Pada Bank Syariah A menyimpulkan bahwa terdapat kesesuaian persepsi pengaruh pendapatan bank syariah terhadap bagi hasil tabungan mudharabah yang signifian pada Bank Syariah A. Heny Junudy (2006), meneliti Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Pengeluaran Bagi Hasil Atas Investasi Pada Bank Muamalat Indonesia. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah pendapatan jual beli, pendapatan bagi hasil, simpanan wadiah, simpanan mudharabah. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendapatan jual beli dan pendapatan bagi hasil berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran bagi hasil atas investasi, sedangan simpanan wadiah dan simpanan mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap bagi hasil atas investasi. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan judul Pengaruh Pendapatan Jual Beli dan Bagi Hasil Tabungan Mudharabah terhadap Pendapatan Operasional Pada PT. Bank Jabar Banten Syariah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka masalah yang dapat di identifikasikan dalam penyusunan penelitian ini adalah: 8

1. Bagaimana perkembangan pendapatan jual beli PT. Bank Jabar Banten Syariah periode triwulan I tahun 2011 triwulan II tahun 2014. 2. Bagaimana perkembangan bagi hasil tabungan mudharabah PT. Bank Jabar Banten Syariah periode triwulan I tahun 2011 triwulan II tahun 2014. 3. Bagaimana perkembangan pendapatan operasional PT. Bank Jabar Banten Syariah periode triwulan I tahun 201 triwulan II tahun 2014. 4. Bagaimana pengaruh pendapatan jual beli dan bagi hasil tabungan mudharabah terhadap pendapatan operasional pada PT. Bank Jabar Banten Syariah periode triwulan I tahun 2011 triwulan II tahun 2014, baik secara parsial maupun simultan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang ada hubungannya dengan masalah yang telah di identifikasi diatas. Sehingga dapat dianalisis dan dapat dibuat kesimpulannya sebagai bahan penyusunan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Perkembangan pendapatan jual beli PT. Bank Jabar Banten Syariah periode triwulan I tahun 2011 triwulan II tahun 2014. 2. Perkembangan bagi hasil tabungan mudharabah PT. Bank Jabar Banten Syariah periode triwulan I tahun 2011 triwulan II tahun 2014. 3. Perkembangan pendapatan operasional PT. Bank Jabar Banten Syariah periode triwulan I tahun 2011 triwulan II tahun 2014. 9

4. Pengaruh pendapatan jual beli dan bagi hasil tabungan mudharabah terhadap pendapatan operasional pada PT. Bank Jabar Banten Syariah periode triwulan I tahun 2011 triwulan II tahun 2014, baik secara parsial maupun simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka diharapkan dapat memberikan beberapa kegunaan diantaranya sebagai berikut: 1.4.1 Kegunaan Pengembangan Ilmu Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penting bagi kajian ilmu perbankan terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang perbankan. 1.4.2 Kegunaan Operasional Setelah penelitin ini dilakukan, penulis berharap dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Harapan penulis akan menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan serta informasi mengenai bidang perbankan khususnya masalah bank dalam memperoleh pendapatan. 10

2. Bagi Objek yang diteliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi manajemen bank dalam menjalankan usahanya serta dapat meningkatkan pendapatan bagi hasil, jual beli, dan pendapatan operasional. 3. Masyarakat Umum Bagi masyarakat umum penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pengetahuan baru yang akan dikembangkan lagi dan menambah wawasan masyarakat. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Bank Jabar Banten Syariah. Pengumpulan data dilakukan melalui website Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan website PT. Bank Jabar Banten Syariah (www.bjbsyariah,.co.id) dan sumber literatur elektronik dan cetak lainnya yang relevan. Waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak Surat Keputusan (SK) pada tanggal 25 September 2014 sampai dengan tanggal 25 Januari 2015. 11