TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus Klotzsch) R. lignosus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. fenotipik (morfologi) mempunyai morfologi basidiokarp yang beragam.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

JAP PADA TANAMAN KARET

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

PERKEMBANGANJamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus) TANAMAN KARET TRIWULAN IV 2014 di WILAYAH KERJA BBPPTP SURABAYA Oleh : Endang Hidayanti, SP

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Karet. Budidaya Karet

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), klasifikasi jamur C. cassiicola. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi penyakit busuk pangkal batang (Ganodermaspp.) Spesies : Ganoderma spp. (Alexopolus and Mims, 1996).

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur Patogen Sclerotium rolfsii. inang yang sangat luas. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia karet merupakan salah satu

PENDAHULUAN. Cabai merah adalah salah satu komoditas sayuran penting yang banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Belanda, karet telah dijadikan sebagai komoditas unggulan bersama tebu, kopi, teh,

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!

II. TINJAUAN PUSTAKA. Magniliophyta, subdivisi: Angiospermae, kelas: Liliopsida, ordo: Asparagales, famili:

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman ± 150 cm, terutama pada tanah yang subur. Perakaran tanaman kedelai

Created by. Lisa Marianah (Widyaiswara Pertama, BPP Jambi) PEMBUATAN PUPUK BOKASHI MENGGUNAKAN JAMUR Trichoderma sp. SEBAGAI DEKOMPOSER

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang sangat dikenal

I. PENDAHULUAN. memilih bahan pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan. Gaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman sayuran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L.) adalah tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi

TINJAUAN PUSTAKA. akar putih (JAP). Nama ilmiah jamur ini adalah Rigidoporus lignosus (Klotzsch)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit bercak coklat sempit diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sheldon (1904), penyakit layu Fusarium dapat diklasifikasikan

I. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)

PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (PBKo) SECARA PHT UPTD-BPTP DINAS PERKEBUNAN ACEH 2016

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

Trichoderma spp. ENDOFIT AMPUH SEBAGAI AGENS PENGENDALI HAYATI (APH)

PERANAN TRICHODERMA KONINGII DALAM MENGENDALIKAN JAMUR AKAR PADA TANAMAN KAKAO OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Jamur penyebab penyakit pada tanaman krisan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki pasar global, persyaratan produk-produk pertanian ramah

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Indonesia ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

Analisis Sidik Ragam Jumlah Sklerotium S. rolfsii Pada Perlakuan Jenis Ekstrak Pupuk Kandang dan Lama Perendaman umur 1, 2, 3 dan 4 hsi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Uji Antagonis Trichoderma sp. Terhadap Fusarium sp. Secara In Vitro (Metode Dual Kultur)

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang menghasilkan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996), penyakit layu Fusarium dapat diklasifikasikan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Isolasi Cendawan Rizosfer

BAB I PENDAHULUAN. (Mukarlina et al., 2010). Cabai merah (Capsicum annuum L.) menjadi komoditas

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

BAB I PENDAHULUAN. industri masakan dan industri obat-obatan atau jamu. Pada tahun 2004, produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. yang kini mulai ditanam di beberapa daerah dataran tinggi di Indonesia.

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi penyakit C. gloeosporioides (Penz.) Sacc menurut

SEBARAN PENYAKIT AKAR PUTIH BEBERAPA CENDAWAN ANTAGONIS. Oleh A

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

Pengendalian Hayati Penyakit Busuk Pangkal Batang (Ganoderma sp.) Pada Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 1 Persentase penghambatan koloni dan filtrat isolat Streptomyces terhadap pertumbuhan S. rolfsii Isolat Streptomyces spp.

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Patogen serangga adalah mikroorganisme infeksius yang membuat luka atau

TINJAUAN PUSTAKA. Stadium ini ditemukan pada daun daun tua yang sedang membusuk. Jamur ini

Mengenal Penyakit Busuk Batang Vanili. Oleh : Umiati

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

I. PENDAHULUAN. serius karena peranannya cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini

TINJAUAN PUSTAKA. maupun subtropika. Negara penghasil pisang dunia umumnya terletak di daerah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saat ini Indonesia menjadi negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

PENYAKIT TANAMAN KOPI DAN PENGENDALIANNYA Oleh : Abd. Muis, SP

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr.) merupakan komoditas andalan yang sangat

PENGARUH Trichoderma viride dan Pseudomonas fluorescens TERHADAP PERTUMBUHAN Phytophthora palmivora Butl. PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH.

