BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN KA BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

Tabel 5.1 : Rekapitulasi Program Ruang Depo Lokomotif

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Bab V Konsep Perancangan

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAGIAN LIMA KONSEP PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VII PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG KULIAH SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V PROGRAMMING. Luas (m 2 ) (orang) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) KELOMPOK KEGIATAN MASJID

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Lapas Kelas I A Kedungpane

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB 5 KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Ruang Kapasitas Unit Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 5.1.Program Dasar Perencanaan Program Ruang a. Kelompok Kegiatan Pertandingan

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB VI KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERANCANGAN RELOKASI STADION LEBAK BULUS, JAKARTA

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. 1. Transit Hub

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

BAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN

BAB IV KONSEP. 4.1 Konsep Dasar

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat

Transkripsi:

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan pada teori-teori yang ada maka dapat ditarik kesimpulan bawah lokasi tapak di Stasiun Batu Ceper saat ini dapat dibangun sebuah stasiun baru yang merupakan hasil pengembangan dari stasiun batu ceper merupakan stasiun kecil commuterline di daerah Tangerang. Pengembangan tersebut dalam hal mengakomodasi kegiatan moda transportasi baru yang ada di daerah yaitu Kereta Bandara dan pengembangannya menjadi stasiun sedang. Stasiun ini nantinya akan disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan dari hasil aktifitas penumpang. 5.2 KONSEP DASAR PERANCANGAN 5.2.1. Aspek Fungsional Fungsi dari Stasiun Intermoda di Tangerang adalah sebagai stasiun pemberhentian maupun pemberangkatan moda transportasi berbasis rel di wilayah Batu Ceper, selain itu juga sebagai stasiun transit untuk pergantian moda transportasi lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan di bidang transportasi dalam jangka waktu proyeksi 10 tahun kedepan (2027). 5.2.2. Aspek Kontekstual Wilayah yang menjadi site perancangan Stasiun Intermoda di Tangerang ini terletak pada Kecamatan Poris-plawad, Tangerang yang merupakan lokasi dari stasiun KRL Batu Ceper dan Terminal Poris-plawad serta lokasi proyek pembangunan jalur kereta bandara., faktor aksesbilitas, kondisi fisik dan lingkungan merupakan hal penting yang harus diperhatikan. 5.2.3. Aspek Arsitektural a. Massa Bangunan dan Bentuk Bangunan Bentuk bangunan disesuaikan dengan penekanan desain yang akan diterapkan serta bentuk bangunan juga merupakan hasil dari sebuah eksplorasi desain yang mempertimbangkan berbagai macam hal. Massa bangunan ditata sesuai dengan peruntukan bangunan dan peruntukan moda transportasi serta jalurnya. Massa bangunan juga ditata sesuai dengan keterkaitan hubungan dan fungsi ruangan serta memperhatikan potensi lingkungan yang ada. Zoning untuk massa bangunan disesuaikan secara fungsional. Penerapan Structure for Fasade digunakan dalam hal pembentukan fasad sehingga bangunan dapat dengan mudah dikenali. b. Ketinggian Bangunan - Memperhatikan KLB, KDB, garis sepadan, dan ketinggian bangunan sesuai dengan yang tertulis pada peraturan-peraturan 71

- Memperhatikan hirarki untuk menunjukan bangunan utama dan penunjang - Memperhatikan sistem struktur yang memungkinkan diterapkan c. Sirkulasi Dalam hal pencapaian, pintu utama dari bangunan akan dirancang dengan sifat frontal atau langsung dengan tujuan memudahkan untuk penumpang mengakses bangunan. Untuk konfigurasi jalur menggunakan konfigurasi radial untuk ruang concourse sebagai pusat perpindahan moda dan jalur-jalur lainnya menuju ke tiaptiap stasiun. Hubungan jalur dengan ruang dihubungkan dengan melewati ruang sehingga integrasi setiap ruang dapat dipertahankan dan konfigurasi jalurnya fleksibel. Bentuk ruang sirkulasi vertikal diaplikasikan dengan penggunaan tangga, lift, ram, maupun eskalator. d. Konsep Hi-tech Architecture Perancangan Stasiun Intermoda di Tangerang menerapkan konsep hi-tech architecture dengan penekanan pada ciri transparancy, layering, and movement dan celebration of process. Konsep hi-tech tersebut diterapkan dalam hal pemilihan bahan bangunan, penyusunan elemen-elemen bangunan, fasilitas pergerakan di dalam bangunan, dan penggunaan struktur konstruksi sebagai wujud dari bangunan nantinya. 5.2.4. Aspek Kinerja Aspek kinerja meliputi sistem utilitas yang dirancang dalam desain Stasiun Intermoda di Tangerang. Sistem utilitas ini dipilih berdasarkan standar kebutuhan dan pertimbangan potensi sekitar bangunan. Berikut adalah sistem utilitas yang direncanakan yang mengacu pada bab sebelumnya : - Perangkat Media Informasi Perangkat media informasi yang direncanakan untuk Stasiun Intermoda di Tangerang meliputi media visual, media audio, dan media audio visual. - Instalasi Mekanikal Instalasi mekanikal yang direncanakan untuk Stasiun Intermoda di Tangerang meliputi fasilitas transportasi vertikal berupa eskalator dan lift. Penggunaan eskalator dan lift sebagai fasilitas vertikal merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kenyamanan penumpang di bangunan stasiun. Selain itu, penggunaan transportasi vertikal sebagai bentuk penerapan konsep hi-tech architecture pada bangunan. - Instalasi Elektrikal Sumber energi listrik utama untuk Stasiun Intermoda di Tangerang seluruhnya berasal dari PLN. Listrik dialirkan menuju MDP untuk penstabilan tegangan setelah itu 72