TINJAUAN PUSTAKA. Thrips termasuk ke dalam ordo Thysanoptera yang memiliki ciri khusus, yaitu

TREND PERKEMBANGAN SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KARET DI PROVINSI SUMATERA UTARA

Gambar. Karat Daun Kopi (H. vastatrix)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpotensi sebagai komoditas agribisnis yang dibudidayakan hampir di seluruh

I. PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman pangan utama keempat dunia setelah

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

*

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Penyakit Jamur Akar Putih (Rigidoporus lignosus Klotzsch) Biologi Penyakit Menurut Alexopoulus dan Mims (1979) penyakit Jamur Akar Putih (JAP) R. lignosus dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Basidiomycetes : Polyporales : Polyporaceae : Rigidoporus : Rigidoporus lignosus R. lignosus mamiliki basidiospora bulat, tidak berwarna, dengan garis tengah 2,8-5,0 µm, banyak dibentuk pada tubuh buah yang masih muda. Basidium pendek (buntak), lebih kurang 16 x 4,5-5,0 µm, tidak berwarna, mempunyai empat sterigma (tangkai basidiospora). Diantara basidium-basidium terdapat banyak sistidium yang berbentuk gada, berdinding tipis dan tidak berwarna (Gambar 1) (Semangun, 2008). Gambar 1. Rigidoporus lignosus, B. basidium (a) dengan basidiospora (bs) dan sistidium (s). (Semangun, 2008)

Gejala Serangan Jamur kadang-kadang membentuk badan buah mirip topi berwarna jingga kekuning-kuningan pada pangkal akar tanaman (Gambar 2). Pada serangan berat akar tanaman membusuk, sehingga tanaman mudah tumbang dan mati. Penyakit ini sering dijumpai pada tanaman karet umur 1-5 tahun terutama pada pertanaman yang bersemak, banyak tunggul atau sisa akar tanaman dan pada tanah gembur dan berpasir (Rahayu dan Dina, 2010). Gambar 2. Tubuh Buah R. lignosus Sumber:www.google.com Penyakit JAP dapat menyerang di pembibitan sampai tanaman dewasa. Serangan menyebabkan akar menjadi busuk dan biasanya pada permukaan akar ditumbuhi miselium jamur menyerupai akar rambut tanaman berwarna putih kemudian kuning gading. Gejala ini baru terlihat apabila daerah perakaran dibuka. Gejala luar yang nampak pada pohon terserang, daun berwarna hijau kusam, permukaan daun menelungkup, kuning, layu dan gugur

sehingga tajuk pohon menipis akhirnya pohon menjadi gundul dan mati (DirPerTan, 2001). Gejala pada daun terlihat pucat kuning dan tepi atau ujung daun terlipat ke dalam, kemudian daun gugur dan ujung ranting menjadi mati. Ada kalanya terbentuk daun muda, atau bunga dan buah lebih awal. Pada perakaran tanaman sakit tampak benang-benang jamur berwarna putih dan agak tebal (rizomorf). Penyakit ini dapat mengakibatkan penurunan produksi 20-60% dan menimbulkan kematian pada tanaman karet, sehingga serangan penyakit ini akan berpengaruh negatif pada produksi kebun (Hutagaol dan Meilin, 2000). Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit Faktor-faktor yang mendorong perkembangan JAP yaitu tunggul dan sisa-sisa akar yang tertinggal di area kebun merupakan sumber infeksi, iklim basah dan tanah yang gembur sangat membantu perkembangan JAP. Penyebaran penyakit paling dominan adalah melalui kontak akar yaitu apabila akar sakit bersinggungan dengan akar sehat tersebut akan segera terinfeksi (BPSP, 2008). Tunggul atau sisa akar tanaman karet dan kayu hutan primer merupakan sumber infeksi jamur akar putih yang paling penting pada pertanaman. Di antara tunggul ini terdapat beberapa tunggul yang telah terinfeksi jamur akar putih dan menjadi sumber penularan sangat efektif. Dari tunggul ini jamur akar putih melalui kontak akar menular ke tunggul lain dekatnya dan menjadi sumber infeksi baru. Pada tunggul tersebut jamur membentuk badan buah yang membebaskan banyak spora ke udara dan mendarat ke permukaan tunggul lain (Situmorang, 2004).

Setelah patogen menginfeksi tanaman, perkembangan JAP selanjutnya bergantung pada ph, kandungan bahan-bahan organik, kelembaban dan aerase tanah. R. lignosus dapat tumbuh baik pada kelembaban di atas 90%, kandungan bahan organik tinggi serta aerase yang baik. Apabila kondisi ini sesuai, patogen dapat menjalar sejauh 30 cm dalam waktu 2 minggu (Sinulingga dan Eddy, 1989). Pengendalian Cara pencegahan penyakit jamur akar putih adalah sebagai berikut : Satu meter di sekitar tanaman karet harus bersih dari sisa - sisa akar dan tunggul tanaman lainnya. Sisa akar dan tunggul ini harus dibongkar dan dibakar supaya tidak menjadi sumber penyakit Menanam tanaman penutup tanah minimal satu tahun lebih awal dari penanaman karet. Tanaman yang dianjurkan adalah jenis kacang- kacangan seperti Calopogonium muconoides atau C. caeruleum, Centrosema pubescens, Pueraria javanica. Jenis tanaman ini dapat membantu aktivitas mikroba untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa akar dan tunggul tanaman sehingga dapat menekan perkembangan jamur penyebab penyakit Sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi biakan jamur Trichoderma harzianum yang telah dicampur dengan kompos sebanyak 200 gram perlubang tanam (1 kg T. harzianum dicampur dengan 50 kg kompos/ pupuk kandang) (Yulfahri et al., 2012). Langkah pengendalian yang dilakukan untuk pencegahan dan pengobatan JAP pada tanaman karet adalah: Lakukan pembongkaran dan pemusnahan tunggul sisa akar tanaman pada saat persiapan lahan, karena merupakan tempat tumbuh jamur

Gunakan bibit karet yang sehat dan bebas dari JAP Lakukan perlindungan tanaman di kebun dengan menaburkan belerang (cara kimiawi) di sekitar perakaran tanaman sebanyak 100 200 g/pohon dengan jarak 10 cm dari batang tanaman atau Trichoderma (cara biologis) dengan dosis 100 g/pohon yang dilakukan setiap enam bulan Lakukan pemeliharaan tanaman secara teratur dan rutin agar pertumbuhan karet sehat dan optimum Tidak menanam tanaman yang menjadi inang jamur akar di kebun karet, seperti ubi kayu atau ubi jalar Bila tanaman karet telah terserang JAP, maka pengobatan JAP dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan kimia yang mengandung bahan aktif triadimefon dengan dosis sesuai anjurannya. Lakukan proses pengobatan ini secara berkala hingga tanaman kembali sehat (Prahmono, 2013). Trichoderma sp. Biologi Trichoderma sp. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979) Trichoderma sp. diklasifikasikan dalam : Kingdom Divisio Class Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Deuteromycota : Deuteromycetes : Moniliales : Moniliaceae : Trichoderma : Trichoderma sp.

Beberapa spesies Trichoderma telah dilaporkan sebagai agensia hayati seperti T. harzianum, T. viridae, dan T. koningii yang berspektrum luas pada berbagai tanaman pertanian. Suhu optimum untuk tumbuhnya Trichoderma berbeda-beda setiap spesiesnya. Kisarannya sekitar 7 41 C. Trichoderma yang dikultur dapat bertumbuh cepat pada suhu 25-30 C, namun pada suhu 35 C cendawan ini tidak dapat tumbuh. ph optimum bagi Trichoderma berkisar antara 3-7. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan Trichoderma adalah kelembaban (Wahyudi, 2011). Trichoderma sp. merupakan jamur saprofitik yang dapat hidup dalam tanah, dan serasah kayu mati. Jamur hidup di berbagai tempat, mudah ditemukan, berkembang dengan cepat dan diantaranya mampu membunuh jamur lain. Trichoderma dikenal dengan konidianya yang berwarna hijau dan mengelompok konidiopornya hialin, banyak cabang yang pialid, konidianya bersel satu, bulat telur dan terdapat pada ujung pialid (Basuki dan Aron, 1994). Ciri- ciri spesifik jamur Trichoderma sp. adalah miselium memiliki septat, konidia bercabang banyak, dan ujung percabangannya merupakan sterigma, membentuk konidia bulat atau oval, bewarna hijau terang, berbentuk bola- bola berlendir (Gambar 3) (Fardiaz, 1989). Gambar 3. Mikroskopis Trichoderma sp.

Mekanisme Antagonis Trichoderma sp. Trichoderma sp. adalah jamur saprofit tanah yang secara alami merupakan parasit yang menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas). Jamur Trichoderma sp. dapat menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya sangat cepat dan tidak menjadi penyakit untuk tanaman tingkat tinggi. Trichoderma sp. yang bersifat spesifik target, mengkoloni rhizosfer dengan cepat dan melindungi akar dari serangan jamur patogen, mempercepat pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil produksi tanaman, menjadi keunggulan lain sebagai agens hayati (Purwantisari dan Hastuti, 2009). Trichoderma sp. bertindak sebagai mikoparasit bagi cendawan lain dengan tumbuh mengelilingi miselium patogen. Mikoparasitisme dari Trichoderma sp. merupakan suatu proses yang kompleks dan terdiri dari beberapa tahap dalam menyerang inangnya. Interaksi awal dari Trichoderma sp. yaitu dengan cara hifanya membelok ke arah cendawan inang yang diserangnya (Alfizar et al., 2013). Mekanisme antagonis Trichoderma sp. dapat terjadi melalui 3 cara yaitu persaingan baik ruang maupun nutrisi, antibiosis dengan menghasilkan toksin antara lain Trichodermin dan asam sitrat serta menghasilkan enzim glukanase, dan kitinase yang dapat menghancurkan hifa patogen dan sebagai mikoparasit yang hidup pada tubuh patogen dengan cara melilit hifa dari patogen (Susanna et al., 2010).