dilanjutkan menuju SDP yang ditempatkan pada beberapa titik di dalam bangunan (ruang panel). Ketika listrik yang berasal dari PLN mati, generator set secara otomatis bekerja untuk mensuplai energi listrik yang dibutuhkan, namun pada umumnya hanya mampu memenuhi kebutuhan listrik sebesar 70% dari keseluruhan. Penggunaan lampu penerangan di stasiun dihitung berdasarkan luas area stasiun dan kekuatan lampu yang distandarkan. - Pendingin Ruangan Untuk mengatur kondisi udara dalam ruangan di stasiun, digunakan dua sistem penghawaan yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Untuk penghawaan buatan dapat menggunakan air conditioner yang disebarkan melalui ducting. - Instalasi Air Pompa air digunakan untuk mengangkat air dari dalam tanah ke permukaan tanah atau menaikkan air ke bak penampungan atau torn yang kemudian di alirkan ke seluruh bangunan dengan menggunakan sistem jaringan air down feet distribution system. Untuk sistem pemipaan air kotor/limbah digunakan dua aliran air kotor yaitu limbah padat yang masuk ke dalam septictank dan limbah cair yang di treatment terlebih dahulu lalu di alirkan ke roil kota. - Instalasi dan Perangkat Pemadam Kebakaran Instalasi pemadam api pada bangunan ini menggunakan peralatan pemadam api instalasi tetap. Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection), yang secara otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam. Terbagi atas dua bagian, yaitu sistem otomatis dan sistem semi otomatis. Sistem perlawanan dan sistem penyelamatan terhadap bahaya kebakaran, yaitu: Dalam upaya untuk melawan bahaya kebakaran digunakan alat seperti fire extinguiser, hydrant box dan hydrant pilar (untuk out door). Sistem penyelamatan terhadap bahaya kebakaran adalah dengan menyediakan pintu darurat dan tangga darurat. - Perangkat Keamanan Untuk perangkat keamanan di dalam bangunan stasiun digunakan perangkat CCTV yang disediakan di tiap ruang yang ada di banguan. Untuk menjamin keamanan terhadap ancaman benda-benda tajam, senjata api dan ancaman bom maka dilengkapi alat-alat keamanan minimum yang terdiri Metal Detector, Walkthrough Detector, dan Inspection Mirror. - Sistem Pengelolaan Sampah Sampah pada bangunan dilakukan secara manual dengan menyediakan tempat sampah pada titik titik tertentu dengan memeberi dua tempat sampah yaitu sampah organic dan sampah anorganik. Setelah itu sampah dikumpulkan ke TPS yang berada 73

di area luar stasiun lalu diangkut ke pembuangan sampah terakhir (TPA) oleh dinas kebersihan. - Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang digunakan yaitu system penangkal petir Franklin. Berupa batang-batang besi runcing yang ditempatkan diatas atap. Kemudian dihubungkan dengan kawat yang berfungsi sebagai penghantar ke dalam tanah. - Sistem Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi yang digunakan pada perancangan Stasiun Intermoda di Tangerang terdapat dua jenis yaitu jaringan internal dan eksternal. Jaringan internal menggunakan intercom dan handy talky, sedangkan jaringan eksternal menggunakan telephone, facsimile, dan telegraph. 5.2.5. Aspek Teknis Dalam perencanaan Stasiun Intermoda di Tangerang, sistem struktur yang akan digunakan adalah grid. Sub structure Untuk sub structure, struktur yang digunakan adalah pondasi tiang pancang dan menggunakan metode konstruksi precast system. Middle structure Untuk middle structure menggunakan struktur grid yang dapat mempermudah dalam perencanaan pembagian ruang. Upper structure Untuk upper structure (rangka atap) menggunakan truss structure, space frame, ataupun grid shell yang nantinya disesuaikan dengan desain. Bahan bangunan yang akan digunakan pada Stasiun Intermoda di Tangerang merupakan jenis bahan bangunan yang dapat memberikan kesan modern namun memperhatikan efek yang ditimbulkan, seperti penggunaan material kaca yang dapat meredam energi panas tanpa mengurangi cahaya yang masuk. 5.2.6. Program Dasar Perancangan Arsitektur Perencanaan arsitektur berkaitan dengan pelaku aktifitas, kegiatan, fasilitas serta kapasitas pada kawasan yang direncanakan yang menentukan program ruang. Rekapitulasi Program Ruang 1. Stasiun Utama : 4.350 m 2 2. Stasiun Commuter Line : 6.463 m 2 3. Stasiun Kereta Bandara : 5.289 m 2 4. Kelompok Kegiatan Service : 728 m 2 5. Parkir : 1.045 m 2 Jumlah : 17.875 m 2 74

Peraturan Lahan Terbangun Koefisien Dasar Banguan : 80% Koefisien Lantai Banguan : 1,2 Luas Tapak : ± 25.330 m 2 75