Trichodermin Trichodermin adalah suatu anggota dari famili metabolit jamur yang mendapat suatu ikatan kelompok ditandai dengan 12, 13-epoxytrichothecenes. Biasanya sangat beracun untuk hewan dan tumbuhan dan telah dikenal sebagai agen beracun penting secara medis. Trichodermin merupakan suatu penghambat spesifik sintesa protein. Efek trichodermin pada sintesa protein secara in vitro telah diselidiki dalam suatu rangkaian sistem in vitro didasarkan pada retikulum kelinci (Wei et al., 1974). Jamur T. harzianum dalam menekan pertumbuhan patogen mampu memproduksi senyawa racun (antibiotik) berupa trichodermin, trichodermol dan chrysophanol yang dapat menyebabkan lisis pada hifa jamur lain. Trichoderma juga menghasilkan antibiotik yang termasuk kelompok furanon yang dapat menghambat pertumbuhan spora dan hifa mikroba patogen, diidentifikasikan dengan rumus kimia 3-2-hydoxyprophyl- 4-2-hexadienyl)-2-5(5H)-furanon. Trichoderma sp menghasilkan toksin trichodermin. Toksin tersebut dapat menyerang dan menghancurkan propagul yang berisi spora-spora patogen disekitarnya. Jenis Trichoderma viridae menghasilkan antibiotik gliotoksin dan viridin yang dapat melindungi bibit tanaman dari serangan penyakit rebah kecambah (Wahyudi, 2011). Jamur endofit Trichoderma dapat menghasilkan suatu campuran sebagai aktivitas fungisida. Trichodermin merupakan anggota dari famili 4β-aceoxy-12, 13- epoxytrichothecene. Trichodermin dapat menghambat Rhizoctonia solani (Zhao et al., 2009). Untuk identifikasi morfologi biasanya ditumbuhkan pada media OA, PDA, dan SNA selama 7-14 hari pada suhu ruang 20 0 C di tempat

terang. Pengamatan dan pengukuran mikroskopik dibuat dari kaca mikroskop. Untuk menghasilkan metabolit, strain diinokulasi pada media PDA dan diinkubasi selama 10 hari pada suhu 20 0 C di tempat gelap (Chen et al., 2008). Triadimefon Triadimefon disediakan dalam bentuk wettable powder, emulsifiable concentrate, suspensi concentrate yang digunakan pada buah, sayuran, gandum, kopi, tebu, dan gulma. Triadimefon menghasilkan racun mulut akut di laboratorium hewan, tetapi racun kulitnya rendah. Itulah yang menyebabkan iritasi jika mata terkontaminasi. Triadimefon diserap melewati kulit (EPA, 2004). Bahan kimia triadimefon memiliki potensi efek toksik kumulatif yang rendah terhadap tanaman tetapi memiliki efek toksik yang cukup tinggi terhadap manusia sehingga berpengaruh pada kesehatan manusia. Triadimefon termasuk dalam kelompok pestisida yang disebut triazoles (conazoles) dan juga mencakup fungisida propiconazole. Triadimenol merupakan metabolit dari triadimefon yang bersifat toleran terhadap tanaman (Edwards, 2006). Fotodegradasi pestisida sistemik ini memiliki kepentingan besar di bidang pertanian, ekonomi dan lingkungan. Triadimefon dan triadimenol adalah dua fungisida sistemik kuat terhadap penyakit embun tepung dan karat jamur. Triadimenol bersifat metabolit utama pada tanaman dan jamur. Triadimefon dianggap sebagai sebuah molekul bichromophorik yang terdiri dari karbonil non konjugasi dan tergabung dalam kelompok chlorophenoxy. Kelompok chlorophenoxy mampu mentransfer energi dengan cepat. Triadimenol bersifat stabil pada fotodegradasi langsung secara alamiah. Triadimefon dapat dinonaktifkan setelah iradiasi surya (Silva et al., 2001).

Fungisida triazole memiliki unsur senyawa 1,2,4 - triazole, alanin triazole, dan asam asetat triazole. Untuk informasi mengenai mekanisme umum dari toksisitas triazole dan upaya menentukan dosis bahan kimia triazole biasanya dilihat dari kebijakan program pestisida (Edwards, 2006). Gambar 4. Rumus Molekul Triadimefon Sumber: pesticideinfo.org